All Chapters of Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga: Chapter 21 - Chapter 30

79 Chapters

Bab 21. Melacak Jejak

“Raul...” Terdengar suara seorang wanita memanggil Raul. Perlahan Raul menoleh, ia menatap wanita yang berdiri sambil tersenyum padanya. Raul tertegun, perlahan bibirya bergetar.“Elena ...” panggil Raul lirih.“Apa?!” teriak wanita itu. “Kamu kenapa, Raul? Elen, Elena dan Elena terus. Apa kamu masih mabuk?!”Raul terkesiap, ia memalingkan wajah dan mengusapnya dengan kasar. Lelaki itu menghela napas. ‘Astaga! ada apa dengan diriku? Kenapa aku selalu kepikiran Elena?’ Raul bergumam dalam hatinya, ia segera berdiri dari sisi tempat tidur.“Lo siento, Beatriz. Aku memang sedikit melamun,” jawab Raul datar. “Kamu sendiri, sedang apa di kamarku?”Beatriz yang semula ketus saat mendengar Raul memanggilnya Elena, kini kembali bersikap manis, ia tersenyum dan perlahan mendekati Raul.“Nggak apa-apa, Raul. Aku hanya sedikit terkejut, karena kamu selalu memanggilku dengan nama yang salah. Aku Beatriz Raul... Beatriz ....”Beatriz menyentuh pundak Raul dan berbisik di telinga lelaki itu sambil
Read more

Bab 22. Merasa Bersalah

“Bukan, bukan merek pakaian. Tapi saya mencari Elena Torres. Apa dia kembali bekerja di sini?”“Elena Torres?” gumam pelayan itu, “oh, jadi yang Anda maksud seseorang?”“Ya,” sahut Raul sambil mengangguk, “dulu, dia bekerja di sini.”“Dulu? Kapan itu, Tuan?” tanya pelayan itu mengerutkan kening, ia nampak bingung dengan pengunjung yang terlihat aneh itu.“Dulu ... Maksud saya sekitar 3 atau 4 tahun lalu,” jawab Raul.“Oh, itu sudah lama sekali, Tuan. Saya sendiri baru bekerja setahun di sini. Tapi seingat saya tidak ada karyawan yang bernama Elena. Apa mungkin orang yang tuan maksud itu sudah berhenti atau pindah?”Raul menjadi kesal, sepertinya tidak ada gunanya bicara dengan pelayan dungu ini. Lelaki itu mengedarkan pandangannya ke seluruh butik itu, entah mengapa bayangan Elena seperti sedang bermain-main di ingatannya.“Begini saja, saya ingin bertemu dengan manajer kalian, bilang pada manajer kalian kalau Raul Mendez ingin bertemu” ujar Raul datar.“Oh baik, Tuan. Kebetulan Bu man
Read more

Bab 23. Kericuhan Para Pelayan

“Baru sehari jadi nyonya Rodriguez sudah menghambur-hamburkan uang!” terdengar celetukan seseorang diantara kerumunan para pelayan.“Eh, kamu kenapa sinis begitu?” tanya pelayan lainnya.“Bukan sinis, tapi tuan besar kita sedang sakit, apakah pantas kita menerima hadiah dan bersenang-senang?”“Ya sudah, kalau menurut kamu tidak pantas, sini amplopnya buat aku.” Sambil berkata, Bellen merebut amplop yang dipegang Dona. Tentu saja Dona menjadi berang.“Heh pelayan kecil kurang ajar, kembalikan! Itu milikku!” Dona mengejar Bellen yang berlari-lari sambil meledeknya. “Awas kamu ya! Kamu itu pelayan baru, tapi sudah berani membuat gara-gara denganku.”“Loh, kenapa kamu marah? Bukannya tadi kamu bilang tidak pantas menerima hadiah? Jadi ya sini buat aku saja, karena kalau menurut aku sangat pantas dan wajar nyonya memberikan hadiah, sebagai rasa syukur karena pesta pernikahan kemarin berjalan sukses, dan itu tidak lepas dari kerja keras kita semua.”“Sok tahu, kamu anak baru kemaren, tahu
Read more

Bab 24. Siapa Yang Memberitahu?

Elena tertegun, apa sebenarnya tujuan wanita ini? Ia mencoba mengingat, Diego sepertinya tidak menyukai sepupunya ini, meskipun kelihatannya kalau Emma sangat peduli pada Diego.Bagaimanapun Elena harus hati-hati, karena ia belum tahu orang seperti apa Emma ini. Dan sebagai istri Diego, sudah pasti Elena harus berdiri di sisi suaminya, namun begitu ia akan berusaha untuk tetap bersikap netral pada Emma.“Ehm, belum terlalu lama sih,” jawab Elena sambil tersenyum, “Memangnya kenapa ya, Emma?”“Tidak apa-apa, hanya aneh saja, belum lama kenal kok mau saja menikah, memangnya kenal berapa lama? 3 bulan, 2 bulan, sebulan, seminggu, atau sehari?”Elena terdiam, namun ia mencoba menentang tatapan Emma yang sedang menyelidikinya, Elena kembali tersenyum, sedikit banyak ia bisa meraba tujuan Emma.“Masalah hitungan waktu, bulan, minggu atau hari, aku rasa itu nggak penting. Yang terpenting kami bisa saling nyaman satu sama lain sehingga bisa saling support.”Elena menjawab diplomatis yang memb
Read more

Bab 25. Tekad Membara

Elena tertegun, hampir saja ia menubruk Mia. Wanita itu pun mengatur napasnya untuk menetralkan kembali perasaannya yang berkecamuk.“Oh, Mia, kebetulan sekali, aku memang ingin bicara denganmu.”“Baik Nyonya, ada yang bisa saya bantu?” tanya Mia masih dalam sikap formalnya.“Apa Diego sudah bangun?”“Sudah, tapi sekarang sedang bersama tuan Mario.”“Aku ingin bicara denganmu, Mia. Ayo, ke kamarku.” Elena segera beranjak ke kamar pribadinya, Mia pun mengikuti.“Ada apa Elena, apa yang dikatakan nyonya Emma?” tanya Mia setelah mereka berada di kamar pribadi Elena.Elena menghela napas, ia menatap Mia dengan penasaran.“Mia, siapa saja yang tahu identitasku, asal usulku?” Elena langsung menanyakan kecurigaannya kalau identitasnya sudah tersebar. Mia tertegun, namun wanita itu menggeleng.“Aku kira hanya tuan dan tuan Mario yang tahu, karena beliau yang memegang data-datamu untuk mencatatkan dokumen pernikahanmu dengan tuan, disamping aku sendiri tentunya, memangnya ada apa, Elena?”“Apa
Read more

Bab 26. Malaikat Dalam Wujud Wanita

Elena tertegun, pasti yang dimaksud Diego adalah Emma, tapi bagaimana dia tahu? Bukankah saat Elena keluar tadi Diego sedang tidur? Apa Mario yang melaporkan?“Wanita itu? Maksudmu siapa, Diego?” tanya Elena pura-pura tidak tahu.“Siapa lagi kalau bukan perempuan itu, yang kemaren malam saat pesta berbicara padamu dan pura-pura perhatian padaku.”Diego berkata dengan acuh dan dingin, nampak sekali keengganan lelaki itu untuk membicarakan Emma.“Oh, maksudmu Emma?” sahut Elena, Diego mengangguk.“Tadi ada kesalahpahaman sedikit diantara para pelayan, sehingga timbul kericuhan.”Elena menceritakan apa yang terjadi diantara para pelayan itu, dan bagaimana sikap Emma yang begitu arogan kepada Mia dan para pelayan. Namun, Elena sengaja menahan diri dan tidak menceritakan mengenai pembicaraannya berdua dengan Emma ketika mereka duduk di sofa.Bukan maksud Elena untuk menyembunyikannya dari sang suami, namun, dikarenakan Elena belum tahu kondisi Diego yang sebenarnya, ia khawatir Diego akan s
Read more

Bab 27. Sebuah Fakta

“Apa itu, Nyonya?” tanya Mario penasaran. Elena menghela napas lalu menceritakan apa yang didengarnya dari Emma tentang Diego, juga apa yang dikatakan Mia, hanya saja, Mia tidak tahu dengan pasti apa penyakit yang diderita Tuannya.“Jadi, saya mohon. Tolong jelaskan secara detail mengenai penyakit yang diderita Diego, dan sebagai istrinya, saya berhak tahu, bukan?”Elena sedikit mendesak Mario, lelaki itu tertunduk sejenak namun kemudian ia menghela napas dan berkata dengan tenang kepada Elena.“Benar, Nyonya. Anda memang berhak tahu mengenai kondisi, tuan. Apa yang dikatakan Mia memang benar.” lagi-lagi pria itu menghela napas, sebelum melanjutkan kalimatnya.“Saya, Mia dan Jose adalah orang-orang lama yang bekerja di kediaman ini, dari nyonya besar Rodriguez, yaitu ibunda dari tuan Diego masih ada. Hanya, saya lebih mengurus hal-hal terkait bisnis dan semua hal tuan Diego sebagai asisten pribadi beliau.”Mario mulai bercerita, namun beberpa kali lelaki itu berhenti untuk menghela
Read more

Bab 28. Terungkap

“Bukti? Bukti apa?” tanya Elena penasaran.“Bukti keburukan nyonya Emma,” sahut Mario datar. Lelaki itu pun menceritakan tentang Emma Rodriguez.Ayah Emma adalah anak tidak sah dari kakek Diego yang terjadi di luar kesadarannya, karena saat itu sang kakek dijebak hingga berakhir dengan bermalam bersama seorang wanita penghibur. Dan sialnya, wanita itu hamil tanpa sepengetahuannya, dan baru diketahui setelah anak itu besar.Akhirnya sang kakek menerima anak itu namun tidak mengakui sebagai anak sahnya, sebagimana yang disyaratkan nyonya besar Rodriguez saat itu. Putra Rodriguez yang sah hanyalah ayah Diego.Baru setelah nyonya besar Rodriguez meninggal, sang kakek mengizinkan anak tidak sahnya menggunakan nama Rodriguez, itu pun dengan seizin ayah Diego.Bukan hanya itu, ayah Emma juga mendapatkan sebagian kecil dari harta Rodriguez sebagai kebijaksanaan, karena harta Rodriguez sepenuhnya jatuh ke tangan putra sah mereka, yaitu ayah Diego.Ayah Emma sendiri menerima dengan lapang dada a
Read more

Bab 29. Keberuntungan Dan Beban

“Apa?” tanya Mario spontan, pria itu tampak sangat terkejut. “Maksudnya bertemu di tempat khusus bagaimana, Nyonya?”Akhirnya, Elena pun menceritakan kepada Mario mengenai percakapannya dengan Emma. Memang benar, Emma seperti ingin memprovokasi dirinya, oleh karenanya Elena harus bersiap-siap.Untuk itu ia membutuhkan banyak informasi mengenai Emma. Elena tidak mau menjadi wanita bodoh seperti Clara yang mudah percaya begitu saja pada omongan Emma.“Hmm, jadi dia bilang begitu?” tanya Mario.“Benar, dia bilang akan memberikan aku imbalan dan bagian dari harta Rodriguez, asal aku mau bekerja sama. Aku tidak mengerti, apa kerja sama yang dia maksud?”“Lalu, di mana dia meminta Anda datang menemuinya, Nyonya?” tanya Mario ingin memastikan. Elena pun mengeluarkan secarik kertas yang diberikan Emma padanya.Mario tertegun membaca alamat yang tertera di kertas itu. Elena juga menjelaskan kalau menurut Mia cafe itu dulu milik Emma.“Benar, ini adalah salah satu aset milik keluarga Rodriguez,
Read more

Bab 30. Memberi Semangat

“Apa mungkin...?” Elena menatap wajah Diego, terngiang kembali semua cerita Mario tentang pria ini. Ia tak menyangka ada beban hidup yang sangat berat di balik pria yang sekilas terlihat tenang itu.Elena teringat kembali perjalanan hidupnya, rasa sakitnya, kehancuran hatinya. Tapi ternyata, semua itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan beban lelaki yang sekarang telah menjadi suaminya.Perlahan Elena mengelus wajah pria itu dengan lembut, “Diego, aku berjanji akan membantumu berjuang untuk keluar dari situasi ini. Kamu jangan khawatir Diego, keluarga Rodriguez akan mempunyai penerus. Aku akan berjuang untuk itu.”Elena berbisik lirih, suaranya nyaris tak terdengar. Sayangnya, dua bulir kristal bening bergulir cepat, melesat jatuh dan mendarat di wajah Diego.Perlahan Diego membuka matanya, Elena masih terbenam dalam lamunannya, tangannya masih menyentuh pipi Diego.“Kamu kenapa menangis, sayang?” tanya Diego lembut, membuyarkan lamunan Elena. Wanita itu terkesiap.“Oh, kamu suda
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status