Semua Bab Pesona Istri Bayaran Dokter Tampan: Bab 21 - Bab 30

49 Bab

21. Jaga Jarak

Elsaki masih terpaku di tempat, matanya tak beralih dari sosok wanita yang turun dari mobil hitamnya. Yuvika. Wanita itu turun dengan tenang, tampak seolah terbiasa mengemudikan mobil yang jelas-jelas miliknya. Ia yakin betul bahwa istrinya itu tak bisa mengemudikan mobil. Rasa heran semakin menjalari pikirannya, seolah ada bagian dari kehidupan Yuvika yang tidak ia ketahui. Ia mengerutkan kening lebih dalam, langkah kakinya tertahan oleh kebingungan. Apakah selama ini ia terlalu fokus pada hubungannya dengan Tisya hingga melupakan apa yang terjadi di rumahnya sendiri? Tidak, ia tahu semua yang Yuvika lakukan, setidaknya itu yang ia yakini. Tapi melihat Yuvika menyetir mobilnya seperti itu membuatnya ragu akan keyakinannya."Bagaimana mungkin?" gumamnya pelan. Pikirannya semakin berkecamuk.Tak lama kemudian, Yuvika keluar dari supermarket, ditemani seorang karyawan yang mendorong troli penuh belanjaan di belakangnya. Elsaki yang masih mengamati dari kejauhan memperhatikan bahwa bara
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-29
Baca selengkapnya

22. Kedatangan Seseorang

Hari sudah sore ketika Elsaki tiba di rumah. Jam di pergelangan tangannya menunjukkan pukul lima tepat. Langit mulai bergradasi dari biru ke jingga, seakan memudar dalam sisa cahaya matahari yang perlahan tenggelam di balik pepohonan. Sinar lembut menyusup ke dalam ruang tamu melalui jendela besar di sudut ruangan, menciptakan siluet bayang-bayang di lantai. Elsaki memandang garasi sejenak-kosong. Mobil yang dikendarai Yuvika belum ada di sana. Ia menghela napas berat, seolah menumpahkan beban pikirannya. Namun, seperti biasanya, ia memilih untuk tidak memikirkannya terlalu dalam. "Nggak ada yang perlu dipikirkan," gumamnya pelan, mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Sambil menggulung lengan kemejanya hingga siku, ia melangkah ke dalam rumah, membiarkan keheningan rumah menyergapnya. Ketika baru saja menaiki dua anak tangga menuju teras, suara deru mobil terdengar dari halaman.Elsaki tertegun, langkahnya otomatis terhenti saat melihat siapa yang turun dari mobil. Oma Lydia-wanita yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-30
Baca selengkapnya

23. Tidur Satu ranjang

Sepasang suami istri itu kini berada di kamar. Demi menjaga ketenangan hidupnya dan juga perhatian lebih dari Oma Lydia, Elsaki memutuskan untuk membawa Yuvika tinggal satu kamar dengannya meski hubungan mereka masih terasa dingin. Suasana di dalam ruangan sepi, namun penuh ketegangan. Kedua mata mereka bertemu, namun tidak dengan kehangatan, melainkan dengan kebekuan yang sulit diterjemahkan. Mereka berdua seolah baru saja lolos dari cengkeraman maut. Pasalnya, insiden kecil di ruang tamu sore tadi, ketika Yuvika secara tak sadar mengucapkan kalimat yang kurang sopan kepada Elsaki, telah menyeret mereka ke dalam situasi yang jauh lebih rumit dari yang bisa dibayangkan. Ucapan itu membawa mereka ke ruang interogasi panjang di hadapan Oma Lydia, di mana setiap kata yang keluar dari mulut mereka diperhatikan dengan seksama, seolah mereka adalah terdakwa dalam pengadilan yang tak kenal belas kasihan.Beberapa jam berlalu dengan ketegangan yang sulit diungkapkan. Setiap kali Elsaki menco
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-01
Baca selengkapnya

24. Jangan Pergi

Elsaki tak langsung menjawab, ia hanya menatap tak percaya pada wanita di depannya. Entah keberanian macam apa yang dimilik wanita ini, alih-alih memerankan perannya sebagai istri yang lemah, justru yang terjadi kelemahanlah yang selalu hinggap di dirinya. Pria itu memiringkan bibirnya, memberikan senyum mengejek sesaat sebelum akhirnya melangkah mendekati ranjang. "Kau lelah karena terlalu banyak keluyuran. Bicaramu melantur, tidurlah. Kau butuh ranjang, kan? Pakai!" katanya seraya mengambil sebuah bantal dan berjalan menuju sofa panjang yang tersedia di kamarnya. "Aku sedang tidak melantur. Aku bicara serius. Kau bilang tadi aku tidak secantik itu untuk membuatmu tergoda. Jika kau tidak tergoda, kau tidak akan terpengaruh apa pun meski kita satu ranjang.""Aku hanya mau satu ranjang dengan Tisya. Bukan dengan siapa pun, termasuk kau. Aku tidak ingin tidur satu ranjang bukan berarti aku takut tergoda. Aku hanya menjaga diriku untuk Tisya, paham?!"Yuvika terdiam sejenak, membiarkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya

25. Rasa yang Seharusnya Tidak Ada

Yuvika merasa jantungnya berdegup kencang ketika Elsaki menggenggam pergelangan tangannya. Tatapan mereka bertemu, dan di dalam tatapan itu, Yuvika bisa merasakan campuran kebingungan dan keputusasaan. Ia ingin melangkah pergi, tetapi perasaan yang mengaduk-aduk di dalam dadanya membuatnya ragu.Secepat itu? Ya, memang secepat itu perubahan suasana hati seorang wanita. "Jangan pergi," suara Elsaki terdengar lebih rendah dari sebelumnya.Yuvika terdiam, mencoba memahami apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh Elsaki. "Kenapa? Untuk menjadi tameng mu? Kau butuh aku untuk menutupi betapa pengecutnya dirimu?" jawabnya dengan tegas."Bukan itu," Elsaki berusaha menjelaskan, merasakan kepanikan menguasai dirinya. "Aku butuh kau di sini. Jika kau pergi, Oma akan berpikir ada masalah dalam pernikahan kita, dan itu bisa mempengaruhi kesehatannya. Aku tidak ingin membuatnya khawatir atau stres.""Sekali lagi? Aku harus berkorban untukmu lagi, begitu?""Kali ini untuk Oma."Yuvika merasa kem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya

26. Salah Tingkah

Elsaki yang semula berbaring dengan pikirannya yang kacau, tiba-tiba terduduk tegap saat pesan dari Tisya muncul di layar ponselnya. Matanya menyipit, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dengan cepat, jemarinya bergerak membuka pesan itu, membaca setiap kata dengan hati-hati. Namun, saat kalimat itu terbuka sepenuhnya, sesuatu di dalam dirinya seperti runtuh.Ia membaca ulang pesan itu sekali, dua kali, berharap ada kesalahan. Barangkali matanya terlalu lelah, mungkin ada kata-kata yang salah ditangkap. Tapi, tak ada yang berubah. Setiap kata tetap sama, terpampang jelas di layar ponselnya, seolah mengejeknya, mempertegas kenyataan yang ingin ia tolak.[Sayang, aku tahu ini mendadak, tapi aku harus ambil keputusan penting. Aku bakal blok kamu sementara, ya. Aku harus fokus sama Veer. Dia udah rencana ajak aku liburan ke luar negeri, dan aku nggak bisa lewatkan kesempatan ini. Kamu ngerti kan, prioritas harus berubah untuk sementara. Jangan dekat-dekat dengan Yuvia, Sayang. Aku ngg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-04
Baca selengkapnya

27. Ritual Suami Istri

Pagi itu Elsaki menikmati sarapan yang terasa sedikit berbeda dari biasanya. Jika sebelumnya ia kerap menolak masakan Yuvika dengan berbagai alasan, kali ini, demi menjaga penampilan di hadapan Oma Lydia, ia tak punya pilihan selain memaksakan diri untuk mengunyah dan menelan makanan yang disiapkan wanita itu. Ada ketidaknyamanan yang samar dalam setiap gigitan, bukan karena rasa makanan yang kurang, tetapi lebih pada perasaan canggung yang menggelayuti dirinya.Di depannya, selembar roti gulung berisi telur dan sayuran tersaji dengan rapi, terlihat sederhana namun sarat dengan usaha. Elsaki memutar-mutar garpunya, berusaha menyembunyikan kegugupan di balik gerakan kecilnya. Di satu sisi, ia merasa berhutang budi pada Yuvika yang telah bersusah payah bersandiwara, tapi di sisi lain, ada rasa tidak nyaman yang mengusik, perasaan bahwa hubungan mereka yang serba terpaksa ini perlahan mulai merusak pertahanannya sendiri. Ya, ketangguhannya mengenai Yuvika perlahan memudar. "El, Oma mau
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-05
Baca selengkapnya

28. Fokus, Elsaki!

Pagi itu Elsaki melangkah keluar dari rumah dengan perasaan yang tak karuan. Meski hari dimulai seperti biasa, ada sesuatu yang berbeda kali ini. Sejak sarapan tadi, hatinya tak bisa berhenti merasakan kegelisahan yang samar namun terus menggerogoti. Biasanya, ia bisa dengan mudah menepis apa pun yang berkaitan dengan Yuvika, sosok yang dianggapnya tak lebih dari sekedar wanita yang terjebak dalam peran istri pura-puranya. Namun pagi tadi, sesuatu dalam dirinya mulai berubah, perlahan tapi pasti.Saat mengendarai mobil menuju rumah sakit tempat ia bekerja, Elsaki terus menerawang, pikirannya penuh oleh sosok Yuvika. Bagaimana wanita itu terlihat sederhana namun selalu mampu mencuri perhatiannya tanpa ia sadari. Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba mengalihkan pikiran pada jalanan. "Fokus, Elsaki," gumamnya pelan. Namun, semakin ia berusaha, semakin bayangan Yuvika dan momen-momen kecil mereka terus melintas. Ia menghela napas panjang, berharap ruangan steril di rumah sakit bisa memba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

29. Makan Siang

Kedua wanita di dapur yang memiliki perbedaan usia cukup jauh seketika menoleh bersamaan. Keduanya terkejut mendapati Oma Lydia yang berdiri di ambang pintu dapur. Ekspresi yang beliau tunjukkan begitu dingin. "Oma, kami—""Apa maksud kalian ngobrol di jam kerja? Hey, kau asisten rumah tangga, kan? Kau dibayar untuk melakukan pekerjaan, untuk melakukan apa yang seharusnya menjadi kewajibanmu. Bukan untuk bicara di luar kepentingan pekerjaan." Oma Lydia pergi begitu saja setelah menumpahkan kekesalannya. Beliau berjalan tertatih dengan bantuan tongkat untuk menyangga tubuhnya yang mulai renta. Seketika Yuvika dan Bi Sum bernapas lega. Tak apa mereka jadi amukan Oma Lydia, yang terpenting wanita itu tak mendengar percakapan mereka. Jika sampai itu terjadi, maka nyawa keduanya lah yang akan jadi taruhan dan bulan-bulanan Elsaki. "Syukurlah, Bi. Untungnya Oma tidak mendengar percakapan kita. Maaf gara-gara saya, Bibi jadi kena marah.""Udah biasa, Non. Nggak apa-apa."Yuvika pamit undu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-08
Baca selengkapnya

30. Teman?

Yuvika terhenyak dari lamunan. Dirinya yang sedang asyik mengkhayal, seketika bubar mendengar suara bariton dari Elsaki. Ia melihat pria itu berdiri di tengah pintu dengan tangan yang masih menempel di gagang pintu. "Tidak ada. Aku hanya melihat pemandangan indah. Mau makan di mana? Sesuai apa yang aku bilang tadi, aku bawa makan siang untukmu dan untukku. Lebih tepatnya, kita akan makan siang bersama," kata Yuvika memperlihatkan tas bekal berukuran sedang. Elsaki belum sempat menjawab, perhatiannya teralihkan pada sosok perawat laki-laki yang baru saja lewat. Entah, ia merasa bahwa perawat itu sedang mencuri pandang ke arah Yuvika. Ia pun menatap perawat itu dengan tatapan tak suka. Pandangannya beralih pada Yuvika yang masih berdiri di depannya. Tiba-tiba saja detak jantungnya kembali berulah, ia sampai berdehem untuk menetralisir kondisi yang di luar kendalinya. "Masuk!" Elsaki membuka pintu lebih lebar dan dirinya sedikit mundur untuk memberikan jalan Yuvika. Yuvika melangkah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status