Semua Bab Menantu Terhina Ternyata Pewaris Yang Hilang: Bab 21 - Bab 25

25 Bab

Bab 21.

Kedua mata Arnold membulat sempurna ketika mendapat sebuah panggilan dari Jack. Arnold seketika berdiri seraya meraih jaket tebal hadiah dari Claire. Ditatapnya Claire tengah tertidur dengan pulas dan dirinya saat ini harus segera memenuhi panggilan Jack. Arnold menulis sebuah pesan dan meletakkannya di meja rias Claire. Arnold berjalan tergesa-gesa supaya sampai di pintu belakang. Jack menyambut kedatangan Arnold ketika sudah sampai di tepi jalan. "Tuan, kita ke singapura sekarang!" Ucap Jack seraya membuka pintu mobil untuk Arnold. Tidak ada yang bisa Arnold ucapkan selain mengikuti ucapan Jack. Ke Singapura mendadak sama saja terjadi hal buruk pada sang Kakek. Selama perjalanan menuju bandara, tidak hentinya Jack melantunkan doa untuk semua keluarganya suoaya diberikan kesehatan dan umur panjang. Tidak berapa lama mobil hitam yang membawa Arnold dan Jack sudah sampai di bandara. Gegas Arnold bersama anak buahnya menuju ke sebuah ruang pribadi yang terdapat boarding pass yang me
Baca selengkapnya

Bab 22.

Claire menengok kepada pemilik suara tersebut. Ternyata Jack berada tidak jauh darinya seraya membungkuk memberikan salam. Tentu saja sikap Jack membuat Claire terkejut apalagi Clairr merasa jabatannya tidak ada apa-apanya dibanding Jack. "Oh begitu, Tuan! Maafkan saya, saya akan pergi kalau begitu!" Ucap Claire dengan raut wajah kecewa yang disembunyikan di balik senyumnya. "Tidak apa, Nona. Apakah Nona Claire baik-baik saja?" Tanya Jack memastikan isi hati Claire. "Ada sedikit kecewa, Tuan. Mungkin hanya perasaanku saja yang terlalu besar pada Arnold. Ini bukan salah Arnold jadi jangan pernah pecat dia!" Ucap Claire dengan kepala menunduk. Kedua matanya menatap bekal untuk Arnold yang berada di tangannya. Kedua mata Jack memperhatikan sesuatu yang dibawa Claire. Jack merasa Claire akan memberikan sesuatu pada Arnold. "Apakah itu untuk Tuan Arnold?" Tanya Jack pada Claire. "Tu-tuan Arnold?" Claire mengulangi pertanyaan Jack yang menyebut Arnold dengan sebutan Tuan. "Oh,
Baca selengkapnya

Bab 23.

Kiriman buket bunga yang datang membuat Claire heran. Sebuah nama pengirim terselip, namun ketika Claire membukanya, wajahnya yang ceria berubah menjadi murung. "Dari Albert. Sebaiknya aku letakkan saja di sudut sana!" Ucap Claire seraya membawa buket bunga tersebut ke salah satu sudut ruangan yang tidak akan dijamahnya. Bunga itu teronggok sia-sia di sudut ruang kerja tanpa ada yang mau menjamah. Ceklek Pintu dibuka dari luar tanpa ijin pada pemilik ruangan. Ternyata Kakek Klein datang dengan wajahnya yang datar. "Claire. Berkatmu, semua berjalan lancar!!" Ucap Kakek Klein tanpa ekspresi sedikitpun. "Kakek, terima kasih sudah mempercayakan Emrand grup padaku!" Ucap Claire tanpa ada senyum di bibirnya. Claire paham jika sang kakek tidak pernah tulus padanya. "Kakek akan memperpanjang jabatanmu tanpa halangan apapun meski kau melakukan kesalahan." Ucap Kakek Klein seraya memasukkan tangan kanannya di saku celana. "Apa maksud Kakek?" Tanya Claire seraya menautkan kesua ali
Baca selengkapnya

Bab 24.

Claire diam seraya mengamati pemilik tubuh yang dikenali dari belakang. Claire terpaksa menghentikan langkahnya dan membiarkan Jack melanjutkan urusannya dengan wanita tersebut. "Maafkan saya, Tuan. Ampuni saya!" Terdengar gadis itu meminta ampun pada Jack. Gadis itu terlihat mengerikan dengan pakaiannya yang seksi namun seolah sudah dirobek. Jack hanya diam dan tetap membiarkan gadis itu merengek minta ampunan. Karena sebuah janji yang diucapkan gadis itu akhirnya Jack memaafkannya. Tidak berapa lama gadis itu pun berhenti berlutut kemudian berbalik. Nyaris saja jantung Claire keluar dari tempatnya ketika melihat wajah Denise babak belur. Claire diam dan mengalihkan pandangannya sejenak dari Denise. "Apa yang diperbuat olehnya?" Gumam Claire. Denise pergi dengan kepala menunduk, tidak seperti biasanya saat masih menjadi tuan putri di keluarga besar Light grup. Kesombongan Denise telah musnah karena keangkuhannya. Claire menatap punggung Denise semakin menjauh dan menghilang di
Baca selengkapnya

Bah 25.

Kedua mata Claiee seakan tidak percaya dengan seseorang yang menyapanya di pesawat. Ingin rasanya tertawa, kesal bahkan ingin ungkapkan rasa rindu tiga hari tanpa kabar. "Arnold, bagaimana bisa kau ada disini?" Tanya Claire seakan hampir tidak percaya. Arnold duduk tepat di kursi sebelah Claire. Meski pendingin udara menyala cukup dingin, namun keringat membanjiri tubuh Claire. Arnold meraih saputangan dari jas yang dikenakan kemudian mengusap keringat Claire. Bibir mereka perlahan tersenyum, andai tidak berada di tempat umum, ingin rasanya Claire memeluk Arnold. "Kenapa berkeringat, Claire? Apa kau sakit?" Tanya Arnold. "Kau jahat padaku, Arnold. Aku membencimu!" Ucap Claire dengan wajah cemberut seraya melipat kedua tangannya di dada. "Kau selalu membuatku gemas, Claire. Aku sama sekali tidak nyaman harus berjauhan denganmu!" Ucapan Arnold sukses membuat hati Claire meleleh. Perlahan Arnold mengungkap isi hati meski belum sepenuhnya. Di kursi seberang, Alex hanya tersenyum me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status