Semua Bab Menantu Terhina Ternyata Pewaris Yang Hilang: Bab 11 - Bab 20

25 Bab

Bab 11.

"Kau memang anak tidak tahu diri. Harusnya kau menurut saja pada Kakekmu, Claire!" Pekik Vania usai menampar pipi Claire. Claire memegang pipi kanannya yang terasa panas akibat tamparan Vania. Arnold mencoba diam meski hati ingin membawa Claire pergi. "Claire. Kau bisa menuruti Kakekmu!" Ucap Arnold meski hati tidak rela. "Tidak, Arnold. Aku tidak akan bercerai darimu. Meski kita dijodohkan, tetapi aku nyaman bersamamu!" Pengakuan Claire kembali mengejutkan Vania hingga membuat kepalanya semakin pusing. Kevin dan Vivian tersenyum melihat drama di depannya. Semakin bagus jika Claire tidak bisa memenuhi syarat kedua untuk mendapatkan jabatan sebagai direktur. "Sepertinya Claire memang tidak bisa memenuhi syarat kedua, Ayah. Sebaiknya kau putuskan saja siapa yang menempati jabatan direktur itu!" Ucap Vivian dengan gaya pongahnya menatap remeh ke arah Vania yang sedang kesal. "Karena Claire tidak bisa menceraikan Arnold, maka jabatan direktur akan diberikan kepada Kevin!" Kepu
Baca selengkapnya

Bab 12.

Mendengar jawaban Kakek Klein, Vivian terlihat murung. Keinginannya ikut andil di Shining grup terancam gagal. Claire diam seraya fokus pada makanannya. Vania tersenyum kecil usai mendengar kenyataan bahwa Kevin tidak akan menjadi direktur. "Lalu, bagaimana nantinya, Kek? kau harus memenuhi janjimu jika aku tidak menjadi direktur!" Ucap Kevim seolah merengek kepada sang Kakek. Brakk Kakek Klein menggebrak meja karena kemarahannya akan sikap Kevin yang selalu memintanya untuk menuruti keinginannya. Vivian dan Vania bahkan terkejut dibuatnya. "Bisakah kau diam dan tidak membahas soal ini? Kalau kau mau, pergilah ke Emrand grup dan minta maaflah pada Tuan Jack!" Ucap Kakek Klein membuat nyali Kevin menciut. Bertemu dan mengatakan sejujurnya pada Jack sama saja mencari mati. Kevin hanya pasrah akan apa yang terjadi, namun berbeda dengan Claire. Dia seolah senang atas kegagalan Kevin menjadi direktur yang seharusnya menjadi miliknya. "Terpaksa aku harus bertemu Tuan Jack dan me
Baca selengkapnya

Bab 13.

Pria itu terlihat emosi ketika Arnold baru saja turun dari motor bututnya. Penampilannya seperti tidak mandi berhari-hari bahkan janggutnya terlihat memanjang tanpa perawatan sedikitpun. "Antoni, mau apa kau kemari?" Tanya Arnold seraya melepas helm yang melindungi kepalanya. "Tidak perlu kau tahu alasanku kemari. Yang jelas, kau tidak pantas untuk Claire!" Pekik Antoni. Dari kejauhan Jack dan beberapa anak buahnya memperhatikan lelaki yang dipecat dari Emrand grup karena keterlibatannya bersama Kevin. "Lalu, apa yang ingin kau sampaikan padaku?" Tanya Arnold membuat Antoni ingin mencekik leher Arnold. Kecantikan Claire membuat Antoni semakin terpesona. Dari kejauhan Jack meminta anak buahnya berjaga-jaga, khawatir terjadi sesuatu pada Arnold karena datangnya Antoni. Arnold memberi isyarat untuk membiarkan Antoni tetap berdiri di depannya dan membiarkan apapun yang akan diucapkannya. "Aku ingin kau bercerai dan memberikan Claire padaku!" Pekik Antoni. Arnold kembali dia
Baca selengkapnya

Bab 14.

Jack meminta anak buahnya untuk membuka semua tentang Kevin. Track recordnya cukup memprihatinkan, seorang pria dari keluarga kaya tidak mencerminkan sikap yang cukup baik. Kedua mata Arnold tidak sengaja melihat seseorang membawa sebuah kotak biru kepada salah satu resepsionis secara diam-diam. Wajah resepsionis begitu bahagia usai menerima hadiah yang durasa cukup mewah. Padahal harganya tidak terlalu mewah, Arnold bisa membeli kapanpun dan harga berapapun yang dia inginkan. "Apakah aku juga harus seperti itu pada Claire?" Gumam Arnold ketika melihat resepsionis begitu bahagia. "Tapi, apa yang akan dikatakan Claire jika aku membeli hadiah mahal?" Gumam Arnold lagi. Jack memperhatikan Arnold yang tengah menatap pasangan bahagia tersebut. "Tuan, hari ini kita ada pertemuan penting dengan penerus Light grup yang baru. Dia adalah adik dari Gerald, lelaki yang kita hancurkan hidupnya karena telah menghina anda!" Ucap Jack seraya memberikan setelan jas berwarna biru. "Jika ad
Baca selengkapnya

Bab 15.

Arnold menatap wanita itu dari atas ke bawah, seorang atasan begitu congkaknya melihat seorang pelanggan dari penampilan. Arnold melemparkan satu kartu berwarna hitam ke atas meja kasir dan membuat wanita sombong itu terperangah. Termasuk kasir yang terlihat gugup, tidak menyangka jika ada lelaki penampilan biasa namun memiliki kartu hitam yang hanya dimiliki beberapa orang kaya saja. "Si-siapa anda?" Ucap Wanita itu dengan wajah gugup. Terlihat ada sebuah kekhawatiran di wajahnya. "Kau tidak perlu tahu siapa aku, cukup kau berbuat baik saja pada semua pelangganmu!" Jawab Arnold seraya meminta salah seorang karyawan membungkus perhiasan yang dipilihnya. Wanita sombong itu masih tidak percaya dengan lelaki biasa pemilik kartu hitam tersebut dan menghubungi seseorang secara diam-diam. Tidak berapa lama Denise datang ke toko perhiasan miliknya. Arnold hendak keluar usai membayar "Anak kaleng, mencuri kartu dari siapa? Aku rasa itu bukan milikmu!" ucap Denise membuat langkah Arn
Baca selengkapnya

Bab 16.

Arnold tidak merespon panggilan Denise dan terus melajukan motornya. Dari kaca motir terlihat Denise tengah mengumpat seraya menendang ban mobilnya. Arnold tersenyum simpul dan kembali fokus pada laju motornya. Denis mengumpat dan tidak berselang lama terlihat anggota kepolisian datang. Denise menjadi topik utama dalam pemberitaan hari ini. Arnold bersiul seraya berharap hari baiknya hari ini berjalan lancar. Mengingat hari ini adalah pengangkatan Claire menjadi Direktur di Shining grup. Arnold melajukan motornya hingga sampai ke sebuah toko bunga. Toko bunga yang cukup dikenal meski sekarang sedang sepi. Kedua mata Arnold melihat buket bunga mawar berwarna putih. "Dasar bocah! Lama sekali kau tidak kemari!" umpat wanita paruh baya, sebut saja namanya Merci. Wanita yang sangat dekat dengan Arnold sejak usianya masih kecil. "Hai, Merci. Aku menyukai bunga itu. Bisakah kau memberikannya padaku? Aku ingin memberi kejutan pada istriku!" Ucap Arnold seraya mencium aroma bunga mawa
Baca selengkapnya

Bab 17.

Baru juga mau memanggil Claire, ternyata sudah ada yang memanggilnya terlebih dulu. Dia adalah Albert, lelaki yang sejak tadi bicara dengan Kevin dan membawa bunga yang sama dengannya. "Disini saja, Kau. Biarkan dia bersama orang yang sepadan!" Ucap Vania seraya menarik lengan baju Arnold. "Baiklah, aku akan disini dan membiarkan Claire menghampirku!" ucap Arnold. Ucapan Arnold tentu saja membuat Vania kesal karena merasa terlaku percaya diri. Arnold mengendalikan suasana hati yang mulai tidak nyaman ketika berkali-kali Claire hendak menghampiri Arnold malah diajak bicara serius dengan Albert. "Albert lebih cocok untuk Claire, dia pria idaman wanita!" ucap Vania seraya tertawa kecil di samping Arnold. "Tapi tetap saja, hati Claire sudah penuh dengan namaku!" ucap Arnold membuat Vania cemberut. Lagi-lagi dibuat kesal oleh jawaban Arnold. Terlihat Jack sedang berbicara dengan Kakek Klein, biasa jadi ada perbincangan penting diantara keduanya. Arnold memastikan Jack untuk me
Baca selengkapnya

Bab 18

Suara tembakan mengejutkan Arnold dan Claire yang sedang menikmati es krim. Arnold dan Claire menengok ke kanan dan ke kini memastikan tidak ada kejadian buruk di sekitarnya. "Seperti suara tembakan, Arnold!" Ucap Claire. "Aku juga berpikir begitu, hanya saja tidak ada apapun di sekitar kita, Claire. Ayo cepat habiskan es krimnya!" ucap Arnold meminta Claire segera menghabiskan makanannya. Claire mengangguk kemudian kembali menikmati es krim di tangannya. "Aku bahagia hari ini, Arnold. Akhirnya Kakek mau memberikan jabatan Direktur padaku!" Ucap Claire. Senyum Claire membuat hati Arnold berbunga-bunga saat ini. "Ya. Akhirnya Kakek mau menepati janjinya padamu setelah membuat sebuah kesalahan fatal!" Ucap Arnold. "Ya, Kakek sudah berubah!" Gumaman Claire terdengar jelas di telinga Arnold. Claire masuk pada perangkap kakeknya sendiri. Menjadi seorang direktur yang nantinya harus mengerjakan semua yang dibutuhkan. "Aku yakin, kau pasti bisa membawa shining grup menjadi perusa
Baca selengkapnya

Bab 19

Kedua mata Claire membulat sempurna ketika seseorang sedang menghampirinya. Kevin kini tengah berdiri seraya berkacak pinggang menatap kesal pada Arnold. "Apa maksudmu, Kevin? Aku sedang bersama suamiku dan kau tidak pantas mengatakan hal seperti itu!" Ucap Claire dengan wajah dingin. Kevin tidak kehabisan akal, dia mencari cara untuk mengajaknya pulang ke rumah dan menjalankan sebuah rencana. Kedua mata Kevin menatap lekat sebuah kalung berlian yang melingkar di leher jenjang Claire. Kevin tidak menyangka jika Claire bisa memiliki kalung indah yang menjadi impian Vivian. "Kalung itu, darimana kau mendapatkannya?" Pertanyaan Kevin membuat bibir Claire sedikit terangkat. Ada perasaan bahagia ketika mendapati sepupunya itu merasa isi dengannya. "Ini hadiah dari Arnold!" Jawaban yang membuat bibir Kevin menganga seolah tidak percaya dengan jawaban Claire. Kevin menatap Arnold yang sedang tersenyum kecil ke arahnya. "Tidak mungkin. Kalung yang kau pakai pasti palsu!" Pekik Kevin
Baca selengkapnya

Bab 20.

Hampir saja batu yang dibawa lelaki itu mengenai kepala Arnold. Dengan sigap, Arnold menangkis dan mendorong pria itu hingga terjatuh. Arnold menghampiri pria tersebut kemudian membuak topeng penutupnya. Tidak disangka, lelaki yang cukup lama tidak dia jumpai ternyata berada di depannya dengan kondisi memprihatinkan. "Gerald!" Gumam Arnold seraya menautkan kedua alisnya. Gerald mendorong Arnold hingga mundur beberapa langkah ke belakang. Gerald tengah berada dalam luapan emosi yang cukup besar. "Aku akan membunuhmu, Pecundang! Kau penipu!" Teriakan Gerald menggema di tempat pemakaman yang cukup sepi. Gerald kembali menyerang Arnold namun dengan mudahnya Arnold menghalau semua serangan Gerald. Dari kejauhan, Jack menatap dua orang lelaki tengah bertarung. Arnold yang mengetahui keberadaan Jack, segera memberi isyarat untuk tetap diam tanpa membantunya. Gerald tersungkur, kepalanya membentur batu nisan hingga darah mengalir. Nafas Gerald tersengal-sengal seraya menatap ke arah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status