Semua Bab Ibu, Dimanakah Ayah? Bangkitnya Anak yang Diabaikan: Bab 11 - Bab 20

50 Bab

Bab 11

Di kantor CEO Perusahaan Berlian Waskito, Ethan Waskito terus mengetukkan jemarinya di mejanya, tidak bisa lanjut bekerja karena memikirkan hasil tes. Ethan memeriksa arlojinya dan menyimpulkan mungkin perlu setengah jam lagi untuk menyelesaikan tes tersebut. Namun yang mengejutkan, dia menerima telepon yang telah dia tunggu-tunggu, setengah jam lebih awal. Dia menyipitkan matanya, melihat nomor di ponselnya. Dia dengan tenang bersandar di kursinya sambil menjawab panggilan. Dia berkata, "Aku mau tahu hasilnya.""Pak Waskito, anak-anak tersebut lulus penilaian. Mereka sebenarnya sangat cerdas, layak menerima beasiswa yang Anda tawarkan," kata wanita di sambungan telepon. “Saya mengembalikan cek yang dia berikan sebagai pembayaran, persis seperti yang Anda perintahkan.”Ethan mengangguk setuju dan berkata, "Bagus. Bu Kurniawan, terima kasih telah melakukan tugas Anda. Kami akan terus mendukung akademi dengan cara apa pun yang kami bisa, tetapi untuk saat ini, program beasiswa sudah di
Baca selengkapnya

Bab 12

“Pak Waskito, Anda ada rapat mendadak,” ujar John Ginting setelah memasuki kantor CEO.Perkataan John membuat Ethan mengerutkan wajahnya, dan dia berkata, “Aku tidak menerima permintaan rapat mendadak. Kamu juga tahu soal ini, John …”“Pak, ini Bapak dan Ibu Koesnadi dari Pontianak. Mereka jauh-jauh dari ujung Indonesia.” John menganggukkan kepalanya sebelum menjelaskan.“Mereka kebetulan sedang berada di sini, sehabis mengunjungi kerabatnya di Bekasi, jadi mereka sekalian ke sini untuk mengunjungi Anda.”John melanjutkan perkataannya, “Itulah yang mereka katakan. Tapi kalau perkiraan saya, mereka mungkin tengah menilai apakah kota ini cocok untuk bisnis mereka atau tidak.”Wajah Ethan dikerutkan. Dia melihat ke jam dan melihat hanya tinggal setengah jam lagi menuju pukul dua siang dan dia menantikan pertemuannya dengan si koki.Sayangnya, Bapak dan Ibu Koesnadi adalah orang yang sangat penting yang harus dia temui.Mereka pemilik dari taman hiburan terkenal se-Asia, bahkan yang terbai
Baca selengkapnya

Bab 13

Dua puluh menit yang lalu. Seorang petugas kebersihan wanita tengah membersihkan karpet lantai delapan belas dengan penghisap debu. Dia menyadari seseorang mencolek punggungnya. Si petugas kebersihan itu menunda pekerjaannya saat melihat dua anak kecil nan menggemaskan itu. “Halo, bisakah kami ditunjukkan ke arah ruangan rapat utama?” Tanya Kyla dengan senyuman hangatnya yang biasa. “Um ...” Si petugas kebersihan itu terlihat kebingungan akan mengapa ada anak-anak di sini, tetapi mereka segera memberikan alasan. "Ayah kami ada di ruang rapat utama," tambah Kyla sebelum dia kembali tersenyum berseri. “Oh. Ke arah sana,” wanita itu menunjuk ke suatu arah dan berkata, "Ambil belok kanan saja, dan ruangan yang terletak di paling tengah adalah yang kalian cari.”"Terima kasih, Bu. Semoga harimu menyenangkan," ucap Kenzo sebelum menarik tangan Kyla. Saat keduanya berjalan melewati berbagai ruangan yang memisahkan bagian kantor, mereka bertemu dengan karyawan yang terkejut melihat ana
Baca selengkapnya

Bab 14

Asisten Ethan yang lain, Yoel, mengantar pasangan Koesnadi itu keluar dari ruang rapat dan ke lobi bangunan.Namun, CEO perusahaan yang hebat itu, ditinggalkan dengan dua anak kecil, yang mengklaim dia sebagai ‘Ayah’ mereka.Meskipun menjadikannya seorang Ayah secara tiba-tiba, dia harus berterima kasih kepada anak-anak tersebut atas perpisahan yang menyenangkan antara dia dan pasangan Koesnadi. Jadi dia menoleh ke arah gadis kecil yang masih berada di pelukannya dan berkata, “Terima kasih atas bantuannya. Untuk itu, kamu boleh meminta apa pun yang kamu inginkan.”Kyla dengan tangan kecilnya memeluk Ethan dan berkata, "Sama-sama, Ayah!" Dia meletakkan jari di dagunya sebelum bertanya, "Aku ingin donat isi krim!"“Ayah, aku beri tanda centang pada daftar di sini. Ini adalah ciri-ciri Ayah kami. Semua itu, ada di diri Ayah. Oleh karena itu, kami simpulkan, kamu adalah Ayah kami," ujar Kenzo tiba-tiba sambil menunjukkan tabletnya kepada Ethan. Rasa penasaran menghampirinya sehingga Ethan
Baca selengkapnya

Bab 15

“S-Saya rasa itu akan baik-baik saja." Dia tidak dapat menahan alisnya yang menyatu sebelum Samantha menjelaskan, “Maksud saya, hanya satu kali makan malam, ‘kan?”“Ya, hanya satu kali makan malam. Kenapa? Apakah kamu mengharapkan makan malam lagi?" Ethan bertanya sambil mengangkat dagunya ke arah Samantha. Dengan bibir ternganga, dia berpikir, ‘Bagaimana mungkin kata-kataku ditafsirkan seperti itu?’"Um. Tidak! Tentu saja tidak," kata Samantha dengan canggung. "Satu makan malam.""Bagus. Kalau begitu aku akan suruh sopirku mengantarmu dan anak-anak ke hotel," ujar Ethan. "Oh, tidak usah, tidak perlu," kata Samantha sambil mengangkat telapak tangannya mendengar tawarannya. "Harus. Kamu sekarang adalah istri rahasiaku," jawab Ethan. “Sejauh yang kami tahu, Bapak dan Ibu Koesnadi masih menunggu di luar, mengamati gedung itu.”Setelah menelepon asistennya dan memberikan instruksi, Ethan berkata, "Aku akan meminta John menghubungimu lagi ketika kita akan merencanakan makan malamnya.""B
Baca selengkapnya

Bab 16

“Pak Waskito, saya minta maaf, tetapi catatan Nona Wijaya tersegel!” Seru Aiden, si peretas yang dipekerjakan Ethan untuk menyelidiki Samantha."Apa maksudmu tersegel?" Tanya Ethan sambil mendekatkan telepon ke telinganya. Dia sedang bersandar di kursinya, benar-benar kecewa dengan laporan yang diberikan oleh Aiden. "Oh, saya punya rincian dasarnya dan itu seperti apa yang Anda pikirkan. Dia adalah putri Jenderal Wilson Wijaya," Aiden melaporkan. "Saya menemukan surat nikah antara Ibu Nona Wijaya, Sarah Claudia, dan milik Wilson Wijaya.""Dan tidak ada Wilson Wijaya lain yang tinggal di kota itu atau kota-kota tetangganya," tambah Aiden. "Mungkin saja sang jenderal ...""Jangan bilang mungkin, Aiden!" Ethan membalas, meninggikan suaranya. "Aku tidak ingin ketidakpastian!"“Masalahnya Pak, sebagian besar catatannya ditutupi dari dalam militer itu sendiri. Jadi, saya hanya bisa menyimpulkan Nona Wijaya ada hubungannya dengan militer. Lagipula, saya melihat beberapa foto lama dari bebera
Baca selengkapnya

Bab 17

"John, ayo kita menemui Nona Wijaya," ajak Ethan Waskito kepada asistennya. Dia keluar dari kantor CEO tanpa pemberitahuan, menyuruh John bersiap-siap untuk pergi. Hal itu mengakibatkan John Ginting panik. John memeriksa waktu dan berkata kembali, "Pak, ini masih jam empat empat puluh sore. Saya pikir Anda akan menemuinya jam enam?"Dengan mata menyipit ke arah asistennya, Ethan menjawab, "Kita tidak boleh membiarkan lalu lintas untuk memperlambat kita ... bukan? Aku tidak pernah terlambat untuk memenuhi janjiku.""Baik! Benar! Saya akan panggil supirnya, Pak," ucap John sambil panik mengambil barang-barangnya. “Apakah Edgar sudah mendapatkan apa yang diminta Kenzo?” Tanya Ethan sambil berjalan menuju lift. "Iya, Pak. Seharusnya dia membawanya ke dalam mobil," John meyakinkan. Hanya dalam hitungan menit, mereka berjalan ke lobi gedung dan keluar ke tempat mobil Maybach hitam milik Ethan sudah menunggu. Seperti biasa, Ethan tetap berada di belakang, dengan John duduk di sebelah pen
Baca selengkapnya

Bab 18

Sesampainya di Hotel First Diamond, Samantha buru-buru menjauhkan diri dari Ethan Waskito sesaat setelah melangkah ke lobi. Dalam pikirannya, gadis berkaus berjalan dengan seorang pria jangkung dan tampan dalam setelan jas yang dibuat secara khusus, sungguh perpaduan yang tidak cocok. Dia berkata kepada Ethan, "Maaf, Pak Waskito, apakah Anda keberatan jika saya berganti pakaian terlebih dahulu sebelum bertemu dengan Anda?"Dia menelan salivanya sendiri tepat setelah mengungkapkan kata-katanya, takut dengan apa yang mungkin dipikirkan pria itu. “Mengapa Anda menjauh dari saya, Nona Wijaya? Kita jelas keluar dari mobil yang sama dan masuk bersama. Mengapa Anda berdiri sejauh dua meter dari saya?” Selidik Ethan setelah melihat Samantha berjalan di depannya. Dia menoleh ke arah John dan bertanya, “Apakah ada yang salah dengan wajahku, John? Nona Wijaya sepertinya malu padaku.”Sementara John Ginting menoleh ke Samantha dengan mata melotot, Samantha beralasan, "Oh, tidak! Bukan itu!"Sa
Baca selengkapnya

Bab 19

"Wow! ini keren sekali, Kenzo! Bolehkah aku menonton video barbie dari sini?" Kyla bertanya pada Kenzo."Tentu, Kyla!" jawab Kenzo. "Biar kubantu."Saat anak-anak sedang menjelajahi laptop baru Kenzo dari seberang sofa, Ethan dan John duduk di seberang mereka, mengamati keduanya.“Kenzo adalah anak yang cerdas,” komentar John. "Dia suka gawai seperti bos. Sama seperti Anda.""Hmmmm," ucap Ethan sambil terus mengamati kedua anak kecil itu. Sejak mereka tiba di unit apartemen yang diperuntukkan bagi Samantha, mata Ethan sudah menjelajahi seluruh ruang ruang tamu. Selain dua boneka yang ada di area duduk, Ethan cukup merasa senang dengan segala sesuatunya yang tertata rapi. Lantainya sangat bersih untuk rumah dengan dua anak. Meski baru pindah ke kota selama tiga hari, Ethan merasa Samantha dan tantenya bisa beradaptasi di tempat itu. Dia tidak pernah suka berlama-lama di ruangan yang kacau. Jadi, rumah Samantha sudah lolos penilaian dari Ethan. "Ini, Pak Waskito. Segelas air," ujar
Baca selengkapnya

Bab 20

“Nona Wijaya, enam tahun lalu, apakah kamu pernah menginap semalam di Hotel Golden Eagle?”Pertanyaan yang diajukan Ethan Waskito membuat segalanya jadi hening. Samantha tidak dapat memahami mengapa pertanyaan ini keluar dari mulut Ethan Waskito!'Hotel Golden Eagle. Hotel Golden Eagle,' ulang Samantha dalam benaknya. Itu adalah tempat di mana semuanya dimulai. Itu adalah hotel yang sama tempat dia melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Setelah mendengar Ethan bertanya lagi, dia menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Kenapa?"Suaranya nyaris tak terdengar hingga ia harus berdeham dan bertanya lagi, "Ada apa dengan ... Hotel Golden Eagle?"Dalam benaknya, dia bertanya, 'Kenapa harus sekitar enam tahun yang lalu?'Tampaknya makanan itu tiba tepat waktu, membantu beban Samantha.Pelayan datang dengan menu pembuka sebelum Ethan bisa menjawab pertanyaannya. "Pak Waskito, salad tomat dan mozzarella, dihiasi dengan daun kemangi dan lada hitam sesuai selera Anda," kata penyaji pria.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status