Home / Rumah Tangga / Istri Untuk Suami Arumi / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Istri Untuk Suami Arumi : Chapter 41 - Chapter 50

53 Chapters

Chapter 41

"Rum, pulang bareng yuk!, kita, ksn udah lama nggak makan diluar" Dina menghampiri Arumi yang sedang bersiap untuk pulang. Hari sudah menunjukkan pukul lima sore. "Maaf, kayaknya hari ini aku belum bisa Din" tolak Arumi sambil memasukkan beberapa barangnya ke dalam tas. Dina memicingkan matanya, merasa aneh dengan penolakan dari Arumi itu. Arumi yang kemudian sadar sudah membuat Dina tak enak, buru-buru meralat ucapannya. "Mak-sud ku, hari ini aku ada urusan penting setelah pulang nanti, jadi gimana kalo besok aja?" tanya Arumi, mencoba mengembalikan rasa nyaman Dina. Dina memajukan bibirnya, meluapkan rasa kecewa. "Please Din!" Arumi menatap Dina dengan tatapan penuh iba. "Iya, iya, terserah kamu. Ya udah, aku antar aja ya?" "Oh, nggak usah, a-aku pulang sendiri aja!" lagi dan lagi Arumi menolak tawaran Dina. Dina yang semula merasa biasa saja, kini dibuat curiga lagi dengan sikap Arumi yang agak aneh itu. "kamu nggak apa-apa?" tanya Dina cemas. "Yah, aku baik, nggak apa-ap
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Chapter 42

Arumi melangkah keluar dari taksi dengan kaki yang gemetar. Ia masih tak percaya jika hari ini ia bertemu dengan Prayoga, pria yang sudah menghancurkan hidupnya. "Aku, aku menyesal Rum, aku sadar, kalo hanya kau wanita yang aku cintai" "Jika masih mungkin, aku ingin kembali seperti dulu, Rum" kalimat yang di ucapkan Prayoga itu, kini kembali terngiang-ngiang di telinga Arumi, membuat sekujur tubuh Arumi lemas. Entahlah, ia kini harus merasa senang, atau justru sebaliknya, takut. "Ibu udah pulang?" Mbok Piah menyambut Arumi di ambang pintu. "Bu?" Mbok Piah bingung karena Arumi tak menjawab, ia malah terlihat bengong seperti orang yang bingung. "Ibu sakit?" tanya Mbok Piah sambil menghampiri Arumi yang berdiri di depan pintu. "Bu?!" "Iya, Iya, a-da apa?!" Arumi tergagap. "Loh Mbok, ngapain disini?!" tanya Arumi sambil menatap aneh pada Mbok Piah. "Lah, saya, kan kerja disini" jawab Mbok Piah bingung. "Kerja?, sejak kapan?" tanya Arumi lagi. Mbok Piah garuk-garuk kepala, tak
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Chapter 43

Arumi tertegun saat membuka pintu. Meski ia sudah tahu siapa orang yang datang. Kedua bola matanya terbelalak menyapa dua orang yang berdiri dihadapannya. "Arumi, maafkan Ibu sayang!" "Ngngng!!" tangus Bu Melinda pecah saat melihat Arumi, ia serta merta menghambur ke arah Arumi dan memeluknya erat. "Maafkan Ibu, Ibu udah menyakitimu selama ini, Ibu menyesal Arumi!" ucap Bu Melinda disela tangisnya yang menjadi. Entah itu sungguh tangis penyesalan seperti kalimat yang keluar dari bibirnya, atau itu salah satu siasat agar hati Arumi luluh, yang jelas ternyata hal itu sanggup mengguncang batin Arumi. Mata Arumi jadi berat, ia seperti terbawa suasana haru yang diciptakan oleh Bu Melinda saat ini. Cacian dan hujatan yang selama ini ia terima dari wanita perlente itu seketika terlupakan begitu saja. Hati Arumi yang memang lembut dan baik itu, tak sanggup menahan gempuran kesedihan yang dipertontonkan oleh mantan mertuanya itu. "E, I-ibu ja-ngan begitu!" ucap Arumi terbatas sambil b
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Chapter 44

"Maaf Bu, ada urusan apa mereka kemari?" Mbok Piah bertanya sambil membereskan meja makan sisa menjamu Bu Melinda dan Prayoga beberapa saat lalu, sebelum mereka pergi. "E, nggak ada Mbok, mereka cuma datang untuk minta maaf" jawab Arumi berdusta. "Lalu Ibu maafkan?" lanjut Mbok Piah seperti tak rela jika orang-orang yang sudah menyakiti Arumi itu kembali datang dalam hidup Arumi. "Apa boleh buat Mbok" "Tapi Bu, mereka sudah menyakiti Ibu, maaf kalo sara lancang, hanya saja, saya merasa itu tak adil untuk Ibu" Mbok Piah terbawa suasana di dalam hatinya, ia sungguh menyayangkan sikap Arumi yang masih mau memaafkan orang-orang itu. Entahlah, apa yang menjadi pertimbangan Arumi hingga ia bisa menerima lagi mereka, meski sudah jelas bahwa mereka lah yang membuat hidup Arumi berantakan. "Mbok nggak usah cemas, aku bisa atasi semua" Arumi bangkit dari kursinya dan bergegas pergi. Sedang Mbok Piah entah mengapa merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Arumi. Dia tak yakin jika kedatan
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Chapter 45

"Rum, aku mau ngomong ma kamu!" Dina bicara pada Arumi yang sedang sibuk membereskan meja kerjanya. "Iya Din, ngomong aja!" jawab Arumi sambil tetap melakukan pekerjaannya itu. "Em, kita pulang bareng hari ini ya?" ucap Dina. "Aku.." "Nggak bisa lagi?" celetuk Dina seperti sudah tahu jika itu jawaban yang akan Arumi berikan. Arumi menghentikan pekerjaannya, ia menatap Dina, mencoba memberi penjelasan agar tak terjadi kesalahpahaman. "Bukan begitu Din, kemarin-kemarin aku memang sungguh ada urusan, makanya aku nggak bisa pulang bareng kamu" "Terus hari ini gimana?" "E, hari ini.." Arumi berpikir sejenak, sebenarnya hari ini ia dan Prayoga sudah berjanji akan makan bersama setelah Arumi pulang kerja. Ada restoran seafood baru di kota itu, mereka ingin mencoba makanan di restoran baru tersebut. Tapi, jika sekali ini Arumi menolak tawaran Dina, itu akan membuat Dina kian curiga padanya. Arumi jadi bimbang antara menerima atau menolak ajakan Dina, sebab keduanya sama-sam
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Chapter 46

Beberapa Minggu berlalu. "Gimana Rum, e, maksudku, apa kau menerima permintaan ku?" tanya Prayoga di suatu kesempatan saat ia dengan sengaja datang ke rumah Arumi. Arumi terdiam, bimbang. Sejak kembali lagi, Prayoga terus berusaha mendekati dirinya, ia menggunakan berbagai cara untuk memikat hati Arumi. Ia juga menunjukkan pada Arumi bahwa ia sudah berubah, ia sudah kembali menjadi dirinya yang dulu. "Rum?" suara lembut Prayoga terdengar memecah keheningan di ruang tamu rumah Arumi. "I-ya Mas?" Arumi tergagap, masih bimbang dia. "Jawab aku Rum, apa kau bersedia?, kau tak harus menjawab hari ini, kalo kau masih butuh waktu untuk berpikir lagi, aku akan berikan. Aku, aku akan kembali menunggu mu, aku rela Rum. Tapi aku mohon, katakan sesuatu padaku!" Prayoga berusaha meyakinkan Arumi, meski itu bukan yang ia inginkan. Sejujurnya, ia ingin secepatnya bisa kembali rujuk dengan Arumi. Arumi menatap Prayoga. Ia sedang berusaha untuk menelusuri mata Prayoga, ia ingin memastikan ji
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Chapter 47

Setelah Pertunangan Arumi dan Prayoga. "Selamat Rum!" Dina mengulurkan tangannya pada Arumi yang sedang sibuk di hadapan laptopnya. Arumi kaget saat mengetahui Dina sudah ada di sampingnya. Ia buru-buru menghentikan pekerjaannya itu. "Dina?!" Melihat ekspresi wajah Arumi yang terkejut, Dina hanya tersenyum datar. "Selamat ya!" ulang Dina lagi sambil memberi kode lewat kedua matanya agar Arumi menyambut uluran itu. Arumi bingung, apa maksud dari ucapan Dina itu, ia tak langsung menyambut tangan Dina, tetapi justru memperhatikan dengan tatapan gelisah. "Wah, sepertinya kau sungguh tak ingin membagi kebahagiaan mu itu denganku?" tanya Dina yang kemudian menarik lagi tangannya karena tak kunjung di sambut oleh Arumi. "A-aku nggak ngerti apa maksudmu Din?!" Arumi bingung. "Sungguh?!" Dina mulai kesal dengan sikap Arumi yang ia nilai hanya berpura-pura saja. Dina sedikit membungkukkan badannya dan melingkarkan tangannya pada bahu Arumi, lalu wajahnya ia dekatkan ke telinga Arumi.
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Chapter 48

"Siapa ya?!" Mbok Piah menatap bingung pada seseorang yang berdiri di hadapannya. Sepagi itu ada seorang wanita muda yang Dadang berkunjung. Wanita itu masih sangat mudah, usianya sepertinya belum genap dua puluh tahun. Paras wajahnya cukup cantik, tubuhnya tak terlalu tinggi namun cukup sintal, apalagi ditambah dengan pakaian yang ketat membuat setiap lekuk di tubuhnya tergambar dengan jelas. Mbok Piah nampak tak suka melihat penampilan wanita itu yang terlalu seksi. "Perkenalkan, saya Aulia!" wanita itu mengulurkan tangannya pada Mbok Piah yang masih bingung. Dengan ragu Mbok Piah menerima uluran tangan wanita itu. "Maaf Bu, apa Bu Arumi nya ada?" tanya wanita bernama Aulia itu dengan ramah seolah sudah sangat mengenal Arumi. Mbok Piah memicingkan matanya, mencoba untuk menyelidiki siapa wanita itu. "E, Ibu dia, dia su-dah pergi!" jawab Mbok Piah berdusta, sebenarnya Arumi ada di rumah, tapi semalam Arumi bilang pada Mbok Piah jika hari ini ia berencana untuk melakukan fittin
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Chapter 49

"Kok lama banget Mbok?" Prayoga bertanya pada Mbok Piah dengan gusar. Ini sudah hampir setengah jam ia menunggu Arumi yang kata Mbok Piah tadi sedang bersiap-siap. Kedua matanya terus menatap ke lantai atas, berharap Arumi segera turun untuk menemui dirinya. Prayoga merasa aneh, ia pernah hidup bersama Arumi selama enam tahun lamanya. Ia paham betul jika Arumi bukanlah tipikal wanita yang akan menghabiskan banyak waktu hanya untuk berkutat di meja rias. "Coba panggil lagi Mbok, ini udah siang!" pinta Prayoga, Mbok Piah mengangguk ragu namun ia bergegas naik ke lantai atas untuk memanggil Arumi. Prayoga gelisah, ia terus mondar-mandir kesana-kemari sambil menggerutu tak jelas. Dan tak berselang lama Arumi pun turun di ikuti oleh Mbok Piah. Prayoga tertegun melihat Arumi. Tadi menurut Mbok Piah Arumi sedang bersiap diri, tapi kini yang nampak justru berbeda. Arumi masih mengenakan daster panjang berwarna biru gelap dengan Khimar peach yang menutup kepalanya. Wajah Arumi juga
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Chapter 50

"sial!, bagaimana bisa wanita itu punya video seperti itu?, ku rasa aku udah dijebak malam itu?, tapi atas dasar apa dia lakukan itu?!" Prayoga mondar-mandir sambil terus mengoceh. "loh yoga?!, kok udah pulang?!" Bu Melinda kaget ketika melihat keberadaan Prayoga di ruang tengah. "bukankah hari ini kau dan Arumi akan fitting baju ya?" tanya Bu Melinda sambil mendekati anaknya itu. "apa terjadi sesuatu?" selidik Bu Melinda yang mulai merasa ada hal aneh yang terjadi jika melihat gelagat yang ditunjukkan Prayoga. "Yoga, kamu dengar Ibu nggak?!" pekik Bu Melinda. "iya Bu, Yoga dengar!" jawab Prayoga ketus. "kalo dengar kenapa kamu nggak jawab?!" Bu Melinda nggak kalah ketus. "Yoga lagi bingung Bu!" "bingung kenapa?, apa baju yang kalian pesan nggak sesuai?" tanya Bu Melinda sambil duduk di sofa dan menikmati secangkir teh Kamomil yang hangat dan harum. "bukan soal baju, tapi ini soal Arumi!" "crutt!" air teh yang sedang di seruput Bu Melinda muncrat seketika saat ia m
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status