Share

446. Sumpah Sang Prabu

Penulis: Henny Djayadi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-10 22:52:29

Masa itu, Sekar masih muda, penuh semangat dan idealisme. Dia baru saja menyelesaikan studinya dan kembali ke rumah, tetapi ayahnya, Adiraga Wismoyojati, sudah menyiapkan sebuah rencana besar untuknya.

Di ruang tamu rumah mereka, Adiraga duduk dengan tenang, menyodorkan sebuah foto kepada Sekar. Foto seorang pria berseragam polisi, tampan dan gagah, dengan tatapan mata tajam penuh wibawa.

“Namanya Prabu Yudistira. Perwira muda dengan masa depan cemerlang,” ucap Adiraga dengan nada penuh puja dan harapan.

Sekar hanya melirik sekilas sebelum melengos. Dia bersandar di sofa, menyilangkan tangan di dada. “Aku tidak tertarik, Pa.”

Adiraga menghela napas. “Sekar, kau bahkan belum mengenalnya.”

“Untuk apa mengenalnya? Dia polisi. Dan aku tidak percaya polisi,” jawab Sekar tajam. Ada kebencian yang jelas di matanya, bukan pada Prabu Yudistira secara pribadi, tetapi pada profesinya.

Adiraga menatap putrinya lama, lalu berkata dengan tenang, “Tidak semua polisi korup, Nak. Prabu Yudistira berbe
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dewi Febriana
Jalan jodoh itu penuh misteri. siapa tahu emang beneran pak Prabu lah teman masa tua bu Sekar. Hidup bahagia sampai menutup mata
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   447. Sean oh Sean

    Sekar menghela napas panjang, membiarkan tatapannya lepas dari foto pernikahan yang tadi menggiringnya ke masa lalu. Suara tawa di luar kamar membuatnya tersadar kembali ke kenyataan. Dengan perlahan wanita paruh baya itu melangkahkan kaki keluar kamarnya.Sean dan Lila baru saja memasuki rumah, tawa mereka ringan, penuh kebahagiaan. Sekar tidak bisa menahan senyum. Putranya dan menantunya baru saja melewati badai besar, dan mereka berhasil bertahan. Sekar melihat kehangatan dalam cara Sean merangkul Lila, dalam cara Lila menatap Sean dengan penuh cinta.Sekar melanjutkan langkahnya menuju ruang keluarga. Sean sudah melepas jasnya, duduk santai di sofa sementara Lila tersenyum manis duduk bersandar di dada bidang Sean, tangannya bertumpu di perut yang mulai membesar."Mama …." Lila tampak salah tingkah, saat mengetahui keberadaan ibu mertuanya. Meski mereka sudah lama menikah, tetapi Lila tidak pernah menunjukkan kemesraan berlebih di luar kamar.Mungkin efek kelelahan, Lila langsung

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   448. Karma Baik

    Sean berdiri terdiam di dekat jendela kamarnya, tatap matanya menerawang jauh ke luar. Cahaya matahari senja memantulkan warna keemasan di wajahnya, tetapi pikirannya tetap kelam.Lila mengeratkan pelukannya dari belakang, merasakan ketegangan di tubuh suaminya."Susah sekali peluk kamu," gumam Lila dengan nada manja, mencoba mencairkan suasana.Sean tersentak kecil, lalu tanpa berkata-kata, ia berbalik. Wajahnya masih muram, tetapi senyum lembut muncul saat matanya bertemu dengan Lila. Ia merengkuh istrinya ke dalam pelukan erat, mencium pucuk kepala dengan penuh kasih sambil mengusap lembut perut yang sempat menghalangi."Aku hanya butuh waktu," bisik Sean lirih.Lila menatapnya, tangannya naik ke wajah Sean, membelai pelan garis rahangnya. "Aku tahu ini berat buat kamu. Tapi setidaknya, dengarkan dulu penjelasan Mama. Jangan langsung menutup hati."Sean menghela napas panjang. "Kamu tahu bagaimana perasaanku soal ini, kan?"Lila mengangguk. "Aku tahu. Tapi Mama pasti punya alasan.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   449. Hari yang Tak Biasa

    449Sekar tidak pernah membayangkan akan membuat keputusan sebesar ini. Setelah pengkhianatan Andika, yang terbersit dibenaknya hanya membesarkan Sean, menikahkan putra semata wayangnya, lalu mengisi masa tua dengan momong cucu-cucunya.Tapi kini, pada saat menantunya akan melahirkan untuk kedua kalinya, justru pikirannya disibukkan dengan pernikahan.Sekar menatap bunga-bunga di taman yang tersorot matahari pagi, kicauan burung yang diiringi suara air gemericik air terjun buatan membuat suasana alami yang menenangkan.Mata Sekar menangkap bayangan Sean yang melangkah mendekatinya. Dia tahu putranya itu pasti akan membicarakan tentang Prabu Yudistira.“Pagi, Ma!” sapa Sean dengan lembut, lalu duduk di samping sang mama.Sekar mengangkat cangkir tehnya, meniup uap yang masih mengepul sebelum menyeruputnya perlahan untuk menutupi rasa gugup yang mendera. Matanya tetap tertuju pada Sean, tapi ia tidak segera menjawab.Sean menunggu, membaca ekspresi mamanya yang tenang, tapi sorot matany

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   450. Lamaran

    Ruangan terasa lebih berat dari sebelumnya. Saat Prabu Yudistira melangkah masuk, aura wibawanya memenuhi setiap sudut ruangan. Sean yang duduk di sofa menegakkan bahunya, sementara Ryan dan Rina mulai menyesuaikan sikap mereka. Kecuali Lila, perut yang berisi dua janin itu membuatnya tidak terus bersandar.Tidak ada lagi candaan atau komentar sarkastik seperti sebelumnya. Mereka menyambut tamu dengan hormat.Dua pemuda yang mengiringi Prabu kini duduk di kiri dan kanannya. Tatapan mereka tajam, penuh kewaspadaan, seperti dua pengawal yang siap menjaga ayah mereka. Meski tanpa seragam, cara mereka membawa diri menunjukkan bahwa mereka terbiasa dengan disiplin dan otoritas.Prabu menatap Sekar dengan ekspresi yang sulit dibaca. Biasanya, ketika mereka hanya berdua, ada senyum genit dan godaan ringan yang kerap keluar dari bibirnya. Namun, kali ini, tidak ada tanda-tanda pria yang sering menggoda Sekar dengan panggilan manja.Ia menoleh ke Sean, lalu berbicara dengan nada formal. “Saya

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   451. Keresahan yang Tersisa

    Satu minggu setelah lamaran, tanpa banyak kemeriahan, pernikahan Sekar dan Prabu akhirnya dilangsungkan di rumah Sekar. Hanya akad nikah sederhana, tanpa pesta besar, tanpa iring-iringan mewah.Di ruang utama yang telah disiapkan, para saksi dan keluarga terdekat berkumpul. Sekar duduk anggun dalam kebaya putih gading, rambutnya disanggul rapi. Wajahnya tenang, tak ada ekspresi berlebihan, hanya sorot mata yang sulit ditebak.Prabu, mengenakan beskap warna krem, duduk tegap di hadapan penghulu. Wajahnya terlihat lebih serius dari biasanya, tak ada sikap genit atau senyum penuh percaya diri seperti yang sering ia tunjukkan kepada Sekar. Hari ini, ia adalah pria yang siap mengucapkan janji besar dalam hidupnya.Saat ijab kabul dimulai, ruangan itu menjadi hening. Sean duduk di sisi mamanya, diam memperhatikan setiap kata yang terucap. Ada ketegangan di wajahnya, tetapi ia tetap menjaga ketenangannya.Dengan satu tarikan napas, Prabu mengucapkan akad dengan lantang dan jelas. Suaranya te

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   1. Benih yang Terbuang

    “Kau tahu, kecerdasan itu diturunkan dari ibunya?” Lila mengangguk mengiyakan ucapan Sekar, ibu mertuanya. “Itu sebabnya mama memilihmu untuk menjadi istri Sean, untuk melahirkan keturunan-keturunan yang cerdas bagi keluarga Wismoyojati.” Dahulu Lila adalah salah satu mahasiswa pintar yang mendapatkan beasiswa dari perusahaan Wismoyojati. Saat magang di perusahaan itu, Lila menunjukkan kinerja yang sangat baik, hingga membuat Sekar begitu tertarik kepada dirinya. Bahkan untuk bisa mendapatkan dirinya saat itu, Sekar membanjiri keluarga Lila dengan begitu banyak hadiah, agar Lila bersedia menikah dengan Sean, putra tunggalnya. “Tapi setelah mama pikir-pikir, setelah dua tahun pernikahan kalian, apa gunanya memiliki menantu yang cerdas kalau ternyata mandul?” Lila menunduk menyembunyikan kegetiran hatinya. Setelah dilambungkan setinggi langit, lalu dijatuhkan hingga hancur berantakan. “Sean adalah pewaris tunggal di keluarga Wismoyojati, apa jadinya jika dia tidak memiliki ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   2. Waktunya untuk Mengakhiri Semua

    Seburuk inilah komunikasi antara Lila dan dan Sean. Sampai Sean lupa memberi tahu tentang pengumuman brand ambassador produk baru perusahaan mereka. Hati Lila merasa tercubit, keberadaanya sama sekali tidak dianggap, bahkan untuk acara sebesar ini dirinya tidak dilibatkan sama sekali. Jangankan dilibatkan, diberi tahu pun secara mendadak.Lila membuka lemari pakaiannya, tampak kebingungan karena tidak ada satu pun pakaian yang sesuai dengan dress code dalam undangan yang baru saja Sean kirim memalui aplikasi perpesanan. Satu jam lagi acara dimulai, sudah tidak ada waktu untuk ke butik atau memesan secara online. Lila harus bisa memaksimalkan pakaian yang ada.Seperti apa yang sudah Lila duga, penampilannya akan menjadi pusat perhatian. Bukan karena penampilannya yang penuh pesona, tetapi karena dia mengenakan pakaian yang sudah pernah dia gunakan di acara sebelumnya."Lihat, bukankah itu gaun yang sama dengan yang dia pakai di acara amal bulan lalu?" bisik seorang perempuan kepada tem

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   3. Ceraikan Aku!

    Lila membiarkan dingin menyelimuti tubuhnya. Malam yang semakin larut membuatnya kesulitan mendapatkan taksi. Ingin rasanya memesan satu kamar di hotel ini untuk sekedar mengistirahatkan tubuhnya, tetapi mengingat ada Sean dan Miranda di kamar yang lain membuat Lila ingin sesegera mungkin meninggalkan hotel bintang lima tersebut.“Sendiri?” Suara bariton yang tak dikenal itu membuyarkan lamunan Lila.Lila segera menyeka air matanya, berusaha menyembunyikan kesedihan dari orang yang tidak dia kenal. Ia berbalik dan melihat seorang pria tampan dengan sorot mata tajam namun ramah.“Butuh tumpangan ... Nyonya Wismoyojati?” tanyanya sambil tersenyum.“Tidak, terima kasih.” Degup jantungnya semakin kencang. Bukan karena terpesona dengan pria tampan di hadapannya, tetapi ada ketakutan tersendiri saat bertemu dengan orang asing pada saat malam merayap berganti hari.“Mau saya temani sampai mendapatkan taksi?” Pria itu menawarkan lagi, nada suaranya tulus dan tenang.“Tidak perlu,” tolak Lila

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21

Bab terbaru

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   451. Keresahan yang Tersisa

    Satu minggu setelah lamaran, tanpa banyak kemeriahan, pernikahan Sekar dan Prabu akhirnya dilangsungkan di rumah Sekar. Hanya akad nikah sederhana, tanpa pesta besar, tanpa iring-iringan mewah.Di ruang utama yang telah disiapkan, para saksi dan keluarga terdekat berkumpul. Sekar duduk anggun dalam kebaya putih gading, rambutnya disanggul rapi. Wajahnya tenang, tak ada ekspresi berlebihan, hanya sorot mata yang sulit ditebak.Prabu, mengenakan beskap warna krem, duduk tegap di hadapan penghulu. Wajahnya terlihat lebih serius dari biasanya, tak ada sikap genit atau senyum penuh percaya diri seperti yang sering ia tunjukkan kepada Sekar. Hari ini, ia adalah pria yang siap mengucapkan janji besar dalam hidupnya.Saat ijab kabul dimulai, ruangan itu menjadi hening. Sean duduk di sisi mamanya, diam memperhatikan setiap kata yang terucap. Ada ketegangan di wajahnya, tetapi ia tetap menjaga ketenangannya.Dengan satu tarikan napas, Prabu mengucapkan akad dengan lantang dan jelas. Suaranya te

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   450. Lamaran

    Ruangan terasa lebih berat dari sebelumnya. Saat Prabu Yudistira melangkah masuk, aura wibawanya memenuhi setiap sudut ruangan. Sean yang duduk di sofa menegakkan bahunya, sementara Ryan dan Rina mulai menyesuaikan sikap mereka. Kecuali Lila, perut yang berisi dua janin itu membuatnya tidak terus bersandar.Tidak ada lagi candaan atau komentar sarkastik seperti sebelumnya. Mereka menyambut tamu dengan hormat.Dua pemuda yang mengiringi Prabu kini duduk di kiri dan kanannya. Tatapan mereka tajam, penuh kewaspadaan, seperti dua pengawal yang siap menjaga ayah mereka. Meski tanpa seragam, cara mereka membawa diri menunjukkan bahwa mereka terbiasa dengan disiplin dan otoritas.Prabu menatap Sekar dengan ekspresi yang sulit dibaca. Biasanya, ketika mereka hanya berdua, ada senyum genit dan godaan ringan yang kerap keluar dari bibirnya. Namun, kali ini, tidak ada tanda-tanda pria yang sering menggoda Sekar dengan panggilan manja.Ia menoleh ke Sean, lalu berbicara dengan nada formal. “Saya

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   449. Hari yang Tak Biasa

    449Sekar tidak pernah membayangkan akan membuat keputusan sebesar ini. Setelah pengkhianatan Andika, yang terbersit dibenaknya hanya membesarkan Sean, menikahkan putra semata wayangnya, lalu mengisi masa tua dengan momong cucu-cucunya.Tapi kini, pada saat menantunya akan melahirkan untuk kedua kalinya, justru pikirannya disibukkan dengan pernikahan.Sekar menatap bunga-bunga di taman yang tersorot matahari pagi, kicauan burung yang diiringi suara air gemericik air terjun buatan membuat suasana alami yang menenangkan.Mata Sekar menangkap bayangan Sean yang melangkah mendekatinya. Dia tahu putranya itu pasti akan membicarakan tentang Prabu Yudistira.“Pagi, Ma!” sapa Sean dengan lembut, lalu duduk di samping sang mama.Sekar mengangkat cangkir tehnya, meniup uap yang masih mengepul sebelum menyeruputnya perlahan untuk menutupi rasa gugup yang mendera. Matanya tetap tertuju pada Sean, tapi ia tidak segera menjawab.Sean menunggu, membaca ekspresi mamanya yang tenang, tapi sorot matany

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   448. Karma Baik

    Sean berdiri terdiam di dekat jendela kamarnya, tatap matanya menerawang jauh ke luar. Cahaya matahari senja memantulkan warna keemasan di wajahnya, tetapi pikirannya tetap kelam.Lila mengeratkan pelukannya dari belakang, merasakan ketegangan di tubuh suaminya."Susah sekali peluk kamu," gumam Lila dengan nada manja, mencoba mencairkan suasana.Sean tersentak kecil, lalu tanpa berkata-kata, ia berbalik. Wajahnya masih muram, tetapi senyum lembut muncul saat matanya bertemu dengan Lila. Ia merengkuh istrinya ke dalam pelukan erat, mencium pucuk kepala dengan penuh kasih sambil mengusap lembut perut yang sempat menghalangi."Aku hanya butuh waktu," bisik Sean lirih.Lila menatapnya, tangannya naik ke wajah Sean, membelai pelan garis rahangnya. "Aku tahu ini berat buat kamu. Tapi setidaknya, dengarkan dulu penjelasan Mama. Jangan langsung menutup hati."Sean menghela napas panjang. "Kamu tahu bagaimana perasaanku soal ini, kan?"Lila mengangguk. "Aku tahu. Tapi Mama pasti punya alasan.

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   447. Sean oh Sean

    Sekar menghela napas panjang, membiarkan tatapannya lepas dari foto pernikahan yang tadi menggiringnya ke masa lalu. Suara tawa di luar kamar membuatnya tersadar kembali ke kenyataan. Dengan perlahan wanita paruh baya itu melangkahkan kaki keluar kamarnya.Sean dan Lila baru saja memasuki rumah, tawa mereka ringan, penuh kebahagiaan. Sekar tidak bisa menahan senyum. Putranya dan menantunya baru saja melewati badai besar, dan mereka berhasil bertahan. Sekar melihat kehangatan dalam cara Sean merangkul Lila, dalam cara Lila menatap Sean dengan penuh cinta.Sekar melanjutkan langkahnya menuju ruang keluarga. Sean sudah melepas jasnya, duduk santai di sofa sementara Lila tersenyum manis duduk bersandar di dada bidang Sean, tangannya bertumpu di perut yang mulai membesar."Mama …." Lila tampak salah tingkah, saat mengetahui keberadaan ibu mertuanya. Meski mereka sudah lama menikah, tetapi Lila tidak pernah menunjukkan kemesraan berlebih di luar kamar.Mungkin efek kelelahan, Lila langsung

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   446. Sumpah Sang Prabu

    Masa itu, Sekar masih muda, penuh semangat dan idealisme. Dia baru saja menyelesaikan studinya dan kembali ke rumah, tetapi ayahnya, Adiraga Wismoyojati, sudah menyiapkan sebuah rencana besar untuknya.Di ruang tamu rumah mereka, Adiraga duduk dengan tenang, menyodorkan sebuah foto kepada Sekar. Foto seorang pria berseragam polisi, tampan dan gagah, dengan tatapan mata tajam penuh wibawa.“Namanya Prabu Yudistira. Perwira muda dengan masa depan cemerlang,” ucap Adiraga dengan nada penuh puja dan harapan.Sekar hanya melirik sekilas sebelum melengos. Dia bersandar di sofa, menyilangkan tangan di dada. “Aku tidak tertarik, Pa.”Adiraga menghela napas. “Sekar, kau bahkan belum mengenalnya.”“Untuk apa mengenalnya? Dia polisi. Dan aku tidak percaya polisi,” jawab Sekar tajam. Ada kebencian yang jelas di matanya, bukan pada Prabu Yudistira secara pribadi, tetapi pada profesinya.Adiraga menatap putrinya lama, lalu berkata dengan tenang, “Tidak semua polisi korup, Nak. Prabu Yudistira berbe

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   445. Yang Pernah Ditolak

    Di dalam mobil yang melaju mulus, Lila bersandar dengan nyaman. Senyum tipis terukir di wajahnya saat tangannya perlahan mengusap perutnya.Pikirannya masih dipenuhi dengan kata-kata Miranda. Meski dominan dengan kesedihan, tetapi ada bagian yang sampai saat ini masih membuatnya tidak percaya.Sean mengalami tremor saat mencium Miranda. Benarkah? Sulit dipercaya oleh Lila tentunya. Bagaimana tidak, selama ini Sean seperti laki-laki tidak kuat iman saat berdua dengannya. Sedikit saja pakaian Lila terbuka, membuat Sean begitu jahil ingin menyentuhnya. Dan sedikit saja Sean menyentuhnya, hasratnya harus dituntaskan.Lila mengenal Sean lebih dari siapa pun. Jika Sean masih terguncang saat itu, berarti ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar perasaan lama. Mungkin cinta yang sesungguhnya tak pernah hilang.Mobil berhenti dengan lembut di depan gedung kantor Sean. Seorang petugas keamanan segera menghampiri dan membukakan pintu untuk Lila.Lila melangkah turun dengan anggun, mengenakan ga

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   444. Pengakuan Miranda

    “Bisakah meninggalkan kami berdua?” tanya Miranda dengan tatap mata memohon kepada Chiara. Ya, Miranda ingin berbicara berdua hanya dengan Lila saja.Lila menatap Miranda dengan ekspresi penuh tanya. Udara di antara mereka terasa berat meskipun ruangan itu cukup terang. Chiara baru saja meninggalkan mereka berdua, memberikan kesempatan bagi Miranda untuk berbicara.Miranda menggigit bibirnya, menahan emosi yang seolah ingin meledak. Dia menunduk sejenak sebelum akhirnya mengangkat wajahnya, mata berkaca-kaca."Lila, aku minta maaf." Suara Miranda bergetar, tapi tetap jelas. "Aku tahu, aku tidak pantas meminta ini, tapi aku ingin kau tahu sesuatu."Lila mengangguk pelan, memberi Miranda ruang untuk melanjutkan.Setetes air mata jatuh di pipi Miranda. Dia mengusapnya cepat, lalu tersenyum kecil yang lebih terlihat seperti kepedihan."Sean beruntung memiliki istri sepertimu," ucap Miranda dengan suara yang sarat emosi. "Aku mengira bisa mendekatinya lagi ... tapi sepertinya aku salah."L

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   443. Prabu Menagih

    Berita tentang perselingkuhan Satrio dengan Sandrina Louisa masih panas di media, tetapi gelombang lebih besar segera menyusul. Perlahan, satu per satu borok yang selama ini tertutup rapat mulai terbongkar.Bisnis ilegal yang dijalankan Satrio akhirnya mencuat ke permukaan. Mulai dari tambang tanpa izin, pencucian uang, hingga keterlibatannya dalam jaringan suap. Media mulai menggali lebih dalam, menghubungkan setiap kepingan informasi yang tersebar.Semua hal yang berhubungan dengan Satrio, dihubungkan dengan nama besar sang ayah yang merupaka seorang jenderal polisi Bintang tiga, Gunawan Wibisono. Mau tak mau nama itu ikut terseret dalam pusaran skandal ini.Gunawan, yang selama ini dikenal sebagai sosok kuat dengan pengaruh besar dalam institusinya, kini menghadapi tekanan yang belum pernah ia alami sebelumnya. Kedekatannya dengan berbagai lingkaran kekuasaan yang selama ini menjadi tamengnya perlahan runtuh di hadapan desakan publik."Gunawan Wibisono terlibat dalam perlindungan b

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status