Accueil / Romansa / Dicampakkan Setelah Melahirkan / Chapitre 421 - Chapitre 423

Tous les chapitres de : Chapitre 421 - Chapitre 423

423

Bab 421

“Udah kenyang?” tanya Alby sambil menyandarkan punggung ke kursi mobil, menatap Levina yang sedang menatap layar ponselnya. Levina mengangguk pelan, enggan membalas tatapan lelaki itu. “Iya.”“Tadi kamu makan banyak juga ternyata,” gumam Alby, menggodanya setengah serius. “Aku kira kamu tipe sarapan angin,”Levina menyipitkan mata, menahan senyum. “Saya masih manusia, By,” “Sayang, kamu belum ketemu dengan Daddy,” ujar Alby tiba-tiba, masih menatap Levina dari samping, mengamati gerak-geriknya yang membuatnya penasaran.“Memang Daddymu kemana?” tanya Levina memasukan ponselnya ke balik saku jaketnya.“Daddy lagi di rumah Nena Hanum. Biasa, Nena udah tua jadi sering sakit-sakitan,” jawab Alby kemudian memanaskan mesin mobilnya.Hari itu Alby ingin menghabiskan waktu berdua dengan Levina setelah mengajaknya sarapan pagi dengan keluarganya.“Eh, aku mau ajak kamu ke suatu tempat, boleh?” pinta Alby mencoba-coba. Karena ia tahu jika Levina susah sekali diajak pergi berduaan.“Ke mana?” t
last updateDernière mise à jour : 2025-04-15
Read More

Bab 422

“Mama, kenapa Papa diam?”Sagara menoleh ke arah ibunya dengan kesal. “Mama, bangunin Papa! Aku mau main sama Papa,”Alih-alih menjawab pertanyaan putranya, Jeena hanya diam dengan air mata yang menggenang. Air matanya perlahan menetes saat melihat bagaimana Manggala memeriksa nadinya.Satu detik, dua detik, tiga detikLalu suara mesin tiba-tiba menjadi satu nada panjang. Bukan irama. Bukan denyut. Tapi garis datar—pertanda akhir.Manggala menatap Jeena dengan wajah yang tenang lalu menggelengkan kepalanya pelan. Danar Yudistira sudah tiada. Tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan!Jeena menahan napas, tubuhnya kaku.Dokter pun datang bersama perawat. Ia langsung memeriksa Danar untuk terakhir kalinya. Tak lama kemudian ia menarik napas perlahan, lalu meletakkan stetoskopnya kembali ke leher. Wajahnya berbalik menatap Jeena dengan sorot yang berat dan penuh empati.“Ny. Jeena,” ucapnya pelan, “maafkan saya... tapi Pak Danar sudah meninggal dunia.”Jantung Jeena terasa berhenti berdetak.
last updateDernière mise à jour : 2025-04-18
Read More

Bab 423

Keesokan harinya,Langit seolah turut berduka. Awan menggantung gelap, dan hujan turun perlahan, membasahi tanah pemakaman yang becek dan berat. Payung-payung hitam bergerak pelan di antara barisan nisan, seolah menyatu dalam warna kesedihan.Petugas makam menurunkan keranda Danar dengan hati-hati ke liang lahat. Isak tangis kembali terdengar dari arah Diajeng. Ia tak henti memanggil nama anaknya, bahkan ketika tanah mulai menutup tubuh yang telah menjadi dingin selamanya.“Danar... Anakku... kenapa kau pergi secepat ini...”Adi, suaminya, hanya berdiri diam. Wajahnya keras, kaku, tetapi air mata tak bisa lagi disembunyikan. Matanya terus mengarah ke tanah merah yang semakin menutupi bagian terakhir dari anak satu-satunya.Di sisi lain, Jeena berdiri dengan payung hitam, memeluk Sagara yang sudah mengenakan jas kecil dan sepatu boot hujan. Bocah itu menggigit bibirnya, melihat ke arah tanah dengan mata sembab.Jeena tidak ingin Sagara ikut ke pemakaman. Namun putranya itu terlalu cerd
last updateDernière mise à jour : 2025-04-18
Read More
Dernier
1
...
383940414243
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status