Masa itu, Sekar masih muda, penuh semangat dan idealisme. Dia baru saja menyelesaikan studinya dan kembali ke rumah, tetapi ayahnya, Adiraga Wismoyojati, sudah menyiapkan sebuah rencana besar untuknya.Di ruang tamu rumah mereka, Adiraga duduk dengan tenang, menyodorkan sebuah foto kepada Sekar. Foto seorang pria berseragam polisi, tampan dan gagah, dengan tatapan mata tajam penuh wibawa.“Namanya Prabu Yudistira. Perwira muda dengan masa depan cemerlang,” ucap Adiraga dengan nada penuh puja dan harapan.Sekar hanya melirik sekilas sebelum melengos. Dia bersandar di sofa, menyilangkan tangan di dada. “Aku tidak tertarik, Pa.”Adiraga menghela napas. “Sekar, kau bahkan belum mengenalnya.”“Untuk apa mengenalnya? Dia polisi. Dan aku tidak percaya polisi,” jawab Sekar tajam. Ada kebencian yang jelas di matanya, bukan pada Prabu Yudistira secara pribadi, tetapi pada profesinya.Adiraga menatap putrinya lama, lalu berkata dengan tenang, “Tidak semua polisi korup, Nak. Prabu Yudistira berbe
Terakhir Diperbarui : 2025-03-10 Baca selengkapnya