Semua Bab Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa: Bab 211 - Bab 220

265 Bab

211. Kesaksian

“Apa kamu akan merasa puas jika menjadikan saya tersangka, Gauri?!” Suara tajam dan sinis itu menyambut Gauri ketika dia hampir saja melangkah masuk ke ruang sidang.Gauri menoleh. Amora berdiri di sana, dibatasi oleh dua petugas kepolisian yang menggenggam lengannya. Mata Amora menatap Gauri dengan kebencian yang begitu dalam, seperti api yang membakar.“Sedang bermain peran sebagai korban, Amora?” Gauri menanggapi dengan tenang. “Kami tidak menuduhmu tanpa bukti. Terima saja karena kebenaran akhirnya datang menjemputmu.”“Dasar munafik!” Amora meludah ke lantai. “Kamu pikir kamu suci?! Kamu pikir saya akan diam saja menerima semua tuduhan ini?!”Gauri menatap cairan itu dengan tatapan dingin. Lalu, kembali menatap Amora.Amora meronta, mencoba mendekat ke arah Gauri, tetapi petugas segera menahannya.Salah satu petugas berbicara dengan tegas, “Ibu Amora, harap tenang! Jangan membuat situasi semakin runyam!”“Kalau kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

212. Proyek Fiktif

“Aku akan membebaskanmu dari bajingan itu, Gauri.” Adam menatap layar laptopnya dengan rahang mengeras dan jemari terkepal di sisi meja.Dokumen elektronik yang menampilkan laporan keuangan proyek pengembangan di Amsterdam terpampang jelas di depannya. Adam membaca laporan itu berulang kali, memastikan setiap angka dan rincian yang tidak seharusnya berada di sana.“Akhirnya, aku menemukanmu!” seru Adam sambil menyunggingkan senyum tipis.Adam menghela napas panjang dan menatap tajam dokumen tersebut.Proyek pengembangan di Amsterdam, yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab Ezra, menunjukkan penyalahgunaan anggaran yang sangat mencurigakan.Anggaran yang seharusnya dialokasikan untuk proyek properti komersial itu justru mengalir ke perusahaan bayangan yang terdaftar di Belanda dengan regulasi pajak normal.Tidak ada bukti fisik dari pembangunan apa pun, dan catatan administratif perusahaan itu pun hampir tidak ada.“Proyek
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

213. Duduk Manis

"Jadi, kamu benar-benar menikmatinya, ya? Melihat saya dalam situasi seperti ini, Gauri?” Suara Ezra terdengar tajam di ujung telepon, nadanya dingin seperti malam yang menusuk tulang.Gauri tetap tenang, duduk dengan punggung tegak di sofa ruang kerjanya di Uno Rekayasa Industri. Wanita itu melirik jam di dinding, ingin memastikan pembicaraan ini tidak akan membuang waktunya terlalu lama.“Saya tidak tahu apa yang sedang kamu bicarakan, Ezra,” jawab Gauri dengan nada sedingin es.Di sisi lain, Ezra berdiri di jendela apartemennya di Amsterdam, menatap hujan yang mengguyur jalanan kota. Tangan pria itu mengepal erat di sisi tubuh, sementara ponsel di tangan yang lain hampir retak karena genggamannya yang terlalu kuat.“Kamu tahu persis apa yang saya maksud.” Ezra mendengkus, napasnya terdengar berat. “Semua ini dimulai sejak kamu dan Adam mulai bermain-main di belakang saya. Jangan pura-pura bodoh, Gauri!”“Kalau kamu ingin bicara soal tuduhan palsu, Ezra, saya tidak punya waktu untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

214. Di mana Lily?

“Lily belum datang?” Gauri bertanya sambil mengernyitkan dahi saat berdiri di luar ruang sidang.Tangan wanita itu menggenggam tali tasnya erat-erat, berharap kabar dari Amelia akan berubah.“Patricia melarang dokter Lily untuk hadir, Nona. Saya sudah mencoba menghubungi  pihak petugas di rumah tahanan beberapa kali, tetapi mereka tidak menjawab.” Amelia, yang berada di sebelah Gauri, memberikan laporan.Gauri menghela napas panjang, mencoba menenangkan debaran di dadanya.“Kalau begitu, terus pantau situasi. Beritahu saya jika ada perkembangan!” perintah Gauri dengan tegas.“Baik, Nona.” Amelia kembali fokus pada ponselnya untuk mencari tahu dan menghubungi siapa pun yang bisa membantu nonanya.Gauri menyandarkan punggung ke dinding, menatap pintu ruang sidang yang masih tertutup rapat.Sebuah suara berat memecah lamunan wanita cantik itu. “Kamu baik-baik saja, Gauri?”Ga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

215. Berkunjunglah!

“Saya minta maaf atas keterlambatan saya, Yang Mulia. Saya siap memberikan kesaksian,” ujar Lily tegas sambil melangkah ke depan ruang sidang.Tatapan seluruh hadirin tertuju pada wanita itu. Wajah Lily yang dingin dan penuh keyakinan menunjukkan bahwa wanita itu tidak akan membiarkan siapa pun menggoyahkan kesaksiannya.Gauri menatap Lily dengan perasaan campur aduk, lega, tetapi tetap waspada. Tatapan Lily sesaat bertemu dengan Gauri, wanita itu tersenyum tipis dan sedikit membungkuk.Hakim mengangguk. “Silakan maju ke kursi saksi.”Lily melangkah dengan anggun dan duduk di kursi yang sudah disediakan. Jaksa mulai menggiring kesaksiannya.“Dokter Lily, Anda adalah dokter yang menangani Nona Gauri Bentlee Uno setelah insiden di griya tawang, benar?” tanya jaksa membuka sesi.“Benar, saya yang menangani Nona Gauri,” jawab Lily tanpa ragu.“Bisakah Anda menjelaskan keadaan Nona Gauri saa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

216. Menjadi Nomor Satu

“Kondisi Tuan Thomas sudah jauh lebih baik setelah menjalani terapi, Nona Gauri. Bahkan hari ini, beliau sudah mulai berjalan keliling rumah sakit untuk olahraga.” Suara Kevin terdengar penuh semangat di ujung telepon.Gauri yang sedang duduk di ruang kerjanya, meletakkan pena di atas dokumen yang sedang wanita itu baca. Mata Gauri membesar mendengar kabar itu.“Benarkah?” tanya Gauri memastikan, jantungnya berdebar antara bahagia dan antusias. “Kakek benar-benar sudah bisa melakukan itu?”“Ya, Nona. Kami semua di sini juga tidak menyangka pemulihan Tuan Thomas akan secepat ini. Terapi yang beliau jalani ternyata sangat efektif. Bahkan, sekarang kondisi Tuan Thomas sudah stabil.”Gauri menghela napas lega, lalu tersenyum tipis sambil menyandarkan punggung ke kursi.“Terima kasih banyak, Dokter Kevin. Tolong terus awasi perkembangan Kakek. Jika ada apa-apa, beri tahu saya secepatnya.” Gauri tidak dapat menahan seny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

217. Belum Memaafkan

“Aku ingin menjadi nomor satu dalam hidupmu, Gauri. Bukan hanya di hatimu, tapi juga di atas dokumen yang sah.”Suara Adam seperti mantra yang terus diucapkan berulang-ulang dalam ingatan Gauri.Tangan pria itu menyentuh lembut pipi Gauri dan jari-jarinya menyapu pelan di sepanjang garis rahang wanita itu.Gauri mengangkat tangan, menyentuh pergelangan tangan Adam, lalu menurunkan perlahan. Mata Gauri bergerak liar, tetapi dia mencoba tetap tenang.“Aku tidak bisa memberikan janji apa pun padamu, Mas.” Suara Gauri pelan, nyaris berbisik. “Aku sudah pernah meminta pembatalan pertunangan, tapi Ezra menolak mentah-mentah. Belum lagi kondisi Kakek. Aku tidak bisa menambah beban di pundak Kakek.”Ada jeda beberapa saat, sampai akhirnya Adam kembali bicara.“Itu alasan yang dibuat-buat, Gauri. Kamu hanya bersembunyi di balik alasan itu, bukan?” Adam mengernyitkan dahi.Gauri mendongak, menata
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

218. Wanita Terpandang

Adam berdiri di depan cermin besar di kamarnya, mengenakan kemeja hitam yang dipadukan dengan dasi sutra berwarna perak.Cahaya temaram dari lampu gantung kristal memantulkan bayangan tajam wajahnya yang serius. Pria itu tengah memasang jam tangan mewah di pergelangan tangan kiri, memastikan setiap detail penampilannya sempurna.Pesta ulang tahun Harraz Mall malam ini sangatlah penting. Tidak hanya untuk merayakan kebangkitan perusahaan yang diwarisi dari kakeknya, tetapi juga untuk memastikan bahwa Adam akan selalu berada posisi nomor satu setelah ini.“Adam.” Suara yang familiar terdengar di balik pintu kamar yang dibiarkan terbuka.Arum melangkah masuk dengan mengenakan gaun formal panjang berwarna marun gelap. Rambut Arum disanggul rapi, menunjukkan garis wajahnya yang tegas dan aristokrat.Adam melirik sekilas dari cermin, lalu berbalik menghadap mamanya. “Ada apa, Ma?”“Mama hanya ingin mengucapkan selamat padamu. Kamu bena
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

219. Tamu yang (Tidak) Dinantikan

"Aku tahu kamu akan datang, Gauri. Kamu tidak pernah ingkar janji." Adam berdiri di sudut ballroom Harraz Mall, memandangi kerumunan tamu yang menikmati malam itu dengan gelas anggur di tangan mereka.Pesta ulang tahun Harraz Mall berlangsung meriah. Lampu kristal menggantung di langit-langit, memancarkan cahaya mewah yang memantulkan kilauan berlian dari tamu-tamu wanita yang berdandan elegan. Musik jazz mengalun lembut, menambah kesan eksklusif pesta yang dihadiri para mitra bisnis kelas atas.Namun, hingga pertengahan acara, Adam merasa sesuatu yang penting hilang. Sesuatu yang sudah pria itu nantikan sejak pesta masih berupa sebuah rencana.Seseorang.Gauri belum juga datang.Adam memeriksa ponsel untuk kesekian kali, berharap ada pesan atau panggilan masuk dari Gauri. Namun, tidak ada apa pun di sana. Raut wajah pria itu mulai mengeras, garis rahangnya menegang.Pria itu akhirnya memutuskan untu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

220. Kedua

“Kembali ke kamar dan lupakan pesta itu, Gauri,” ujar Thomas dengan dingin, memecah kesunyian yang mencekam di ruang tamu griya tawang Gauri.Pria tua itu menatap tajam, menunjukkan otoritasnya yang tidak redup walaupun baru saja mengalami masa kritis.Gauri berdiri mematung, tubuhnya tegang. Wanita itu tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.“Apa maksud Kakek? Mengapa saya harus kembali ke kamar?” tanya Gauri dengan suara gemetar.Brak!Thomas mengetukkan ujung tongkatnya ke lantai dengan keras, membuat suara nyaring bergema di ruang tamu itu.“Bagaimana bisa seorang pemilik perusahaan, yang baru saja dipermalukan oleh pesaingnya, pergi ke pesta untuk merayakan kemenangan mereka?! Apa kamu tidak punya rasa malu?!” seru Thomas.Nada bicara pria tua itu sangat tajam, menusuk telinga Gauri. Hal itu membuat jantung Gauri berdegup cepat.Gauri terdiam beberapa saat sambil memijat batang hidungnya. Wanita
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
27
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status