All Chapters of SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API: Chapter 201 - Chapter 210

214 Chapters

201. PERTEMUAN KAKAK ADIK

Du Fei melepaskan Pedang Naga Api, membiarkannya melayang di atas tubuh Yun Hao. Dengan gerakan cepat, ia menggores telapak tangannya. Darah mengalir dari luka, menetes ke bilah pedang yang menyala."Api Suci, murnikanlah darah ini," Du Fei memejamkan mata, memusatkan energinya.Api keemasan menyelimuti darah yang menetes, mengubahnya menjadi cairan berkilau seperti emas cair. Dengan lembut Du Fei membuka bibir Yun Hao. "Kembali padaku, Adik!" bisiknya, meneteskan cairan dari ujung Pedang Naga Api itu ke mulut Yun Hao.Sedetik dua detik tak ada reaksi apapun, namun di detik ketiga tiba-tiba tubuh Yun Hao menegang seperti busur yang ditarik. Punggungnya melengkung ke atas, matanya terbuka lebar. Dari mulut, hidung, dan telinganya keluar asap hitam dengan suara mendesis— pertanda sihir pemikat sedang dikeluarkan secara paksa."ARGH!" jeritan pertama Yun Hao bergema di seluruh ruangan. Tubuhnya bergetar hebat, warna iris matanya berubah-ubah—dari merah darah perlahan kembali ke warna as
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

202. TUMBAL

"Kau benar," Yun Hao bangkit berdiri, tubuhnya sudah jauh lebih kuat. "Ayo kita pergi. Kuharap mereka masih baik-baik saja."Bersama, dua bersaudara itu melangkah keluar dari istana Kristal Hitam."Apakah kita akan melepaskan kedua siluman itu begitu saja, Kak?" Yun Hao menoleh ke arah istana kristal hitam yang kini tampak suram di bawah cahaya fajar."Untuk saat ini ya," Du Fei mengangguk, pedang naganya berpendar lembut di tangannya. "Siluman Ular Kalajengking terluka parah. Butuh seratus tahun bertapa untuk memulihkan kekuatan yang hilang. Sedangkan Siluman Laba-laba tak bisa berbuat banyak tanpa saudarinya. Gunung ini aman untuk sementara waktu."Yun Hao mengangguk, lalu melempar pandang ke atas dengan ragu. Tebing curam di hadapan mereka tampak mustahil untuk didaki."Bagaimana kita naik ke atas?" Yun Hao mengamati dinding jurang yang nyaris vertikal.Du Fei tersenyum, "Jangan cemas, aku tak akan meninggalkanmu, Adik Yun."Ia meraih pergelangan tangan Yun Hao. Dengan satu lompata
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

203. MENGUNGKAP IDENTITAS DIRI

"Terima kasih, adikku," Xie She Tai Tai berbisik, tangannya mencengkeram jantung Zhi Zhu yang masih berdenyut. "Pengorbananmu tidak akan sia-sia."Tubuh Zhi Zhu bergetar hebat, matanya satu per satu meredup seperti lilin yang dipadamkan. Mulutnya terbuka, menjerit tanpa suara saat Xie She Tai Tai menarik keluar jantungnya dalam satu sentakan kuat.Darah menyembur ke segala arah, membasahi dinding gua dengan warna merah pekat. Tubuh Zhi Zhu melunglai, kaki-kakinya mengerut seperti daun kering.Xie She Tai Tai tidak memakan jantung itu. Sebaliknya, ia mulai merapal mantra dalam bahasa siluman. Jari-jarinya menari di udara, menciptakan simbol-simbol kuno yang bersinar ungu."Jiwa bersatu dengan jiwa, daging bersatu dengan daging," ia menggumamkan mantra. "Berikan kekuatanmu padaku!"Dengan kedua tangannya, ia memegang jantung Zhi Zhu yang masih berdenyut lemah dan perlahan mendekatkannya ke luka menganga di dadanya sendiri. Jantung itu seolah tertarik oleh kekuatan magis, melayang di uda
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

204. MENJADI PEMBELOT

PLAKK!Tamparan keras Jenderal Lo mendarat di pipi A Lung. Suaranya menggema di keheningan hutan, meninggalkan bekas telapak tangan kemerahan di wajah prajurit muda itu."Lancang!" geram Jenderal Lo, matanya menyala-nyala. "Kau telah melanggar sumpah kesetiaan pada kerajaan!"A Lung memegangi pipinya yang panas, matanya berkaca-kaca menahan marah dan malu. Tanpa kata-kata lagi, ia berbalik dan berlari masuk ke dalam hutan lebat, menghilang di balik rimbunnya dedaunan."Biarkan dia pergi!" Chang Kong menghela nafas. "Kalau dia tidak menghormati anggota kerajaan, maka dia tak layak menjadi pasukan khusus istana."Du Fei menatap ke arah menghilangnya A Lung dengan pandangan prihatin. "Kebencian seperti itu tidak lahir begitu saja. Ada yang tidak kita ketahui tentang hubungannya dengan masa lalu ayah kita."Yun Hao mengamati Plakat Naga Emas di tangannya sebelum menyimpannya kembali dengan hati-hati, "Sebaiknya kita segera kembali ke kotaraja. Yang Mulia Yu Ping pasti sudah menunggu kabar
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

205. UPAH SEORANG PENGKHIANAT

Kabut kelabu tiba-tiba muncul dari segala arah, menyelimuti rombongan Du Fei dan Jenderal Lo yang sedang menuruni gunung. Kabut itu tidak wajar—terlalu pekat dan bergerak melawan angin, seperti memiliki kehendak sendiri."Kabut sihir!" Du Fei berseru, berusaha menghalau kabut dengan mengibaskan tangannya, "hati-hati! Tetap bersama!"Akan tetapi kabut sihir tersebut bergerak dengan sangat cepat dan memisahkan mereka. Du Fei merasakan tangan Yun Hao yang menggenggam jubahnya terlepas. "Yun Hao!" teriaknya, tapi suaranya teredam oleh kabut yang seakan menelan segala bunyi."Tetap tenang," bisik Dilong dari dalam pedang. "Kabut ini tidak berbahaya secara langsung. Hanya bermaksud mengacaukan."Du Fei mengangguk, mengatur nafasnya. Dengan pedang naga api sebagai pemandu, ia mulai menyusuri jalan. Kabut sihir ini pasti buatan seseorang—ia mulai menduga penyihir dari Negeri Wu pelakunya.Setelah beberapa saat berjalan mencari kelompoknya kembali, kaki Du Fei tersandung sesuatu. Ia menunduk,
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

206. MENYELAMATKAN ADIK

Du Fei menunduk, memandang tanah yang masih basah oleh darah A Lung. Potongan-potongan tubuh prajurit malang itu masih berserakan, sebagai pengingat keji atas kekejaman orang-orang bangsa Wu. Hutan di sekitarnya hening, seakan menahan nafas menunggu keputusannya."Baiklah," akhirnya Du Fei mengangkat wajah, tatapannya tenang berkesan misterius. "Kita akan melakukan pertukaran. Tapi aku harus memastikan Yun Hao selamat dan tidak terluka sedikitpun."“Dalam posisimu yang lemah, kau tidak memiliki hak untuk memberikan persyaratan padaku, Bodoh!” bentak Panglima Lin disusul tawa Feng Wei, “Cepat berikan Pedang Naga Api atau kau akan melihatnya menjadi serpihan!”Du Fei berusaha menguasai emosi yang nyaris meledak, “Bila kalian mengusik sehelai rambut adikku, aku akan memastikan kalian tak bisa keluar dari hutan ini dengan selamat!” Feng Wei menyeringai, kantong serbuk peledak keemasan masih tergenggam erat di tangannya. Jari-jarinya yang berkuku panjang mengelus permukaan kantong itu, se
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

207. KEMATIAN SANG PENYIHIR

Du Fei dan Yun Hao saling bertukar pandang, merasa ada sesuatu yang tidak beres."Sebentar lagi, Negeri Qi akan berlutut di bawah kakiku!" Feng Wei tertawa terbahak-bahak. "Raja Wu akan memberiku tahta, dan aku akan menjadi penguasa terbesar sepanjang—AAARRRGHHH!"Tiba-tiba pedang itu berubah. Api di dalam kristal meledak keluar, berkobar dahsyat menyelimuti seluruh bilah hingga ke gagang. Tangan Feng Wei yang mencengkeramnya langsung melepuh, kulitnya menghitam dan meleleh seperti lilin."SAKIT! SAKIIIT!" jeritnya, refleks melemparkan pedang itu jauh-jauh.Alih-alih jatuh ke tanah, pedang itu bagai memiliki kehendak sendiri. Melayang di udara, berputar cepat menciptakan lingkaran api, sebelum melesat kembali ke arah Du Fei."KALIAN PENIPU!" Feng Wei menggeram murka, tangannya yang terluka gemetar hebat. Dengan gerakan putus asa, ia meraih kantong serbuk peledak dan melemparkannya ke arah Yun Hao. "MATILAH KALIAN!"Du Fei menjejakkan kaki ke tanah, tubuhnya melayang tinggi menyambut P
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

208. KESEMPATAN KEDUA

Du Fei mengangguk. "Aku mendengar ada air terjun tak jauh dari sini. Air murni dapat menetralisir kekuatan serbuk peledak." Ia berpaling pada Ya Ci, "Kau harus melepas pakaianmu dan membersihkan tubuhmu di air terjun."Pipi Ya Ci memerah, tapi ia mengangguk karena sadar tak ada pilihan lain selain mendengarkan arahan pemuda di hadapannya. Du Fei mengulurkan tangan, dan Ya Ci menyambutnya dengan perasaan jengah. Du Fei membantunya berdiri, memastikan Tabir Api Pelindung tetap menaungi gadis itu."Aku akan menjaga Tabir Api tetap menyelimutimu hingga kita sampai di air terjun," Du Fei menjelaskan lalu berpaling pada adiknya. "Yun Hao, kita akan bertemu di lereng gunung. Tunggu aku di sana!"Yun Hao mengangguk, “Berhati-hatilah kalian!”Du Fei menggandeng tangan Ya Ci, mereka berdua melesat menembus hutan Gunung Huolong. Api keemasan bergerak di atas mereka, melindungi Ya Ci dari sentuhan sinar matahari. Sampai akhirnya, mereka tiba di sebuah air terjun tersembunyi. Air jernih mengalir
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

209. DUA MENJADI SATU

Keheningan hutan menyelubungi Yun Hao yang berjalan sendirian menuruni lereng gunung. Dedaunan kering berderak di bawah langkahnya, menciptakan jejak suara yang menandai perjalanannya. Samar-samar suara binatang malam mulai terdengar—koak-an burung hantu dan dengung serangga—pertanda matahari akan segera tenggelam.Yun Hao mempercepat langkah, berharap segera bertemu dengan rombongan Jenderal Lo yang mungkin telah mendahuluinya. Kedua tangannya mengepal erat, selalu bersiaga bila menangkap adanya gerakan mencurigakan.Mendadak, udara berubah. Hawa dingin menyergap hingga menembus tulang. Suhu turun drastis dalam sekejap, membuat nafasnya mengepulkan asap seperti berada di puncak Gunung Kunlun saat musim salju. Daun-daun di sekitarnya bergetar dan berguguran, padahal tidak ada angin yang berhembus."Siluman," gumam Yun Hao, instingnya meneriakkan adanya bahaya yang mendekat.Tepat saat itu, bayangan hitam pekat melesat dari arah belakang. Bayangan itu terbang melayang, menyapu udara di
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

210. BERTARUH NYAWA

Xie She Tai Tai mendekati Yun Hao yang terdesak. Delapan kaki laba-labanya merayap dengan gerakan menjijikkan, sementara ekor ularnya terangkat tinggi, siap menyerang. Yun Hao mundur hingga punggungnya menyentuh tebing curam. Tak ada jalan keluar."Sudah waktunya kita pergi, Suamiku," siluman itu mendesis. "Ada banyak hal menyenangkan yang akan kita lakukan."Tepat saat cakar Xie She Tai Tai nyaris mencengkeram Yun Hao, suara keras terdengar dari kejauhan."Serang!"Belasan anak panah berujung perak melesat dari balik pepohonan, menghujani tubuh Xie She Tai Tai. Siluman itu menjerit, beberapa anak panah tertancap di tubuhnya, mengeluarkan asap kehitaman.Jenderal Lo muncul dengan pedang terhunus, diikuti Chang Kong dan pasukan khusus kerajaan. "Yun Hao, menjauh dari makhluk itu!""Manusia-manusia pengganggu!" Xie She Tai Tai mendesis murka. Tubuhnya berputar, ekor ular dan kaki laba-labanya menciptakan badai serangan mematikan.Chang Kong bergerak cepat, tubuh tuanya menampakkan kemam
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more
PREV
1
...
171819202122
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status