All Chapters of Menikahi Bekas Suami Sahabatku : Chapter 21 - Chapter 30

35 Chapters

Insting

Pikiranku kalut! Aku ingin mengikuti kemana suamiku pergi, tapi apa itu pantas? Kenapa aku seperti sedang ikuti variety show ala-ala anak lebay? Tapi instingku mengatakan jika Mas Dendi memang akan bertemu dengan seseorang, mungkinkah itu Tantri?Me: Assalamualaikum, Mas. Bisa jemput aku? Hari ini aku lembur.“Kita lihat apakah Mas Dendi akan terpancing.”Aku menunggu dan terus menunggu selama lima menit, ternyata tak ada jawaban. Parahnya, dibaca pun tidak pesanku! Tak ada centang biru dua tanda pesan sudah dibaca. Ya Allah, apakah ini satu pertanda? Jika aku ikuti, kemana harus pergi? Sedang aku perlu pesan taksi, belum lagi menunggu … rasanya benar-benar frustasi!Suamiku: Maaf, kamu pulang sendiri aja dulu, May. Mas ada janji dengan klien.DEG!Lagi-lagi jantungku mau copot dan berdetak kencang. Tantri pun mengatakan hal yang sama, ingin bertemu dengan kliennya, sekarang Mas Dendi pun mengatakan hal yang sama. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Apa yang mereka lakukan? Kenapa te
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Sedikit Demi Sedikit Berubah

Selepas Dina mengantarku sampai rumah, aku seperti orang linglung. Memori ingatanku akan kejadian di restoran tadi seperti televisi yang terus menayangkan telenovela berulang-ulang. Kurebahkan tubuhku di sofa yang lumayan keras tapi tak kurasakan lagi sakit yang mendera. Aku terus menangis dan menangis, apalagi yang bisa kulakukan? Teriak? Yang ada orang-orang akan datang ke rumahku dan menghubungi Dinas Sosial.Tak lama, aku masuk kamar dan membuka almariku. Kulihat baju-bajuku terlipat rapi serta kemeja, blouse, serta beberapa kebaya yang tak pernah kupakai padahal kubeli dengan uangku dan harganya buatku menangis semalam, dan yang paling mengena … kebaya putih pengantinku yang sangat sederhana. Tanganku meraih kebaya brokat putih dengan renda-renda di bagian dada, kutangisi benda yang dulu telah mengantarkanku menjadi istri Mas Dendi. “Kenapa jadi begini? Harusnya aku bahagia karena menikah dengan laki-laki yang setiap malam kusebut dalam doaku bukan? Kenapa jadi seperti ini?” Air
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Tantri dan Laki-laki Misterius

Dina : Gimana May, kita ke sana nggak? Kok malah diem?Aku tetap bergeming, ingin kujawab kita ke sana tapi terlalu takut jika benar itu adalah suamiku.Me : Bisa jemput aku nggak Din?Dina : Oke, tunggu aku.Sembari menunggu Dina, aku terus melihat foto yang dikirimkan olehnya. Tapi, dilihat dari pakaiannya, bukan Mas Dendi, cuma dari samping kenapa wajahnya mirip suamiku? Apa iya dia punya kembaran yang sama-sama tinggal di Jakarta?Tin! Tin! Tin!Aku langsung keluar kamar dan membuka pintu utama rumahku. Mobil Dina ternyata sudah sampai dan rekanku segera keluar dari mobilnya.“Udah siap?”Aku mengangguk. Memastikan semua lampu dan kompor telah kumatikan, aku pun bergegas pergi menuju kantor. Selama di jalan pikiranku melayang ke foto yang dikirimkan Dina. Saat kubuka kembali ponselku Dina tiba-tiba bicara.“Wajahnya mirip suamimu, ya?”DEG!Dari tadi itu juga yang kupikirkan! Tapi aku terlalu takut dengan instingku karena percaya atau tidak, setiap aku membatin pasti akan menjadi
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Itu Suamiku!

Aku tak percaya dengan apa yang kulihat! Lelaki itu … lelaki yang sedang duduk dengan Tantri adalah suamiku, Mas Dendi! Tapi kenapa … kenapa!!!Aku segera bergegas ke toilet, membasuh wajah dan melihat ke cermin wajahku yang entah seperti apa rupanya, terlalu sakit jika harus kubandingkan dengan Tantri! Aku menangis sejadinya di kamar mandi, aku tak tahan lagi! Tak kuat lagi! Mungkin apa yang ayah dan mama katakan benar, Mas Dendi bukanlah laki-laki pilihan terbaik! Tapi, apa aku harus meminta cerai darinya sekarang juga?“Maya!” Dina segera menghampiriku dan membantuku berdiri. Dia melihatku dengan mata kucingnya yang tajam menusuk. “Kamu kenapa? Ada apa?” Dina mengelap wajahku dengan tangannya, merapikan rambutku yang entah seperti apa sekarang. “Kita ke ruang kesehatan ya?” ajak Dina.Selama menuju ruang kesehatan, aku tak banyak bicara. Maya membantuku berjalan dengan memegangi lengan kananku, orang-orang melihatku dengan tatapan aneh dan mungkin mereka akan mengejekku jikalau tah
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Mari Jujur, Mas

Aku memutuskan untuk mengubah penampilanku dan membalas perbuatan suamiku dengan elegan, meski tak tahu apakah mereka sedang berbisnis atau berkencan, tapi kejadian itu sudah berlangsung dua kali dan beberapa bukti juga sudah sangat kuat menunjukkan jika mereka memang ada hubungan spesial.“Din, temani aku ya,” ucapku sembari membereskan barang-barang di meja kerja.“Ke mana?” Dina menatapku serius.“Toko kosmetik. Aku mau membeli beberapa alat serta produk kecantikan yang sedang in,” jawabku.“Nah, gitu dong! Itu baru Maya yang kukenal! Langsung bangkit walau di saat tornado melanda.” Senyum semringah Dina menunjuk ke arahku.“Apaan sih, aku memang ingin membeli kosmetik udah lama, tapi belum ada waktu-”“Dan momen yang pas ‘kan?” sambar Maya langsung on point.Aku tak menjawab. Kalau dipikir-pikir benar juga ucapan Dina, jika tak ada kejadian kemarin dan sekarang, mungkin aku akan bodo amat dengan penampilanku karena aku percaya Mas Dendi bukanlah lelaki yang akan terpikat dengan pe
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Mengalah Bukan Berarti Kalah

Sepanjang jalan pulang aku hanya diam dan terisak. Entah sudah berapa tisu yang kuhabiskan setelah kejadian itu. Dina juga diam, ia tak banyak memberi ceramah atau umpatan untuk sikapku. Mungkin kali ini masalahnya lebih besar dari yang ia kira.“Weekend ini kita pergi yuk,” ajak Dina tiba-tiba bicara.“Ke mana? Puncak?” tanyaku.“Tidak, Jogja!” tukasnya cepat.“Mau ngapain? Kita nggak ada libur,” kataku dengan suara parau.“Nggak ada libur bukan berarti nggak bisa cuti ‘kan?” Dina mengedipkan salah satu matanya. Liburan ke Jogja adalah agenda akhir tahun yang aku dan Mas Dendi rencanakan. Tapi sekarang ….“Gimana? Mau nggak? Kalau mau aku siap-siap nih,” tambah Dina.“Aku belum tahu Din,” lirihku.Dina tiba-tiba menepikan mobilnya, entah apa maksudnya. “May, aku tahu kamu sangat terluka dan pasti shock! Tapi ingat, kita adalah ras terkuat di muka bumi! Nggak ada yang bisa mengalahkan kita! Mau mereka siapa di masa lalu, itu masa lalu! Sekarang kamu harus membuktikan kalau kamu kuat!”
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Kenapa Memilihku?

Saat sarapan, tak ada pembicaraan diantara aku dan Mas Dendi. Suasananya benar-benar sangat berbeda dari biasanya kami lewati. Rasa canggung, sungkan, entah apa lagi yang aku rasakan. Pokoknya pagi ini bakal aku lewati dengan istighfar dan taubat nasuha.“Mau kuantar?” Mas Dendi mengambil piring kotor bekas kami sarapan, aku terkejut karena jarang-jarang ia mau melakukannya.“Nggak usah Mas, makasih. Aku dijemput Dina.”Aku mendengar suamiku menghela napas berat. Entah apa maksudnya. Tapi yang jelas itu pertanda tak bagus.“May, kalau ada sesuatu yang mengganjal, tolong bilang. Aku merasa sikapmu aneh sejak kemarin. Ada apa sih?” Mas Dendi melihatku dengan kedua mata sendunya. Aku pun, rasanya mulutku ingin bertanya macam-macam, menginterogasi dia. “Nggak ada apa-apa, Mas. Beneran.” Kututupi kebohonganku dengan senyuman lebar. Dan tepat pada waktunya saat aku mulai terjepit dengan cecaran pertanyaan Mas Dendi, Dina datang menjemputku.“Dina udah datang, Mas. Aku pergi dulu ya. Assala
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Cinta yang Dipaksakan?

Aku memutuskan untuk meninggalkan kantor Mas Dendi dengan hati hancur. Entah terbuat dari apa sebenarnya hatiku, kenapa masih saja menerima kenyataan yang sangat menyakitkan hati.“Apakah benar aku harus mengikuti ucapan ayah dan ibu?” ***Dina : May, kamu di mana? Dicariin Bu Melanie.Pesan singkat Dina membuat pikiranku terbagi. Tak kujawab dan langsung kembali ke kantor. Sepanjang perjalanan aku terus berpikir negatif akan suami dan sahabatku. Kepalaku rasanya mau pecah, ingin menangis pun sudah tak bisa. Yang aku inginkan adalah penjelasan!Dua puluh menit di dalam mobil online, aku turun dan segera menemui Bu Melanie. Namun sebelum aku bertemu dengan bos singa Afrika, aku membelokkan langkahku ke kafe kopi yang tadi kutinggalkan.“Eh, Mbak Maya. Dari mana aja? Kopinya belum saya buat.” Sang pramusaji segera menghampiriku, membuatkan kopi yang sebelumnya kuminta. “Ini, satu Americano ‘kan?” tanyanya lagi menyodorkan kopi panas dengan aroma kuat.“Terima kasih, ya. Ingatanmu sungg
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Balas Dendam pada Mantan Istri?

Aku masih bertanya-tanya apakah pria yang ada di samping Tantri CEO Naga Mas Abadi? Tapi kenapa harus memakai topeng?“Para tamu undangan yang terhormat, inilah Tuan Bagyo, CEO Naga Mas Abadi yang telah kita nantikan kedatangannya. Beri tepuk tangan yang meriah untuk beliau.”Riuh tepukan para tamu yang datang membuat ruangan restoran tersebut gegap gempita. Mataku tertegun dan fokus pada Tantri yang mengalungkan tangannya ke lengan laki-laki yang disebut CEO Naga Mas Abadi itu. Entah kenapa wajah CEO itu seperti tak asing bagiku. Tantri pun sepertinya tak menyadari kehadiranku dan dia terus melambaikan tangannya serta tersenyum lebar bersama sang CEO.Beberapa menit kemudian, keduanya duduk dan menjamu para tamu undangan. Para jurnalis yang hendak mewawancarai sang CEO telah mengambil ancang-ancang serta posisi yang bagus, kecuali aku.“Kali ini jangan sampai melewatkan kesempatan yang sudah kita tunggu-tunggu Maya!” Entah sejak kapan Bu Melanie berdiri di sebelahku, mungkin aku terl
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Map Coklat yang Membuat Geger

Satu pesan yang masuk ke WhatsApp-ku membuat mataku terbelalak dan hampir kubanting benda pipih yang sedang kupegang ini. Salah satu GC (grup chat) khusus bagi para jurnalis mengirim beberapa dokumentasi foto di acara makan malam yang kuhadiri. Kulihat Mas Dendi dengan jelas ada di tempat itu tapi kenapa saat aku di sana sosoknya tak kulihat?Aku terkejut saat menghubungi suamiku ponselnya telah aktif kembali namun tak diangkat. Me : Mas, kamu di mana? Belum pulang? Tanyaku yang langsung centang dua warna biru.Kutunggu selama beberapa menit tapi tak ada jawaban. Sampai akhirnya kuputuskan masuk dan menunggu di ruang tamu. Aku terkejut saat ponselku berdering nada pesan masuk. Saat kubuka ternyata Mas Dendi memberitahu jika dirinya tak pulang ke rumah. Ini pertama kalinya suamiku tak pulang dan pikiran negatif ku pun mulai beraksi kembali. Tak puas dengan pesan yang dikirim, aku segera menghubunginya, namun ternyata ponselnya tak aktif kembali. Aku benar-benar frustasi! Kenapa Mas De
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status