Home / Fiksi Remaja / The Good Antagonist / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of The Good Antagonist: Chapter 41 - Chapter 50

52 Chapters

Chapter 41 - Video Call

"Arthur." "Rafli." "Kenapa kalian bertengkar? " "Tuh bocah nyenggol gue bukannya minta maaf malah nyelonong pergi." ucap Rafli kesal. "Gue udah minta maaf lo aja yang budeg." "Halah gak usah ngelak deh." "Udah-udah kalian gak malu apa di liatin orang lain." Elisa melerai pertengkaran mereka. Mereka melihat sekitar dan benar semua orang menatap pertengkaran mereka. Bahkan terdengar bisik-bisik. "Btw lo ngapain di sini ngikutin gue sama Ananta ya? " Elisa memicingkan matanya. "Dih geer lo, gak ada kerjaan gue ngikutin lo." ucap Rafli. "Terus lo ngapain di sini? " "Gue janjian sama anak-anak tuh Atlas sama Sean." Rafli menunjuk ke arah Atlas dan Sean yang mendekati mereka. Arthur yang merasa di abaikan memilih pergi tanpa pamit. Elisa melihat kepergian Arthur dengan tatapan sulit di artikan. Rafli melihat Elisa yang menatap Arthur yang sudah pergi jauh. "Natapnya gitu amat awas lo suka." "Gak lah di hati gue cuman ada Anantayang." Elisa bergelayut manja di tangan Samudra.
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Chapter 42 - Hwaiting

Lova sedang berada di apartemen Elisa. Hari ini mereka akan belajar bersama untuk mempersiapkan ujian. Cuaca siang ini mendung membuat hawa sekitar terasa dingin."Lisa kita belajar di ruang tamu aja ya.""Iya, gue bawa dulu buku-buku pelajaran yang ada di kamar."Elisa masuk ke kamarnya, ia keluar membawa setumpuk buku yang lumayan tebal. Mereka mulai belajar, sesekali Elisa membantu Lova jika perempuan itu sulit mengerjakan soal.Lova mulai jenuh belajar, ia menoleh ke samping mendapati Elisa yang masih sibuk belajar dengan menggunakan kacamata nya."Lisa kamu kalau pakai kacamata keliatan pintarnya." celetuk Lova.Elisa terkekeh."Bisa aja lo.""Serius deh.""Laper gak Va? ""Laper." Lova memasang wajah memelas sambil memegang perutnya."Kasian banget sahabat gue. Bentar ya gue ambil dulu di dapur jangan sampai lo malah makan buku.""Emang ada ya orang yang makan buku? " tanya Lova."Ada, itu kan salah satu cara biar pelajaran bisa masuk ke otak lo." ucap Elisa asal. "Masa sih, kam
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Chapter 43 - Ujian

Hari ujian telah tiba semua murid sudah duduk di bangkunya. Pembagian tempat duduk sesuai dengan absen yang berbeda adalah sebangku dengan adik kelas. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kecurangan. Meski begitu Elisa dan Samudra tidak satu ruangan karena letak absen mereka yang cukup jauh. Samudra berada di ruangan sebelah.Lova menghampiri Elisa yang terlihat lesu."Lisa kenapa kayak gak semangat gitu? ""Gue kesel beda ruangan sama Ananta.""Kamu lebay deh, kan masih bisa ketemu nanti istirahat.""Tetep aja gimana kalau dia sebangku sama cewek." "Kalau kamu penasaran kita liat aja yu, sekalian aku juga ingin tahu Sean sebangku sama cewek atau cowok.""Ayo mumpung sepuluh menit lagi di mulainya."Mereka beranjak pergi ke ruangan sebelah. Terlihat ruangan itu cukup berisik karena beberapa pekikan senang dari kaum hawa. Bagaimana tidak senang mereka seruangan dengan para inti gang motor Asterioz apalagi di sini ada sang ketua. Elisa mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan akhirny
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Chapter 44 - Penghapus

Elisa baru saja keluar dari kelas. Hari ini adalah hari terakhir ujian. Elisa bisa bernafas lega karena ujian telah usai, itu artinya ia bisa bersantai. Elisa menunggu Lova selesai ujian, ia berdiri di depan kelas sambil memainkan ponselnya.Saat sedang bermain ponsel tiba-tiba Elisa teringat kejadian waktu itu, ketika ia memegang perut kotak-kotak Samudra. Semburat merah muncul di pipinya, Elisa tersenyum mengingat itu.Suara gaduh di depannya membuat ia mengalihkan pandanganya ke depan, lebih tepatnya kelas sebelah di sana ada Samudra, Sean, Stevan, Rafli dan cewek yang waktu itu. Senyum Elisa memudar melihat cewek itu bergelayut manja di tangan Samudra dan Sean. Kedua pemuda itu terlihat ingin menepis namun cukup susah karena cewek itu terlihat memegang tangan mereka erat."Maruk banget tuh cewek.""Ananta." panggil Elisa. Ia mendekat ke arah mereka. Lalu melepas tangan cewek itu yang berada di tangan Samudra dan Sean. Ia tak akan membiarkan cewek itu merebut pacarnya dan calon pac
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Chapter 45 - Brondong

Elisa saat ini sedang berbaring di kasur empuknya. Ia baru saja selesai membersihkan diri. Ia menatap langit-langit kamarnya."Udah beberapa bulan gue di sini.""Sampai detik ini gue belum tau siapa antagonis pria di novel ini.""Masalahnya yang mencurigakannya ada dua orang.""Apa itu Rafli ya tapi masa sih dia.""Atau Arthur ya soalnya sikap dia aneh banget.""Tau ah pusing gue."Elisa berguling-guling ke kiri dan ke kanan. Mencari posisi yang enak untuk tidur. Sudah beberapa menit matanya tak kunjung terpejam. Elisa mendudukkan dirinya di kasur lalu mengambil ponsel yang berada di nakas. Ia ingin menelepon pacarnya. "Hallo.""Ada apa sayang? " Mendengar suara Samudra yang soft spoken membuat jantungnya berdebar kencang."Lagi ngapain? ""Lagi mikir.""Mikir? ""Mikirin kamu." Meski sudah sering Samudra melontarkan kata-kata manis tetap saja Elisa masih belum terbiasa."Aku susah tidur." Elisa mengalihkan pembicaraan."Coba keluar terus buka pintu apart.""Ngapain gak mau ah males.
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Chapter 46 - Sisi lain Ananta

Samudra sudah berulang kali menghela nafas. Seingatnya terakhir kali ia dan Elisa masih baik-baik saja. Tapi sudah seminggu ini Elisa terlihat menjauhinya. Dewa terlihat kesal melihat Samudra yang sedari tadi menghela nafas."Lo kenapa sih Sam? " tanya Dewa"Gak.""Singkat amat jawabnya hebat sih Elisa mah pacaran sama lo."Ketika Dewa menyebutkan nama Elisa, Samudra menatap teman-temannya."Gue mau nanya.""Nanya apaan? " sahut Stevan yang masih fokus memainkan ponselnya. Ia sedang membalas pesan pacar barunya padahal Stevan baru putus dua hari lalu dari mantannya."Kenapa Elisa ngejauhin gue? " Mereka yang tadinya fokus ke kegiatan masing-masing mendadak berhenti dan menatap Samudra. Ternyata alasan Samudra terus menghela nafas karena Elisa menjauhinya."Lo buat salah kali." ujar Stevan."Elisa gak tahan sama sikap dingin lo." sahut Dewa"Dia udah gak mau sama lo mungkin." ucap Rafli"Cuek." ucap Sean."Lo gak seromantis gue." ujar Atlas."Mana mungkin gue kalah romantis sama lo." k
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Chapter 47 - Happy birthday

Samudra mendekatkan mulutnya di telinga Elisa."Asal kamu tau aku selama ini nahan obsesi aku ke kamu. Rasanya aku ingin mengurungmu di kamarku agar tidak ada cowok lain yang bisa melihat kecantikanmu. Bahkan pernah terlintas dalam benakku menjadikanmu milikku seutuhnya. Tapi aku gak ngelakuin itu karena takut kamu menjauh. Jadi jangan menjauhiku lagi ya sayang."Elisa merinding mendengar itu."Lo bercanda kan? ""Apakah wajahku terlihat bercanda sayang? " Samudra menatap lekat Elisa.Dalam pikiran Elisa sekarang, ia berusaha mencari cara agar bisa kabur dari Samudra. Sebuah ide terlintas di benaknya."Ananta." Samudra menaikkan sebelah alisnya bertanya. Merasa Samudra mulai lengah, Elisa menginjak kakinya lalu mendorong tubuh Samudra. Samudra mundur beberapa langkah. Dengan secepat kilat Elisa berlari menjauhi Samudra. Sebelum itu Elisa sempat berbicara."Jangan deketin gue."Samudra menatap kepergian Elisa. Sebenarnya injakkan kaki dari Elisa tidak sakit, ia terdorong pun karena leng
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Chapter 48 - Poto

Satu tahun kemudian...Tidak terasa Elisa sudah satu tahun lebih menempati dunia novel ini. Banyak perubahan yang telah ia buat. Beberapa bulan lagi ia akan lulus sekolah. Elisa sudah melewati alur dimana ia dan Samudra meninggal. Semoga saja tidak ada yang berubah. Elisa masih tak menyangka ia bisa bertahan sejauh ini dari takdir kematian tragis Elisa. Kehidupan Elisa selama setahun ini tidak begitu damai. Meski begitu sampai detik ini ia masih belum mengetahui siapa antagonis pria di novel ini. Entah itu Rafli atau Arthur, Elisa hanya mencurigai mereka karena selalu bertingkah aneh."Lisa liat deh di kolong meja kamu ada bunga mawar lagi." ujar Lova. Membuyarkan lamunan Elisa.Elisa menghela nafas, memang sudah setahun ini ada yang menjadi pengagum rahasianya. Dia selalu menyimpan setangkai bunga mawar di kolong mejanya."Siapa sih nih orang gak bosen apa ngasih gue bunga terus.""Dia suka sama kamu.""Dia pasti tau kan kalau gue udah punya pacar.""Mungkin dia nunggu kamu putus.""
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Chapter 49 - Editan?

Samudra dkk terlihat baru saja datang, mereka penasaran apa yang terjadi. Di depan sana terlihat Elisa yang masih syok dan Lova yang menangis. Mereka melihat ke arah poto itu dan terkejut begitu melihatnya."Itu Lova? " tanya Dewa dengan tatapan tidak percaya."Mata gue gak salah liat kan." ujar Stevan."Lova." ucapan Sean membuat semua orang menatap ke arah pemuda itu."I-ini g-gak se-seperti- " lidah Lova terasa kelu untuk menjelaskan semuanya. Lova sedih melihat Sean yang seperti enggan melihatnya."Sean kamu udah liat kan kelakuan jalang tuh cewek. Mending kamu putusin deh daripada nama kamu jadi tercoreng karena tuh cewek." ucap Fara."Iya Sean mending kamu pacaran sama Fara." timpal Mira. Fara mengangguk setuju dengan perkataan Mira."Kita ketipu guys cewek yang polos ini ternyata kelakuannya sama aja kayak jalang di club." ujar Aiza membuat suasana semakin panas."Wajah cowok yang di poto gak jelas tapi kayaknya om-om deh." timpal Fara.Para murid langsung menyahuti apa yang di
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Chapter 50 - Mulai hancur

"Orang terdekat lo, Elisa." Aiza menunjuk Elisa. Semua orang menatap tak percaya apa yang barusan di ucapkan oleh Aiza. "Gue gak ngelakuin itu." bela Elisa. Semua orang menatap ke arah Elisa. Termasuk Lova ia memasang wajah kecewa. Elisa bingung dengan apa yang terjadi. Kenapa malah jadi dirinya yang terseret? Apa yang sebenarnya terjadi? Lova menatap Elisa."Lisa apa bener yang di ucapin Aiza? " "Itu gak bener, mana mungkin gue tega ngelakuin itu sama lo." "Halah ngaku aja." ujar Aiza. "Emang lo ada bukti gue yang ngelakuin itu? " tanya Elisa. "Beraninya lo ngeremehin gue. Gue gak mungkin ngomong gini kalau gak ada bukti. Fara tunjukkin isi chattingan lo sama Elisa." Aiza tersenyum miring. "Dengan senang hati." Fara membuka ponselnya dan menunjukkan ke semua orang chattingan nya bersama Elisa. "Liat ini nomor lo kan? " Fara menatap remeh Elisa. Elisa menarik ponsel itu dan membaca dengan seksama. Itu memang bener nomornya. unknown Send a picture Gue mau lo tempel poto
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status