Semua Bab RINDU SETELAH BERCERAI : Bab 51 - Bab 60

62 Bab

51

Kabar tentang Yulisa yang ditalak mentah-mentah di kantor polisi segera menyebar ke seluruh penjuru dua kampung yang saling bertetangga dan nyaris tidak berjarak itu. Jangankan tetangga tetangga, bahkan semua orang yang ada di pasar bergosip dengan segala isi tak menyenangkan.Aku seharusnya tidak peduli dengan apa yang terjadi, tapi tetap saja beberapa orang yang benci dan iri dengan kehidupanku akan memasukkan dirimu ini sebagai sumber dari masalah tersebut. Aku akan tersirat dan dianggap sebagai pencetus keputusan Mas Fendi yang sepihak. Orang-orang akan menilai bahwa mantan suamiku masih mencintai diri ini karena itulah sebabnya Dia sangat membelaku dan kemudian memilih meninggalkan istrinya secara langsung, di depan banyak orang.Aku sebenarnya tidak mau ikut campur dengan urusan dia dan Yulisa tapi karena ada namaku yang terlibat juga, mau tak mau aku merasa tidak nyaman, dan merasa canggung tiap kali bertemu orang orang. Aku seakan dipandang remeh, pandangan dengan berbagai
Baca selengkapnya

52

"ibu ... Ibu sudah selesai dengan kata-kata ibu yang menyakitkan?" Tanya Mbak Arimbi yang tiba-tiba datang dan menyela percakapan kami."Kamu siapa?""Saya sahabat sekaligus saudaranya di pasar ini,"jawab Mbak Rimbi dengan tegas."Apa urusan kamu!""Ibuk, ucapkan itu sangat menyakitkan hati orang lain saya pikir hal-hal semacam itu tidaklah patut diucapkan oleh orang yang seharusnya jadi panutan bagi kami yang muda-muda ini. Saya mohon ibu pulang saja," ucap Mbak Rimbi dengan tatapan penuh wibawa."Eh, Mbak, ibu saya lagi ngomong sama Mba Fat, mbak jangan main usir usir aja dong...""Kalian pasti dibimbing dengan adab selama hidup ini, tolong bersikaplah dengan sopan. Ajak ibu kalian pulang!"Merasa tidak enak dan orang-orang yang di pasar akhirnya Dewi dan adiknya membawa ibu mertuaku. Mereka mengajaknya pergi."Ayo Buk.""Aku gak mau tahu ya, pokoknya Fendi harus balikan lagi dengan yulisa."Dengan kalimat kencang itu dia menuding wajahku dengan telunjuknya, dengan tatapan matanya y
Baca selengkapnya

53

Kuputar kunci motor saat berada di lokasi parkir, sudah kukenakan jaket dan mantel hujan untuk menghalau gerimis yang semakin sore semakin terasa menusuk tulang."Fat, aku mau bicara," ucap Mas Fendi yang entah datang dari mana secara tiba tiba."Hmm, aku lelah dengan drama yang terus terjadi gara-gara dirimu, kemarin istrimu, hari ini ibumu. Tolong jauhkan jarak antara kamu dan aku agar tidak ada lagi fitnah dan di antara kita. Warga kampung mulai gerah, aku juga mulai malu dengan cibiran mereka. Tolong ya, tolong jaga harga diriku dan nama baikku, ada anak-anak yang harus kujaga mentalnya dan satu-satunya tempat aku bernaung hanya di desa ini, tolong jangan temui aku lagi," ucapku sambil mendorong motor menjauh darinya."Aku ingin memperbaiki segalanya...""Hubungan keluarga istrinya ingin kau agar segera pulang ke rumah yuliza dan memperbaiki keadaan yang kamu buat kacau tempo hari. Tolong jangan buat keributan lagi karena, situasi yang ada saja sudah rumit, jangan tambah rumit lag
Baca selengkapnya

54

Dengan cara apa aku harus melawan reaksi masyarakat akan tudingan mereka tentang diriku yang katanya mempermainkan rumah tangga Mas Fendi dan Yulisa. Dengan cara apa aku menjelaskan kalau aku tidak terlibat, tidak sama sekali terlibat hubungan dengan suami orang. Sebagian yang tahu keseharianku memaklumi dan membelaku, tapi bagaimana yang tidak. Terlebih jika mereka mendengar agitasi yang diembuskan keluarga Yulisa, orang orang bisa dengan cepat membenciku hanya dari kabar yang mereka dengar saja. Mereka akan memusuhi hanya karena tuduhan yang tidak terbukti, begitulah pola fitnah merusak penilaian seseorang terhadap orang lain.*Sabtu sore, kedua putraku pulang dari kota, alangkah senang hati ini ketika pulang dari pasar dan melihat mereka sudah duduk di teras dan langsung menghambur menyambut kedatanganku. Kupeluk kedua anakku aroma tubuh mereka yang baru usai mandi seketika melenyapkan semua rasa lelah dan penat selama di pasar tadi. Maklumlah selama berjualan di pasar para penj
Baca selengkapnya

55

Seusai makan kubiarkan anak-anak dan ayahnya duduk di ruang tv sambil menikmati tayangan. Aku sendiri duduk ke teras sambil menikmati udara malam karena selepas makan dan cuci piring tadi aku merasa sedikit berkeringat dan gerah.Sebenarnya tadi tetanggaku melihat kehadiran Mas Fendi dan mereka tahu betul bahwa mantan suamiku masih ada dalam rumah karena suara gelak tawa dan candaannya bersama anak-anak juga terdengar sampai keluar. Tapi entah kenapa keadaan terasa begitu adem dan tenang, seolah tidak ada mata yang melihat dengan sinis atau seseorang yang akan melaporkan kejadian itu pada RT dan menimbulkan kekacauan."Ah lagi pula Mas Fendi hanya datang mengunjungi anak-anak, kami tidak melakukan dosa atau berzina, jadi apa salahnya?"ku tetap teh hangat yang kubawa dari dapur sambil menghela nafas dan menatap langit.Di langit malam yang tertutupi awan kelabu cahaya bulan terlihat malu-malu, sinarnya yang lembut seolah memberi suasana tersendiri yang membawa pada kenangan dan hal
Baca selengkapnya

56

Sungguh sedih dan teriris hati ini mendengar percakapan antara ayah dan anaknya. Mendengar bagaimana anak memprotes dengan cara menyentil perasaan ayahnya dan membuat Mas Fendi terpaksa menyadari segala sesuatu yang selama ini sudah keliru ia lakukan.Kalau memang dia tahu betapa berat hari-hari yang kujalani tanpa kehadirannya bagaimana aku membesarkan anak-anak tanpa bantuannya sepeserpun, harusnya dia merasa malu dan berusaha untuk mengganti semua itu. Bukan tentang uang yang aku inginkan tapi bagaimana yang mencuci semua itu dengan pertobatan dan sikap baik. Jujur saja aku belum terbuka untuk rujuk dengannya tapi aku bisa mempertimbangkan itu ke depannya jika anggota keluarganya menyetujui hubungan kami serta Mas Pendi mulai merubah perilaku dan arah hidupnya.Aku ingin dia kembali ke berjuang membangun harga dirinya dengan bekerja secara mandiri. Tidak ikut lagi bertanggung jawab atas kebun sang istri, atau bergantung hidup pada orang lain. Aku ingin dia benar-benar menata keman
Baca selengkapnya

57

Selama seminggu tinggal di sukamaju anak anak sangat menikmati waktu dan kegiatan mereka, pun Mas Fendi yang kini bekerja sebagai supir pengantar barang di sebuah perusahaan distibusi makanan ringan dan sembako sering mampir untuk sekedar membawakan anaknya makanan. Belakangan kami sering makan malam bersama, bertukar pikiran dan cerita keseharian, sering bercanda dan tertawa, seakan lepassejenak dari semua beban pikiran yang menghimpit. Bila tiba pukul sembilan malam Mas Fendi akan izin pulang dan kami pun melanjutkan istirahat.*Suatu sore, saat aku sedang menyaou halaman datanglah kedua adik Mas Fendi, Yanti dan dewi, mereka menyapa dari balik pagar besi lalu aku bergegas membuka pintu kemudian mempersilakan mereka masuk.“Mbak kami ke sini cuma mau tanya, apakah belakangan ini Mas Fendi merasa nyaman datang ke sini?”“Kalau masalah merasa nyaman aku gak tahu ya … tapi dia nampak sekalli merindukan anaknya dan mencari momen yang tepat untuk bersama mereka. Aku sih, tidak berhak me
Baca selengkapnya

58

Mendengar jawaban anak-anak yang tegas, kedua bibinya saling memandang dengan tatapan yang mungkin pusing dan putus asa."Gimana Tante Apakah nenek akan mau datang ke sini?""Kami tidak tahu ya tapi kami akan mencoba bicara dengannya.""Saya pun juga berharap nenek bisa datang.""Nak, kita mengalah aja," bisikku, "kita kan yang muda ya.""Tidak Bu, Jika nenek punya niat baik, biarkan beliau menunjukkannya.""Tapi itu akan memberatkan untuk beliau.""Tidak akan berat jika nenek punya niat baik jika beliau sudah mengirimkan kedua tante untuk datang ke sini itu artinya beliau sudah setuju atas segala kemungkinan.""Baiklah," jawabku lirih.Usai berbincang panjang lebar akhirnya Dewi dan Yanti memutuskan untuk pamit pulang karena hari sudah menjelang petang. Cepat ku tawarkan agar mereka makan malam bersama kami tapi kedua wanita yang statusnya belum menikah itu menolaknya dengan halus."Justru kami berharap Mbak Fatimah dan anak-anak yang bisa datang ke rumah besok malam untuk menikmati
Baca selengkapnya

59

"Ya tentu saja boleh, kalau memang Bunda setuju dan ayah juga bersedia untuk kembali kepada kami ... asal beliau tetap setia dan bersikap baik, why not, kenapa tidak?" Jawab Yudi."Kalau begitu mari persiapkan acara lamaran, dan kita nikahkan orang tuamu dengan layak, nenek akan adakan hajatan untuk menyambut menantu baru karena dulu nenek tidak melakukan kenduri dengan layak untuk ibumu.""Ah, tidak usah begitu, Bu. Malu saya sudah tua...." Aku yang merasa tidak enak langsung saja menatap kedua anakku dan iparku."Jangan sungkan, kami akan lakukan yang terbaik untuk membahagiakanmu dan mulai sekarang Aku ingin melakukan segala sesuatu dengan layak untukmu," jawab Ibu mertua.Senyum di bibir ibu mertua dan kedua iparku juga anakku terkembang bahagia mereka saling merangkul dan bersorak gembira bahwa aku dan ayah mereka akan kembali bersama lagi. Tak lama dari situ motor Mas fendi da tiba di depan rumah. Tentu saja dia kagetan merasa heran karena tiba-tiba rumah kami ramai dengan ora
Baca selengkapnya

60

Mendengar kalimat yang sudah terlontar dari mulut semua orang, Yulisa tentu saja merasa sangat kecewa. Dengan kekesalan dan wajah penuh emosi wanita itu segera beranjak mengajak keluarganya untuk pulang. Jenis-jenis suasana di rumahku kembali seperti semula anak-anak sibuk bercanda dengan nenek dan bibinya sementara aku dan Mas Fendi pergi ke belakang untuk menyiapkan makan malam.Hari ini keluarga mas Fendi membawa banyak makanan yang rencananya akan kami nikmati bersama jadi aku bertugas untuk menyiapkannya di meja makan. Sambil menuangkan makanan ke dalam mangkuk, menghampiri dan menyonggengkan senyum kepadaku senyum godaan sekaligus ekspresi wajah penuh arti bahagia bahwa pada akhirnya aku mau kembali padanya."Terima kasih ya atas keputusan bijakmu karena pada akhirnya semua harapanku terkabul juga. Akhirnya kita bisa bersama lagi."Aku lakukan demi kebahagiaan anak-anak dan ibu mertua," jawabku lirih."Dan kebahagiaanmu sendiri bagaimana?""Iya ... Aku bahagia," jawabku pe
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status