All Chapters of Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata .... : Chapter 81 - Chapter 90

95 Chapters

BAB 81 Kemarahan Andina

"Hen? Mau ketemu Andina?"Hendra menoleh, Mar nampak melangkah ke arahnya. Wajah perempuan itu nampak menyimpan rasa simpatik yang mendalam padanya. "Iya, Bu. Andina di mana?" Mendadak hati Hendra terasa pedih. Bayangan wajah Andina tergambar dalam benaknya. Bahkan, mungkin saja ketika peristiwa itu terjadi, Andina belum bisa sempurna merekam cantik wajah ibunya dalam ingatan, dan karena kebodohan Hendra, Andina harus kehilangan kasih sayang dan dekap hangat Theresa untuk selamanya. "Ada di kamar dia, Hen. Ayo ibu antar.""Ah, sebentar, Bu!" Hendra menghentikan langkah Mar yang hendak mengantarkan dia ke kamar Andina. "Kenapa? Ada apa, Hen?"Hendra menghela napas panjang, ia menundukkan wajah beberapa saat, lalu kembali mengangkat wajah setelah menghela napas beberapa kali. "Apa Andina mau ketemu saya, Bu?" tanya Hendra dengan hati diliputi rasa takut. Alis Mar berkerut, sejenak ia terdiam, matanya tak lepas dari wajah Hendra yang menyimpan risau. Hendra tahu, tatapan mata itu t
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

BAB 82 Karma?

"Gimana bisa hamil sih?"Akhirnya, setelah mencari beribu alasan, Ken bisa pergi dari rumah sakit. Menitipkan Tamara yang masih pulas tertidur pada orang tuanya. Kini ia berada di depan sebuah kantor pemerintah, tempat di mana Hani bekerja. "Kok kamu jadi tanya aku? Kemaren-kemaren kamu gimana pake pengamannya?" salak Hani dengan sorot mata tajam. Ken mendesah panjang, ia menjambak rambutnya sendiri sembari mendengus. Kepalanya benar-benar mau pecah rasanya, masalah bertubi-tubi menghantamnya hari ini. "Sudah berapa bulan?" tanya Ken kemudian. "Mana ku tahu, aku belum ke dokter. Baru cek tadi pagi." jawab Hani yang seketika membuat Ken mengumpat. "Ya kamu udah telat berapa bulan, goblok!" makinya dengan teramat kesal. Mendengar itu Hani sontak membelalak, matanya menatap tajam ke arah Ken dengan tatapan tak suka. Hani melangkah lebih dekat, segera mengayunkan tangannya guna menampar pipi Ken keras-keras. "Goblok kamu bilang? Segoblok-gobloknya aku, masih goblokan kamu yang bisa
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

BAB 83 BOOM!!

"Ibu udah kabari mama kamu, Hen. Bilang kalau ibu tunggu dia di rumah sakit."Setelah ditolak oleh Andina, kini Hendra melangkah menyusuri koridor rumah sakit. Mereka hendak menengok Tamara dan tentu saja bayinya meskipun Hendra maupun yang lain hanya bisa melihat dari kaca ruangan NICU. "Baik kalau begitu, Bu. Tadi mama juga bilang kalau agak sorean baru bisa ke sini."Tentu saja Hendra sudah mengabari ibunya kalau Tamara harus terpaksa melahirkan lebih awal. Ini cucu pertama Hendra, tentu Mursiyati tidak ingin melewatkan hal ini. "Biar nanti aku sama dia yang bantu Ken urus Tamara, kamu fokus dampingi istrimu saja."Mendengar itu sontak Hendra menoleh, ia menatap Mariani yang terus melangkah. Mendampingi Sandra? Untuk apa? "Biar dia tanggung sendiri semua akibatnya, Bu. Saya tidak mau ikut campur dengan tindakan keji yang dia lakukan. Yang penting saya sudah ikuti prosedur pemeriksaan dari kepolisian dan itu sudah cukup." Tegas Hendra yang mendadak hatinya terasa sakit, terlebih
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

BAB 84 VIRAL

"Kamu ini gimana sih, Ken? Mau nakal, selingkuh, silahkan tapi main aman dong!"Gunawan benar-benar frustasi. Masalah yang satu belum selesai, ia sudah dapat masalah baru! Tidak tanggung-tanggung, setelah ia dan Ken terbebas dari ancaman penjara, sekarang Ken malah seolah-olah menceburkan diri dengan apa yang dia lakukan. "Pa ... aku selalu main aman, Pa. Cuma ya entah mungkin pas apes aja!" jawab Ken gusar. "Main amanmu gimana? Selalu pake kondom? Atau yang gimana?" Gunawan menatap tajam ke arah Ken, entah harus bagaimana sekarang, ia tidak tahu! "Ya kadang pake, kadang keluarin luar."Jawaban itu benar-benar membuat Gunawan gemas! Tidak cukup Tamara yang hamil ternyata? Ken tidak belajar dari kesalahannya dan sekarang ia menghamili orang lain lagi! Tak hanya menghamili, Ken juga menganiaya perempuan itu sampai harus dilarikan ke rumah sakit karena pendarahan. "Goblok!" maki Gunawan putus asa. "Udah dapat kabar gimana kondisinya?" tanya Gunawan yang sadar bahwa ada masalah lain y
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

BAB 85 Sesal

"Tam, kamu sudah bangun?"Ira segera bangkit begitu menyadari Tamara bergerak, tadinya ia bersama dengan mertua dan besan tengah membahas Ken. Dengan suara lirih mereka sendiri pun bertanya-tanya apa yang sebenarnya sedang terjadi. Ira hanya diberi tahu kalau Ken sedang berada di kantor polisi sekarang, ia terlibat masalah, namun untuk lebih jelas masalah apa, Ira belum tahu. Ira hanya mendengar suaminya menyebut nama Hani, bertanya pada Ken apakah benar perempuan itu hamil. Entah ada hubungan apa dengan Ken yang sekarang berada di kantor polisi, Gunawan tidak memberitahunya. Lelaki itu langsung melangkah keluar dengan panik tanpa menghiraukan Ira sama sekali. Selain itu, mereka juga tengah membicarakan Sandra, sungguh cobaan yang bertubi-tubi menghantam keluarga Ira. "Ma ... anak aku mana?" suara itu begitu lemah, matanya terbuka sebentar lalu kembali tertutup. "Tam ... kamu lupa kalau adeknya belum boleh dibawa ke sini dulu?" jatung Ira berdebar kencang, bagaimana kalau Tamara ber
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

BAB 86 Kasus Ken

"Bram, kamu datang?"Ada setitik perasaan lega ketika Gunawan melihat sosok itu melangkah mendekatinya. Ia pikir, setelah apa yang sudah dia dan Ken lakukan, ditambah hinaan yang terus menerus Gunawan lontarkan untuk adiknya ini, Bram lantas tidak mau lagi berurusan dengan dia sekeluarga, namun ternyata Gunawan salah. "Tentu. Keponakan ku sedang dalam masalah dan meminta bantuan, bagaimana aku tidak datang?" jawab Bram sembari melempar pertanyaan. "Mana Ken?"Gunawan tersenyum, hatinya terketuk. Ia benar-benar malu dan menyesal telah memperlakukan Bram seperti itu. "Dia di dalam, Bram. Hasil visum sudah keluar, ini artinya--.""Apa katanya? Perempuan itu baik-baik saja, kan?" potong Bram cepat. Gunawan menghela napas panjang. Nampak wajah itu menunduk sejenak. Tak lama, ia kembali membalas tatapan yang Bram lemparkan padanya. "Dia keguguran, Bram. Usia kandungannya masih cukup muda, sekarang dia masih dalam perawatan dokter." jelas Gunawan persis seperti yang tadi disampaikan oleh
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

BAB 87 Pukulan Dahsyat

Mata Tamara berbinar cerah melihat kotak berisi sushi kenamaan itu sudah berada di meja kecil dipangkuannya. Bukan hanya sushi, tapi juga satu pan mini pizza lengkap dengan fusili kesukaan Tamara. Ada rasa haru menyeruak di hati Tamara. Papanya selalu ingat apa-apa saja yang dia suka dan tak peduli kini dia sudah menjadi seorang ibu, Hendra tetap menganggapnya putri kecil dan selalu memanjakan Tamara. "Habiskan, oke?" Hendra mengacak rambut Tamara dengan gemas, membuat Tamara mencebik dan menatap papanya itu dengan penuh bahagia. "Oke! Siapa takut?" tantang Tamara yang mulai meraih sumpit dan mengambil varian sushi yang ingin ia makan untuk pertama kali. Nasi yang digulung dengan isian salmon dan pepaya serta taburan tobiko ditepiannya adalah varian yang Tamara pilih. Lidahnya sudah begitu rindu citarasa ini. Tamara memejamkan mata ketika ia mengunyah makanan itu pertama kali. Rasa bahagianya meledak-ledak, ia tersenyum sembari satu tangannya meraih ponsel, hendak memotret makanann
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

BAB 88 Salah Apa?

"Jangan dicabut lagi, ya? Kecuali nanti dokter yang suruh." Hendra berbisik, infus sudah kembali terpasang di tempatnya, sementara Tamara, ia masih berada dalam pelukan Hendra, terisak dengan nada lirih. "Sudah tenang? Papa nunggu kamu cerita, Tam."Walau sebenarnya Hendra sudah tahu semua masalah yang bahkan Tamara mungkin belum tahu, tapi tentu dia perlu berpura-pura pada awalnya. Mendadak kalimat Andina kembali terngiang-ngiang di kepala.'Aku yang dapat karmanya, Pa! Aku yang harus nanggung semua dosa Papa!'Apakah mungkin bukan hanya Andina yang harus menanggung karma dan dosa atas apa yang dulu Hendra lakukan? Rasanya Hendra ingin bunuh diri! Bagaimana tidak, dua anak gadisnya sedang sama-sama hancur seperti ini! Rasanya hati Hendra remuk redam, rasanya benar-benar sakit luar biasa! Tapi kalau Hendra bunuh diri, lalu bagaimana dengan nasib anak-anaknya? Lebih tepatnya Tamara. Dengan kondisi mertua yang bangkrut, suami tersandung permasalahan hukum sepelik ini yang bahkan sudah
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

BAB 89 Janji?

"Rahasia apa lagi yang kalian tutupi dari aku?"Selera makan Tamara lenyap seketika, ia yakin masih ada yang ditutupi darinya, oleh karena itu ia mencecar empat orang yang duduk di sekeliling bed. Ada Mur yang baru saja datang beberapa saat yang lalu, bisa Tamara lihat neneknya itu terkejut, mungkin dia juga baru tahu, berbeda dengan tiga orang yang lain. Tamara merasa tubuhnya begitu ringan. Ia kehilangan semangat dan apapun itu. Bisa dibayangkan, kamu yang belum menerima kenyataan bahwa suamimu bangkrut dan semua aset disita, berikut milik mertuamu, lalu mendadak harus melahirkan lebih awal, masih ditambah mendapat kenyataan bahwa suamimu ternyata menghamili wanita lain dan harus berhadapan dengan hukum. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Tamara saat ini? "Lebih baik kamu istirahat dulu, Tam. Kamu butuh banyak istirahat setelah apa yang terjadi." Mar tersenyum kikuk, sangat ketara sekali bahwa dia ingin mengalihkan pembicaraan. "Nggak bisa gitu, Eyang! Aku yakin masih ada yang d
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

BAB 90 Permintaan Hendra

'Mamamu yang menyebabkan kecelakaan itu, Tam. Dia yang membunuh mama Andina.'Dunia Tamara seolah terhenti seketika. Obrolan itu sudah berakhir beberapa saat yang lalu, namun tiap detail obrolan masih berdengung di telinga Tamara. Masalah apa lagi ini? Jadi bukan hanya Ken yang akan dipenjara, tetapi juga mamanya? Lalu bagaimana hidup Tamara selanjutnya? Setelah ini dia harus bagaimana? "Tam ... ngelamun?" Tamara tersentak, Hendra tersenyum getir, ia datang membawa kotak pizza dan sushi yang sama, seperti yang dia pesan untuk Tamara tadi."Kamu tadi belum jadi makan, kan? Ayo sekarang makan." Hendra membuka kotak pizza, menyodorkan tepat di depan Tamara. Melihat bagaimana Hendra men-treat dirinya, Tamara kontan menitikkan air mata. Hatinya yang kalut dan kacau mendadak berubah sedikit lebih tenang, ia masih punya Hendra dan laki-laki ini adalah orang yang mencintai Tamara tanpa syarat, tanpa batas waktu berakhir. "Aku nggak lapar, Pa. Nggak napsu mau makan." jawab Tamara yang hany
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status