Riri sudah menunggu di parkiran. Beberapa meter sebelum sampai pada wanita itu, aku tidak bisa menahan airmata ini. Beruntung aku tidak sampai terjatuh karena lantai parkir yang akan kupijak tidak jelas terlihat, terhalang oleh air mata. Begitu jarak kami semakin tipis, aku tak bisa menahan beban tubuhku. Lututku tiba-tiba lemas, jalan satu-satunya adalah menjatuhkan diri ke arah Riri. "Aku tak menyangka Mas Firman akan seperti itu. Kok, dia tega, ya, Ri. Meskipun dari awal aku sudah curiga." Setengah berbisik dan suara yang bergetar. Dalam isak aku berkata pada Riri. Lebih tepatnya bergumam pada diri sendiri. "Sabar, Tari. Tahan dulu emosimu. Kamu tidak boleh seperti di sini." Dengan suara lembut dan usapan tangan di punggungku, Riri menyahut. "Aku gak kuat, Ri." "Iya, aku ngerti, tapi harga dirimu harus dijaga juga." Riri mengurai pelukan lalu kedua tangannya sigap membersihkan sisa-sisa air mata. Namun sia-sia karena pipiku kembali basah. "Tahan dulu air matamu, nanti se
Last Updated : 2024-12-13 Read more