Hari itu hujan turun lagi, seperti langit turut berduka atas apa yang terjadi dalam kehidupan Riana. Ia menatap jendela, menyaksikan butir-butir air yang jatuh dengan cepat, memantul di permukaan kaca. Hatinya bergemuruh, penuh dengan emosi yang bercampur aduk—marah, sedih, dan yang paling menyakitkan, pengkhianatan. Hujan seperti mengiringi langkah-langkahnya, seakan alam paham betul bahwa badai besar sedang menanti di depan. Sore itu, Dina duduk di seberang Riana di sebuah kafe kecil di tengah kota. Dina menatap sahabatnya dengan penuh perhatian, mencoba membaca ekspresi Riana yang dari tadi hanya diam, menundukkan kepala sambil menatap cangkir kopi di tangannya. Dina tahu bahwa dalam diri Riana, ada ribuan pertanyaan yang ingin keluar, tetapi tertahan oleh ketakutan dan rasa sakit yang terus menggerogotinya. "Jadi, apa rencanamu sekarang?" Dina akhirnya memecah kesunyian, suaranya pelan tapi penuh pengertian. Riana mengangkat kepalanya, menatap sahabatnya dengan mata yang masi
Terakhir Diperbarui : 2024-08-20 Baca selengkapnya