Beranda / Romansa / Skandal Suamiku / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Skandal Suamiku : Bab 21 - Bab 30

43 Bab

21. Curiga

Aretha sudah bersiap-siap mau berangkat ke kampus terdengar suara dering hp menarik perhatiannya. Dia segera mengambil hpnya yang sudah tersimpan di dalam tas. "Dokter Wilson." Gumam Aretha lirih melihat nama yang tertulis di layar hp-nya, lalu menggeser ikon panggilannya. Aretha: Selamat pagi Dok. Sapa Aretha kepada dokter Wilson setelah panggilannya terhubung. Dokter Wilson: Pagi juga. Aretha ada hal penting yang harus aku bicarakan denganmu. Aretha: Hal penting? Tanya Aretha memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar. "Iya." Aretha: Hal penting apa dok, apa sesuatu yang buruk telah terjadi pada ibu? Aretha bertanya penuh kekhawatiran. "Sebaiknya kita bicarakan di rumah sakit, bisakah kamu ke rumah sakit sekarang?" Mendengar pertanyaan dokter Wilson, Aretha segera menoleh ke arah jam dinding. "Bisa dok, aku akan segera ke sana." Panggilan terputus Aretha kembali menyimpan hp-nya di dalam tas. Alvarendra yang melihatnya segera berjalan menghampirinya. "Sayang, kita beran
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

22. Penjaga toilet

Aretha refleks menoleh ke belakang ternyata Alvarendra yang sedang memeluknya. "Mas!" "Kenapa Sayang?" Alvarendra bertanya dengan suara lembut tepat di samping telinga Aretha. "Mas kenapa bisa ada di sini?" Aretha merasa heran Alvarendra masuk ke dalam toilet wanita. "Nggak boleh?" Alvarendra menaikkan salah satu alisnya. "Iya, tentu saja Mas nggak boleh masuk ke sini, ini toilet wanita!" Jawab Aretha mengingatkan. "Ada larangan?" Aretha memutar bola matanya malas mendengar ucapan Alvarendra. "Tentu saja ada larangannya, seorang pria dilarang masuk ke dalam toilet wanita!" Ujar Aretha menegaskan. "Mas lepas! Bagaimana kalau ada yang melihat kita?" Aretha terlihat khawatir menoleh ke sana kemari memastikan tidak ada orang yang melihatnya. Sedangkan tangannya berusaha melepaskan tangan Alvarendra yang sedang memeluknya. Namun Alvarendra justru semakin mempererat pelukannya. "Mas!" "Sebentar saja, Aretha!" Pinta Alvarendra sedikit memaksa. Aretha menghembuskan nafas panjang men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

23. Jual diri

Alvarendra membuka pintu Villanya terlihat Aretha tampak sibuk mengerjakan tugas kuliahnya. Mendengar suara pintu dibuka Aretha segera menoleh ke arahnya. "Mas, sudah pulang? Maaf belum menyiapkan makan malam, dari tadi sibuk mengerjakan tugas dari kampus." Ujar Aretha dengan hati-hati. "Nggak apa-apa kita makan malam di luar saja." Aretha tampak terkejut mendengar ucapan Alvarendra, ini pertama kalinya Alvarendra mengajaknya makan di luar. "Mas, yakin mau mengajakku makan di luar?" "Iya kenapa?" "Biasanya Mas mengajak kekasihnya kalau mau makan luar, kenapa sekarang malah mengajakku?" Aretha bertanya menatap heran ke arah Alvarendra. "Apa ada larangan mengajak istri sendiri makan di luar?" Bukannya menjawab pertanyaan Aretha, Alvarendra justru balik bertanya. "Nggak, cuma aneh saja. Apa sekarang pesona Mas sudah hilang sehingga tidak ada lagi wanita yang mau diajak makan malam bersama?" Alvarendra mengerutkan keningnya mendengar ucapan Aretha. "Iya, semua ini gara-gara kamu m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

24. Kado anniversary

"Ayo pergi!" Alvarendra menarik pergelangan tangan Aretha agar mengikutinya keluar dari restoran lalu masuk ke dalam mobil. "Mas, kamu terlalu romantis menyuruh istrinya menjual diri untuk diri sendiri." Seulas senyum tipis terbit di bibir Alvarendra mendengar ucapan Aretha. Dia mengambil kotak perhiasan kemudian memberikannya kepada Aretha. "Makan malam adalah kado darimu, sedangkan ini kado dariku." "Terima kasih Mas." Aretha tersenyum menerima kotak perhiasan yang diberikan oleh Alvarendra kepadanya. "Mas, apakah aku boleh membukanya?" Tanya Aretha menatap ke arah Alvarendra meminta izin darinya. "Tentu saja boleh, itu sudah menjadi milikmu." Aretha membuka kotak perhiasan yang ada di tangannya secara perlahan. Terlihat sebuah kalung dengan berlian biru "the hope diamond" berada di dalam kotak perhiasan tersebut. Aretha terkejut sekaligus kagum melihatnya. "Mas, kalung ini benaran untukku?" "Iya, bukankah tadi mas sudah mengatakannya." "Bagus banget kalungnya." Dengan mata
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

25. Patah hati

Aretha yang sedang menyiapkan sarapan segera menoleh ketika mendengar suara langkah kaki semakin mendekat ke arahnya. Terlihat Alvarendra berjalan menghampirinya. "Mas, sarapan dulu!" "Sarapan apa?" Tanya Alvarendra menoleh ke arah Aretha. "Sandwich." Aretha meletakkan dua potong sandwich serta dua gelas teh manis di atas meja makan. "Sepertinya enak." Seulas senyum tipis terbit di bibir Alvarendra melihat sandwich yang telah tersaji di atas meja makan. Dia mempercepat langkah kakinya menuju meja makan. Alvarendra sudah berdiri di dekat meja makan hendak duduk, namun diurungkan olehnya ketika mendengar suara dering hp-nya. Dia berjalan sedikit menjauh dari Aretha untuk mengangkat panggilan yang masuk ke hp-nya. Ariana: .... Alvarendra: Aku akan segera ke sana! Alvarendra berkata dengan suara keras tampak khawatir. Ariana: .... "Aku bilang akan segera ke sana, Ariana tunggu aku di sana!" Alvarendra meninggikan nada bicaranya, semakin terlihat khawatir. "Ariana? ora
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya

26. Pindah tempat tinggal

"Dari awal aku sudah tahu kalau akan berakhir seperti ini, kenapa juga aku harus bersedih." Monolog Aretha dalam hati. Aretha baru saja pulang dari kampus, dia mengerutkan keningnya melihat mobil Alvarendra sudah terparkir di depan Villa. "Tumben Mas Alvarendra sudah pulang." Batin Aretha merasa heran. Aretha membuka pintu Villa terlihat Alvarendra sedang berdiri membelakanginya. Seketika Alvarendra membalikkan badannya setelah mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya. "Mas, kenapa sudah pulang?" Tanya Aretha berusaha tersenyum ke arah Alvarendra lalu memeluknya. "Aku pulang lebih awal untuk melihat seseorang yang tadi pagi aku tinggal pergi begitu saja, marah atau tidak?" "Kalau Mas tidak mengingatkannya, aku pasti sudah lupa." Jawab Aretha mendongak menatap wajah Alvarendra. Dia berusaha tetap terlihat tenang seolah tidak tahu apa-apa tentang kejadian tadi pagi. Pandangan Alvarendra tertuju pada bibir Aretha lalu menyatukannya. Aretha tampak terkejut menyadari sesuatu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

27. Mengubur perasaan

Aretha sudah berada di depan mall menunggu kedatangan Tasya. Mendengar suara seseorang memanggil namanya Aretha segera menoleh ke arahnya. "Aretha!" Terlihat Tasya berjalan ke arahnya. Mereka berjalan bersama masuk ke dalam mall menuju food court makanan Jepang. "Aretha, kamu benaran sudah pindah dari Villa Grand Luxury?" Tasya bertanya memastikan kebenaran ucapan Aretha tadi di telepon, setelah mereka mendaratkan bokongnya di atas kursi duduk berhadapan. "Iya." "Kenapa?" Tanya Tasya merasa penasaran sekaligus heran, Aretha dipindahkan begitu saja dari Villa Grand Luxury setelah dua tahun tinggal di sana. "Orang yang dicintai oleh Mas Alvarendra sudah kembali, dia menyuruhku keluar dari Villa Luxury karena Villa tersebut dipersiapkan khusus untuk Ariana. Selama ini aku hanya numpang tinggal di sana." Terang Aretha menjelaskan alasan dirinya dipindahkan dari Villa Grand Luxury. Dia berkata sambil menunduk dadanya terasa sesak mengingat Alvarendra lebih peduli dengan Ariana dibandi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

28. Marah

Alvarendra mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, bahkan sampai menyalip beberapa kendaraan yang kebetulan melintas di sana. "Mas, berhenti!" Aretha memijat pelipisnya yang berdenyut, kepalanya terasa sangat pusing karena Alvarendra mengendarai mobilnya secara ugal-ugalan. Alvarendra seolah menulikan pendengarannya dia tetap mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. "Mas, aku bilang berhenti!" Bentak Aretha dengan suara keras merasa kesal dengan Alvarendra. Alvarendra akhirnya menghentikan laju mobilnya kemudian menoleh ke arah Aretha. Dia terkejut melihat wajah Aretha tampak pucat. "Sayang, kamu kenapa?" Tanya Alvarendra tampak panik. "Mas, buka pintunya!" Aretha memegangi perutnya yang tiba-tiba merasa mual. "Sayang, perutmu mual?" Tanya Alvarendra semakin panik. Aretha hanya mengangguk lemah sebagai jawabannya. Menyadari pintu mobilnya sudah tidak dikunci, Aretha bergegas keluar dari mobil. Di luar mobil dia memuntahkan isi perutnya. Alvarendra yang melihatnya se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

29. Aretha sakit

Semalam Alvarendra tidur di kantor sampai pagi. Dia mengambil hpnya memeriksa panggilan serta pesan yang masuk ke dalamnya, namun dari sekian banyak panggilan serta pesan yang masuk tidak ada satupun dari Aretha."Aretha sama sekali tidak peduli kepadaku, bahkan tidak ada satupun pesan atau panggilan yang masuk darinya." Monolog Alvarendra merasa kecewa.Mendengar suara pintu dibuka Alvarendra menoleh ke arah pintu, berharap Aretha yang datang."Apakah Aretha datang ke sini untuk mengantarkan sarapan?" Batin Alvarendra dengan seulas senyum tipis terbit di bibirnya.Terlihat seorang wanita berjalan masuk namun bukan Aretha melainkan Ariana. Dengan cepat senyuman yang menghiasi wajah Alvarendra hilang begitu saja."Ariana, ada apa kamu pagi-pagi datang ke sini?" Tanya Alvarendra menatap heran ke arah Ariana."Al, aku cuma mau mengajakmu sarapan bersama. Aku tahu kamu pasti belum sarapan 'kan?" Ariana berjalan menghampiri Alvarendra sambil menenteng kotak makan di tangannya."Sarapan?" A
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

30. Cerai?

"Setelah masalah akuisisi HR Group selesai aku akan membahas hubunganku dengan Aretha.""Kamu akan menceraikannya? Jangan terlalu sadis bagaimanapun juga dia sudah menemanimu selama dua tahun, bahkan harus kehilangan masa mudanya karena menikah denganmu." Ujar Alan mengingatkan, menatap ke arah Alvarendra menuntut jawaban darinya."...." Alvarendra hanya diam mengangguk ragu."Kamu yakin akan bercerai dengan Aretha?" Alan kembali bertanya kepada Alvarendra."Apa aku yakin, kenapa tiba-tiba merasa ragu?" Batin Alvarendra merasa heran dengan dirinya sendiri."Jangan pasang tampang terpaksa seperti itu, pikirkan dulu dengan baik! Aku pamit mau kembali ke rumah sakit." Alan beranjak dari duduknya."Ya." Alvarendra menoleh ke arah Alan yang berjalan keluar dari apartemennya.Alvarendra kembali masuk ke dalam kamar terlihat Aretha masih duduk di atas ranjang, sedangkan bubur ayamnya sama sekali belum disentuh olehnya. Dia berjalan menghampiri Aretha lalu duduk di sampingnya."Sayang, kenapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status