Kemudian, aku teringat bahwa Helena datang ke Kota Jimba untuk berobat.Dia berencana untuk melahirkan seorang anak untuk Tiano.Namun, karena urusan Harmin, aku sangat sibuk hingga mengabaikan urusan Helena."Aku akan ke toko sekarang. Kemarilah, aku akan mengobatimu nanti," kataku di telepon.Helena menjawab, "Sampai jumpa."Aku tidak terlalu memikirkannya.Lebih dari 20 menit kemudian, aku tiba di klinik.Setelah beberapa saat, Helena dan Larto muncul.Ekspresi Larto masih tetap dingin dan masam seperti biasanya. Sorot matanya tampak tajam seperti pisau.Aku hanya melihatnya sekali. Aku tidak berani melihatnya lagi.Helena meminta Larto untuk menunggu di luar, tetapi Larto agak enggan. "Nona Helena, Pak Tiano memintaku harus mengikutimu setiap saat ....""Kenapa kamu mengikutiku? Kamu mau memantau aku telah melakukan sesuatu yang menyinggung perasaannya?""Ada begitu banyak orang di sini. Menurutmu, seberapa nggak bermoralnya aku sampai melakukan hal seperti itu?"Larto segera menun
Baca selengkapnya