Home / Fantasi / PENDEKAR Sabda JAGAD / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of PENDEKAR Sabda JAGAD: Chapter 231 - Chapter 240

250 Chapters

Bab 231. GILANG MAHENDRA

"K-kak ... to-tolong selamatkanlah a-anakku.. Namanya Gi-gilang Ma-hendra..! Hkkhs..!" dengan terbata dan susah payah, wanita cantik itu berkata pada Larasati. Lalu wanita cantik itupun hembuskan nafas terakhirnya.Ya, wanita itu adalah Ratri, yang tinggal seorang diri bersama bayi yang dilahirkannya. Dan sudah pasti itu adalah anak dari hasil hubungannya dengan Jalu!Sungguh mengenaskan nasib Ratri. Namun hal yang menambah keharuan Larasati, adalah saat dia melihat wajah Ratri yang nampak tersenyum lega dalam kematiannya itu.Ya, menjelang nyawanya lepas dari raga, bathin Ratri sungguh merasa lega, karena kini anaknya bisa hidup dengan normal di dunia atas sana."Oee..! Oee..ee..!" suara tangisan bayi itu terus terdengar. Dan akhirnya dengan setengah merayap, Larasati berhasil membawa keluar bayi lelaki itu dari celah reruntuhan bangunan.Larasati pun menggendong bayi itu bersamanya, menuju ke area pertarungan semula. Dilihatnya pertarungan Eyang Waranaya, Eyang Cakradewa, dan Baruna
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 232. HALILINTAR DEWA

BLAAAZZTHHKK..!! BLAAAZZTHHKK..!!Hampir bersamaan meluncur turun dari langit, dua bola perisai yang berlainan warna. Perisai Dewa Emas milik Jalu sudah jelas bercahaya kilau keemasan. Sementara Perisai Iblis Kegelapan milik Arya bercahaya hitam berkilapan, yang sekelilingnya diselimuti kobaran api hitam pekat.Ya, keberhasilan Arya menyerap inti power di Alam Inti Kegelapan membuatnya mendapatkan dua kemampuan ilmu baru, yaitu Pukulan Inti Kegelapan dan Perisai Iblis Kegelapan itu. Sunguh dua kemampuan yang mengerikkan..!Dan disamping kedua kemampuan itu, Arya masih memiliki tambahan sesuatu hal yang spesial dari Alam Inti Kegelapan itu. Sebaiknya kita ikuti saja dulu pertarungan ini, untuk mengungkap hal spesial apa lagi yang dimiliki Arya itu.BLASSPH..!! BLASSHHP..!Sosok Jalu dan Arya kini telah berada dalam selubung bola perisai mereka masing-masing. Nampak sepasang mata keduanya telah saling tatap, mencorong penuh intimidasi.Kirana dan juga para pendekar lainnya nampak mengaw
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 233. TERLUKA PARAH

"UEDANN..! Ambyar semuanya..!" sentak takjub dan ngeri Eyang Bardasena.Dia telah menyaksikan ribuan pertarungan selama hidupnya. Namun pertarungan yang sampai menghilangkan sebuah pulau dari pandangan mata, sungguh hal itu baru kali ini di saksikannya."Hahhh..!" seruan kaget dan cemas sontak terdengar dari semua mulut pendekar, yang menyaksikan benturan dahsyat pukulan kedua tokoh muda pamungkas dunia persilatan itu."Ahhh! Mas Jalu..!" seruan penuh kecemasan terdengar dari mulut Kirana.Ya, bagaimana mereka semua tak menjadi cemas dan terkejut secara bersamaan. Karena pulau Garuda saat itu benar-benar tak terlihat seluruhnya, akibat kabut yang demikian pekatnya menyelubungi pulau itu."Huaarrghks..!!" Wesssshhhh..!!Jalu terpental deras sekali ke arah tengah lautan, seraya muntahkan gumpalan darah hitam kental dari mulutnya."Mas Jaluuu..!!" teriak Kirana seraya melesat ke arah sosok Jalu.Para pendekar lain juga baru hendak menyusul Kirana melesat ke arah sosok Jalu, yang terhempas
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 234. PIL DEWA EMAS

Saat senja menjelang malam, barulah kedua sepuh itu keluar dari ruang bawah tanah istana itu. Nampak wajah lelah dan agak pucat terlukis di wajah Eyang Bardasena dan Eyang Waranaya.Kirana segera menghibur kedua sepuh itu, dengan jamuan makan malam yang menyenangkan. Dia sangat paham arti mengalirkan hawa murni, yang sangat menguras energi bathin dan mental itu. Pastinya kedua sepuh itu berada dalam kondisi sangat lelah dan lemas saat itu."Eyang sepuh Bardasena, Eyang sepuh Waranaya. Mari silahkan makan dulu, di meja sudah Kirana siapkan makanan sekadarnya buat Eyang sepuh berdua. Mari," Kirana langsung menyapa dan mempersilahkan kedua sepuh itu untuk makan dan minum.Bahkan Kirana juga tak lupa meletakkan seguci arak pasir kegemaran Eyang Bardasena di sana. Sungguh wanita yang luwes, penuh pengertian, dan mudah sekali disukai oleh para lelaki si Kirana ini."Wah! Ada arak pasirnya juga Kirana?! Hahahaa! Sungguh beruntung Jalu memilikimu Kirana!" Eyang Bardasena sontak berseru riang,
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 235. MENUJU TLATAH BHINEKA

"Ahh! Benarkah bayi ini ditemukan di Istana Pasir Bumi itu Kirana..?! Lalu di mana Ibu dari Gilang Mahendra ini..?!" seru Jalu dengan hati berdebar kencang.Selintas sosok wanita dewasa yang cantik, langsung terbayang di benak Jalu, bibi Ratri!"Iya Mas Jalu. Gilang Mahendra ditemukan dibalik reruntuhan bangunan Istana Pasir Bumi bersama ibunya. Mbak Laras tak menyebutkan namanya pada Kirana. Karena tak ada orang lagi selain Gilang dan ibunya di sana Mas, begitu kata Mbak Laras," sahut Kirana kembali menjelaskan.'Ahh! Bi Ratri! Maafkan Jalu bi. Jalu akan merawat anak kita Gilang Mahendra dengan sebaik-baiknya. Tenanglah kau di alam sana Bi Ratri', seru bathin Jalu merasa trenyuh. Saat dia merasa yakin ibu dari Gilang Mahendra adalah Ratri, dan Gilang Mahendra tak lain dan tak bukan adalah putra kandungnya sendiri!Nampak wajah Jalu muram seketika mendengar kabar mengejutkan itu. Tak terasa matanya beriak basah mengenang kebaikkan Ratri, wanita yang masih tetap cantik di usia paruh ba
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 236. LIMA TAHUN KEMUDIAN

"Yang Mulia Maharaja saat ini sedang kedatangan tamu istimewa Tuan Putri. Seorang pemuda tampan yang hamba sendiri tak tahu darimana dan siapa namanya, Tuan Putri," sahut sang Dayang utusan istana itu."Baiklah Bibi," ucap Ratna, dia pun telah siap menuju istana dalem, dengan diiringi para dayang keputren dan dayang utusan istana itu.Sementara di istana dalem kerajaan Bhineka.Saat itu nampak sang Maharaja Rahadewa Mapangga dan Permaisuri Saraswati Nirmala tengah berbincang dengan seorang pemuda gagah dan tampan.Dari sinar mata sang Maharaja dan sang Permaisuri yang berseri, jelas terlihat keduanya sangat senang dengan pemuda yang menjadi lawan bicaranya itu.Dan pemuda lawan bicara mereka saat itu, tak dinyana dan tak diduga ternyata adalah, Arya!Ya, setelah tiba di kerajaan Bhineka dengan menaiki Garaga, Arya langsung saja terapkan aji 'Perbawa Iblis'nya.Seketika seluruh penjaga gerbang istana hingga kepala pengawal istana, yang bertemu dan bertatap mata dengannya menjadi tunduk
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 237. KEHIDUPAN DAN TAMU SEPUH

"Sudah Ayah. Gilang sudah dulu ya latihan nafasnya. Gilang capek Ayah," keluh bocah lelaki yang ternyata bernama Gilang pada ayahnya."Hahahaa! Ya sudah tak apa Gilang. Tapi kamu harus ingat baik-baik cara menghirup, menahan, mengalirkan, dan melepas udara pernafasannya ya," gelak lelaki gagah, yang mengawasi dan melatih bocah bernama Gilang itu maklum.Ya, siapa lagi lelaki gagah berambut panjang terikat itu kalau bukan Jalu adanya. Hampir setiap pagi menjelang matahari terbit selama setahun ini dia melatih Gilang Mahendra, putranya yang kini telah berusia 5 tahun itu.Dan latihan dasar yang pertamakali diberikan oleh Jalu pada Gilang bukanlah ilmu yang main-main. Jalu tengah menanamkan pada putranya itu, dasar-dasar ilmu Pernafasan Bathara Bayu!Itu adalah hasil pengamatan Jalu sendiri berdasarkan pemahamannya. Bahwa yang terpenting dan paling mendasar untuk membentuk wadah istimewa bagi seorang pendekar, adalah dasar ilmu pernafasan.Karena kendali pernafasanlah, yang akan menjadi
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 238. PERANG KEMBALI MEMANGGIL

"Wahh..! Ada Eyang sepuh datang! Ayo Gilang, Ndira. Salim sama Eyang sepuh," seru terkejut Kirana yang baru keluar dari dalam rumah, saat dia melihat Eyang Bardasena tengah ngobrol bersama Jalu.Spontan Gilang langsung menggandeng Nandira menuju ke arah Eyang Bardasena."Salam Eyang sepuh, aku Gilang," ucap Gilang setelah mencium tangan Eyang Bardasena."Wah..! Sudah besar ya kamu Gilang.! Sudah bisa momong Adik! Hahaha..!" seru Eyang Bardasena tergelak, seraya mengusap-usap kepala Gilang."Pa..? Pa..?" ucap Nandira seraya memegangi belakang kaki Kirana, tangannya menunjuk-nunjuk ke arah Eyang Bardasena dengan wajah agak ketakutan. Karena memang dia belum pernah melihat Eyang Bardasena sama sekali."Hahahaa! Dia sedang bertanya aku siapa Jalu..! Wajahnya mirip sekali denganmu!" seru Eyang Bardasena terbahak gemas. Sementara Nandira malah semakin ketakutan, mendengar suara tawa sepuh itu."Ndira, ini namanya Eyang sepuh Bardasena. Ayo cium tangan Eyang sepuh," ujar Kirana seraya mengge
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 239. PASUKKAN BANTUAN DAN KUNJUNGAN

Glk, glk, glk..! "Cakradewa mengatakan padaku, Tlatah Klikamuka diberi waktu 7 hari oleh pasukkan kerajaan Bhineka, untuk menyerah dan mengosongkan istana Klikamuka. Dan ini sudah hari keempat dari ancaman bedebah Arya itu. Berarti masih tersisa waktu 3 hari lagi sebelum mereka menyerang, Jalu," ujar Eyang Bardasena."Baik Eyang sepuh, Jalu rasa 3 hari waktu yang cukup untuk kita mempersiapkan pasukkan bantuan dari tlatah Pallawa ini. Sebaiknya setelah kita ke markas sekte Rajawali Emas nanti, kita langsung saja pergi ke kerajaan Pallawa Eyang," ujar Jalu tenang.Diam-diam Eyang Bardasenalah kini yang menjadi cemas dengan keselamatan Jalu. Namun dia juga heran, melihat betapa tenangnya Jalu menghadapi duelnya dengan Arya nanti.'Hmm. Pasti Jalu telah meningkatkan kemampuannya, setelah pertarungan terakhirnya dengan Arya 5 tahun lalu', bathin Eyang Bardasena menerka-nerka.Ya, memang tak salah jika Eyang Bardsena berpikir begitu. Karena Jalu kini telah memegang sesuatu yang ampuh pe
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Bab 240. SEKETIKA SIAGA

"Salam hormat Jalu, Gusti Prabu," ucap Jalu ulaskan senyum di wajahnya, seraya mengatupkan kedua tapak tangannya di depan dada.Namun baru saja sang Maharaja hendak mengajak Jalu masuk bersama ke dalam istananya.HUUOOOOONNNKKGHH..!!! Terompet tanda siaga terdengar bergema, dari arah menara perbatasan kotaraja Klikamuka."Awass..! Musuh sudah nampak mendekat ke arah pantai Parican..!" seru seorang prajurit pasukkan penjaga pantai, yang memacu kudanya dengan cepat memasuki kotaraja Klikamuka.Akhirnya sampai juga pembawa kabar dari pasukkan terdepan Klikamuka yang berjaga di pantai Parican. Karena pelabuhan Parican yang berada di wilayah Klikamuka itu merupakan akses masuk, bagi para pendatang, pedagang, serta tamu yang datang dari luar tlatah Klikamuka.Agak berbeda dengan tlatah lainnya yang wilayah pusat kerajaannya berada di tengah-tengah wilayah tlatah. Wilayah Klikamuka merupakan pusat kerajaan di tlatah Klikamuka, yang letaknya berada di garis terdepan dari 5 wilayah kerajaan w
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more
PREV
1
...
202122232425
DMCA.com Protection Status