Accueil / Romansa / Dimanja Suami Pembawa Sial / Chapitre 581 - Chapitre 590

Tous les chapitres de : Chapitre 581 - Chapitre 590

749

Bab 581

Setelah berkata demikian, wanita itu langsung melepaskan tangan Sean dan berlari menuju kamar tempat Brandon berada. Sean tetap berdiri di tempatnya dan matanya menyipit tajam.Tak lama kemudian, ambulans rumah sakit pun tiba. Tiffany bersama staf hotel mengangkat Brandon ke atas tandu dan ikut pergi bersama ambulans.Saat hendak naik ke ambulans di luar hotel, dia melihat Sean berdiri di pintu masuk hotel dan memandangnya dengan tatapan suram. Wanita itu menggertakkan giginya dan langsung menutup pintu ambulans.Sean ... tidak pantas!Jelas-jelas hubungan mereka sudah berbeda dari lima tahun lalu. Meskipun Sean ingin mendekatinya kembali, itu tetap membutuhkan waktu. Sekarang hubungan mereka masih terasa asing, tetapi Sean sudah berani melakukan hal seperti itu terhadap orang yang mendekatinya.Selain itu, Brandon adalah seorang pasien!Tadi Brandon sudah memberi tahu Sean bahwa jantungnya bermasalah. Namun, Sean tetap saja bertarung dengan Brandon hingga membuatnya pingsan.Setelah l
Read More

Bab 582

Mungkin sejak lima tahun lalu, saat Sean memilih Sanny dan meninggalkannya, Tiffany sudah tidak berani lagi memercayainya ....Julie menghela napas, lalu mengulurkan tangan untuk mengusap kepala Tiffany. "Tunggu saja sampai Brandon sadar, nanti kita akan tahu semuanya."Tiffany mengangguk.Dua wanita itu menunggu di luar ruang gawat darurat selama lebih dari setengah jam. Setelah setengah jam berlalu, pintu ruang gawat darurat akhirnya terbuka. Seorang perawat mendorong ranjang Brandon menuju kamar perawatan.Dokter yang menangani Brandon keluar dan menepuk bahu Tiffany. "Pasien ingin ketemu kamu."Tiffany segera berdiri dan melangkah cepat menuju kamar perawatan.Di dalam kamar, Brandon yang wajahnya masih pucat bersandar di ujung ranjang. Matanya berkaca-kaca saat menatap Tiffany. "Dokter Tiffany ...."Melihat pria dewasa menangis seperti ini, Tiffany merasa tidak tega. Dia menggigit bibirnya, lalu melangkah mendekat dan menyerahkan selembar tisu kepadanya. "Aku di sini."Brandon ter
Read More

Bab 583

"Sudah kubilang Sean bukan orang seperti itu."Di dalam kantor, Julie menuangkan secangkir teh untuk Tiffany sambil menggeleng pelan. "Brandon itu memang selalu di luar dugaan. Percaya sama dia lebih baik percaya sama anjing kampung di luar sana."Tiffany terkulai lesu di atas meja kerja. "Aku benar-benar salah paham sama Sean." Dia menutup matanya dan bayangan pria itu di depan hotel kembali terlintas dalam pikirannya. Sean tampak begitu kesepian dan begitu menyedihkan.Sean tidak melakukan apa pun yang membahayakan pasiennya. Namun, Tiffany malah menuduhnya macam-macam.Tiffany menghela napas panjang, lalu menutupi wajahnya dengan tangan. "Lalu, aku harus bagaimana?"Sean pasti menganggapnya keterlaluan, menganggapnya tidak masuk akal, dan terlalu keras kepala. Semua ini gara-gara Brandon!"Kenapa nggak minta maaf saja?"Julie duduk di hadapannya sembari menyeruput kopi dan membalik halaman majalah. "Kalau nggak, mau gimana lagi?""Dia datang jauh-jauh untuk mendekatimu. Ini baru har
Read More

Bab 584

Mendengar hal itu, Julie melirik Tiffany. "Kalau aku nggak bilang, kamu sendiri nggak kepikiran?"Tiffany menatapnya sejenak, lalu menggeleng pelan. Sebenarnya, dalam hatinya, dia sudah memiliki keputusannya sendiri mengenai Sean. Bahkan tanpa Julie mengatakannya sekalipun, dia tetap bisa mempertimbangkannya.Namun, bagaimanapun juga, masa lalunya dengan Sean masih menjadi luka yang belum sembuh. Dia tidak bisa merelakan masalah itu begitu saja. Kata-kata Julie sebenarnya memberikan dorongan, sekaligus alasan baginya untuk tidak terlalu keras pada dirinya sendiri.Ternyata, bukan hanya dia yang berpikir seperti ini. Orang-orang di sekitarnya juga mendukungnya."Kamu ini ...." Julie mengusap kepala Tiffany dengan lembut. "Bi Nancy sudah lama meninggal. Relakanlah hal-hal yang seharusnya dilepaskan. Dia nggak pernah memilih untuk terlahir dari keluarga seperti itu, dengan ayah seperti itu.""Sama seperti dulu, waktu kamu nggak percaya bahwa pamanmu bisa membakar rumah dan membunuh orang,
Read More

Bab 585

Tiffany terpaku menatap video di ponsel Brandon, lalu menyeka ujung matanya yang basah. Wanita itu menarik napas dalam-dalam. "Bisa nggak kamu kirimkan video ini ke aku?""Tentu saja!" Brandon mengangguk dengan cepat, lalu langsung mengirimkan video itu ke e-mail Tiffany."Ngomong-ngomong, Dok Tiff, setelah melihat semua yang sudah dilakukan Kak Sean untukmu, kamu nggak merasa terharu?"Tiffany menerima file video itu dan mengangguk pelan. "Tentu saja aku terharu.""Kalau begitu, apakah kalian akan berdamai?" Brandon masih menatap Tiffany dengan ekspresi penuh harapan. "Kalau kamu merasa terharu, bukankah itu berarti hatimu sudah nggak terlalu menolaknya lagi?"Brandon menatap Tiffany dengan serius. "Kak Sean benar-benar tulus sama kamu, Dok Tiff.""Waktu makan siang tadi, dia menunjukkan video ini ke aku dan menceritakan banyak hal tentang perjalanan panjangnya mencarimu selama bertahun-tahun. Waktu itu, aku tiba-tiba menyadari betapa jauhnya perbedaan antara aku dan dia.""Aku bilang
Read More

Bab 586

Tiffany melambaikan tangan dengan canggung dan menolak dengan halus sebelum menekan kunci mobil untuk membuka pintunya. "Nggak dulu, aku masih harus menjemput anak-anak dari TK.""Oh, begitu ... sayang sekali."Para dokter dan perawat itu pun bubar dengan sedikit kecewa. Sementara itu, Tiffany menghela napas panjang sebelum akhirnya masuk ke mobil.Sudahlah.Jika Sean sudah tidak berniat mengganggunya lagi, seharusnya dia merasa senang, bukan malah merasa kehilangan, 'kan?Lelaki itu mengaku mencintainya, memasang video pencarian di layar raksasa di berbagai kota besar di dunia, mencari dirinya selama lima tahun penuh ....Omong kosong! Semua itu bohong!Tiffany hanya menegurnya beberapa kali tadi siang karena emosi sesaat, tapi Sean malah langsung mundur? Sean tidak pernah muncul, mengusik, dan mencari-cari dirinya lagi selama seharian penuh!Kalau perasaannya memang goyah semudah itu, untuk apa berpura-pura mencari selama lima tahun?Dasar berengsek!Sambil menggerutu dalam hati, Tif
Read More

Bab 587

Tiffany mengendarai mobilnya hingga sampai di bawah apartemen tempat dia dan kedua anaknya tinggal. Saat mobil berhenti, dia membuka pintu dan berkata, "Arlo, Arlene, turun!"Gadis kecil berbaju putih ala putri itu turun perlahan dari mobil dengan langkah hati-hati. Di belakangnya, Arlo dengan tas sekolahnya di punggungnya, turun sambil menggenggam tangan adiknya dan membawa tasnya."Mau makan malam apa?" tanya Tiffany dengan santai sambil mengunci mobil."Di rumah masih ada tomat, kita buat telur dadar tomat saja."Dengan gaya sok dewasa, Arlo menjawab sambil menggandeng tangan Arlene. "Tadi siang di TK, Arlene paling banyak makan telur dadar tomat. Aku yakin dia ngidam."Arlene membelalakkan matanya. "Aku nggak!"Huh! Dia hanya makan banyak karena masakan lainnya terlalu asin, sedangkan telur dadar tomat itu manis. Itu saja! Bukan karena dia mengidam!Arlo melirik adiknya sekilas, lalu merendahkan suara dan berkata, "Suasana hati Mama lagi nggak bagus hari ini, lebih baik kita makan
Read More

Bab 588

"Sepuluh ribu nggak cukup lho, Mama."Arlo berkedip dengan wajah polos, lalu menatap Tiffany. "Mama, turun beli garam itu butuh tenaga. Aku perlu satu es krim untuk mengembalikan kaloriku. Dan aku juga nggak bisa makan es krim sendirian di depan Arlene. Jadi, Mama, kamu harus kasih aku uang untuk beli dua es krim!"Tiffany menatap putranya yang baru berusia lima tahun tapi sudah sangat cerdas dalam berhitung. "Dasar bocah cerdik."Sambil menghela napas, dia mengambil uang 20 ribu dari sakunya dan menyerahkannya pada Arlo. "Hari ini kamu boleh beli dua es krim yang enak.""Hore!" Arlene yang memakai piama pink bergambar kelinci langsung bertepuk tangan dengan gembira. "Mama memang yang terbaik!"Tiffany hanya bisa tersenyum pasrah lalu menatap Arlo. "Pergi dan cepat kembali.""Siap!"Setelah mendengar jawaban putranya, Tiffany berbalik menuju dapur.Sementara itu, Arlo mengganti sepatunya dan bersiap turun. Sebelum pergi, dia masih menyempatkan diri untuk menoleh ke adiknya. "Tunggu aku
Read More

Bab 589

"Paman, kenapa Paman nggak suka makan stroberi?"Di sofa, Arlene yang mengenakan piama pink bergambar kelinci menggigit sebuah stroberi segar dengan lahap. Matanya yang besar dan jernih menatap Sean dengan penasaran. "Stroberi itu enak sekali! Kenapa Paman nggak suka?""Yah, cuma nggak suka saja."Sean duduk di sebelahnya, tersenyum kecil saat melihatnya makan dengan penuh semangat. "Kamu suka makan stroberi?""Suka!"Arlene mengangguk dengan semangat. "Tapi Kakak bilang stroberi itu mahal. Nggak bisa selalu minta Mama membelinya. Mama capek!"Tatapan Sean sedikit meredup. "Mama yang bilang sama kamu begitu atau Kakak?""Kakak!" Arlene tersenyum cerah. "Kakak bilang Mama capek sekali. Tapi Mama bilang, Mama nggak capek."Gadis kecil itu mengerutkan kening dengan wajah bingung. "Aku jadi pusing. Aku nggak tahu Mama benar-benar capek atau nggak."Sean mengulurkan tangan dan mengusap lembut rambut hitamnya. "Mama-mu pasti capek.""Kakak juga bilang begitu!"Sean mengangguk kecil. Merawat
Read More

Bab 590

Stroberi segar lebih enak daripada es krim stroberi!Setelah Arlene menghabiskan es krimnya perlahan, makanan di meja makan sudah hampir dingin.Melihat adiknya masih santai dan tidak terburu-buru, Arlo berjalan mendekat, lalu mengusap sisa es krim di sudut bibirnya. "Cuci tangan dulu, lalu makan!"Arlene mengerutkan alis kecilnya. "Aku sudah kenyang."Tadi di rumah paman tetangga, dia sudah makan banyak stroberi. Ditambah satu es krim, sekarang perutnya terasa penuh dan tidak bisa makan apa pun lagi.Tiffany mengernyit. "Cuma makan segini saja?"Es krim yang dibeli Arlo bukan ukuran besar, hanya sekitar 50 gram. Meskipun es krim mengandung banyak kalori, tidak mungkin hanya dengan itu Arlene sudah merasa kenyang."Iya." Arlene mengusap perutnya dengan malu-malu. "Sudah nggak muat lagi!""Mama, Kakak, kalian makan saja. Aku mau nonton kartun dulu!"Tiffany kembali duduk di meja makan, menatap Arlo dengan curiga, lalu merendahkan suaranya. "Kamu kasih adikmu makan apa tadi?"Arlo menger
Read More
Dernier
1
...
5758596061
...
75
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status