Home / Romansa / CEO adalah Maut / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of CEO adalah Maut : Chapter 31 - Chapter 40

50 Chapters

BAB 32 - Getaran dada itu

BAB 32Aryan merendahkan kecepatan mobilnya saat sudah hampir sampai di toko makrame Vanilla. Tampak ada beberapa motor serta dua mobil terparkir manis di sana. Semakin hari memang pelanggan kerajinan tali milik Vanilla itu bertambah. Hingga tawaran dari Aryan masih tidak digubris oleh Vanilla.Melirik dari ekor mata pada pribadi Vanilla yang masih sibuk membalas pesan di ponsel. Zayn ada di pangkuannya sambil menyandarkan kepala. Meskipun sudah diperbolehkan untuk pulang, Zayn masih terlihat sedikit lemah. Belum bisa terlalu aktif seperti biasa.Senyum tipis yang terukir di bibir Vanilla, membuat Aryan penasaran dengan siapa wanita itu berbalas pesan. Mungkin saja dengan Gavin, Aryan mencoba menebak. Well, tidak ada yang salah mengingat mereka akan segera menikah.“Are you Okay, Sayang?” tanya Vanilla kepada Zayn sambil mengelus kepalanya.Zayn mengangguk sambil tersenyum dan menengadah pada sang ibu.
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

BAB 33 - Penolakan keluarga Gavin

Waktu Vanilla tertahan kala Aryan mengucapkan kalimat itu. Iris kecokelatan Vanilla masih menatap sepasang mata Aryan yang selalu berhasil melemahkannya. Sepersekian detik mereka saling beradu pandang, seolah sedang menyelami isi hati yang paling jujur melalui mata.Jemari Aryan terus mengusap jejak air mata yang terus mengalir dari mata indah Vanilla. Ia memang pria brengsek yang tidak pernah memikirkan efek dari perbuatannya. Sejak kecil selalu bertindak suka-suka dengan mengandalkan kekuatan dari Aditama. Aryan selalu bisa lolos dari apapun jika bersembunyi di balik nama besar Aditama. Bahkan ia tidak pernah takut untuk merusak kejayaan sang ayah. Well, pria yang selalu menorehkan luka di hati sang ibu itu pantas menderita.Bagi Aryan, bermain wanita adalah hal yang wajar. Hingga ia tidak menyadari jika cinta yang tulus itu memang ada. Seperti kasih yang selalu diberikan oleh sang ibu. Pun Vanilla pernah memberikan cintanya pada Aryan, dulu.Kejadian yang baru saja terlewat seolah
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

BAB 34 - Persengkokolan

Bab 34Saraf Gavin berhenti sesaat setelah mendengarkan kalimat itu terlontar dari bibir Vanilla. Ia tidak bisa mengedipkan kedua matanya, hanya bisa terperangah dan berharap ini adalah mimpi.“Aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini,” lanjut Vanilla yang berhasil menyadarkan Gavin jika ini nyata dan bukan mimpi.“Van … Vanilla, aku minta maaf.” Gavin berusaha meraih tangan Vanilla ke dalam genggaman, tetapi Vanilla menghindar. “Aku bisa jelasin.”Bola mata Vanilla memutar pada Gavin. “Penjelasan? Aku berusaha mencari penjelasan dari segi apapun masih nggak ketemu, Vin. Kok bisa kamu melakukan itu untuk mendapatkan restu Mama kamu.”“Aku nggak punya cara lain, Van. Aku sayang sama kamu, sama Zayn. Aku ingin jadi bagian dari kehidupan kalian. Maaf, aku terpaksa melakukan kebohongan kecil itu.”Lutut Vanilla lemas lalu terjatuh di kursi teras rumah. Ia menyug
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

BAB 35 - Om Aryan adalah Daddyku?

BAB 35  Lampu kamar Zayn masih menyala terang, menemani suara Tante Lusi yang terdengar membacakan dongeng sebelum tidur kepada Zayn. Jika belum mengantuk, Zayn membutuhkan bantuan Vanila agar terlelap dengan bantuan membacakan buku cerita. Karena Vanilla belum pulang, sekarang tugas itu digantikan oleh Tante Lusi sementara.“Kambing itu tidak membukakan pintu saat mendengar lagu yang diputar di depan rumahnya,” cerita Tante Lusi. Zayn terdiam dan memasang rungu dengan seksama. “Setelah melihat dari jendela, ternyata ada serigala yang siap menyantap kambing itu jika saja pintunya dibukakan.”“Harusnya kambing minta tolong,” ucap Zayn menginterupsi.“Tolong! Tolong!” Tante Lusi memainkan peran seolah menjadi anak kambing yang membutuhkan pertolongan. “Kambing itu lalu meminta pertolongan hewan-hewan di sekitarnya.”“Hah, syukurlah. Akhirnya kambingnya
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

BAB 36- Kebenaran yang terungkap

Bab 36 Reaksi yang didapati oleh Vanilla sangat berbeda dengan celetukan Zayn semalam. Sekarang bocah itu mengerutkan bibirnya diikuti kedua mata yang berkaca-kaca.Melihat Zayn seperti itu membuat Vanilla lemah. Ia bahkan tidak bisa menggerakkan tubuh untuk sekedar memeluk Zayn, apalagi menjelaskan kepada bocah itu. Zayn terlalu kecil untuk bisa mencerna semua masalah yang terjadi antara kedua orang tuanya.Rasa marah, sedih, kecewa pada diri sendiri bercokol hebat di dalam dada. Vanilla merutuki diri sendiri berulang kali. Karena dosa yang ia lakukan, sang putra harus ikut menanggungnya. Zayn yang tidak tahu apa-apa harus menjadi cemoohan orang lain. Mendapatkan predikat anak haram yang tidak dimengerti oleh bocah itu.Tangis Zayn pecah. Aryan yang terlihat lebih bisa menguasai emosi, langsung menghampiri Zayn, berniat untuk memeluknya. Namun, Zayn memundurkan langkah dan memilih untuk bersembunyi di balik tubuh Mbok Dar. Mata Zay
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 37 - Mengejar Vanilla

Bab 37 Keenam pasang mata putra Aditama mencuri lihat satu sama lain. Mereka saling melemparkan pertanyaan yang sama. Mengenai alasan Aryan mengumpulkan mereka semua. Well, tentu karena ini tidak seperti biasanya.“Tumben sekali Aryan mengumpulkan kita semua, ada apa?” tanya Vian melemparkan tatapan pada Jival.“Mana aku tahu,” jawab Jival sembari mengangkat kedua bahunya. Lantas ia menoleh pada Narendra yang duduk di sofa seberang. “Kak, ada apa ini?”“Entahlah.” Narendra yang notabenenya kakak kandung Aryan juga tidak tahu apa yang sedang terjadi.“Apa ini berkaitan dengan warisan?” Ucapan Rama menciptakan lirikan berkilat dari Narendra.Menyadari lirikan tajam tersebut, Jai menonjok bahu Rama pelan. “Jangan asal bicara!”“Sepertinya ini pembahasan yang sangat serius, tidak sekedar warisan atau jabatan.” Ucapan Sagara
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 38 - Aku pikir, aku mencintaimu, Vanilla.

Bab 38 (21+)Vanilla terus mengetuk pintu kamar Zayn, sembari menyebutkan namanya. Namun, Zayn tidak ingin membukakan pintu dan membiarkan sang ibu masuk ke dalam.“Zayn, bisa kita bicara sebentar?” ucap Vanilla dengan nada lirih.Pintu memang tidak terkunci, tetapi Vanilla tidak akan masuk tanpa izin dari Zayn. Vanilla sudah mengajarkan menghormati privasi kepada Zayn sejak kecil. Sehingga tidak akan asal masuk paksa.“No!” seru Zayn.“Oke, take your time. Mommy akan bicara saat Zayn sudah tidak marah lagi,” ujar Vanilla.Langkah kaki Tante Lusi yang menaiki tangga, membuat Vanilla menoleh. Wanita paruh baya itu mendekati Vanilla dan tampaknya sudah tahu apa yang terjadi. Well, mbok Dar yang menceritakan drama beberapa saat yang lalu.“Tante.” Wajah Vanilla yang berhias mata sembab ditampakkan. Air matanya kembali menetes saat mengingat kejadi
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 39- Vanilla sangat seksi

Bab 39 (21+)Ucapan Aryan berhasil membuat Vanilla terbangun dari alam bawah sadarnya. Suara denting lift diikuti pintu yang terbuka secara bersamaan, menghidupkan kembali saraf Vanilla untuk mendorong tubuh Aryan menjauh.Sontak wajah Vanilla langsung memerah seperti tersiram saus tomat diikuti langkah lebarnya melewati petugas hotel yang pura-pura tidak melihat kejadian barusan. Aryan ikut keluar dan membuntuti Vanilla. Baru beberapa langkah, Aryan berhenti lalu memberikan beberapa lembar uang berwarna biru kepada petugas housekeeping itu.“Buat makan siang,” ucap Aryan sambil melirik ke kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada yang mencuri lihat ke arah mereka.Petugas dengan rambut ikal itu meringis kegirangan sambil mengangguk penuh semangat. “Siap, Pak.”Selepas Aryan pergi, petugas itu masih memamerkan deretan giginya yang panjang seraya mencium lembaran uang tersebut. Sesekali pria itu terkekeh. “Rezeki nomplok nih, tiap hari aja Pak kepergok saya.”Langkah kaki Aryan semakin
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 40 - Mengulang malam panas itu

Bab 40 (21+)Meskipun tidak masuk ke dalam mobil yang paling tepat untuk digunakan bercinta dilihat dari luas yang pas. Vanilla dan Aryan memanfaatkan kursi penumpang mini cooper itu semaksimal mungkin. Tangan Vanilla menahan di kaca saat jemari Aryan dengan perlahan tetapi intens memanjakan biji kenikmatan di bawah sana.Tubuh Vanilla menggeliat nikmat diikuti paha yang melebar, seolah mempersilahkan Aryan mengetuk pintu lalu memanjakan isi di dalamnya.Mulut Vanilla yang terbuka sedikit, hingga tidak bisa membuat Aryan menahan diri. Pria itu langsung melahapnya dengan rakus sambil terus memberikan belaian yang menggoda pada pusat kenikmatan wanita dengan 8.000 ujung saraf bermuara di sana.Aryan mengamati dengan teliti bagaimana cara Vanilla menikmati permainan jemarinya. Wanita itu menengadahkan kepala sambil memejamkan mata. Pun tidak jarang Vanilla menggigit bibir bawah sensual. Sentuhan ringan itu benar-benar menggoda Vanilla.
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 41 - Ayah dan Anak

Bab 41Aryan semula bak pria yang tidak pernah terkalahkan, sekarang tanpa daya dengan rentetan kata yang dilemparkan oleh Zayn. Bocah itu memundurkan posisi, seolah enggan berdekatan dengan Aryan.“Sayang, please calm down.” Raut wajah Vanilla melemah.Aryan menoleh pada Vanilla, “it’s okay, Van.” Lalu kembali memberikan atensi penuh pada Zayn. Ia menatap bocah itu lekat-lekat diikuti tatapan yang teduh.Tangan Aryan yang awalnya ingin menyentuh Zayn diurungkan sebab bocah itu menghindar. Dahinya berlipat dengan tatapan memicing tajam ke arah Aryan.“Kenapa Om Aryan diem?” todong Zayn tidak sabaran.“Baiklah, Om akan ceritakan semuanya sama Zayn,” tutur Aryan yang melupakan semua susunan kata yang sudah dihafal sejak semalam.Tidak ada satupun kata yang masih tertinggal di benak. Aryan kali ini hanya mengandalkan kejujuran lalu meramu semuanya de
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status