Home / Pernikahan / Duka Pernikahan / Chapter 1 - Chapter 7

All Chapters of Duka Pernikahan : Chapter 1 - Chapter 7

7 Chapters

1. Kapan Nyusul?

Seperti sebuah penjara bagi Renjana, menemani sang mama ke acara pernikahan anak dari temannya yang menggelar pesta cukup besar. “Renjana kapan nyusul, nih? Teman-temannya sudah menikah semua, dia sendiri yang belum. Lihat tuh Anita aja mau punya dua anak.” Teman mamanya menyindir tentang dirinya yang belum menikah di usia dua puluh tujuh tahun. Benar usia itu akan menjadi bencana baginya tiga tahun lagi.“Kalau itu sih terserah Renjana. Kalau kami sebagai orangtua hanya menginginkan yang terbaik.” Mamanya membela di depan orang-orang yang sekarang ini sangat banyak. Teman mamanya memang dari kalangan ibu-ibu yang selalu bertanya hal seperti ini ternyata.Andai sedari awal dia tahu kalau dia akan ditanya seperti ini. Sudah pasti Renjana tidak akan pernah datang, tapi paksaan kakaknya yang mengatakan bahwa dia harus bisa menemukan minimal satu saja seorang laki-laki di sini untuk berkenalan dengannya.Di ruang keluarga sewaktu Renjana sedang menggendong keponakannya yang baru berusia s
Read more

2. Meminta Untuk Dimengerti

Di Sebuah coffee shop duduk menyendiri di dekat jendela kaca yang memaparkan langsung orang-orang yang lewat di luar tempat tongkrongan anak muda ini. Renjana sudah berjanji untuk bertemu dengan Yoga— kekasihnya.Setiap hari Sabtu-Minggu adalah hari di mana mereka akan bertemu untuk menghabiskan waktu. Tidak lama setelah dia membaca 30 halaman dari novel romantis yang sangat dia sukai—yaitu buku tentang pernikahan. Membayangkan kalau dia dan Yoga menikah dan kisahnya seromantis novel yang paling sering dibaca. Meskipun dengan konflik berat. Tapi Yoga harus tetap mengalah seperti para tokoh suami yang ada di novel itu.Pria itu duduk dengan menyerahkan bunga mawar dan coklat. “Selamat hari valentine, Sayang.” Perasaan Renjana begitu bahagia ketika diberi bunga dan coklat. Yoga orang yang romantis, pria ini sangat dicintainya juga—dan sudah dipacarinya selama sembilan tahun.Sembilan tahun adalah di mana bisa kredit rumah. Sembilan tahun cukup waktu untuk kredit dua unit mobil. Sembilan
Read more

3. Tanpa Kepastian

Tanpa ada izin dari Yoga, keluarga besar rencana juga sangat lelah dengan keputusan tanpa ada kepastian. Mereka sudah menanyakan tentang pernikahan itu pada Renjana. Tapi Yoga selalu bereaksi sama, yaitu tanpa adanya ajakan untuk menikah.Malam ini adalah rencana yang sudah diatur sedemikian rupa oleh orangtuanya. Dilamar oleh pria asing, dengan tujuan untuk menikah.Renjana membayangkan jika calon suaminya gendut, perutnya buncit, berkumis tebal, matanya menyoroti tajam dan menyeramkan. Ini bukan soal menghina fisik calon suaminya. Tapi karena tubuhnya yang kecil, mungil dan bisa dipelintir oleh calon suaminya nanti jika mereka bertengkar. Itu yang paling ditakutkan sebenarnya.Wajahnya pucat ketika baru saja selesai berdandan sesuai perintah mamanya. Tadi pagi, tidak ada angin tidak ada hujan mamanya mengatakan kalau malam ini akan ada tamu. Yaitu keluarga dari pria asing bersama dengan keluarga besarnya untuk melamar. Sekali lagi, dia akan dilamar oleh pria itu.Sejenak ia memejamk
Read more

4. Penantian Bodoh

Renjana menunggu ketika jam makan siang di sebuah coffee shop dekat dengan kantor tempat bekerjanya Yoga. Dia sudah berjanji bersama dengan Hanif akan pergi ke suatu tempat hari ini. Tapi mengingat pria itu ada kesibukan, jadi janjinya ditunda menjadi sore hari. Renjana tidak masalah dengan hal tersebut. Apalagi dua hari dari sekarang dia akan dipersunting oleh pria itu.Sangat cepat dan juga prosesnya memang seperti kilat. Menjalani hubungan selama sembilan tahun tentu tidak mudah dijalani oleh Renjana. Hafal dengan apa yang disukai dan tidak disukai oleh Yoga. Tapi dengan Hanif? Dia akan memulai segalanya dari awal lagi. Ia melihat jam di ponselnya yang sudah menunjukkan pukul setengah satu siang dan sudah waktunya jam makan siang dan Yoga belum juga keluar dari kantor.Semua berkas-berkas juga dikirimkan tadi pagi ke orangtuanya Hanif.Dia menoleh beberapa kali ke arah pintu masuk di coffee shop itu. Belum ada tanda-tanda bahwa Yoga datang.Jika Yoga mengajaknya, maka dia akan lang
Read more

5. Risiko Komitmen

“Renjana, Hanif datang tuh jemput kamu.”Ia baru saja selesai berdandan karena sudah berjanji dengan Hanif akan pergi ke suatu tempat. Yang katanya ingin mencetak undangan pernikahan. Sangat cepat dan statusnya sebentar lagi akan berubah menjadi istri seorang Hanif. Pria asing yang tiba-tiba saja melamarnya dan akan menjadi suaminya nanti.Keputusan untuk memilih Hanif bukan karena dia terpaksa sekarang. Tapi karena Yoga sudah memutuskan hubungan yang mereka berdua jalin selama sembilan tahun lamanya.Tidak mudah untuk menaruh kepercayaan dan juga menjaga hati selama itu juga. Yang akhirnya berakhir dengan tragis. Diputuskan sepihak tidak pernah menyenangkan. Ibarat pisau yang mengiris sebuah daging yang di mana daging tidak bisa melakukan perlawanan pada pisau yang mengirisnya, seperti itu yang dirasakan oleh Renjana waktu Yoga melepaskan cintanya. Memang agak keterlaluan putus dengan cara yang seperti itu.Dengan dandanan yang seadanya, dia keluar dari kamar. Menuju ruang tamu kemud
Read more

6. Mendadak SAH

“Ma, nikah itu bukannya akan dilakukan kalau sudah daftar di KUA, ya?”Renjana sangat ingat pertanyaan itu pada mamanya. Namun semua sudah lewat begitu sajaAkad yang baru saja selesai diucapkan oleh Hanif dan terdengar para saksi berkata sah. Memang sederhana dan tidak memakan banyak waktu. Tapi banyak sekali yang terkejut mengenai pernikahan Renjana yang serba mendadak.orang-orang di sekitar rumahnya juga seolah tidak percaya dan malah berpikiran bahwa Renjana kecelakaan, yang dalam arti ‘hamil di luar nikah’ sayangnya tidak sama sekali. Renjana menikah karena memang diminta oleh orangtuanya.Saat ia bersalaman dengan suaminya, ada rasa yang bercampur aduk di dalam dirinya. Renjana yang sangat bahagia dan juga sangat sedih ketika dia berharap bahwa pernikahan ini bersama dengan Yoga. Ah lupakan, pria itu tidak punya komitmen sama sekali. Renjana berusaha untuk melupakan sosok pria itu di dalam hidupnya.Doa yang sangat lancar sekali diucapkan oleh Hanif. Yaitu doa setelah akad. Apa
Read more

7. Pengantin Baru

Sebenarnya sulit sekali bagi Renjana untuk meninggalkan rumah orangtuanya. Rumah tempat dia dibesarkan dengan Teguh dulu. Sekarang sudah dia tinggalkan karena harus ikut suaminya pulang. Hanif mematikan mesin mobil lalu mengajaknya keluar dari mobil saat mereka sudah sampai.Dia keluar dari mobil lalu baru melihat rumah dengan desain minimalis dua lantai. Lengkap dengan garasinya yang ada di samping kiri.Ada satu mobil lagi yang di sana. Ada sepeda dan juga motor yang terparkir di sana.Barang-barangnya dibawa masuk oleh Hanif.Meninggalkan rumah orangtua untuk bisa ikut dengan suaminya tentu bukan hal yang mudah bukan? Renjana sudah pasti tahu pasti hal itu. Dia tidak tahu lagi bagaimana nanti ke depannya bersama dengan Hanif. Tapi ia mulai menaruh kepercayaan pada suaminya bahwa semua akan baik-baik saja seperti yang dijanjikan oleh Hanif untuknya.Mereka berdua masuk dan Renjana mengedarkan pandangannya pada seluruh penjuru yang bisa dijangkau oleh matanya. “Di sini ada lima kamar
Read more
DMCA.com Protection Status