Все главы Hubungan Lain Suami Dan Mertuaku : Глава 21 - Глава 30

41

Bab 21 Sama-sama Pulang Tengah Malam

Saking asiknya mengobrol, Maida tidak menyadari jika Menantunya tengah memperhatikan ia dari balik pintu kamar. "Aku benar-benar senang malam ini, siapa bilang jika hubunganku terbatas. Justru kami semakin mesra saat bertemu,"gumam Maida, yang sedang bicara dengan pantulan dirinya di cermin. Masih dengan bersenandung kecil, wanita ini bergegas masuk ke bilik mandi. Hawa panas membuat ia ingin segera nyebur di bak mandi. POV Naya Aku langsung menghentikan obrolan dengan Karina, saat mendengar suara pintu terbuka. Berpikir jika itu Mas Fandi, ternyata aku salah besar. Itu Mama, melihat Mama yang masuk sambil mengobrol aku mengurungkan niat untuk menyambut dan memilih kembali ke kamar. Mama bicara dengan seorang lewat telpon, entah dengan siapa ia bercakap namun kata-katanya membuatku merinding. Karena aku mempunyai misi menyelidiki, Mama aku memutuskan untuk menguping dari balik pintu kamar, beruntung sekali posisi kamarku tidak terlalu jauh dari dapur dan Mama menuju ke sana. Da
last updateПоследнее обновление : 2024-09-21
Читайте больше

Bab 22 Kehilangan Sesuatu

"Aku tidur dulu ya, Nay." Pamit Mas Fandi, dan langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Aku mengangguk, membiarkan suamiku itu terlelap,"Mas!"panggilku, memastikan jika ia benar-benar sudah tidur. Aku mendekat ke sisi ranjang memperhatikan lekat sosok yang tengah terbaring, melihat dari dadanya yang naik turun, sepertinya Mas Fandi benar-benar sudah tertidur. Cepat-cepat aku masuk kedalam kamar mandi, aku periksa ulang kemeja yang tadi aku amankan, otakku mengingat-ingat wangi Parfum yang masih sangat melekat. Siapa pemilik aroma ini? aku belum pernah menciumnya, yang jelas ini wangi Parfum wanita. Apa Mas Fandi berselingkuh! Astagfirullah, dasar bodoh! kenapa kamu bisa menilai seperti itu, Nay! rutukku pada diri sendiri. Karena pikiranku yang sedang kalut, di meliputi curiga. Aku memutuskan untuk berdiam diri di tempat ini sampai beberapa menit. Mas Fandi lembur dan sangat kebetulan Mama juga pergi dengan temannya, mereka pulang diwaktu yang hampir bersamaan. Ke
last updateПоследнее обновление : 2024-09-23
Читайте больше

Bab 23 Bertanya Langsung Pada Mama

Sudah kedua kalinya, Mama menggantikan posisi aku, mengantar Mas Fandi sampai pintu. "Aku berangkat ya, Ma,"pamit Mas Fandi seraya meraih tangan Mama dan menciumnya. "Iya Fan, hati-hati ya. Kabari mama jika sesuatu terjadi padamu,"sahut Mama. Meskipun mereka sudah saling berpamitan tidak satupun dari mereka melepaskan telapak tangan yang masih saling bertautan itu. Mata Mama, begitu berbinar menatap wajah Mas Fandi begitu juga sebaliknya. Aku sengaja membiarkan pemandangan ini karena aku ingin tau sampai sejauh mana. Benar saja, semakin dibiarkan mereka semakin menganggap tidak ada aku di sana. Tangan Mama merembet ke lengan Mas Fandi, dengan gerakan lembut dan pipi merona, Mertuaku itu merapihkan kemeja Mas Fandi, yang sebenarnya tidaklah berantakan. "Terima kasih, Ma,"kata Mas Fandi. "Ini sudah tugas mama. Fan, malam nanti mau masakin apa?" "Eeemmm...." "Maida!" Teriak seseorang menghancurkan percakapan gemulai antara Mama dan Mas Fandi. Aku sedikit mengeluark
last updateПоследнее обновление : 2024-09-24
Читайте больше

24 Bertanya Pada Bu Dewi

“Jadi, apa maksud dan tujuan Mama membuat foto itu?”tanyaku, aku sudah tidak perduli lagi jika Mertuaku ini akan murka karena akhir-akhir ini aku mulai berani padanya. “Naya! Kamu sebaik stop, mencari tau. Ada pepatah yang mengatakan, semakin banyak kamu tau semakin mendekatkan dirimu dengan maut.” Hah! Pepatah macam apa itu! Sungguh aku baru mendengarnya, aku hanya menggelengkan kepala tapi aku tetap menginginkan jawaban dari Mama. “Jadi, Mama mau memberitahu aku, atau tidak?” Mama tersenyum sinis,”Kamu terlihat seperti menantang, Naya! Apa kamu menganggap peringatan tadi adalah omong kosong?” “Tidak, aku hanya meminta jawaban atas pertanyaanku tadi.” “Keras kepala!”umpat Mama. Kali ini kami berdua benar-benar seperti musuh. Mama menatapku semakin tajam, ia mengerahkan semua indra penglihatannya demi membuatku terintimidasi. “Ma…” “Cukup Naya! Jangan pernah ikut campur urusan saya, sekalipun itu menyangkut Fandi. Saya ini Ibunya Fandi, saya yang membesarkan dia. Jadi
last updateПоследнее обновление : 2024-09-25
Читайте больше

25 Percaya Tapi Tidak Yakin

"Apa kita pulang ke rumah Nenek, Bu?"tanya Fatia, dari wajah anak ini terlihat jelas jika ia tidak mau kembali ke rumah Neneknya itu. "Iya Fatia, ayo cepat kemasi barang-barang kamu,"sahut Wina, sekaligus menyuruh anaknya agar bergerak cepat. "Tapi...Bu..." "Tidak ada tapi-tapian, Fatia, kita harus cepat pulang ini sudah sore." Dengan pasrah, karena tubuhnya yang kecil tidak bisa berbuat apa-apa Fatia mengikuti perintah Ibunya. *** Naya yang sudah kembali dari rumah Dewi, langsung mengunci diri di kamar. Dia tidak menyangka jika apa yang ia takutkan selama ini dibenarkan oleh wanita yang bernama Dewi itu. Tapi Naya tidak seratus persen percaya, sebelum dia melihat dengan mata kepalanya sendiri secara langsung, jika Suaminya memiliki hubungan dengan Mertuanya. "Jika itu benar, apa yang ada di pikiran mereka! apa mereka tidak takut, malu, jika sampai skandal ini tersebar luas,"gumam Naya, marah. Yang lebih parahnya, Ibu Dewi mengatakan, jika keanehan antara hubungan F
last updateПоследнее обновление : 2024-09-26
Читайте больше

26 Apa Yang Membuat Hanan Dan Wina Panik?

"Mbak Wina, kenapa?!"tanya Naya, melihat Wina yang kelihatan seperti orang yang linglung."Apa?""Mbak Wina, kenapa?""Tidak! tidak apa-apa, anak-anak ayo masuk kamar,"sahut Wina dan langsung membawa anak-anak kedalam kamar. Naya mamatung, tentu wanita ini kebingungan dengan Wina, yang tiba-tiba terlihat aneh. **Momen berkumpul kembali terlihat di meja makan, seperti biasa semua diam dan fokus pada piring masing-masing. Hingga, Fatia yang pertama memutuskan menyudahi makan malam."Kenapa, makanan kamu masih banyak loh, ayo habiskan dulu,"ucap Wina, seraya menyodorkan kembali piring yang di dorong jauh oleh, Fatia."Aku sudah kenyang, Bu.""Kenyang! kamu baru makan beberapa sendok, Fatia. Ayo habiskan jangan buang-buang makan seperti ini!"Wina meninggikan suaranya. Tidak biasanya wanita ini marah-marah pada Fatia."Sudah, tidak apa-apa jika Fatia tidak mau menghabiskan makanannya, biar aku yang habiskan agar tidak mubazir,"timpal Hanan, yang ingin menyudahi omelan Istrinya.
last updateПоследнее обновление : 2024-09-28
Читайте больше

27 Niat Fandi

"Ayo duduk, lihatlah acarnya sangat bagus. Kamu pasti suka,"kata, Fandi sambil menepuk-nepuk sofa kosong di sebelahnya. "Iya, Mas." Naya menduakan diri di sebelah kanan Fandi sedangkan Maida ada di sebelah kiri lelaki itu. "Naya, apa kamu tidak merasa bosan setiap hari di rumah?" pertanyaan Fandi membuat Naya tersentak begitu juga dengan Maida. "Bo....bosan! maksudnya?!" "Iya, apa kamu tidak bosan sehari-hari ada di rumah, sudah 2 bulanan ini kamu tidak pernah keluar jalan-jalan kan?" "Memangnya, kalau Naya bosan kenapa? apa yang akan kamu lakukan Fan! apa kamu berniat mengajak istrimu jalan-jalan?"sahut Maida. Fandi langsung menoleh ke arah Ibunya,"Iya Ma, aku berniat mengajak Naya liburan akhir pekan ini." Seketika wajah Maida memegang,"Liburan?" "Iya Ma, sudah sangat lama aku merencanakan ini dan belum ada waktu yang tepat. Aku memutuskan untuk liburan dengan Naya akhir pekan ini, aku akan meminta izin selama beberapa hari di tempat kerjaku." Wajah Maida yang menegang k
last updateПоследнее обновление : 2024-09-29
Читайте больше

28 Wangi Parfum Yang Sama

“Kamu boleh keluar,” ucap Mama, saat aku dan dirinya sudah ada di dalam kamar. “Tidak Ma, aku akan menemani Mama.” “Tidak perlu, kamu keluar saja,” usir Mama, dia benar-benar sangat tidak suka dengan kehadiranku. Namun aku tidak akan menyerah begitu saja. ”Ma, Mas Fandi bilang, Mama tidak boleh marah-marah nanti darah tingginya kambuh.” “Kamu menyumpahi saya! Apa saat ini otakmu sedang berpikir, jika saya mati kamu bisa memiliki segalanya?!” Astagfirullah! Sungguh jauh pikiran Mama, mana ada aku berpikir sekejam itu. “Ma, kenapa Mama selalu saja berpikir buruk tentangku?” “Jangan memasang wajah polos seperti itu, Naya! Saya tidak suka melihatnya, dan kalau kamu tanya kenapa! Jawabnya, karena aku tidak suka mempunyai menantu pembangkang sepertimu.” Ucapan Mama yang blak-blakan cukup membuatku sedih, ternyata seperti ini rasanya di benci Ibu Mertua, pantas saja Karina sampai stres dan memilih berpisah dengan suaminya. Sabar Naya. Jika di bandingkan dengan Karina, sepe
last updateПоследнее обновление : 2024-10-01
Читайте больше

Bab 29. Rencana Hanan

"I....iya," jawabku ragu, karena aku juga ikut ketakutan. Mbak Wina beralih pada Mas Hanan, "Bagaimana ini Mas?!" tanyanya. Aku melihat Mas Hanan sedang berpikir keras, entah apa yang lelaki itu pikirkan. "Mbak Wina, Mas Hanan, ada apa ini? tolong jangan buatmu bingung," ucapku yang sudah tidak bisa sabar. Mas Hanan langsung mendekatiku, "Naya, aku minta batalkan." "Apa yang di batalkan?" tanganku semakin bingung. "Batalkan, kepergian kamu dan Mama, besok," sahut Mbak Wina. Kali ini aku paham, tapi kenapa! kenapa mereka memintaku membatalkan. Ini semakin membuatku curiga. "Ada apa Mbak?" "Ada apa, apanya Naya! aku memintamu untuk tidak pergi dengan Mama besok, tidak ada apa-apa." Sabut Mbak Wina, ngotot. "Tidak mungkin tanpa alasan, kan?" Mas Hanan dan Mbak Wina, terdiam. "Mbak, tolong jawab ada apa? tidak mungkin tanpa alasan, kenapa kalian tidak mengijinkan aku pergi bersama Mama?" "Tidak ada alasan apa-apa selain demi keamananmu." Kata keamananmu, tentu
last updateПоследнее обновление : 2024-10-02
Читайте больше

30 Rencana Yang Gagal

"Om, apa Om Fandi bisa mengantarkan aku sekarang?" tanya Fatia, yang sejak tadi sudah siap dengan atribut sekolahnya. "Iya, ayo! kita berangkat sekarang," sahut Mas Fandi dan langsung beralih kepadaku, "Naya, aku pergi dulu ya tolong kabarin aku jika Mbak Wina sudah pulang." "Iya Mas, kamu jangan khawatir aku akan segera mengabari dan aku yakin, Mbak Wina pasti saja." ** Tersisa aku, Mama dan Damar yang masih sangat kecil. Beruntung Damar masih kecil, hingga aku bisa menjadikannya alasan untuk menghindari Mama. "Mau kemana kamu, Naya?!" panggil Mama dengan suara yang membuatku bergidik. "Aku, ingin memandikan Damar, Ma," alasan ini sangat tepat aku ucapkan karena Damar memang belum mandi. "Tidak perlu, itu menjadi urusan Wina, kamu tidak boleh ikut campur." "Tapi Ma, Mbak Wina sedang pergi ke Rumah Sakit dia sedang tidak sehat, jadi tidak apa-apa hari ini aku yang menjaga dan merawat Damar." "Naya, saya tidak suka dibantah dan kenapa akhir-akhir ini kau sering melaku
last updateПоследнее обновление : 2024-10-04
Читайте больше
Предыдущий
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status