All Chapters of Kembalinya Janda Terkaya: Chapter 91 - Chapter 95

95 Chapters

Perusahaan Star Drone dan Erina?

“Maaf pak, tadi saya tidak sengaja melihat  di televisi tentang pemakaman Mrs. Martha dan saya melihat ada orang ini,” ujar Tasha seraya menunjukan ponselnya. Bhuvi menatap layar ponsel Tasha, yang memotret sosok wanita berhoodie hitam sedang bersembunyi di balik pohon yang hanya berjarak beberapa meter dari tempat pemakaman. “motif hoodienya sama persis dengan yang digunakan mengikuti saya, Mr.” “Jadi maksudnya mereka satu kelompok?” tanya Bhuvi menyimpulkan ucapan Tasha. Tasha hanya diam saja, ia lantas mengeluarkan sebuah liontin dari dalam saku celananya. “saat memeriksa tas Erina, saya menemukan ini, Mr.” Bhuvi menyimpan semua penemuan Tasha. “ya sudah, terima kasih atas laporan dan infonya. Kamu bisa beristirahat biar anak-anak saya yang jaga.” “Terima kasih, Mr.” Tasha pun berpamitan dengan Gama d
Read more

Kedatangan anggota baru

Glara mengangguk, “setidaknya itu cara terbaik daripada kita harus mencari orang baru yang belum tentu bersih, ‘kan? Aku yakin dia tidak akan berkhianat walaupun kakek sudah tidak ada.” Bhuvi kembali memikirkan ucapan Glara, cukup lama pria itu memikirkannya hingga akhirnya ia mengangguk dan menyetujui ide yang Glara berikan. “Setelah ini kita ke sana.” Glara mengangguk dan mengucapkan terima kasih tanpa suara. Bhuvi dan Glara kembali menunggu persiapan bayi Martha, tepat pukul 11 siang perawat memanggil Glara dan Bhuvi mengajaknya masuk ke dalam ruangan dokter khusus anak dan gizi. Di dalam sana, Glara dan Bhuvi mendapatkan penjelasan tentang tata cara merawat bayi itu juga tentang jadwal pemeriksaan rutin yang harus Glara dan Bhuvi jalani. Setelah itu, Glara dan Bhuvi dipersilakan untuk membawa bayi Martha pulang ke rumah. sesuai ucapan Bhuvi tadi, mereka tak langsung pulang ke rumah, Bhuv
Read more

Bhuvi mulai berubah?

“Ishara Larisha Madhava,” sahut Bhuvi menatap lurus ke arah ponselnya. Semua orang menatap Bhuvi dengan tatapan yang takjub. “Kenapa?” tanya Bhuvi mendongakkan kepalanya. Mereka menggeleng dan mengulas senyum di wajahnya. “Namanya bagus dan cantik.” Mereka pun kembali mengobrol dan melanjutkan aktivitasnya. Berbeda dengan Bhuvi yang tampak menikmati kesibukkannya, Glara justru terlihat lebih gelisah dari biasanya. Sebenarnya Bhuvi tahu penyebab kegelisahan wanita itu tapi ia memilih untuk diam dan tak banyak berbicara. Hari pun semakin sore, Gama dan Erina sudah kembali ke kamarnya begitu juga dengan Shara yang sudah tidur pulas di kamar Glara ditemani oleh Willi. “aku pulang dulu ya. besuk aku ada flight pagi.” “Flight pagi? Ke mana?” tanya Glara menatap Bhuvi bingung. “Perjalanan bisnis.&rdqu
Read more

Perdebatan panjang

Glara mencoba membuang kecurigaannya dan mengirimkan kabar pada Bhuvi jika gaun yang pria itu kirimkan sudah berada di tangannya. Setelah mendapatkan balasan singkat dari Bhuvi, Glara pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan melanjutkan pencarian vendor besuk pagi. Waktu terus berjalan, pagi ini Glara mengadakan rapat dadakan dengan semua petinggi perusahaannya untuk membicarakan masalah peluncuran produk barunya yang kemungkinan besar akan diundur hingga waktu yang tidak ditentukan. Keputusan Glara tentu mendapatkan penolakan dari banyak orang karena bagaimana pun juga mereka sudah mempersiapkan moment yang tepat untuk peluncurannya dan sekarang Glara mengundurnya begitu saja. “Saya juga menyesali keputusan ini, tetapi saya tidak bisa berbuat banyak. tidak ada vendor yang bisa mengerjakannya dalam waktu semalam.” “Tetap saja, kita tidak bisa mengundur lagi. Kalau kita mengundur peluncurannya bisa-b
Read more

Mulai menemukan titik terang!

Sepanjang hari Glara terus teringat akan perbincangannya dengan Rose tadi. Ia mencoba mencari tahu produk yang batal diluncurkan beberapa tahun silam dan produk yang sama di perusahaan lain. Sudah lebih dari 3 jam Glara mengurung diri di ruang kerjanya dengan setumpuk berkas yang hampir menutupi wajahnya. Sayangnya, Glara tak juga mendapatkan petunjuk apapun tentang perusahaan yang Rose maksud. “Saya kurang tahu, Bu Glara. Yang saya ingat perusahaan itu memang selalu menjadi pesaing perusahaan kita.” Ucapan Rose terus terputar dibenaknya, hingga Glara semakin semangat mencari tahu siapa orang yang sengaja ingin menghancurkan perusahaannya. Glara berharap dari kejadian ini ia bisa membuka lebih banyak teka-teki yang selama ini selalu menghantuinya dan Bhuvi. Saat sedang fokus pada pencariannya, tiba-tiba ponsel Glara berdering panjang. Glara pun menatap layar ponselnya dan mendapati nama Bhuv
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status