Home / Rumah Tangga / WARISAN LUKA DARI BAPAK / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of WARISAN LUKA DARI BAPAK : Chapter 11 - Chapter 20

30 Chapters

Chapter 11

"Aku yakin dia ada di apartemennya sekarang. Kita harus menunggu dia keluar.""Rasanya aku ingin menyerobot masuk saja, menghajar wanita tidak tahu diri itu!" Dua orang gadis muda mengumpat. Kemala mengerutkan dahinya, 'Siapa yang mereka maksud?' Ia berjalan melewati keduanya, telinga meruncing untuk mencari tahu lebih banyak. Mereka berdiri di dekat apartemen, pinggir jalan. Sayang, kedua wanita muda itu tidak menyebutkan nama, tapi mereka terlihat sangat geram.Kemala bergegas masuk ke dalam apartemen, ia tidak bisa membuat kakaknya menunggu. Pintu apartemen itu sengaja tidak dikunci untuk memudahkananya keluar masuk agar tidak menganggu Nadine yang sedang tidak enak badan."Mbak Nadine?" Gadis itu mencari. Kakaknya tidak ada di tempat tidur. "Di mana dia? Mbak!" teriaknya lagi mencari."Mbak!" Kemala kaget saat melihat kaki Nadine yang menjulur di pintu kamar mandi. "Ya, ampun mbak. Ada apa denganmu?" Dari mulut wanita itu keluar busa. Ia tidak sadarkan diri hingga terjatuh di kam
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Chapter 12

Rambut panjang Kemala terbang menerpa kaca helm yang Emeril gunakan. Berwarna kehitaman rapi dan terawat. Pria itu tetap menjaga gengsinya untuk tidak dekat-dekat. Ia tetap duduk tegap sembari menjewer sedikit pakaian gadis itu. Orang-orang memperhatikan mereka, kesombongan yang jelas terlihat. Kemala yang seorang wanita dan mengemudi bahkan tidak menggunakan helm. Sedangkan, Emeril laki-laki dan menjadi penumpang malah menggunakan helm."Mama!" pekik seorang anak kecil di atas motor saat melihat Emeril melotot padanya di lampu merah."Jangan dilihat! Nanti ketularan gila," tukas ibunya. Kepala Emeril kembali menoleh saat mendengar kata-kata itu.Dug! Helmnya pun terbentur kepala Kemala saat gadis itu kembali melaju."Ya, ampun! Dosa apa yang sudah bapak perbuat hingga aku harus bertemu dengan pria macam dia!" umpat Kemala kesal. Rasanya ingin sekali ia menjatuhkan pria itu ke dalam got.Mobil ambulans yang membawa Nadine sampai lebih dulu. Mereka segera membawa wanita itu ke UGD untu
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Chapter 13

"Benarkah di sini ada pasien yang bernama Nadine?" Seorang wartawan menyerobot masuk, padahal 3 security berjaga di depan gerbang bangunan UGD."Kami hanya ingin tahu apa yang terjadi pada Nadine? Tolong izinkan kami untuk menemuinya sebentar saja, Pak.""Tidak ada. Tidak ada yang bernama Nadine di sini. Silahkan kalian semua bubar!" Security mencoba menghalau mereka. "Tidak mungkin, Pak. Kami punya narasumber yang pasti. Nadine di larikan ke Rumah Sakit ini.""Saya bilang tidak ada! Silahkan tunggu saja kalau tidak percaya!" Ketiga security pasang badan agar tidak kecolongan. Mereka sudah mendapat perintah untuk tidak memasukkan para wartawan itu."Aku yakin dia di sini!" Seorang anak perempuan mengepalkan tangannya kencang. "Sampai kapan kamu akan bermain kucing-kucingan, wanita murahan! Aku akan buat kamu menerima balasannya!" pekiknya geram. Anak perempuan itu tidak mau tinggal diam dan menunggu. Dia berjalan-jalan ke samping rumah sakit. Lalu, menemukan sebuah ambulans yang terpa
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Chapter 14

"Bukannya kamu pria tadi?" Bapak celingukan melihat pemuda yang telah pamit sejak tadi, sekarang malah kembali. Emeril segera bangun dan memberi kode pada Aris agar pergi. Lelaki itu sedikit heran, namun itu perintah. Dibantah sedikit saja, taringnya bakalan keluar semua, bak vampir yang siap mengisap darah."Iya, Pak. Ini saya antar---" Emeril menengok kecoa yang berjalan-jalan di kakinya. "Ih!" Ia berjinjit geli."Oh. Buat ayam-ayamku?" Mata bapak melebar. "Mereka suka kayanya. Kemala, ayo tangkap semua kecoa itu!" perintah bapak.Kemala yang curiga pada pria itu, menyipit tidak percaya. 'Dia pasti punya rencana balas dendam. Apakah mungkin dia sengaja mengirim kecoa-kecoa ini untuk menakutiku?' Kemala menunduk dan menjewer satu persatu dari mereka untuk dimasukkan kembali ke dalam kotak.Emeril masih bersembunyi di samping gadis itu sembari bergidik geli. 'Aku lupa kalau dia sejenis unggas, mana ada takut-takutnya sama kecoa!' umpatnya."Hah!" Kemala mengangkat kumis kecoa itu dan
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Chapter 15

Padahal cuaca malam ini dingin sekali, ada percikan air hujan yang terterpa angin hingga menembus kulit. Kemala yang menggunakan jaket saja, masih bergidik dingin. Tapi, pria di belakangnya, tetap saja menjaga wibawanya dengan duduk tegap dan menahan tangannya untuk tidak berpegangan. Meski, sesekali ketika kondisi jalan sedikit buruk, ia meraih jaket Kemala dan menjewernya."Jangan belok kesana!" cegah Emeril saat motor Kemala memberi sen kiri untuk berbelok. "Bukannya arah apartemen memang ke sana?" tanya Kemala bingung."Siapa yang mau ke apartemen nenek. Aku mau pulang ke rumahku sendiri," ujar Emeril. "Lurus saja!" Tangan dan telunjuknya yang panjang mengarah ke depan."Belok kanan!" Tidak lama dia menempuk pundak Kemala untuk berbelok. "Sudah mirip tukang ojeg aja kan? Apa bedanya? Demi apa juga tukang ojeg jam segini dengan cuaca dingin mengantarkan penumpan songong?" gumam Kemala merasa jadi budak gratis."Berhenti!" ucap Emeril cepat.Kemala langsung menghentikkan laju moto
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Chapter 16

Kemala langsung kembali ke rumah Emeril, ia menstandarkan motornya di depan pintu pria itu, berjalan perlahan sembari melihat-lihat. Ia tidak mendapati mobilnya, jika memang masih ada di rumah."Apa dia sudah pergi ke kantor?" Kemala mulai merasa senang dan perlahan berbalik lagi.Brank! Ia langsung menoleh. Pintu rumah itu terbuka dengan keras oleh sendirinya. Emeril yang melihat gadis itu akan pergi segera berlari dan membuka pintu, lalu cepat kembali dan berpura-pura membaca koran lagi."Apakah masih ada orang di dalam?" Kemala celingukan sembari memegangi tali tas selempangnya. Siapa yang tidak takut masuk rumah mewah yang tidak ada penghuni, di sangka maling 'kan berabe."Kenapa sepi? Jangan-jangan dia keburu pergi," ujar Kemala. "Ah! Nanti disangka maling lagi" Gadis itu memilih balik kanan."Eheum!" Sekeras mungkin Emeril berdehem. Kemala kembali menoleh. Rupanya pria itu terhalang sofa di sebelah kanan. "Oh, ternyata ada orangnya. Aku kira tadi dedemit yang buka pintu." Kemal
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Chapter 17

Kumari berdiri dan bersandar pada nakas di samping ranjang Nadine. Akhir-akhir ini gadis itu sering menutupi banyak hal dari dirinya, dan melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh Kumari. Sebenarnya ia merasa khawatir ada sesuatu yang terjadi di luar kendalinya."Kapan aku keluar dari sini?" tanya Nadine masih memunggungi."Tempat ini jauh lebih aman buatmu sekarang. Di luar sana para pemburu berita sedang mengejarmu.""Aku akan keluar dari sini!" Nadine bangun dan terduduk di ranjangnya. Ia tidak mau mendengar soal media itu yang membuatnya seperti terpenjara."Apa yang akan kamu lakukan di luar sana? Aku tidak akan mengeluarkanmu sebelum kamu mendapat tempat yang aman.""Apa sekarang ibu mulai mengkhawatirkanku? Biasanya pun tidak pernah. Ibu bahkan tidak peduli pada apa yang aku lakukan!" Nadine mencoba berontak. Ia melepaskan selimut yang menutupi tubuhnya dan menekan bel perawat. Meminta bantuan untuk melepaskan selang medis."Bukan aku yang menginginkannya! Tapi, Pak Candra
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Chapter 18

"Kemala, jangan coba-coba menyembunyikan sesuatu dariku!" Mata bapak melotot. Kemala sampai menelan ludahnya, jarang sekali bapaknya bersikap seperti itu. "Hubungi dia sekarang atau antarkan aku untuk menemuinya!" perintahnya lagi.Kemala berpikir cepat, rasanya ia tidak mungkin membawa bapak menemui Nadine. Situasi di luar yang tidak tertebak bisa jadi memicu semakin meruncingnya masalah."Kemala akan menghubunginya." Gadis itu terpaksa kalah, bapaknya adalah tuan pemaksa. Tidak mungkin ia menang, terutama karena ia tidak ingin menyakiti hati prianya itu.Kemala berulang kali menghubungi kakaknya, tapi panggilan itu tidak jua diangkat."Kenapa?" tanya bapak saat Kemala masih tidak mendapat respon. Kemala menggeleng, "Mbak Nadine tidak mengangkat teleponnya, Pak.""Pasti ada sesuatu terjadi padanya, Kemala." Bapak beranjak dari duduknya. Ia masuk ke dalam kamar dan berganti pakaian."Bapak mau kemana?" "Kemana lagi? Antarkan aku menemui kakakmu!" Bapak sudah berjalan ke depan, berdi
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Chapter 19

"Kemana aku harus mengantarmu?" tanya Emeril. Sebenarnya ia masih ingat jalan ke rumah Kemala, namun gadis yang berada di belakangnya sekarang berbeda. Ada sesuatu yang membuat gadis itu hingga terpukul seperti ini. Kemala hanya diam, cukup lama ia memikirkan dirinya yang entah harus berlindung kemana lagi. "Aku akan mengantarmu pulang, bapak pasti sangat mengkhawatirkan anak ayamnya," ujar Emeril. Namun, Kemala masih saja tidak bersuara. Emeril semakin bingung, tapi jam terus merangkak dan tidak bisa menunggu Kemala yang bimbang. "Aku tidak mungkin membawa anak gadis orang tidak jelas seperti ini. Bisa-bisa digerebek hansip kan berabe!" Pria itu memutuskan untuk membawa Kemala pulang, meski Kemala tidak mengatakan kata persetujuan. "Bapaknya pasti sangat khawatir. Anak ayam langka kaya dia mungkin sulit untuk didapat lagi," gumam Emeril yakin pada keputusannya.Benar saja, sesuai dugaan Emeril. Lelaki berkumis tipis dengan tongkat kecil di tangan kanannya tengah menunggu di teras
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Chapter 20

Kemala mengusap keringat yang terasa keluar lebih banyak. Kepalanya pun terasa kembali pening, sepertinya angin pagi yang ia terjang tadi bersemayam dalam tubuhnya dan membuat sakit itu kembali terasa. "Ayolah! Hanya tinggal membersihkan toilet dan kamu bisa beristirahat." Ia memaksakan diri untuk kuat. Hidupnya yang keras mengajarkan dia untuk tetap kuat dan tidak terus mengeluh.Baju Kemala menjadi sangat dingin karena percikan air saat membersihkan kamar mandi. Ia pun sempat mencuci pakaian Emeril yang dipinjamnya. "Kepalaku sangat sakit," lirihnya berpegangan pada kursi. Ia mencoba menghubungi Emeril untuk izin beristirahat sebentar di rumahnya sampai sakit kepala gadis itu mereda, namun ternyata, "Ah! Aku bahkan tidak membawa tas." Kemala sangat lemas, tubuhnya merosot sendiri di kursi dan ia mulai terpejam, berharap pria itu tidak mempermasalahkannya. **"Kenapa kamar ini kecil sekali! Mana muat untuk ditempati dua orang." Nandine berdiri di kamar saudarinya yang kini ia tempat
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more
PREV
123
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status