Home / Urban / Pembalasan Tuan Muda Terkuat / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Pembalasan Tuan Muda Terkuat: Chapter 191 - Chapter 200

506 Chapters

Bab 191 - Kembalinya Grandmaster Keluarga Shaw

"Jeremy, kumohon selamatkan aku," pintanya putus asa. "Atau hidupku akan tamat."Seluruh tubuh Jeremy bergetar menahan emosi. Wajahnya memerah saat ia menendang Stanley menjauh."Stanley Warren!" raungnya murka. "Aku pernah menganggapmu sahabat, tapi apa yang kau lakukan padaku? Kau menendangku saat aku terjatuh! Dasar brengsek!"Semua amarah yang selama ini ia pendam akhirnya meledak. Jika bukan karena Ryan, bisnis yang ia bangun selama bertahun-tahun pasti sudah hancur hari ini. Dan pria yang kini merangkak memohon di kakinya adalah salah satu yang berniat menghancurkannya!Stanley masih hendak membela diri, namun Jeremy memotongnya tajam. "Mulai hari ini, kita tak ada hubungan apa-apa lagi. Seseorang akan datang mengurus perhitungan denganmu nanti!"Dengan itu, Jeremy berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Stanley terduduk sendirian dipenuhi penyesalan dan ketakutan.Tepat saat Stanley hendak membuka mu
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 192 - Rencana Ryan Pada Perusahaan

Brandon menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. "Grandmaster Maxim," ujarnya cepat, "keluarga Sterling kami telah menyelidiki masalah ini selama beberapa hari terakhir. Kami bahkan menggunakan koneksi di kepolisian Kota Golden River, tapi anehnya semua bukti tentang hari itu seolah lenyap. Ini menunjukkan bahwa pembunuhnya pastilah memiliki dukungan kuat..." "BRAK!" Maxim Shaw menggebrak meja dengan amarah yang meledak, menghancurkan meja kayu kokoh itu dalam sekejap. Piring-piring berisi makanan mewah berhamburan ke lantai dengan suara berisik. "Brandon Sterling!" raungnya murka. "Aku tidak butuh alasanmu! Aku hanya ingin tahu nama pembunuhnya!" Maxim Shaw bangkit berdiri, tatapannya yang tajam menusuk Brandon Sterling. Pesan tersiratnya jelas–ika Brandon tidak memberikan jawaban yang memuaskan, nyawanya akan melayang. Kaki Brandon gemetar hebat. Meski ia sendiri seorang praktisi bela diri, ia tahu betul bahwa levelnya tak sebanding dengan Maxim Shaw. Dengan
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 193 - Rencana Ryan Pada Perusahaan (II)

Ruang pertemuan diliputi keheningan. Para peserta rapat terpaku menatap dokumen di hadapan mereka, berusaha mencerna informasi yang baru saja mereka terima. Setelah beberapa saat yang terasa seperti selamanya, salah seorang dari mereka akhirnya bersuara, "Ini pasti palsu, kan? Mana mungkin ada produk seperti ini di dunia nyata?" "Saya lulusan universitas ternama," timpal yang lain, "tapi belum pernah mendengar obat yang bisa memperpanjang umur..." "Kalau produk seperti ini benar ada, perusahaan farmasi internasional pasti sudah mengembangkannya sejak dulu." Bisik-bisik keraguan mulai memenuhi ruangan hingga sebuah suara tegas memecah keributan. "Produk ini nyata." Jeremy Blackwood berdiri, tatapannya tajam dan penuh keyakinan. "Saya berani menjaminnya dengan nyawa saya sendiri." Matanya tak lepas dari dokumen tentang Pil Panjang Umur Dasar dan Lotion Awet Muda Dasar yang tergeletak di meja. Ia tahu betul kekuatan Ryan–pemuda itu telah menyelamatkannya dari ambang kematian, meny
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 194 - Permintaan Tolong Bibi Sandra

Ryan masih berdiri di balkon, menikmati hembusan angin malam sambil merokok. Pikirannya melayang pada ciuman Rindy yang masih terasa hangat di bibirnya. Namun sebelum ia sempat mencerna apa yang baru saja terjadi, suara Adel memecah keheningan. "Aku sudah selesai. Siapa yang akan mandi selanjutnya?" Ryan menoleh, mendapati Adel berdiri di ambang pintu balkon dengan rambut basah dan mengenakan piyama tidur bermotif bunga. Aroma sampo yang segar menguar dari tubuhnya. Dengan gerakan ringan, Adel melangkah menuju kamar Rindy dan mengetuk pintunya pelan. "Rindy, kau mau mandi sekarang?" "Aku... aku sedang tidak enak badan," jawab Rindy dari dalam kamar, suaranya terdengar serak dan bergetar. "Nanti saja." Adel mengerutkan kening mendengar nada suara Rindy yang tidak biasa, namun memutuskan untuk tidak mendesaknya. Ia berpaling pada Ryan yang masih berdiri di balkon. "Sepertinya giliranmu," ujarnya sambil tersenyum jahil. "Jangan lupa siapkan air panas untuk Rindy nanti." Rya
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 195 - Menerobos Masuk Kampus

Tak lama kemudian, taksi mereka tiba di gerbang Universitas Golden River. Meski hari sudah larut, kampus masih terang benderang. Teriakan-teriakan sayup terdengar dari dalam area kampus. Enam atau tujuh petugas keamanan berjaga di pintu masuk, menghalangi siapa pun yang hendak masuk. Begitu melihat Ryan dan Adel mendekat, mereka langsung menghadang. "Tunjukkan kartu identitas mahasiswa kalian!" Adel mencoba pendekatan diplomatis. Dengan senyum manis, ia berkata, "Paman, kami tidak membawa kartu pelajar. Tolong buat pengecualian. Asrama akan segera ditutup, dan poin kami akan dikurangi. Lihat saja kami. Kami jelas-jelas mahasiswa di sini." Jika di waktu lain, para penjaga keamanan kampus pasti akan membuat pengecualian. Namun, ada sesuatu yang besar terjadi di dalam saat ini, dan pihak administrasi kampus telah memberi mereka perintah agar tidak ada orang luar yang diizinkan masuk. Oleh karena itu, kali ini mereka bersikap lebih ketat dari biasanya.. "Tidak! Kalian tidak
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 196 - Keangkuhan Brat Pitt

"Wong Ren," si pemuda mencibir, "kukira kau memanggil bala bantuan, tapi ternyata kau malah menarik mereka berdua keluar dari panti jompo." Wong Ren berusaha bangkit, amarah membakar dadanya, namun Bibi Sandra menahannya erat. "Brat Pitt, jangan berani-berani memarahi orang tuaku!" Ya, pemuda sombong itu adalah Brat Pitt. Bagi Wong Ren, penghinaan terhadap dirinya masih bisa ia terima, tapi tidak ada yang boleh menghina orang tuanya. Jika bukan karena kerja keras mereka yang membanting tulang dari pagi hingga malam, ia tak akan pernah bisa menginjakkan kaki di universitas bergengsi ini. Namun hari ini, Universitas Negeri Golden River telah menghancurkan kepercayaannya. Para pejabat kampus yang seharusnya menjunjung martabat pendidikan justru berlutut menjilat di hadapan Brat Pitt. Brat Pitt melangkah maju dengan angkuh, membuat Paman Wong mengacungkan tongkatnya dengan waspada. "Jangan mendekat! Aku sudah menelepon polisi. Jika kau menyentuh istri dan anakku, aku akan menyeretm
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 197 - Karma Yang Mengerikan

Ryan melirik ketiga orang yang tergeletak di tanah sebelum bergegas membantu Paman Wong dan Bibi Sandra berdiri. Ia menghela napas lega mendapati kedua tetua itu tidak terluka parah. Dengan hati-hati, ia membantu Wong Ren ke samping. "Wong Ren, bagaimana keadaanmu?" tanyanya, nada suaranya dipenuhi kekhawatiran. Wong Ren menatap Ryan dengan tatapan kosong sejenak sebelum matanya melebar penuh keterkejutan. "Kak Ryan! Kamu... sudah kembali?" Ryan mengangguk singkat, namun perhatiannya segera tertuju pada kondisi mengenaskan Wong Ren—tangan yang patah, wajah yang penuh memar, dan tubuh yang berlumuran darah. Hatinya sakit membayangkan apa yang akan terjadi jika ia terlambat datang. Jika kedua tangan Wong Ren lumpuh, seluruh kerja kerasnya selama sepuluh tahun terakhir akan sia-sia begitu saja. Ryan sangat memahami rasa putus asa seperti itu—ia pernah mengalaminya sendiri. Dan kini, melihat para pejabat kampus yang seharusnya menjadi pendidik justru membiarkan hal ini terjadi.
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 198 - Karma Yang Mengerikan (II)

Tatapan Ryan beralih pada Brat Pitt yang memucat. Tanpa pikir panjang, pemuda sombong itu mendorong wanita dalam pelukannya ke depan sebagai tameng. Ryan menatap wanita itu dingin. Meski cantik, ia tak sebanding dengan Adel. "Enyahlah!" Satu tamparan dengan punggung tangan membuat wanita itu tersungkur, darah mengalir dari sudut bibirnya. "Kau... Kau benar-benar menampar seorang wanita?" "Apakah kau percaya bahwa aku berani membunuh seorang wanita juga?!" Ryan mencibir. Mata wanita itu dipenuhi ketakutan. Ryan melangkah mendekat, suaranya dingin dan mengancam. "Biar aku tanya satu hal. Apakah temanku melecehkan atau tidak? Kalau kau berani berbohong, aku akan mematahkan lehermu sekarang juga!" Wanita itu melirik Brat Pitt yang telah mundur menjauh, menyadari betapa pengecutnya pria itu. Dengan tubuh gemetar, ia berlutut dan mengaku, "Tidak... Tidak, Tuan Muda Brat-lah yang memintaku untuk memfitnah Wong Ren..." "PAK!" Tamparan keras mendarat di wajah wanita itu, membuatnya m
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 199 - Aliansi Tak Terduga

Wong Ren adalah satu-satunya harapan Bibi Sandra dan Paman Wong. Jika sesuatu terjadi padanya, seluruh keluarga akan hancur. Para penonton yang menyaksikan perubahan sikap Rhodes Pitt mulai berbisik-bisik ketakutan. Jelas pemuda di hadapan mereka ini jauh lebih mengerikan dari yang mereka bayangkan. Setelah Brat Pitt pingsan, Ryan mengabaikannya dan menghubungi Lindsay. Ia lalu menghampiri Wong Ren yang masih terpaku. "Kak Ryan, kamu..." Ryan tersenyum hangat dan meraih tangan Wong Ren yang terluka. "Ini akan sedikit menyakitkan. Bersabarlah." Dengan gerakan lembut namun pasti, Ryan membalikkan pergelangan tangan Wong Ren, membetulkan tulang yang terkilir. Bersamaan dengan itu, ia mengalirkan energi qi ke tangan Wong Ren. Energi hangat menyelimuti area yang terluka, meredakan rasa sakit dan memulihkan fungsi tangan secara bertahap. Wong Ren bahkan bisa menggerakkan jarinya sedikit. "Aku akan meresepkan obat untukmu," ujar Ryan. "Minumlah obat tersebut selama beberapa hari
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 200 - Rencana Jahat

Hobbs West mengangguk. Inilah hasil yang diinginkannya. "Aku dengar kau akan menantangnya berduel?" tanya Hobbs West. "Ya, sepertinya hanya itu cara menghadapinya secara terbuka." "Aku punya rencana lebih baik," mata Hobbs West berkilat penuh niat membunuh. "Aku tahu dia tinggal di kompleks apartemen Grand City dengan dua wanita. Bagaimana kalau kita menculik salah satu dari mereka?" "Itu akan memaksanya keluar. Kita bisa menguji kekuatannya, sekaligus menyiksanya. Membunuhnya dalam duel terlalu mudah. Dia harus mati dengan kejam!" Hobbs West menyeringai. "Keluarga West akan mengirim tiga praktisi bela diri." "Bagus!" Maxim Shaw mengangguk setelah berpikir sejenak. "Aku akan mengirim empat murid terkuatku. Mari kita lihat bagaimana dia bertarung!" ** Tengah malam telah lewat saat Ryan dan Adel meninggalkan Universitas Golden River. Meski Ryan telah merawat tangan Wong Ren, Bibi Sandra masih khawatir dan membawanya ke Rumah Sakit Ortopedi kota Golden River untuk pemeriksaan le
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
51
DMCA.com Protection Status