Home / Fantasi / KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS: Chapter 151 - Chapter 160

162 Chapters

BAB 151 AKHIRNYA SAMPAI

Bukan hanya mampu menyembuhkan energi kehidupan Jatiagung, tetapi ramuan yang Arash berikan juga mampu mengembalikan penglihatan Jatiagung seperti semula. Jatiagung belum terbiasa, ia merasa silau ketika cahaya memasuki matanya. Jatiagung menunduk untuk membiasakan matanya melihat cahaya, ternyata dunia telah banyak berubah. Kini Jatiagung tersadar, mengapa ia dengan bodohnya membutakan matanya sendiri, menghilangkan bentuk nikmat dari Yang Maha Kuasa. "Arash, ayo kita berangkat ke tempat itu." Arash mengangguk, kini gurunya telah melihat dengan sempurna. Kali ini mereka tidak menggunakan peta yang diberikan oleh siluman Raja kera. Mereka menaiki Naga muda agar bisa sampai lebih cepat ke surga dunia.Jatiagung mengetahui tempat itu lebih dari apa pun, seperti kembali ke rumah yang telah lama ia tinggalkan. "Sraaaasssh!" Sebuah penghalang terlewati, sebuah dimensi yang berbedabegitu mereka memasuki sebuah hutan dengan cahaya hewan-hewan kecil spiritual. "Jika nggak mengetahu
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

BAB 152 PERTANYAAN UNTUK NORMAN

Naga muda mengangguk pelan, ia kemudian mengubah dirinya sedikit lebih besar dan menutupi Arash, Fatta, Jatiagung dan Mei Xue dengan sayapnya. Mereka kemudian menjadi tak terlihat karena Naga muda segera berkamuflase. Tak berapa lama, mereka mulai mendengar suara langkah kaki di sekitar rumah Norman. "Apa itu?" Arash bertanya dengan tatapan matanya dan mengapa mereka harus bersembunyi saat ini? Jatiagung hanya memberi isyarat dengan tangannya. Suara-suara itu masih terdengar mengelilingi rumah. "Apa mereka berada di dalam?""Tentu saja, mereka ada di dalam."Suara-suara itu terdengar berbicara dengan pelan. Namun Arash bisa mendengar meski nampak lirih. "Apa kamu sudah memasang mahluk yang bisa membuat mereka tidur?" tanya suara di luar. "Sudah, jadi tenang dan masuklah!"Beberapa orang nampak masuk ke dalam rumah, tampilan mereka masih sama seperti manusia pada umumnya. Sepertinya Norman berniat menjebak Jatiagung dan teman-temannya. "Sialan, di mana mereka?" tanya seorang pri
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

BAB 153 RENCANA BARU ARASH

"Mengapa kota pertengahan menjadi seperti ini? Apa kedua sekte kembali berperang?" tanya Jatiagung. "Mereka selalu berperang Jatiagung, hanya saja kali ini sepertinya mereka membuat kesepakatan yang saling menguntungkan buat mereka." Norman menjawab sembari mengunyah makanannya secara perlahan. Sulit menemukan nasi di tempat ini, ada banyak makanan nikmat. Tetapi, semua itu bukan berasal dari alam manusia seperti pada umumnya. "Kesepakatan? Apa kamu tahu kesepakatan seperti apa?" tanya Jatiagung lagi. "Sekte kegelapan akan meminta sekte bunga beracun untuk mengirimkan 10 wanita cantik selama 7 malam untuk melayani mereka, sebagai bayarannya mereka memberikan banyak sumber daya dan pangan untuk sekte bunga beracun." Arash, Fatta dan Mei Xue mendengarkan segala percakapan kedua sahabat lama itu. Sedangkan Naga muda sedang berjaga di luar rumah, karena hanya ia yang mampu melakukan kamuflase agar tidak ada yang menyadari keberadaannya. "Darimana sekte kegelapan mendapatkan
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

BAB 154 KEADAAN DI KOTA PERTENGAHAN

Mereka keluar dari rumah Norman ketika keadaan telah lebih baik, para warga di kota pertengahan beraktivitas seperti biasa dan tidak begitu peduli dengan keberadaan mereka. Kota ini nampak cantik, rumah-rumah di sini memang berukuran kecil. Dibuat dari bahan yang bukan kayu biasa. Kalau menatap ke arah selatan dan utara mereka bisa lihat kalau ada bangunan-bangunan megah yang menjulang tinggi. Bukan hanya itu, pemandangan pagi ini memang menggambarkan tempat ini seolah surga dunia. Karena ada bunga-bunga indah yang menghiasinya, ada pula batu-batu indah dengan nilai tinggi. Air yang mengalir deras seperti sungai-sungai kecil dengan aneka ikan hias di dalamnya. "Guru, batu apa ini?" tanya Arash, ia belum pernah melihat batuan indah yang ada di kota pertengahan. "Batu merah delima, jantung sang Naga." ketika Norman mengatakan itu Naga muda bereaksi. "Heh?!" "Hanya perumpamaan saja," Norman tertawa. Setelah itu Naga muda kembali berkamuflase dan bertengger di bahu Arash.
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

BAB 155 RATU SEKTE BUNGA BERACUN

Arash menahan kedutan di wajahnya, kalau bukan karena Fatta adalah pamannya, sudah pasti pukulan ini akan melayang kepadanya. "Paman!" protes Arash dengan mata mendelik. Fatta menahan tawanya, ia bahkan sedikit menjauh karena tak kuasa menahan tawa. Astaga! Arash sungguh menggemaskan di mata Fatta. "Mengapa Kakak jadi terlihat lebih cantik dariku?" protes Mei Xue. Bukannya senang, Arash malah memberi Mei Xue jitakan di kepala. "Aduh!" Mei Xue hanya bisa mengelus kepalanya kemudian mengikuti Arash tanpa berani mengejeknya lagi. Tidak berapa lama akhirnya mereka sampai di depan halaman sekte bunga beracun. Seperti namanya bunga beracun tersebar di mana-mana, dengan keindahan yang mampu menggoda siapa pun yang melihatnya. Ketika terhisap aromanya, seseorang bisa saja mati. Karena itulah Norman, Jatiagung dan Fatta hanya bisa melihat dari kejauhan. Hal tepat ketika mengirim Mei Xue yang merupakan siluman ular, sedangkan Arash, ia memiliki Elixir healing potion yang bisa ia m
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

BAB 156 GUA ILUSI

"Yah, hanya itu keinginan kami, makanan lezat, seperti yang aku lihat, kamu menggunakan kuas ajaib milik Raja Iblies, jadi aku juga tahu kalau benda itu nggak bisa digunakan oleh orang lain dan hanya bisa digunakan olehmu, benar bukan!" Anastasya duduk sembari menyilangkan kaki. Ia memakan buah di atas meja. Buah yang nampak bening, tidak seperti buah lainnya, lebih seperti agar-agar. "Katakan lebih dulu apa yang harus aku lakukan?" tanya Arash. "Kamu hanya perlu menahan makan dan minum, bukan hanya itu, setelah itu kamu nggak boleh bicara, meski kamu ingin bicara, bahkan di dalam hatimu." Anastasya melirik Arash, ia tahu kalau cara ini akan berhasil. "Dari mana aku tahu kalau cara itu berhasil? Kamu bisa saja membunuhku," tuduh Arash. Anastasya tergelak, "membunuhmu? Apa itu mungkin sedangkan di dalam tubuhmu sedang bersemayam Raja Iblies, anak muda aku nggak senekat itu ingin membunuhmu! Apa kamu nggak sadar kalau selama ini kedua siluman itu juga sedang mengikuti mu?" tanya Ana
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

BAB 157 NAFSU DIRI

Arash mengepalkan tangannya, ia merasa tak kuat dan ingin membuka matanya, ia ingin bertemu kedua orangtuanya. Hal yang wajar bukan? "Arash, mengapa kamu nggak membuka mata nak?" suara Rama lagi-lagi terdengar di telinga Arash. "Arash, maafkan ayah! Arash ...." Ketika Arash ingin membuka mata, kali ini suara Rama menghilang. Berganti dengan suara Fatta. "Arash, kamu mengapa ada di sini? Lama sekali paman menunggumu di luar!" "Arash apa yang kamu lakukan? Buka matamu, tempat ini aneh sekali! Arash!" "Astaga, ini yang nggak paman suka darimu! Kamu berbuat sesuka hatimu Arash!" "Arash, apa yang kamu tunggu, cepatlah kita pergi!" Kali ini Arash ingin membuka matanya, ingin memukul suara yang meniru suara Fatta. Haish! Arash benar-benar kesal, bahkan ketika ia mengomel seperti itu sangat mirip dengan pamannya. "Arash, cepatlah! Haish, karena inilah kedua orangtuamu meninggalkan kamu Arash, karena kamu sulit diatur!" Arash mengepalkan tangannya, saat ini rasanya ada kedut
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

BAB 158 PERMINTAAN IMELDA

Arash segera mengikuti Anastasya, ia begitu khawatir dengan keadaan teman-temannya. Jika apa yang Anastasya katakan benar, maka kemungkinan saat ini keadaan teman-temannya akan sulit. Mengingat begitu sulit mencari makanan di tempat ini. Arash dengan langkah yang terburu-buru mengikuti Anastasya dari belakang, tetapi betapa bingungnya Arash begitu mendapati teman-temannya malah makan dengan nikmat. Bahkan tidak terlihat kesulitan. "Ha! Apa yang baru saja aku khawatirkan?" gumam Arash kesal. "Arash! Akhirnya kamu keluar juga!" Fatta segera menghampiri Arash, begitu pula dengan Jatiagung dan Norman. Sedang Mei Xue segera berlari dan memeluk Arash, perasaan baru seminggu Arash berada di dalam gua. Mengapa mereka memperlakukan Arash seolah lama tak berjumpa. "Haish! Jangan memeluk seperti ini, sungguh memalukan." Arash berusaha melepaskan pelukan Mei Xue darinya, tetapi gadis muda itu masih mempererat pelukannya, ia menangis terisak di dalam pelukan Arash. Arash menatap F
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

BAB 159 FOTO PERNIKAHAN RAMA

Arash menatap foto itu dan mulai menggambar, "Nona, dari mana kamu mendapatkan benda seperti ini? Bukankah ini foto?" tanya Arash. "Aku punya seorang teman wanita, dia melakukan perjalanan sendirian, ia sampai di tempat ini, kamu lihat pria ini? Dia adalah kakaknya," jelas Imelda. Arash mengangguk paham, "aku tanya satu hal lagi, apa dia mendapatkan ini dari masa depan?" tanya Arash. Karena benda berupa foto itu hanya bisa di dapatkan dengan kamera saja. "Kamu benar, darimana kamu tahu? Aku nggak tahu lebih tepatnya seperti apa, yang jelas temanku menggunakan barang yang belum pernah aku lihat," Imelda nampak bersemangat. Baju pengantin yang Imelda minta telah selesai dibuat, setelah Imelda mencobanya semua orang terpana melihat baju pengantin itu. Baju pengantin tradisional yang nampak indah di tubuh Imelda. "Nona Imelda, kamu cantik sekali." Perkataan Arash itu disetujui oleh semua orang, begitu pula dengan Norman. Setelah giliran Imelda, sekarang Arash juga menggambar b
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Bab 160 SYARAT ARASH!

"Masuklah gadis-gadis cantik!" seorang pria penjaga membuka pintu yang merupakan ruangan khusus ketua sekte kegelapan. Ruangan itu begitu besar dengan beragam sajian menarik dari surga dunia. Begitu memasuki ruangan itu, awalnya Arash mengira mereka akan menemui para pria tua, nyatanya mereka adalah pria yang nampak masih berumur sekitar diawal 40an. "Plak!" seseorang bahkan memukul pantat Arash, membuat Arash tersenyum mengerikan. Ia bahkan ingin segera melayangkan tinjunya saat ini juga, tetapi Anastasya segera memegang tangan Arash. Begitu pula dengan Mei Xue, ia juga menahan tangan Arash. Sudut bibir Arash terasa berkedut karena memaksakan senyum di wajahnya. "Wah para gadis telah datang," pria-pria itu bersorak dan meminta penjaga pintu untuk menutup pintu."Cepat menari sayang!""Goyangkan pantatmu cantik!" "Tap!" setelah pintu tertutup, Arash berjalan perlahan ke pintu. Disana penjaga pintu mengira Arash mencoba menggodanya, ia tersenyum dengan lidah menyapu bibirnya. Te
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status