All Chapters of Menikahi Bekas Suami Sahabatku : Chapter 31 - Chapter 35

35 Chapters

Kembalikan pada Orang Tuaku

Mataku membulat saat melihat beberapa foto dalam map coklat yang ada di mejaku. Dina pun sampai menghampiri mejaku dan bertanya ada apa denganku. Namun mulutku tak bisa terbuka, bungkam … diam seribu bahasa! “May, kamu kenapa? Kenapa!” Dina terus mendesakku agar bicara.Kutunjukkan foto-foto itu padanya dan reaksinya tak kalah kaget. Mulut Dina menganga lebar sambil membelalakkan matanya, ia melihat ke arahku dan langsung memelukku. “May, kamu yang sabar, ya. Sumpah! Aku nggak tahu harus bicara apa. D-Dendi ….”“Ternyata feeling-ku benar selama ini! Mereka … mereka ….” Aku tak kuat lagi menahan air mata ini. Buru-buru aku pergi ke kamar mandi dan menangis sejadinya di tempat ini lagi.“Nangis aja May yang kencang, ga apa-apa! Kamu berhak untuk mengeluarkan semua kekesalanmu … kebencianmu!” Dina mengusap punggungku lembut. Bebanku memang sedikit berkurang, tapi sakit hatiku benar-benar tak bisa disembunyikan.“Aku nggak apa-apa, Din. Makasih, ya.” Kuusap air mataku dan kembali terseny
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Wasiat Terakhir Ayah

Mata Mas Dendi terbelalak kaget mendengar ucapanku. Kedua tangannya dengan cepat menggenggam dua tanganku erat dan menatapku lekat. Netra hitam indah miliknya yang dulu selalu kupuja dan kurindukan kini menjadi sesuatu yang ingin aku hindari.“Jangan melihatku seperti itu, Mas,” kataku sambil memalingkan wajah.“Ada apa May? Kenapa tiba-tiba kamu ingin pulang? Introspeksi pernikahan kita? Maksudnya gimana itu? Jelaskan padaku!” suara Mas Dendi berubah menjadi berat, sejenak aura intimidasi sangat kurasakan tapi aku tak ingin diam lagi! Sudah cukup selama ini menjadi orang bodoh di balik layar.“Ya! Introspeksi pernikahan kita! Apa kata-katamu kurang jelas, Mas?! Bagian mana yang kurang jelas? Akan kujelaskan!” sahutku. “Maya!” seru Mas Dendi.“Aku lelah dan ingin istirahat, Mas. Tolong jangan ganggu aku!” Tak memedulikan suamiku, aku langsung masuk ke dalam dan menuju kamar. Di dalam, aku menangis sambil menggigit punggung tanganku, berharap suaraku tak terdengar keluar dan membuat M
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Perintah Tak Terduga Bu Melanie

Dina langsung menyambutku saat tiba di rumahnya. Tanpa malu dan canggung, ia memelukku erat dan mengusap rambutku sembari berkata, “Tinggallah sepuasmu, May di sini. Rumahku adalah rumahmu juga.”Tak tahu lagi apa yang harus kuucapkan, air mataku mengalir deras mendengar ucapan Dina. Bagaimana ada orang yang sangat menyayangiku melebihi keluargaku sendiri?“Makasih ya, Din. Aku sering banget ngrepotin kamu. Maaf …” isakku tak lagi dapat kutahan.“Jangan ngomong gitu, May. Kita ‘kan sahabat dan sahabat nggak akan pamrih,” ujar Dina tersenyum lebar padaku.“Pamrih, ya?” kataku lirih.“Kenapa? Ada yang salah sama ucapanmu, May?”“Enggak, hanya saja aku merasa jadi orang paling bodoh karena selama ini tertipu dengan sikap baik Tantri,” jelasku.“Yaudah, jangan dipikirin. Nanti malah buat kamu stres. Masuk, yuk. Aku udah siapin kamarnya.” Dina dan aku masuk ke rumah, ia pun menunjukkan kamar yang sangat luas dan besar, mungkin jika diukur dengan rumah kontrakan kami, bisa seperti itulah pe
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Seribu Wajah Tantri

Akhirnya, kujalankan perintah Bu Melanie. Saat kuhubungi, ia sedang berada di luar dan tak lama menghubungi balik dan siap untuk bertemu. Entah mengapa langkahku begitu berat, rasanya ada sesuatu yang menempel di betisku sampai-sampai Dina menegurku karena tak kunjung pergi.“Mau berangkat jam berapa, May? Maya!!” pekik Dina.“Y-ya, ada apa Din?” jawabku gagap.“Ye … malah bengong! Mau berangkat jam berapa?” Dina memelototiku.Kulihat jam di tanganku menunjukkan pukul satu siang. Dina dan aku keluar untuk menemui Tantri di kantor agensinya. “Kamu yakin nggak apa-apa, Mau?” Dina terus melihatku dengan tatapan teduh dan khawatir.“Aku harus profesional, Din. Mau tak mau harus ada yang dikalahkan, dan aku akan mengalahkan perasaanku!” tegasku.Dina tak bicara ataupun bertanya lagi. Kurasa sebanyak apapun pertanyaan yang dilontarkan, jawabannya akan tetap sama. Kuatkan mentalku … kuatkan jantungku …. batinku terus selama di perjalanan.Dan akhirnya, setelah setengah jam berada di atas rod
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Aku Harus Kuat

Aku dan Dina masih menunggu di depan gedung Naga Mas Abadi. Kami sangat tertegun kenapa Tantri berhenti di sini karena setahuku hanya satu orang yang sangat mengenal Tantri dan itu adalah suamiku. Benarkah dia kekasih Tantri? Jika itu benar berarti mereka CLBK lagi? Atau-“May, Tantri keluar!” suara Dina membuyarkan lamunanku. “Tapi kok dia sendiri?” gumam Dina, aku pun melesatkan pandanganku ke arah mobil Tantri dan benar saja, Tantri keluar sendiri. Apa-apaan ini? Ada apa sebenarnya? “Kita ikutin lagi?” tanya Dina melihatku.Aku terdiam dan mulai ragu apakah ini permainan Tantri atau aku hanya terlampau posesif terhadap suamiku?“May, gimana? Ikutin apa nggak?” desak Dina. “Mobil Tantri udah jalan, jadi?” “Ikuti,” sahutku cepat. Entah apa yang akan terjadi aku hanya mengikuti naluri dan hatiku. Baik atau buruk yang akan kulihat nanti, itu urusan belakangan! Yang penting aku sudah mendapatkan bukti!“Gila! Cepet amat sih itu cewek nyupirnya! Curiga aku dia mantan sopir metromini,” k
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status