Semua Bab Menjadi Istri Pengganti sang Miliuner : Bab 11 - Bab 15

15 Bab

Bab 11

"Baguslah kalau begitu." Caitlin menyeringai lebar. Tatapan matanya berbinar-binar. Dia terlihat sangat bahagia. "Apa maksud ucapanmu?" Keelan menarik siku Caitlin hingga istrinya menubruk dadanya. Melihat reaksi istrinya yang berlebihan, membuat emosinya tersulut. Dia menduga Caitlin telah merencanakan sesuatu di belakangnya. Caitlin menepis tangan Keelan kasar. Setelah berhasil terlepas dari cengkeraman suaminya, dia mengangkat dagunya dan menatap Keelan dengan sorot menantang. Sekarang Keelan harus tahu bahwa dia tidak akan pernah merasa takut lagi. "Bila nenekmu benar-benar ingin mengusirku, tentu saja aku menyambut hal itu dengan gembira. Dengan begitu aku bisa terlepas dari belenggumu tanpa harus berjuang keras untuk melawanmu," terang Caitlin berapi-api. "Jangan macam-macam denganku," desis Keelan sambil menggeretakkan giginya. "Kita lihat saja nanti," balas Caitlin dengan senyum cerah. Setelah itu Caitlin mengabaikan Keelan. Dalam gerakan cepat dia melangkah men
Baca selengkapnya

Bab 12

"Nenek .... Bercandamu sangat tidak lucu."Caitlin melirik tangannya yang berada dalam cengkeraman Rossie seraya menyunggingkan senyum sinis. Kakinya maju selangkah hingga jarak mereka sangat dekat. Caitlin menatap Rossie dengan sorot mata jahil. Dirinya terlihat tegar, dan tidak gentar sedikit pun."Jauhkan tubuh kotormu dariku," tukas Rossie sengit.Caitlin membuka mulutnya lebar, dan pura-pura terkejut. Lalu dia menepis tangan Rossie. "Haruskah aku takut padamu? Tentu saja tidak. Ini adalah rumah suamiku. Itu berarti juga rumahku. Aku tidak akan meninggalkan tempat ini sampai Keelan menyuruhku pergi dari sini."Kemudian Caitlin melenggang masuk ke dalam rumah dengan langkah kaki tegap dan kepala tengadah ke atas. Di belakangnya Rossie berteriak memanggil namanya. Sayangnya dia sama sekali tidak menggubrisnya.Caitlin masuk ke kamarnya, dan menjatuhkan dirinya di atas kasur. Tangannya menyentuh dadanya yang masih berdebar-debar. Baru kali ini dia memiliki keberanian bersikap kurang
Baca selengkapnya

Bab 13

"Apakah aku harus takut mendengar ancamanmu?"Caitlin menatap Rossie tajam, sambil menggesekkan pisaunya di atas piring hingga menimbulkan suara nyaring yang memekakkan telinga. Dengan berani dia menunjukkan seringainya, seolah menjawab tantangan Rossie. Seharusnya Rossie sadar bahwa lawannya kali bukan orang yang sangat lemah dan bersedia menuruti perkataannya begitu saja.Tangan Rossie terangkat. Dalam gerakan cepat dia meraih tangan Caitlin, dan mencengkeramnya dengan erat hingga pisau itu terjatuh di atas piring. Tidak berhenti di sana. Dia sengaja menancapkan kuku panjangnya dia kulit Caitlin.Raut wajah Caitlin terlihat sangat tenang. Dia tidak menunjukkan rasa sakit sedikit pun. Baginya tusukan kuku Rossie tidak ubahnya seperti gigitan seekor semut di tangannya. "Aku tidak pernah nyangka wanita bermartabat sepertimu bisa melakukan tindakan kekanakan seperti ini," ucap Caitlin sambil melirik sinis pada Rossie yang masih melingkari pergelangan tangannya.Rossie langsung menarik
Baca selengkapnya

Bab 14

Keelan tiba di rumah sakit tidak lama kemudian. Wajahnya pucat pasi. Saat berjalan melewati lorong dengan langkah tergesa-gesa, sorot matanya kosong."Keelan ...." Rossie menubruk Keelan, lalu melingkari tubuh cucunya sambil menangis tersedu-sedu. "Apa yang terjadi sebenarnya?" tuntut Keelan, matanya sibuk mencari keberadaan istrinya."Istrimu benar-benar gila," geram Rossie. Dia melepaskan pelukannya, dan menatap Keelan dengan mata bercucuran. "Dia sengaja mendorongku ke jalan saat ada mobil yang lewat.""Sekarang Chaterine ada di mana?" tuntut Keelan tidak sabaran."Dia sedang berada di ruang operasi sekarang. Dokter berusaha menyelamatkannya karena dia kehilangan banyak darah," jawab Rossie menjelaskan.Keelan mengernyit. Ada kejanggalan dari cerita Rossie. Bila benar Caitlin mendorong Rossie ke jalan seperti cerita sebelumnya, bukankah seharusnya neneknya yang berada di ruang operasi sana?"Aku ingin melihatnya sekarang." Keelan mendorong Rossie menjauh. "Istrimu berada di tanga
Baca selengkapnya

Bab 15

“Coba jelaskan tentang lelucon ini.” Keelan melangkah maju mendekati Caitlin dengan kedua mata merah menyala. Kedua tangannya terkepal di samping tubuhnya. Bila tidak ingat Caitlin adalah seorang Wanita, dia pasti telah melayangkan pukulan tepat ke wajah istrinya. Sekuat tenaga di mencoba menahan amarahnya yang telah meletup=letup di puncak kepala. “Menjelaskan tentang apa?” tanya Caitlin dengan wajah polos tidak berdosa. Sorot matanya bingung saat menatap Keelan. “Dokter bilang kau mengalami luka serius. Tapi sekarang, kau ….” Kata-kata Keelan menggantung karena suaranya tercekat di tenggorokannya. “Aku barus aja terbangun setelah dari meja operasi. Bisa-bisanya kau menuduhku yang bukan-bukan.” Caitlin mendengus kesal, lalu menundukkan kepalanya. Nyeri di kepala Caitlin muncul lagi, dan dia tidak sanggup menahan rasa sakit itu. Caitlin mengerang sambil memegang kepalanya. Air matanya pun ikut berjatuhan. “Aku tidak akan terkecoh dengan sandiwaramu ini,” ucap Keelan ketus
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status