Share

Chapter 17

Penulis: lasminuryani92
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-15 12:25:37

Kumari berdiri dan bersandar pada nakas di samping ranjang Nadine. Akhir-akhir ini gadis itu sering menutupi banyak hal dari dirinya, dan melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh Kumari. Sebenarnya ia merasa khawatir ada sesuatu yang terjadi di luar kendalinya.

"Kapan aku keluar dari sini?" tanya Nadine masih memunggungi.

"Tempat ini jauh lebih aman buatmu sekarang. Di luar sana para pemburu berita sedang mengejarmu."

"Aku akan keluar dari sini!" Nadine bangun dan terduduk di ranjangnya. Ia tidak mau mendengar soal media itu yang membuatnya seperti terpenjara.

"Apa yang akan kamu lakukan di luar sana? Aku tidak akan mengeluarkanmu sebelum kamu mendapat tempat yang aman."

"Apa sekarang ibu mulai mengkhawatirkanku? Biasanya pun tidak pernah. Ibu bahkan tidak peduli pada apa yang aku lakukan!" Nadine mencoba berontak. Ia melepaskan selimut yang menutupi tubuhnya dan menekan bel perawat. Meminta bantuan untuk melepaskan selang medis.

"Bukan aku yang menginginkannya! Tapi, Pak Candra
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • WARISAN LUKA DARI BAPAK    Chapter 18

    "Kemala, jangan coba-coba menyembunyikan sesuatu dariku!" Mata bapak melotot. Kemala sampai menelan ludahnya, jarang sekali bapaknya bersikap seperti itu. "Hubungi dia sekarang atau antarkan aku untuk menemuinya!" perintahnya lagi.Kemala berpikir cepat, rasanya ia tidak mungkin membawa bapak menemui Nadine. Situasi di luar yang tidak tertebak bisa jadi memicu semakin meruncingnya masalah."Kemala akan menghubunginya." Gadis itu terpaksa kalah, bapaknya adalah tuan pemaksa. Tidak mungkin ia menang, terutama karena ia tidak ingin menyakiti hati prianya itu.Kemala berulang kali menghubungi kakaknya, tapi panggilan itu tidak jua diangkat."Kenapa?" tanya bapak saat Kemala masih tidak mendapat respon. Kemala menggeleng, "Mbak Nadine tidak mengangkat teleponnya, Pak.""Pasti ada sesuatu terjadi padanya, Kemala." Bapak beranjak dari duduknya. Ia masuk ke dalam kamar dan berganti pakaian."Bapak mau kemana?" "Kemana lagi? Antarkan aku menemui kakakmu!" Bapak sudah berjalan ke depan, berdi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • WARISAN LUKA DARI BAPAK    Chapter 19

    "Kemana aku harus mengantarmu?" tanya Emeril. Sebenarnya ia masih ingat jalan ke rumah Kemala, namun gadis yang berada di belakangnya sekarang berbeda. Ada sesuatu yang membuat gadis itu hingga terpukul seperti ini. Kemala hanya diam, cukup lama ia memikirkan dirinya yang entah harus berlindung kemana lagi. "Aku akan mengantarmu pulang, bapak pasti sangat mengkhawatirkan anak ayamnya," ujar Emeril. Namun, Kemala masih saja tidak bersuara. Emeril semakin bingung, tapi jam terus merangkak dan tidak bisa menunggu Kemala yang bimbang. "Aku tidak mungkin membawa anak gadis orang tidak jelas seperti ini. Bisa-bisa digerebek hansip kan berabe!" Pria itu memutuskan untuk membawa Kemala pulang, meski Kemala tidak mengatakan kata persetujuan. "Bapaknya pasti sangat khawatir. Anak ayam langka kaya dia mungkin sulit untuk didapat lagi," gumam Emeril yakin pada keputusannya.Benar saja, sesuai dugaan Emeril. Lelaki berkumis tipis dengan tongkat kecil di tangan kanannya tengah menunggu di teras

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • WARISAN LUKA DARI BAPAK    Chapter 20

    Kemala mengusap keringat yang terasa keluar lebih banyak. Kepalanya pun terasa kembali pening, sepertinya angin pagi yang ia terjang tadi bersemayam dalam tubuhnya dan membuat sakit itu kembali terasa. "Ayolah! Hanya tinggal membersihkan toilet dan kamu bisa beristirahat." Ia memaksakan diri untuk kuat. Hidupnya yang keras mengajarkan dia untuk tetap kuat dan tidak terus mengeluh.Baju Kemala menjadi sangat dingin karena percikan air saat membersihkan kamar mandi. Ia pun sempat mencuci pakaian Emeril yang dipinjamnya. "Kepalaku sangat sakit," lirihnya berpegangan pada kursi. Ia mencoba menghubungi Emeril untuk izin beristirahat sebentar di rumahnya sampai sakit kepala gadis itu mereda, namun ternyata, "Ah! Aku bahkan tidak membawa tas." Kemala sangat lemas, tubuhnya merosot sendiri di kursi dan ia mulai terpejam, berharap pria itu tidak mempermasalahkannya. **"Kenapa kamar ini kecil sekali! Mana muat untuk ditempati dua orang." Nandine berdiri di kamar saudarinya yang kini ia tempat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • WARISAN LUKA DARI BAPAK    Chapter 21

    "Kenapa juga aku harus pulang?" Emeril terus menggerutu pada dirinya sendiri. "Dia mungkin sudah pulang. Melakukan dua pekerjaan itu kan tidak membutuhkan waktu lama." "Benar!" Emeril memarkirkan mobilnya pada sebuah restoran. "Lebih baik aku makan siang di sini saja," ucapnya pada diri sendiri. Ia masuk dan mulai memesan."Makan di sini atau---?" tanya kasir saat Emeril tak kunjung duduk dan memilih kursi."Eum ... dibawa pulang saja," jawab Emeril. "Euh!" Ia menjadi gereget sama dirinya sendiri."Kalau begitu ditunggu sebentar."Pria itu berdiri sembari menunggu, sesekali ia mengetuk kepalanya. "Apa yang sebenarnya ada dalam pikiranku!" Ia menolak untuk paham. "Dia sekarang pelayan di rumahku. Wajar saja kalau aku mengkhawatirkannya. Bagaimana kalau dia sakit, dan orang-orang mengira aku membiarkannya bekerja sehingga sakitnya semakin parah.""Ya, benar. Itu alasan yang bagus untukku pulang dan memastikan dia sudah tidak di rumah," gumam Emeril pada dirinya sendiri sembari menenten

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • WARISAN LUKA DARI BAPAK    Chapter 22

    "Nenek Kemala harus pulang, pekerjaan di rumah ini sudah selesai. Besok, Kemala datang lagi," ucap Kemala dengan suara yang dikeraskan. Sebenarnya ia sedang pamit pada pria yang tengah sibuk dengan laptopnya di meja yang lain. Ia tampak sibuk dan tidak merespons sama sekali, meski mendengarnya."Kamu yakin tidak mau beristirahat lebih lama di sini?" Nenek mengkhawatirkan keadaan gadis itu yang belum pulih benar. Meskipun, demamnya sudah reda karena obat yang diberikan oleh dokter."Kemala sudah jauh lebih baik kok, Nek." Kemala tersenyum sembari menepuk-nepuk tangan nenek yang sejak tadi menggenggam tangannya."Ya, gimana nggak sembuh. Bayar dokternya aja mahal!" celetuk Emeril menggaruk alisnya yang tak gatal. Muka datar dan masih berpura-pura fokus pada pekerjaan yang dia kerjakan di rumah."Dianter Eril ya?"Kemala menggeleng cepat, pria itu melihatnya. Sebelah bibir atasnya langsung terangkat. "Aku sibuk, Nek. Nggak ada waktu," tukas Emeril lagi. Kemala menghela napas sembari memb

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • WARISAN LUKA DARI BAPAK    Chapter 23

    Emeril mengerjap, ia melirik pada jam beker di atas nakas, tepat pukul 06.10 menit. Pria itu tidak lantas berdiri, ia menekan sebuah remot hingga gorden kaca terbuka, seketika cahaya kekuningan masuk menembus kamarnya yang luas dan besar, tertata rapi dan sangat bersih. Perlahan cahaya itu terasa hangat, Emeril menghirup kesegeran yang ia rasakan untuk memupuk semangat paginya. Emeril turun dan merapikan piyama yang ia kenakan. Kakinya dideteksi robot pembersih saat ia menginjakan kaki di atas lantai. Tenggorakannya terasa haus hingga ia memutuskan untuk mengambil air minum sebelum membersihkan diri. "Bau apa ini?" Emeril menajamkan pencium, memiringkan kepala untuk merasakan sesuatu yang beda. "Suara apa itu?" Berkali-kali ia menggerakkan lehernya untuk mencari. Bertahun-tahun tidak ada yang pernah merusak aroma pagi yang segar di rumahnya, tapi pagi ini ia mencium bau yang aneh. Sesuatu yang tidak biasa. "Krrrrk ... Krrrkk ...." Jelas itu adalah suara orang yang mengorok. Langkah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • WARISAN LUKA DARI BAPAK    Chapter 24

    Kemala masih menunggu pria yang tak disangka adalah dosen killernya itu, penampilan dan cara bicaranya yang jauh berbeda saat di voice note membuat Kemala sedikit tidak percaya. Teman-temannya hampir selesai, hanya miliknya yang sama sekali belum disentuh.'Ini pasti gara-gara kumis lele. Dia sengaja menghukumku seperti ini dan menunggu aku menyerah sendiri. Ah!' Kemala hampir putus asa."Aku duluan ya." Temannya menyentuh pundak gadis itu. Kemala benar-benar ingin menangis sekarang. Ia mungkin akan tertinggal wisuda kalau caranya seperti ini."Saya belum makan siang. Jadi, kamu bisa menunggu atau ikut ke kantin bersama saya." Tiba-tiba Abian berdiri dari tempat duduknya.'Aku nggak mau makan, Pak. Cuma mau tanda tangan Anda aja, apa susahnya buat tanda tangan, nggak perlu 2 menit,' gerutu Kemala dalam hati. Rasanya ia benar-benar dikerjai untuk dijadikan bahan balas dendam."I-ni cuma tinggal---" Kemala memperagakan tangannya sebagai simbol tanda tangan sembari tersenyum kecut."Saya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • WARISAN LUKA DARI BAPAK    Chapter 25

    Langit sudah menjadi sangat gelap sekarang, Kemala termenung di samping motornya. Ia tidak punya tempat untuk kembali. Ke apartemen ibunya terasa tak mungkin, gadis itu tidak ingin menemui wanita yang telah melahirkannya sekarang. Jika, malam kemarin ia masih bisa pergi ke rumah Emeril, saat ini situasinya pun tidak mendukung.[Kamu tidak perlu datang lagi ke rumahku!] Pesan singkat pria itu membuat Kemala semakin terpuruk. Ia masih menggenggam ponselnya dengan tangan yang bergetar. Bingung dan tak tahu arah, sedangkan malam terus beranjak naik. Entah kesalahan apa yang dibuatnya pada Emeril, sepertinya ia tidak suka saat Kemala datang bersama Abian ke rumahnya tadi siang.Kemala tidak terbiasa berada di luar semalam ini. Sangat jarang dan bahkan tidak sama sekali. Hanya setelah keputusannya mencari sang ibu membuatnya kini berakhir pada penyesalan yang begitu dalam. Tapi, siapa yang sangka akan seperti ini. Tidak pernah terlintas sedikit pun dalam benaknya, rindu pada sang ibu akan b

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27

Bab terbaru

  • WARISAN LUKA DARI BAPAK    Chapter 30

    Berhari-hari semuanya terasa sepi, Kemala hanya keluar saat pagi, membuat sarapan dan merapikan rumah Emeril, tanpa kata apalagi lelucon. Pria itu hanya memperhatikan dalam diam, ia pun tidak banyak menegur dan membiarkan Kemala seperti itu. Siang hari hingga malam Kemala punya waktu bebas, ia lepas dari tugasnya sebagai pembantu di rumah pemuda kaya itu. Kemala memanfaatkan waktu senggangnya untuk belajar menghadapi sidang dan mencari informasi lowongan di beberapa media sosial, tentu saja ia harus memiliki pekerjaan setelah satu bulan berada di kamar yang ia tempati sekarang. Selain itu, rasa ingin berbakti pada bapaknya kian hari kian besar.[Aku akan datang sekarang!]Pagi ini, Emeril terlihat rusuh saat keluar dari kamar. Ia tampak serius dan sama sekali tidak mencicipi sarapannya seperti biasa. Kemala memperhatikannya dari dapur. Laki-laki itu langsung mengenakan kaos kaki dan sepatu."Tunggu!" Kemala bergegas mengejar, memberikan kotak makan.Emeril tidak menyahut ia hanya mene

  • WARISAN LUKA DARI BAPAK    Chapter 29

    "Di mana kamu tinggal?" Pria yang memperkenalkan dirinya sebagai Herman itu sedikit menoleh pada Nadine yang setengah sadar akan keadaannya sendiri. "Aku tidak punya tempat tinggal," jawab Nadine singkat. Kepalanya serasa mau pecah saat sedikit saja terjadi benturan karena kondisi jalan yang tidak rata. Untung saja Herman datang tepat waktu, dia yang mengaku sebagai paman Nadine itu menawarkan diri untuk mengemudi. Tentu saja mobil Nadine karena dia datang menggunakan kendaraan umum."Tinggal bersama paman saja, Nadine," ucapnya kemudian.Nadine enggan menanggapi, mulutnya terasa penuh. Sebuah cairan terasa mendesak naik ke atas. Gadis itu memukul pintu mobil, ia meminta untuk berhenti. Tangan kirinya sudah memegangi mulutnya sendiri."Iya, iya, sebentar!" Herman segera menepikan mobil yang dikendarainya. Nadine membukanya tanpa isyarat, menerobos begitu saja dan memuntahkan semuanya di trotoar. Ia bahkan tidak bisa bergeser sedikit saja ke rerumputan. Orang-orang yang sedang berjala

  • WARISAN LUKA DARI BAPAK    Chapter 28

    Nadine memutar setir mobil sembari membantingnya ke arah kiri. Ia sangat terlihat kacau sekarang, otaknya terasa mendidih dengan amarah dan kebencian. Terasa sebuah api meletup-letup di dalam dadanya, ia ingin meluapkan semua itu, namun entah dengan cara apa. Nadine hanya tahu kalau dirinya saat ini tengah terluka, sangat dalam, hingga tidak bisa mengungkapkan bagaimana rasanya. Tangannya yang memegang kemudi tampak bergetar, lajunya pun tidak terarah, matanya pudar dan terhalang air mata. Gadis itu merasa sendiri, entah kemana ia harus pergi.Tiiiiid! Sebuah mobil menyalakan klakson dengan nyaring. Nadine tidak peduli, ia tetap melajukan mobilnya ugal-ugalan tanpa arah. Banyak mobil yang memilih menghindar, ada juga yang menyalip dan meninggalkannya jauh. "Hentikkan mobilmu!" pekik seseorang dari kendaraan lain. Sayang, Nadine bahkan tidak ingin meliriknya. Ia tidak peduli pada siapapun, bahkan pada dirinya sendiri. Ia merasa mati bahkan sebelum menemui ajalnya sendiri.Mata Nadine

  • WARISAN LUKA DARI BAPAK    Chapter 27

    "Kamu yakin nggak mau ke Rumah Sakit?" tanya Emeril. Ia merasa ada sesuatu yang terjadi pada gadis ayamnya itu. 'Apa mungkin dia masih trauma?' batin pria itu bahkan bertanya-tanya. Ia pun terus memperhatikan Kemala dari kaca spion. Kemala hanya menggeleng pelan. Sejak diselamatkan dari penculikan itu, Kemala bungkam, ia tidak sebawel biasanya apalagi sampai rewel. Wajahnya masih menoleh pada kaca luar, padahal di sana sepi dan gelap."Bagaimana, Pak. Kita akan kemana?" tanya Jeri_orang kepercayaan Emeril sekaligus satu-satunya sahabat pria itu.Emeril melirik, pembicaraan mereka rupanya tidak didengar oleh Kemala. "Eheum!" Pria itu pura-pura berdehem. "Aku akan mengantarmu pulang, Kemala," ucap Emeril. Kemala menyeka air matanya yang sulit berhenti. Lalu, ia berbalik dan merespon Emeril yang kebingungan. "Turunkan saja aku di tempat yang terang dan ramai," jawab Kemala. Ini sudah pukul 04.00 pagi, matahari sebentar lagi akan terbit, Kemala pikir tidak masalah, ia hanya tinggal menun

  • WARISAN LUKA DARI BAPAK    Chapter 26

    [Kenapa kamu menggangguku di tengah malam seperti ini, Nadine?] Kumari mengangkat panggilan dari Nadine dengan malas. Ia hampir enggan membuka mata. Wanita itu tidak tahu kalau rahasia besar yang telah di sembunyikannya sudah terbongkar. [Kemala diculik, Bu,] jawab Nadine cepat.[Apa?! Apa maksdumu?] Wanita itu langsung terperanjat dari tidurnya, ia menarik kimono yang terjepit kakinya sendiri. "Ish!" Kumari bahkan hampir tersungkur. [Bagaimana kejadiannya, Nadine. Di mana kamu sekarang?][Kemala bertengkar dengan Bapak. Kemala pergi dan tidak pulang. Aku mencarinya dan mengajak dia pulang. Tapi, di perjalanan 3 orang pria menghadang kami, mereka membawa pergi Kemala, Bu. Aku sedang mengikuti mobil itu.][Kirimkan alamatmu sekarang!] perintah Kumari.[Iya, Bu.]Kumari langsung berganti pakaian. Ia bahkn menghubungi tangan kanannya. Sayangnya, panggilan itu tidak juga mendapat jawaban. "Kemana dia!" Wanita itu menyimpan kasar ponselnya di atas dasbord. Ia segera mengemudi dan mengikut

  • WARISAN LUKA DARI BAPAK    Chapter 25

    Langit sudah menjadi sangat gelap sekarang, Kemala termenung di samping motornya. Ia tidak punya tempat untuk kembali. Ke apartemen ibunya terasa tak mungkin, gadis itu tidak ingin menemui wanita yang telah melahirkannya sekarang. Jika, malam kemarin ia masih bisa pergi ke rumah Emeril, saat ini situasinya pun tidak mendukung.[Kamu tidak perlu datang lagi ke rumahku!] Pesan singkat pria itu membuat Kemala semakin terpuruk. Ia masih menggenggam ponselnya dengan tangan yang bergetar. Bingung dan tak tahu arah, sedangkan malam terus beranjak naik. Entah kesalahan apa yang dibuatnya pada Emeril, sepertinya ia tidak suka saat Kemala datang bersama Abian ke rumahnya tadi siang.Kemala tidak terbiasa berada di luar semalam ini. Sangat jarang dan bahkan tidak sama sekali. Hanya setelah keputusannya mencari sang ibu membuatnya kini berakhir pada penyesalan yang begitu dalam. Tapi, siapa yang sangka akan seperti ini. Tidak pernah terlintas sedikit pun dalam benaknya, rindu pada sang ibu akan b

  • WARISAN LUKA DARI BAPAK    Chapter 24

    Kemala masih menunggu pria yang tak disangka adalah dosen killernya itu, penampilan dan cara bicaranya yang jauh berbeda saat di voice note membuat Kemala sedikit tidak percaya. Teman-temannya hampir selesai, hanya miliknya yang sama sekali belum disentuh.'Ini pasti gara-gara kumis lele. Dia sengaja menghukumku seperti ini dan menunggu aku menyerah sendiri. Ah!' Kemala hampir putus asa."Aku duluan ya." Temannya menyentuh pundak gadis itu. Kemala benar-benar ingin menangis sekarang. Ia mungkin akan tertinggal wisuda kalau caranya seperti ini."Saya belum makan siang. Jadi, kamu bisa menunggu atau ikut ke kantin bersama saya." Tiba-tiba Abian berdiri dari tempat duduknya.'Aku nggak mau makan, Pak. Cuma mau tanda tangan Anda aja, apa susahnya buat tanda tangan, nggak perlu 2 menit,' gerutu Kemala dalam hati. Rasanya ia benar-benar dikerjai untuk dijadikan bahan balas dendam."I-ni cuma tinggal---" Kemala memperagakan tangannya sebagai simbol tanda tangan sembari tersenyum kecut."Saya

  • WARISAN LUKA DARI BAPAK    Chapter 23

    Emeril mengerjap, ia melirik pada jam beker di atas nakas, tepat pukul 06.10 menit. Pria itu tidak lantas berdiri, ia menekan sebuah remot hingga gorden kaca terbuka, seketika cahaya kekuningan masuk menembus kamarnya yang luas dan besar, tertata rapi dan sangat bersih. Perlahan cahaya itu terasa hangat, Emeril menghirup kesegeran yang ia rasakan untuk memupuk semangat paginya. Emeril turun dan merapikan piyama yang ia kenakan. Kakinya dideteksi robot pembersih saat ia menginjakan kaki di atas lantai. Tenggorakannya terasa haus hingga ia memutuskan untuk mengambil air minum sebelum membersihkan diri. "Bau apa ini?" Emeril menajamkan pencium, memiringkan kepala untuk merasakan sesuatu yang beda. "Suara apa itu?" Berkali-kali ia menggerakkan lehernya untuk mencari. Bertahun-tahun tidak ada yang pernah merusak aroma pagi yang segar di rumahnya, tapi pagi ini ia mencium bau yang aneh. Sesuatu yang tidak biasa. "Krrrrk ... Krrrkk ...." Jelas itu adalah suara orang yang mengorok. Langkah

  • WARISAN LUKA DARI BAPAK    Chapter 22

    "Nenek Kemala harus pulang, pekerjaan di rumah ini sudah selesai. Besok, Kemala datang lagi," ucap Kemala dengan suara yang dikeraskan. Sebenarnya ia sedang pamit pada pria yang tengah sibuk dengan laptopnya di meja yang lain. Ia tampak sibuk dan tidak merespons sama sekali, meski mendengarnya."Kamu yakin tidak mau beristirahat lebih lama di sini?" Nenek mengkhawatirkan keadaan gadis itu yang belum pulih benar. Meskipun, demamnya sudah reda karena obat yang diberikan oleh dokter."Kemala sudah jauh lebih baik kok, Nek." Kemala tersenyum sembari menepuk-nepuk tangan nenek yang sejak tadi menggenggam tangannya."Ya, gimana nggak sembuh. Bayar dokternya aja mahal!" celetuk Emeril menggaruk alisnya yang tak gatal. Muka datar dan masih berpura-pura fokus pada pekerjaan yang dia kerjakan di rumah."Dianter Eril ya?"Kemala menggeleng cepat, pria itu melihatnya. Sebelah bibir atasnya langsung terangkat. "Aku sibuk, Nek. Nggak ada waktu," tukas Emeril lagi. Kemala menghela napas sembari memb

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status