Beranda / Urban / Pembalasan Tuan Muda Terkuat / Bab 194 - Permintaan Tolong Bibi Sandra

Share

Bab 194 - Permintaan Tolong Bibi Sandra

Penulis: Rianoir
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-02 12:19:03
Ryan masih berdiri di balkon, menikmati hembusan angin malam sambil merokok.

Pikirannya melayang pada ciuman Rindy yang masih terasa hangat di bibirnya.

Namun sebelum ia sempat mencerna apa yang baru saja terjadi, suara Adel memecah keheningan.

"Aku sudah selesai. Siapa yang akan mandi selanjutnya?"

Ryan menoleh, mendapati Adel berdiri di ambang pintu balkon dengan rambut basah dan mengenakan piyama tidur bermotif bunga.

Aroma sampo yang segar menguar dari tubuhnya.

Dengan gerakan ringan, Adel melangkah menuju kamar Rindy dan mengetuk pintunya pelan. "Rindy, kau mau mandi sekarang?"

"Aku... aku sedang tidak enak badan," jawab Rindy dari dalam kamar, suaranya terdengar serak dan bergetar. "Nanti saja."

Adel mengerutkan kening mendengar nada suara Rindy yang tidak biasa, namun memutuskan untuk tidak mendesaknya.

Ia berpaling pada Ryan yang masih berdiri di balkon.

"Sepertinya giliranmu," ujarnya sambil tersenyum jahil. "Jangan lupa siapkan air panas untuk Rindy nanti."

Rya
Rianoir

Terima Kasih Kak Ahmad, Kak Andi, dan Kak Pengunjung7102 atas dukungan Gem-nya (⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠) Dengan ini, telah genap 5 Gem, yang artinya ada 1 Bab bonus lagi (⁠≧⁠▽⁠≦⁠) Akumulasi Gem Bab Bonus: 02-10-2024 (siang): 0 Gem (reset) Bab Bonus Gem: 1/3 Bab Bab Bonus View hari ini: 0/2 Bab Bab bonus View besok: 2 Selamat Membaca (⁠◠⁠‿⁠・⁠)⁠—⁠☆

| 12
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Andi Base
terputus lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 195 - Menerobos Masuk Kampus

    Tak lama kemudian, taksi mereka tiba di gerbang Universitas Golden River. Meski hari sudah larut, kampus masih terang benderang. Teriakan-teriakan sayup terdengar dari dalam area kampus. Enam atau tujuh petugas keamanan berjaga di pintu masuk, menghalangi siapa pun yang hendak masuk. Begitu melihat Ryan dan Adel mendekat, mereka langsung menghadang. "Tunjukkan kartu identitas mahasiswa kalian!" Adel mencoba pendekatan diplomatis. Dengan senyum manis, ia berkata, "Paman, kami tidak membawa kartu pelajar. Tolong buat pengecualian. Asrama akan segera ditutup, dan poin kami akan dikurangi. Lihat saja kami. Kami jelas-jelas mahasiswa di sini." Jika di waktu lain, para penjaga keamanan kampus pasti akan membuat pengecualian. Namun, ada sesuatu yang besar terjadi di dalam saat ini, dan pihak administrasi kampus telah memberi mereka perintah agar tidak ada orang luar yang diizinkan masuk. Oleh karena itu, kali ini mereka bersikap lebih ketat dari biasanya.. "Tidak! Kalian tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 196 - Keangkuhan Brat Pitt

    "Wong Ren," si pemuda mencibir, "kukira kau memanggil bala bantuan, tapi ternyata kau malah menarik mereka berdua keluar dari panti jompo." Wong Ren berusaha bangkit, amarah membakar dadanya, namun Bibi Sandra menahannya erat. "Brat Pitt, jangan berani-berani memarahi orang tuaku!" Ya, pemuda sombong itu adalah Brat Pitt. Bagi Wong Ren, penghinaan terhadap dirinya masih bisa ia terima, tapi tidak ada yang boleh menghina orang tuanya. Jika bukan karena kerja keras mereka yang membanting tulang dari pagi hingga malam, ia tak akan pernah bisa menginjakkan kaki di universitas bergengsi ini. Namun hari ini, Universitas Negeri Golden River telah menghancurkan kepercayaannya. Para pejabat kampus yang seharusnya menjunjung martabat pendidikan justru berlutut menjilat di hadapan Brat Pitt. Brat Pitt melangkah maju dengan angkuh, membuat Paman Wong mengacungkan tongkatnya dengan waspada. "Jangan mendekat! Aku sudah menelepon polisi. Jika kau menyentuh istri dan anakku, aku akan menyeretm

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 197 - Karma Yang Mengerikan

    Ryan melirik ketiga orang yang tergeletak di tanah sebelum bergegas membantu Paman Wong dan Bibi Sandra berdiri. Ia menghela napas lega mendapati kedua tetua itu tidak terluka parah. Dengan hati-hati, ia membantu Wong Ren ke samping. "Wong Ren, bagaimana keadaanmu?" tanyanya, nada suaranya dipenuhi kekhawatiran. Wong Ren menatap Ryan dengan tatapan kosong sejenak sebelum matanya melebar penuh keterkejutan. "Kak Ryan! Kamu... sudah kembali?" Ryan mengangguk singkat, namun perhatiannya segera tertuju pada kondisi mengenaskan Wong Ren—tangan yang patah, wajah yang penuh memar, dan tubuh yang berlumuran darah. Hatinya sakit membayangkan apa yang akan terjadi jika ia terlambat datang. Jika kedua tangan Wong Ren lumpuh, seluruh kerja kerasnya selama sepuluh tahun terakhir akan sia-sia begitu saja. Ryan sangat memahami rasa putus asa seperti itu—ia pernah mengalaminya sendiri. Dan kini, melihat para pejabat kampus yang seharusnya menjadi pendidik justru membiarkan hal ini terjadi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 198 - Karma Yang Mengerikan (II)

    Tatapan Ryan beralih pada Brat Pitt yang memucat. Tanpa pikir panjang, pemuda sombong itu mendorong wanita dalam pelukannya ke depan sebagai tameng. Ryan menatap wanita itu dingin. Meski cantik, ia tak sebanding dengan Adel. "Enyahlah!" Satu tamparan dengan punggung tangan membuat wanita itu tersungkur, darah mengalir dari sudut bibirnya. "Kau... Kau benar-benar menampar seorang wanita?" "Apakah kau percaya bahwa aku berani membunuh seorang wanita juga?!" Ryan mencibir. Mata wanita itu dipenuhi ketakutan. Ryan melangkah mendekat, suaranya dingin dan mengancam. "Biar aku tanya satu hal. Apakah temanku melecehkan atau tidak? Kalau kau berani berbohong, aku akan mematahkan lehermu sekarang juga!" Wanita itu melirik Brat Pitt yang telah mundur menjauh, menyadari betapa pengecutnya pria itu. Dengan tubuh gemetar, ia berlutut dan mengaku, "Tidak... Tidak, Tuan Muda Brat-lah yang memintaku untuk memfitnah Wong Ren..." "PAK!" Tamparan keras mendarat di wajah wanita itu, membuatnya m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 199 - Aliansi Tak Terduga

    Wong Ren adalah satu-satunya harapan Bibi Sandra dan Paman Wong. Jika sesuatu terjadi padanya, seluruh keluarga akan hancur. Para penonton yang menyaksikan perubahan sikap Rhodes Pitt mulai berbisik-bisik ketakutan. Jelas pemuda di hadapan mereka ini jauh lebih mengerikan dari yang mereka bayangkan. Setelah Brat Pitt pingsan, Ryan mengabaikannya dan menghubungi Lindsay. Ia lalu menghampiri Wong Ren yang masih terpaku. "Kak Ryan, kamu..." Ryan tersenyum hangat dan meraih tangan Wong Ren yang terluka. "Ini akan sedikit menyakitkan. Bersabarlah." Dengan gerakan lembut namun pasti, Ryan membalikkan pergelangan tangan Wong Ren, membetulkan tulang yang terkilir. Bersamaan dengan itu, ia mengalirkan energi qi ke tangan Wong Ren. Energi hangat menyelimuti area yang terluka, meredakan rasa sakit dan memulihkan fungsi tangan secara bertahap. Wong Ren bahkan bisa menggerakkan jarinya sedikit. "Aku akan meresepkan obat untukmu," ujar Ryan. "Minumlah obat tersebut selama beberapa hari

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 200 - Rencana Jahat

    Hobbs West mengangguk. Inilah hasil yang diinginkannya. "Aku dengar kau akan menantangnya berduel?" tanya Hobbs West. "Ya, sepertinya hanya itu cara menghadapinya secara terbuka." "Aku punya rencana lebih baik," mata Hobbs West berkilat penuh niat membunuh. "Aku tahu dia tinggal di kompleks apartemen Grand City dengan dua wanita. Bagaimana kalau kita menculik salah satu dari mereka?" "Itu akan memaksanya keluar. Kita bisa menguji kekuatannya, sekaligus menyiksanya. Membunuhnya dalam duel terlalu mudah. Dia harus mati dengan kejam!" Hobbs West menyeringai. "Keluarga West akan mengirim tiga praktisi bela diri." "Bagus!" Maxim Shaw mengangguk setelah berpikir sejenak. "Aku akan mengirim empat murid terkuatku. Mari kita lihat bagaimana dia bertarung!" ** Tengah malam telah lewat saat Ryan dan Adel meninggalkan Universitas Golden River. Meski Ryan telah merawat tangan Wong Ren, Bibi Sandra masih khawatir dan membawanya ke Rumah Sakit Ortopedi kota Golden River untuk pemeriksaan le

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 201 - Diculik

    "Bukan apa-apa," Rindy berusaha tertawa, namun tawanya terdengar hambar. "Mataku hanya kering karena terlalu lama di balkon semalam." Ryan, yang baru keluar dari kamarnya, menangkap kebohongan dalam suara Rindy. Namun sebelum ia sempat berkomentar, gadis itu sudah melesat ke kamarnya. "Aku sedang tidak enak badan," ujar Rindy dari balik pintu. "Hari ini aku tidak ke Golden Dragon Group. Akan kususun rencana pengembangan dan operasi perusahaan dari sini saja. Nanti bisa kubahas dengan Adel." Ryan mengangguk meski Rindy tak bisa melihatnya. "Baiklah," jawabnya singkat. Dengan adanya Adel dan bantuan dari Jeremy, serta produk-produk unggulan mereka, ia yakin Golden Dragon Group akan berkembang pesat. Pukul delapan pagi, Ryan dan Adel meninggalkan apartemen dengan tujuan berbeda. Adel menuju Golden Dragon Group, sementara Ryan bergegas ke Universitas Negeri Golden River untuk menemui Wong Ren. Di dalam tasnya, Ryan telah menyiapkan panduan kultivasi khusus yang ia tulis sendiri—t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 202 - Kemarahan Ryan 

    Dengan susah payah Ryan memaksa dirinya tetap tenang. "Apakah Keluarga Snowfield yang melakukannya?" Setidaknya, jika pelakunya Keluarga Snowfield, Rindy masih relatif aman. Tidak mungkin keluarganya sendiri akan menyakitinya secara fisik. "Sepertinya bukan, Ketua Guild," jawab Lancelot serius. "Keluarga Snowfield tidak memiliki praktisi bela diri sekuat itu di Kota Golden River. Dari luka-luka yang diderita anak buah saya... ini pasti ulah lebih dari satu orang grandmaster." "Ketua Guild, ini semua salah saya! Saya siap menerima semua hukuman!" "Aku tidak peduli siapa yang salah, Lancelot!" bentak Ryan. "Cari dia! Dan kirim mobil untuk menjemputku di Universitas Negeri Golden River sekarang juga!" "Sudah saya persiapkan, Ketua Guild. Kendaraannya akan tiba di gerbang timur dalam 30 detik." Ryan langsung memutus sambungan. Tanpa basa-basi, ia melompat turun dari atap, mengagetkan Wong Ren yang masih berdiri di sana. "Kak Ryan, kamu—" Sebelum Wong Ren sempat menyelesaikan kalim

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03

Bab terbaru

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 605 - Memberi Pelajaran Ferdinand Jorge (II)

    Dari segi kekuatan murni, Ryan memang kalah dari dua praktisi bela diri senior Keluarga Jorge. Tapi dalam hal kecepatan, ia unggul jauh!Ryan melesat melewati serangan Xin Jorge dan wanita tua, dalam sekejap mencapai Ferdinand Jorge.Ekspresi mereka berubah panik. Mereka berusaha menghentikan Ryan namun terlambat!Di tengah tatapan terkejut semua orang, Ryan mencengkeram pergelangan tangan Ferdinand Jorge. Dengan kekuatan mengerikan, diiringi raungan naga yang menggelegar, ia menghancurkan lengan lawannya menjadi kabut berdarah!Ferdinand Jorge menatap nanar lengannya yang hancur. Dia ingin melawan namun terpaku saat melihat naga darah melingkari tubuhnya. Dia bahkan tak bisa bergerak!Jeritan menyayat hati terdengar hingga bermil-mil jauhnya."Tanpa tangan kanan, bagaimana aku bisa berlatih bela diri lagi?!" ratapnya."Apa yang kau teriakan? Ini baru permulaan." Ryan berkata dingin.KRAK!Lengan kiri Ferdinand Jorge pun hancur berkeping-keping!Pada saat itu Ryan benar-benar seper

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 604 - Memberi Pelajaran Ferdinand Jorge

    Xin Jorge dan wanita tua saling pandang dengan mata menyipit. Mereka bisa melihat teknik gerakan Ryan agak aneh, namun juga menyadari dia punya kekuatan untuk mendukung kata-katanya."Siapa yang bernama Ferdinand Jorge?" Ryan bertanya lagi, suaranya dingin menusuk. "Aku akan bertanya sekali lagi. Jika tak ada yang menjawab, kalian semua akan mati."Mata Ryan berkilat merah berbahaya. Meski dia bisa merasakan aura mengancam dari Xin Jorge dan wanita tua, dia sama sekali tidak gentar.Kalaupun tidak mampu mengalahkan mereka dengan kekuatannya sendiri, ia masih punya kartu As–kekuatan para kultivator kuno. Demi ibunya, apapun akan ia lakukan!Ferdinand Jorge akhirnya melangkah maju dengan angkuh. Pedang di tangannya berkilat memantulkan cahaya matahari."Aku Ferdinand Jorge," dia berkata dingin. "Memang aku orang yang mengahajar Ibumu. Tapi apa yang bisa kau lakukan? Sepertinya kata 'bajingan' melukai ego rapuhmu ya?" "Ibumu yang brengsek itu menyia-nyiakan bakat dan garis keturunann

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 603 - Membuat Keributan (II)

    Semua tercengang mendengar nada bicaranya yang arogan. Bukan hanya berniat membunuh Ferdinand Jorge, dia bahkan mengancam seluruh Keluarga Jorge? Memangnya dia pikir dirinya siapa? Jackson Jorge buru-buru maju menghadang. "Tolong maafkan ketidaktahuan anak ini. Aku akan membawanya pergi sekarang." Namun sebelum bisa menarik Ryan, sebuah pedang menghadang. Jackson Jorge terkesiap melihat gurunya sendiri yang menghunus pedang. "Guru..." Wanita tua itu menggeleng. "Jackson, Eleanor Jorge menerobos masuk pagi ini dan aku sudah sangat berbelas kasih mengampuni nyawanya." "Sekarang putranya melakukan hal yang sama. Meski aku ingin melepaskannya, perbuatannya tak termaafkan. Dia harus memberi penjelasan pada Keluarga Jorge." Jackson Jorge menyipitkan mata. Sebuah pedang muncul di tangannya, diarahkan ke sang guru. Dia tidak punya pilihan. Ryan adalah putra satu-satunya adiknya. Dia menaruh harapan besar pada Ryan dan tak bisa membiarkannya mati di sini. Apapun yang terjad

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 602 - Membuat Keributan

    "Baiklah," Jackson Jorge menghela napas. "Ini satu-satunya bantuan yang bisa kuberikan. Kuharap kau bisa menahan diri di sana. Ingat, hanya melihat-lihat. Jangan macam-macam!" "Aku mengerti," Ryan tersenyum. Sepuluh menit kemudian mereka sampai di pusat kota, di sebuah gang sepi. Jackson Jorge membentuk segel dengan jarinya dan menunjuk dinding, membuka formasi tersembunyi. Keduanya melangkah masuk dan tiba di sebuah kompleks megah. "Ini kediaman Keluarga Jorge, kau..." Jackson Jorge terkesiap melihat perubahan Ryan. Aura pembunuh menguar dari tubuhnya, matanya merah menyala. Kemana perginya ketenangan tadi? "Ryan, jangan berbuat gegabah..." Belum selesai bicara, Ryan sudah melesat. Dia melompat dan mencabut plakat Keluarga Jorge! BOOM! Dengan satu tinju Ryan menghancurkan plakat itu hingga berkeping-keping! Jackson Jorge membeku, punggungnya basah keringat dingin. Para penjaga gerbang juga terpana. Mereka tidak menyangka ada yang berani menghancurkan simbol Keluarga Jor

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 601 - Menemui Jackson

    Ryan bersandar di balkon sambil menghisap rokok. Matanya merah karena amarah. Naga darah melilit tubuhnya dengan ganas. Siapapun yang berani melukai ibunya harus membayar mahal! Tiga menit kemudian, sebuah panggilan telepon masuk. "Dia bertemu Jackson Jorge. Mengenai ke mana dia pergi, kami belum mengetahuinya.." Ryan menutup telepon lalu mematikan rokoknya. Suasana di balkon sangat sunyi, namun terasa seperti ketenangan sebelum badai mengamuk. Dengan langkah berat dia kembali ke kamar dan mengeluarkan Tungku Seratus Ramuan. Tangannya dengan cekatan memilih tanaman obat terbaik untuk meramu obat. 'Untuk luka dalam seperti yang diderita ibu, ramuan lebih efektif daripada pil,' pikirnya sambil mengolah bahan-bahan. Setelah ramuan selesai, Ryan mengetuk pintu kamar ibunya. Eleanor Jorge membuka pintu dengan wajah bingung. "Bu, minumlah ramuan ini nanti," Ryan menyodorkan botol ramuan. "Ini akan menyembuhkan luka Ibu. Oh ya, aku akan keluar sebentar dan mungkin pulang terlambat

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 600 - Terluka

    "Eleanor, apa yang kau lakukan?!" Jackson Jorge panik. "Kau tidak tahu rencana busuk Ferdinand Jorge?!" Namun Eleanor Jorge sudah mengambil keputusan. "Kau yang meminta, Eleanor Jorge," Ferdinand Jorge menyeringai. "Kau selalu menjadi pusat perhatian, padahal akulah yang bekerja keras. Sekarang, kaulah yanh pecundang! Bersiaplah!" Aura Ferdinand Jorge meledak dahsyat. Dia melangkah maju tiga kali, membuat tanah bergetar. Dengan gerakan cepat dia melayangkan pukulan ke arah Eleanor Jorge! Jackson Jorge langsung menyadari ada yang salah. Ini jelas bukan 50% kekuatan! Dia hendak bergerak namun wanita tua itu tiba-tiba muncul di depannya, menempelkan telapak tangan ke bahunya. "Jackson, jangan salahkan aku. Tuan Besar yang memegang kendali keluarga. Kita hanya bisa mematuhi perintahnya." Tubuh Jackson Jorge membeku, tak bisa bergerak. "Guru..." Di saat kritis itu, Eleanor Jorge tidak ragu. Dia mengalirkan satu-satunya helai energi qi dalam dantiannya dan melancarkan serangan telap

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 599 - Syarat

    Jackson Jorge melirik dingin ke arah tombak-tombak itu. Dengan santai dia melangkah maju, melepaskan gelombang kekuatan yang langsung menghancurkan senjata para penjaga. Kedua prajurit itu terpental menabrak tembok. Jackson Jorge tidak menggunakan kekuatan penuh. Bagaimanapun, mereka hanya menjalankan perintah. Dia lalu menuntun Eleanor Jorge masuk lebih dalam. Namun baru beberapa langkah, seorang wanita tua berjubah panjang menghadang dengan tangan terlipat di belakang punggung. Jackson Jorge mengernyit melihatnya. Dia tidak menyangka ayahnya akan mengerahkan orang ini untuk menghentikan mereka. Wanita tua ini adalah gurunya, yang mengajarkan sebagian besar ilmu bela dirinya. "Jackson, apa kau lupa peraturan keluarga?" Suara wanita itu dingin dan kasar, mengandung jejak qi sejati. "Membawa orang luar masuk ke kediaman keluarga adalah pelanggaran berat!" Jackson Jorge mundur beberapa langkah akibat tekanan energi qi itu, namun masih bisa bertahan. Eleanor Jorge berbed

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 598 - Eleanor Mengunjungi Keluarga Jorge

    Para praktisi mengamati gambar itu dengan seksama sambil menggeleng. Beberapa mulai berdiskusi. "Ketua Guild, ini seperti pintu kan? Mungkin pintu merah dari rumah di Riverdale?" "Pintu ini aneh sekali. Aku belum pernah melihat yang seperti ini. Dan huruf-huruf di atasnya... entah kenapa membuat tidak nyaman jika dilihat terlalu lama..." Ryan menambahkan, "Simbol ini kulihat sebagai tato di tubuh dua orang. Mungkin tanda pengenal suatu kelompok, seperti tanda tengkorak Ordo Hassasin dulu." Semua orang mengangguk paham tapi tetap tak ada yang mengenali simbol itu. Namun saat Ryan hendak menyimpan gambarnya, seorang tetua yang sejak tadi diam di sudut ruangan angkat bicara. "Ketua Guild, sepertinya saya pernah melihat pintu merah ini." Mata Ryan menyipit. "Di mana?" "Beberapa tahun lalu saat saya ditugaskan membunuh seseorang di arena duel. Kebetulan saya menyaksikan pertarungan antara Lucas Ravenclaw dengan seorang praktisi top ibu kota. Pertarungan yang mengukuhkan Lucas Raven

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 597 - Memindahkan Dragon Vein

    Sosok itu mengangkat tangannya. "Kau tidak perlu melakukan apa-apa. Cukup diam dan perhatikan. Seketika itu juga, Batu Giok Naga di saku Ryan bersinar terang. Cahaya kehijauan memancar dan menyelimuti Dragon Vein seperti jaring yang tak terlihat. Angin kencang mulai bertiup di dalam ruang bawah tanah. Ryan dengan cepat mengalirkan energi qi ke seluruh tubuhnya untuk menjaga keseimbangan. Ia menyaksikan dengan takjub saat Dragon Vein perlahan terangkat dari tanah. Namun, sesuatu yang tak terduga terjadi. Dragon Vein itu tampak memberontak, seolah memiliki kesadaran sendiri. Energi panasnya meledak-ledak mencoba melawan tarikan Kuburan Pedang. "Berani melawan?" Suara menggelegar terdengar dari Kuburan Pedang. "Dragon Vein kecil sepertimu masih berani melawan? Hancurkan!" Sepasang tangan raksasa transparan muncul dari Batu Giok Naga. Tangan-tangan itu membentang hingga mencapai panjang seratus meter lebih. Dengan gerakan cepat, tangan-tangan itu mencengkeram Dragon Vein

DMCA.com Protection Status