Mikhail menarik napas dalam-dalam, matanya tetap tertuju pada Astoria yang masih menatapnya dengan penuh pertanyaan. "Mengenai kontrak itu..., kita sama-sama yang membuatnya," ujarnya pelan, seolah mencari kata yang tepat untuk melanjutkan.Astoria menggeleng pelan, lalu dengan tegas memotong, "Untuk itu, aku tak akan memikirkannya dulu, Mikhail... yang penting sekarang adalah bagaimana perasaanmu padaku?"Mikhail terdiam sesaat. Tatapannya beralih ke mata cokelat Astoria, yang selalu berhasil membuatnya merasa tersedot ke dalam lautan emosi yang sulit dijelaskan.Dia meraih dagu Astoria, membelai lembut, lalu menariknya agar istrinya itu hanya menatapnya, tanpa ada yang mengalihkan perhatian."Terlepas dari kontrak atau pernikahan palsu kita, perasaanku padamu... nyata, Astoria," suaranya rendah namun tegas, sebuah pengakuan yang jujur dari lubuk hatinya.Astoria mengalihkan pandangannya sejenak, menelan ludah, mencoba menahan perasaan t
Last Updated : 2024-09-23 Read more