Share

Bab 870

Author: Galang Damares
"Sulit? Di dunia ini, apa yang nggak sulit? Bahkan hidup adalah hal yang sangat sulit."

Aku berpikir dalam hati, "Separah itu?"

Helena terus menatapku dan berkata, "Kamu nggak pernah berjuang dari bawah, jadi kamu nggak mengerti apa yang aku katakan."

"Tahukah kamu kenapa kamu selalu kekurangan gairah? Karena hidupmu belum semenarik itu. Kamu butuh pengalaman yang ekstrem."

Aku berkata dengan kesal, "Bukankah hidupku nggak lancar? Aku merasa hidupku cukup sulit."

"Haha, kalian ini, kalau mengalami sedikit masalah, kalian bilang hidup kalian susah. Bagi mereka yang benar-benar hidup dalam kesulitan, bagaimana mereka bisa hidup?"

Aku selalu merasa bahwa wanita ini sedang berdebat denganku.

Kenapa aku harus berjuang dari bawah sebelum aku bisa bangkit? Kenapa aku tidak bisa menjadi lebih kuat dan lebih besar sekarang?

"Kamu ingin bilang aku nggak bertanggung jawab, 'kan? Aku hanya nggak punya kesempatan untuk membuktikan diriku. Sekarang, aku punya kesempatan. Biarkan aku tunjukkan padamu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 871

    Setelah mereka selesai berbicara, mereka berbalik dan pergi. Saat ini, suasana hatiku benar-benar menjadi semakin berat.Larto benar-benar ingin membunuhku?Kenapa dia begitu berani? Tiano bahkan tidak mengatakan ingin membunuhku. Namun, dia bahkan ingin membunuhku?Mungkin Naila mencoba menakutiku? Dia menyalahkan aku karena menghentikannya barusan?Aku menggelengkan kepala. Aku menahan diri untuk tidak memikirkan hal itu agar tidak memengaruhi pekerjaanku selanjutnya.Sore harinya, Hairu datang menemuiku. Dia mengatakan bahwa dia bersedia bekerja sama denganku."Aku dapat menjadikan kalian sebagai pemegang saham, tapi saham kalian hanya 5%."Wajah Kiki langsung menjadi masam. "5%, apa itu disebut saham? Aku rasa kamu sama sekali nggak tulus. Sebaiknya kamu pergi saja. Kami nggak akan bekerja sama denganmu lagi."Hairu tidak terburu-buru. Dia menjelaskan dengan sabar, "Pertama-tama, aku dan Dono membeli Aula Juve. Kami masing-masing memiliki saham 50%. Kedua, semua biaya Aula Juve jug

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 872

    Setelah menyelesaikan tugasku, aku teringat apa yang dikatakan Bella padaku.Meskipun aku tahu Bella sengaja mencoba menakutiku dengan cara ini, aku tetap harus menolongnya karena hubungan kami sangat dekat.Namun, aku meneleponnya dan berkata, "Kalau kamu ingin meminta bantuanku, katakan saja. Kenapa repot-repot meminta Naila dan Andre datang? Apa begitu sulit kamu untuk memintaku secara pribadi?"Wanita ini sangat acuh tak acuh. Jadi, aku ingin meredam amarahnya.Nada bicara Bella tetap dingin seperti biasa. "Kenapa? Menurutmu, aku mencoba menakut-nakutimu? Aku nggak berani membiarkan Andre melakukan apa pun padamu?"Aku tertawa. "Bukannya aku berpikir begitu, tapi kamu memang seperti itu.""Kalau begitu, apa kamu ingin aku meminta Andre memotong salah satu lenganmu sekarang?""Kamu membosankan sekali. Kita sudah sangat akrab, kenapa kamu nggak bisa berbicara denganku dengan baik?""Nggak bisa."Wanita terkutuk ini. Cepat atau lambat, aku akan membuatnya berlutut dan memohon belas ka

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 873

    "Katakan sejujurnya, apa yang terjadi padamu?"Jika tidak ada yang salah dengan Helena, mustahil Helena mengajak Bella ngobrol sambil minum kopi.Bella merasa seperti Helena sengaja mencoba bersikap baik. Dia bahkan seperti sedang mengatur segala keperluan untuk pemakamannya.Hal ini membuat Bella sangat kesal.Bella memiliki perasaan yang dalam terhadap Helena. Dia bisa memandang rendah wanita ini, tetapi Bella sama sekali tidak ingin terjadi apa-apa padanya.Hanya saja mereka sangat keras kepala. Tidak ada satu pun dari mereka akan berkata lembut. Selain itu, tidak ada satu pun dari mereka akan mengalah."Mau bagaimana lagi? Aku berencana melahirkan anak untuk Tiano. Begitu aku punya anak, statusku akan stabil . Hidupku pasti akan semakin baik."Setelah Helena berkata, dia menyeruput kopi di depannya.Namun, di mata Bella, tindakannya itu tampak seperti merasa bersalah dan sengaja ingin menutup-nutupi.Bella sangat tertekan. Namun, dia tidak dapat melakukan apa pun karena wanita sial

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 874

    Larto menatapku dengan sorot mata yang ganas dan tamak. "Dasar nggak berguna, kamu bahkan nggak sanggup bertahan setelah satu pukulan saja. Bagaimana mungkin orang sepertimu pantas mendapatkan bantuan Nona Helena?"Aku tahu orang ini agak aneh. Jika aku memohon belas kasihan padanya, aku hanya akan disiksa lebih sadis lagi.Selain itu, aku juga tahu bahwa saat-saat seperti ini, aku hanya bisa mengandalkan diriku.Selama ini, aku sengaja menghindari Helena karena aku tidak ingin menyinggung Tiano.Namun, tidak peduli seberapa keras aku berusaha, apa yang akan terjadi tetap terjadi.Aku merasa seakan takdir sedang mempermainkanku dan memaksaku mengalami bencana ini.Karena aku tidak dapat menghindarinya, aku akan menghadapinya.Aku bukan pengecut. Aku hanya tidak ingin membuat masalah. Namun, jika sesuatu benar-benar terjadi, aku akan melawannya.Aku mengerahkan segenap tenaga ke tanganku. Saat Larto tidak begitu waspada, aku telapak tanganku untuk memukul pelipisnya dengan keras.Titik

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 875

    Tanganku yang memegang pisau mulai gemetar tanpa sadar.Namun, aku tetap menggertakkan gigiku dan bersikeras, "Kalau memang seperti itu, aku bisa berhenti mengobati Nona Helena di masa depan. Kenapa kamu harus membunuhku?""Karena aku nggak menyukaimu."Aku tercengang dengan alasan ini.Orang ini tidak menyukaiku dan ingin membunuhku?Dia hanyalah pengikut Tiano. Namun, dia tidak menghargai nyawa manusia sama sekali. Bukankah itu berarti Tiano ....Aku tidak berani memikirkannya.Tiba-tiba terlintas dalam benakku bahwa Tiano mungkin telah menyetujui masalah ini?Dengan kata lain, sejak Helena menemuiku untuk kedua kalinya, hidupku sebenarnya sudah berada di ujung tanduk.Hanya saja, aku tidak pernah punya kesempatan untuk menghubungi Helena sebelumnya. Jadi, Larto tidak punya alasan untuk membunuhku.Hari ini, dia melihat dengan mata kepalanya bahwa aku dan Helena melakukan kontak fisik. Akhirnya, dia menemukan alasan untuk membunuhku.Saat ini, aku tidak menyalahkan Helena seperti seb

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 876

    Larto menggertakkan giginya. Matanya merah seperti darah, kemudian dia melotot tajam ke arahku. "Matilah kamu!""Bahkan kalau aku mati, aku akan membawamu bersamaku." Saat ini, aku benar-benar lupa tentang rasa takut. Ternyata saat seseorang merasa sangat ketakutan, dia akan tidak tahu apa itu rasa takut.Tanganku yang memegang bagian tubuh Larto semakin kuat.Akhirnya, Larto berteriak, "Ah ...."Memelintirnya dengan keras tidaklah cukup. Jadi, aku memelintirnya lebih keras lagi.Bagi pria, bagian tubuh ini adalah yang paling fatal. Aku tahu aku tidak memiliki kemampuan nyata, jadi aku hanya bisa menggunakan metode ini untuk melawannya.Larto tiba-tiba menjambak rambutku. Aku merasakan pada kulit kepalaku seakan-akan hendak robek."Lepaskan!" teriak Larto.Kulit kepalaku sangat sakit sehingga kulit wajahku tertarik ke atas.Namun, aku tetap tidak melepaskannya.Sebaliknya, dia memelintirnya dengan lebih keras lagi.Saat ini, aku tidak berpikir banyak. Dalam situasi terisolasi, tidak be

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 877

    "Jangan memaksaku. Kalau kamu memaksaku lagi, aku bisa melakukan apa saja." Bajingan ini tidak berniat melepaskanku. Bagaimana aku bisa melepaskannya?Bukankah dia akan membuatku mendapat masalah di kemudian hari?Larto tiba-tiba mencibir dengan tatapan penuh penghinaan. "Benarkah? Kamu masih ingin membunuhku?"Karena aku setengah jongkok, sementara Larto berdiri tegak. Saat dia menatapku, matanya yang dingin dan acuh tak acuh bagaikan menatap seorang pecundang.Di mata Larto, aku hanyalah seorang pecundang. Selain itu, aku adalah pecundang yang sangat dibencinya. Bahkan jika dia tidak membunuhku hari ini, dia pasti akan membunuhku di masa mendatang.Dari sikapnya, aku tahu bahwa kematianku hanyalah masalah waktu.Hal ini membuatku merasa tidak gelisah. Pada saat bersamaan, aku mau tidak mau mempertimbangkannya kembali.Karena si idiot ini tidak mau berdiskusi denganku. Kenapa aku tidak menyingkirkannya saja?"Ayo, aku akan memberimu kesempatan untuk membunuhku."Bagiku, kata-kata Lart

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 878

    "Aku bersedia mati, tapi aku tidak akan melepaskanmu sekalipun aku menjadi hantu."Aku menggertakkan gigi dan mencabut pisau baja dari bahuku. Adegan ini mengejutkan Larto. Dia mungkin tidak menyangka bahwa tekadku akan begitu kuat.Tepat saat Larto tertegun, aku menanduk wajahnya hingga hidungnya mimisan.Larto terhuyung mundur beberapa langkah. Saat dia melepaskan kakiku, pisau baja di tangannya terjatuh.Melihat serangan itu berhasil, aku terus menanduknya dengan kepalaku.Wajahnya berlumuran darah. Hidungnya mungkin patah. Kondisiku juga tidak jauh lebih baik. Dahi, bahu dan pergelangan kakiku terasa sangat nyeri.Namun, aku bagaikan seekor singa yang terangsang oleh darah. Aku bersumpah akan mencabik-cabik hiena itu hidup-hidup.Setelah aku menanduknya beberapa kali, akhirnya Larto mendorongku.Larto menyentuh wajahnya yang berdarah dan melotot tajam ke arahku. "Matilah!"Larto mengucapkan satu kata itu, lalu dia hendak membungkuk untuk mengambil pisau baja itu. Namun, aku selangk

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1160

    "Edo, kamu menendangku? Aku mengerti. Kamu memiliki banyak pasukan, jadi kamu menindasku. Kalian sehati dan memperlakukanku sebagai orang luar, 'kan?"Aku berkata terus terang, "Aku nggak pernah menganggapmu sebagai orang dalam. Saat pertama kali kita mulai bekerja sama, kita sepakat bahwa aku akan bertanggung jawab atas urusan klinik. Kamu dan Dono nggak akan ikut campur.""Aku nggak memintamu merugikan klinik." Hairu sangat marah.Aku tetap berkata dengan nada dingin, "Aku bilang aku akan mengganti rugi. Laporan keuangan bersifat publik. Aku nggak akan berutang sepeser pun.""Tapi, kalau kamu ingin memperkaya diri sendiri, aku nggak akan setuju. Kalau kamu ingin menghasilkan uang, kamu harus mencari cara untuk mendapatkan herba itu sendiri. Semua herba di klinik dibeli olehku. Kenapa aku harus membiarkanmu memperkaya diri sendiri?"Hairu merasa bersalah. Dia mulai berdebat denganku, "Aku menggunakan herba di klinik. Aku juga akan membelinya kembali. Bagaimana aku bisa dikatakan mempe

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1159

    "Nggak bisa," tolak Hairu dengan tegas.Aku menahan amarahku, lalu bertanya, "Jadi, apa yang kamu inginkan?""Pergilah ke klinik Harmin. Pinjam ginseng dan Ganoderma mereka."Hairu memintaku meminjamnya. Bukan membelinya.Maksudnya adalah dia ingin menjual barang-barang itu dengan harga yang sama untuk memastikan keuntungannya maksimum.Harapannya sungguh luar biasa.Dia ingin menghasilkan uang. Dia juga ingin aku mengisi mengganti rugi. Aku juga yang harus membalas budi Aula Damai.Aku bisa menahan semua ini.Siapa pun yang melakukan kesalahan harus membayarnya.Namun, masalahnya adalah Hairu mengatakan bahwa keuntungan dari uang ini akan menjadi miliknya.Hal ini membuatku sangat marah, "Atas dasar apa?""Aku yang membawa pelanggan itu. Bukankah seharusnya keuntungan mereka menjadi milikku?"Aku marah hingga tertawa. "Jadi, maksudmu adalah kami yang mengelola klinik. Pendapatan hariannya akan menjadi milik kami?""Kalian ingin mengelola klinik, itu karena kalian bersedia. Kalian yang

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1158

    Saat kami sedang berbincang, seorang pegawai mengetuk pintu dan berkata, "Bos, Pak Hairu datang. Dia ingin berbicara dengan kalian."Hairu?"Oke, aku mengerti."Saat kami keluar dari kantor, kami melihat Hairu di lobi. Dia tersenyum sambil memperkenalkan sesuatu pada beberapa orang."Semuanya, izinkan aku memberi tahu kalian, herba di toko kami asli dan berkualitas. Terutama ginseng liar dan ganoderma ini adalah produk kualitas terbaik.""Kita sudah kenal lama. Kalian bantulah bisnisku, itu adalah suatu kebaikan bagiku. Aku akan memberikan harga yang lebih rendah."Hairu tidak datang sendirian. Dia membawa beberapa orang bersamanya. Tampaknya para bos ini berencana membeli obat kuat seperti ginseng liar dan Ganoderma.Namun, masalahnya adalah semua ginseng liar dan Ganoderma berkualitas di toko telah dijual ke Tiano.Saat ini, kami belum menyetok kembali persediaannya.Aku meminta Kiki dan Zudith untuk menyapa para bos dulu, lalu aku menarik Hairu ke samping. "Kita nggak punya ginseng

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1157

    "Oke!"Luis berbalik dan pergi.Tiano menyalakan cerutu dengan ekspresi masam.Awalnya, dia ingin memanfaatkan kejadian ini untuk menjebloskanku ke penjara. Namun, dia malah merugikan dirinya sendiri.Hal ini mengakibatkan dia kehilangan anak buah terpercaya.Tiano pasti akan meminta pertanggungjawabanku atas hal ini....Karena kami berangkat sore hari, kami tiba di Kota Jimba setelah pukul 11.Sepanjang jalan, kami tidak beristirahat dan tidak makan.Alasan utamanya karena aku takut akan terjadi sesuatu di sepanjang jalan.Setelah kembali ke Kota Jimba, aku dan Dora baru merasa tenang.Kami kelaparan. Reaksi pertama kami adalah mencari restoran untuk makan."Aku telah bertanya. Aku menemukan Tiano masih di Kota Jimba. Berhati-hatilah saat kami kembali nanti." Dora memiliki koneksi yang luas. Sebelum kami tiba di Kota Jimba, dia telah mengetahui keberadaan Tiano.Aku mengangguk dengan berat. "Aku tahu. Kamu juga."Setelah makan malam, kami berpisah.Aku duduk di mobil dan berpikir, "H

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1156

    Kami menunggu di kantor polisi sebentar, lalu seorang pria paruh baya berseragam polisi berjalan masuk.Aku kenal dengan pria paruh baya ini. Dia adalah polisi yang bertugas ketika Ilham dan lainnya ditangkap."Paman, kamu sudah sampai." Dora berlari dengan gembira.Aku terkejut. Aku tidak menyangka polisi tua itu adalah pamannya Dora.Kebetulan sekali.Saat melihatku, polisi tua itu sedikit terkejut. "Dik, kenapa kamu ada di sini?""Paman, kalian saling kenal?"Aku menjelaskan, "Pamanmu adalah petugas yang menangkap Ilham. Kami pernah bertemu sebelumnya.""Begitu ya, Paman. Kami sedang diikuti sekarang. Tolong utus seseorang untuk melindungi kami."Damian Nediva bertanya, "Apa yang terjadi? Siapa yang berani sekali? Beraninya mereka mengikuti kalian di siang bolong?""Kemungkinan besar mereka anak buah Tiano. Ilham yang kamu tangkap siang tadi juga anak buah Tiano."Ekspresi Damian menjadi masam. "Kuncinya adalah Ilham nggak mengakui bahwa dia memiliki hubungan dengan Tiano. Dia bersi

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1155

    Meskipun aku merasa sangat sedih, aku tidak dapat memikirkan cara yang lebih baik.Aku tidak menyangka semuanya akan menjadi seperti ini.Jangankan meminta uang. Aku takut Tiano mungkin ingin membunuhku."Kalau begitu, mari kita kembali ke Kota Jimba sore ini untuk menghindari Tiano membuat masalah lagi padamu," saran Dora.Aku juga berpikir seperti itu.Ibu kota adalah wilayah Tiano. Begitu datang, aku telah menyebabkan masalah besar untuknya. Tiano pasti tidak akan melepaskanku.Kami tidak tinggal lebih lama lagi. Kamu langsung mengurus prosedur check-out.Aku berpikir untuk kembali ke Kota Jimba sesegera mungkin.Namun, saat mobil sudah setengah jalan, aku menyadari ada sesuatu yang salah.Ada sedan hitam yang mengikuti kami sepanjang jalan.Untuk memastikannya, aku mengambil jalan memutar. Namun, mobil itu masih mengikuti kami."Celaka, kita sedang diikuti," kataku pada Dora dengan berat hati.Dora menoleh ke belakang. Dia segera mengambil keputusan. "Langsung pergi ke kantor polis

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1154

    Aku tidak berkata apa-apa. Aku berbalik dan mencoba untuk berlari keluar.Ilham menyadari tindakanku. Dia segera berkata kepada anak buahnya, "Hentikan dia. Cepat hentikan dia. Jangan biarkan dia lolos!"Ketiga anak buahnya segera berlari ke arahku.Aku melihat mobil polisi datang hingga memberiku harapan.Aku menendang salah satu anak buah itu hingga terjatuh di lantai.Namun, salah satu anak buahnya menarik bajuku dan yang satu lagi menarik tasku, sehingga aku tidak dapat melarikan diri tepat waktu.Mereka berusaha mati-matian untuk merebut tas itu.Ilham juga berusaha untuk memasukkan uang di lantai ke dalam tasnya dan mencoba melarikan diri.Dalam situasi darurat, aku langsung melompat ke arah anak buahnya dan mendekap erat tas itu dengan tubuhku."Sialan, matilah!"Aku mendengar raungan Ilham. Aku berbalik tanpa sadar. Aku melihat Ilham memegang belati dan hendak menusukku.Aku segera menghindar, tetapi belati itu tetap menggores bahuku.Bahuku tergores. Sementara anak buahnya yan

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1153

    "Kalau kamu mengambil uang itu dan menghabiskannya, polisi akan segera menangkapmu."Aku tercengang dan ketakutan.Aku hanya melihat insiden pencucian uang dalam novel dan film. Aku tidak menyangka akan menemuinya dalam kehidupan nyata.Selain itu, itu adalah jebakan yang sengaja dipasang untuk mencelakaiku.Bagaimana mungkin manusia biasa sepertiku pernah mengalami hal seperti itu?Saat itu, aku merasa sangat gugup."Sialan. Berengsek sekali, mereka mau mencelakaiku seperti ini.""Aku mau lapor polisi!"Aku mengeluarkan ponselku. Namun, aku merasa gelisah lagi, jadi aku menatap Jeff dan bertanya, "Menurutmu, apa aku bisa menghukum mereka kalau aku lapor polisi?""Buktinya kuat, jadi kamu dapat menghukum mereka. Kalau kamu dapat melibatkan dalang di balik ini, kamu akan memberikan kontribusi besar."Aku tidak peduli apakah akan melibatkan dalangnya atau tidak. Aku tidak bisa melepaskan mereka begitu saja.Mereka bahkan menggunakan metode ini untuk mencelakaiku. Beruntungnya, aku mengun

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1152

    Saat aku keluar dari mal, waktu sudah hampir pukul 12. Aku langsung kembali ke hotel.Setelah istirahat sebentar, aku akan pergi ke Perusahaan Handa sebentar lagi.Dora tidak ada di kamarnya. Dia pasti mengajak Lionel berbelanja.Aku bisa bersantai.Aku bermain ponselku di kamar sebentar. Saat jam satu, aku berangkat menuju Perusahaan Handa.Jam setengah dua, aku tiba di Perusahaan Handa.Aku menambahkan kontak WhatsApp Jeff, lalu mengirimkan lokasinya.Dalam waktu kurang dari 20 menit, seorang pemuda tampan berjas muncul di hadapanku.Dia adalah Jeff, Direktur Keuangan Perusahaan Isabell.Saat pertama kali melihat Jeff, aku merasa kagum dan hormat yang mendalam terhadapnya.Jeff memiliki temperamen yang lembut dan elegan. Dia juga sangat tampan. Hal yang terpenting adalah dia memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.Aku memperkenalkan diri.Jeff berjabat tangan denganku dengan sopan.Aku menjelaskan situasiku padanya secara singkat. "Aku nggak tahu trik apa yang akan mereka lakukan na

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status