All Chapters of Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini: Chapter 481 - Chapter 490

516 Chapters

Bab 481. (PAULINE STORY) Aku Siap Dipanggil Papa

Sepulang dari rumah sakit, Xander mengajak Pauline makan siang bersama di sebuah rumah makan mewah, yang berada di hotel bintang lima. Xander membebaskan Pauline untuk memilih makanan apapun yang diinginkan gadis itu. "Makan yang banyak, kalau ada yang ingin tambah bilang saja," ujar Xander menatapnya. "Emmm ... aku tadi tidak salah pilih menu kan, Kak?" tanyanya tiba-tiba. Ia menatap menu makanannya dan menatap lagi menu makanan milik Xander. Laki-laki itu paham, ia langsung menggeser piringnya ke hadapan Pauline. Barulah gadis itu tersenyum padanya. "Tidak marah, kan?" "Tidak, Pauline..." Xander mengusap pucuk kepala Pauline dengan lembut dan penuh kasih sayang. Gadis itu memakannya dengan lahap, Xander merasa lega melihat Pauline yang sangat bersemangat seperti ini. "Pauline, aku boleh bertanya sesuatu padamu...." Gadis itu mengangguk. "Tanya apa?" Xander tersenyum tipis, ia mengulurkan tangannya menyilakan rambut Pauline lagi ke belakang telinganya. "Kalau misalkan kau
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 482. (PAULINE STORY) Tak Ada Laki-laki Setulus Xander

Tiga jam lebih Pauline tertidur dengan menjadikan lengan kanan Xander sebagai sandarannya. Pegal dan kebas Xander rasakan, tapi tak sedikitpun laki-laki itu mengeluh atau mengalihkan kepala Pauline yang bersandar padanya.Hingga tak lama kemudian, sebuah mobil masuk ke dalam pekarangan rumah itu. "Di depan ada mobilnya Xander, tapi kenapa sepi sekali..." Suara Exel terdengar, diikuti derap langkah kaki. "Pauline juga tidak ada, Sayang." Suara Hauri menyahuti. Sampai akhirnya Exel menoleh ke arah ruang keluarga. Di sana tampak Xander melambai-lambai tangan padanya. "Itu mereka di sana," ujar Hauri. Hauri dan Exel melihat Pauline yang tertidur dalam pelukan Xander. "Loh, kenapa dia bisa tidur di sini?" tanya Exel menatap adiknya. "Iya. Aku menemaninya, dia di rumah sendirian. Aku baru saja mengantarkannya ke rumah sakit, dia mengeluh perutnya terasa sesak," jelas Xander dengan suara berbisik. Perlahan-lahan, Exel menarik lengan adiknya. Namun kegiatannya justru membuat Pauline
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Bab 483. (PAULINE STORY) Laki-laki Jahat itu, Muncul Kembali!

"Seharian ini nanti, aku tidak akan bertemu dengan Kak Xander. Semoga perjalanannya ke luar kota berjalan dengan lancar." Pauline tersenyum manis duduk di taman kota mendongak menatap langit.Gadis itu kini sering pergi seorang diri tanpa pengawasan siapapun dan semuanya aman-aman saja. Di rumah terus menerus membuat Pauline merasa jenuh dan bosan. Pauline tertunduk mengusap perutnya dengan lembut. "Sayang, jangan sedih, ya ... orang yang biasanya suka menggodamu sekarang sedang pergi," ujarnya. "Dia tidak akan pergi lama-lama." Tak sekali dua kali Pauline selalu berbincang-bincang dengan bayi dalam kandungannya, karena ia yakin anaknya pasti akan mendengarkannya. "Om Xander memberikan nama Alicia untukmu, Sayang," ujar Pauline. "Alicia Bernadette?" Memikirkan hal itu membuat Pauline terkekeh gemas. Nama yang disiapkan oleh Xander untuk anak Pauline ternyata sangat lucu. Alicia adalah nama menggemaskan untuk anak perempuan. Pauline tidak sabar, ia ingin segera bertemu dengan a
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 484. (PAULINE STORY) Sayang, Aku Pulang..

Decakan sebal terdengar dari bibir Xander. Laki-laki itu menyergah napasnya panjang menatap layar ponselnya, sebelum ia menyugar rambut cokelatnya dengan kasar. "Kenapa dia tidak membalas semua pesanku sejak pagi," gerutu Xander bingung. "Tak biasanya Pauline mengabaikan pesanku." Laki-laki itu memijit pelipisnya dan duduk di dalam sebuah ruangan di kantor milik Kakeknya malam ini. Ditemani oleh Julius yang masih sibuk dengan beberapa berkas di hadapannya. Berbeda dengan Xander yang sejak tadi bingung dengan kabar Pauline. "Kenapa, Tuan? Sepertinya cemas sekali..." Julius menatap Xander. "Pauline tidak membalas satupun pesanku," jawab Xander. "Entah kenapa ... aku kepikiran dengannya." "Kenapa tidak coba Tuan hubungi saja?"Xander menghela napasnya pelan. Ia melirik ke arah jarum jam yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Menghubungi Pauline di jam malam seperti ini? Apa ia tidak mengganggu jam tidurnya?Apa boleh buat, rindu di hatinya tidak akan hilang bila ia hanya diam
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Bab 485. (PAULINE STORY) Laki-laki yang Tulus Mencintaiku

Ditemani oleh Xander sejak pagi, Pauline merasa jauh lebih tenang. Apalagi Xander sangat sabar menjaganya, dan mencoba mengalihkan kesedihan di hati Pauline. Gadis itu kini tengah berbaring di atas ranjang, demamnya masih belum turun sejak semalam. Xander duduk di samping Pauline dan menggenggam erat tangannya. "Kau tidak boleh demam lama-lama," bisik Xander mengecup punggung tangan Pauline. "Aku pulang untukmu..." Pauline menatap wajah tampan itu dengan tatapan sayu. "Kenapa pulang cepat? Kakak meninggalkan pekerjaan Kakak di sana?" tanya gadis itu. "Tidak. Aku pulang karena aku sangat merindukan kalian," jawab Xander. "Aku sangat merindukanmu, dan anak cantikku," bisik Xander mengusap lembut perut Pauline. Hal itu membuat Pauline merasa senang, sekaligus sedih. Bayangan kemarin masih jelas di depan matanya sosok Arthur yang muncul dengan wajah dingin tanpa rasa bersalahnya. Aleena mencekal tangan Xander yang menyentuh perutnya. Gadis itu menatap nanar langit-langit kamarnya.
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Bab 486. (PAULINE STORY) Terang-terangan Mencintaimu

Xander merasa sedikit patah hati setelah mengetahui kondisi Pauline. Gadis itu kehilangan keceriaan di wajahnya dan membuat Xander kepikiran. Apalagi saat gadis itu untuk kesekian kalinya mengatakan kalau Xander adalah laki-laki yang tidak pantas untuk Pauline karena kekurangan yang Pauline miliki. "Hahhh ... menyebalkan sekali laki-laki bernama Arthur Rowand itu! Seperti apa wajah bajingan itu!" seru Xander sembari meletakkan dengan kasar gelas berisi wine di tangannya. "Arthur Rowand itu cucu angkat dari keluarga Rowand, Tuan. Dia hanya boneka yang diperalat Keluarga Rowand untuk balas dendam, entah kesalahan apa yang pernah dilakukan Tuan Evan pada Keluarga Rowand, sampai Arthur melakukan hal itu pada Nona Pauline." Julius yang berdiri di sampingnya pun menjelaskan. Ekor matanya melirik Xander. "Tuan jangan minum banyak-banyak, Tuan sudah mabuk..." "Kepalaku pening, Pauline kembali ragu padaku!" Xander tertunduk mengusap wajahnya. "Tuan bisa kembali meyakinkan Nona Pauline. M
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Bab 487. (PAULINE STORY) Jangan Meragukanku, Pauline

Di hadapan Evan dan Elizabeth saat ini, Xander tampak tenang dan terlihat jelas wajah antusiasnya ingin mengajak Pauline pergi bersamanya. Evan tahu kalau Xander bukanlah pemuda yang suka macam-macam. Hingga ia tidak keberatan mengizinkan Pauline pergi dengannya. "Om titip Pauline padamu, Xander. Jaga putriku baik-baik," ujar Evan pada Xander. "Iya, Om. Jangan khawatir ... Pauline sangat patuh pada saya," ujarnya terkekeh.Mendengar hal itu, Pauline hanya diam dan berdiri di samping Xander sebelum laki-laki itu merangkul pundaknya. Ekspresi antusias di wajah Xander membuat Pauline terheran-heran. Semakin ia menjauhi Xander maka semakin pula Xander mendekatinya. "Ayo, kita berangkat sekarang," ajak Xander."Iya," jawab Pauline mengangguk. Gadis itu menatap Mama dan Papanya. Elizabeth hanya tersenyum seolah memberikan semangat pada Pauline. Mereka berdua pun bergegas pergi. Xander mengajak Pauline masuk ke dalam mobilnya. Laki-laki itu mengemudikan mobil miliknya dan sesekali mel
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Bab 488. ( PAULINE STORY) Mendapatkanmu

Pauline tidak tahu apa yang membuat Xander begitu keras kepala menyukainya. Bahkan setelah di taman tadi, kini Xander berniat mengantarkan Pauline pulang, tetapi cuaca buruk dan hujan turun sangat deras. "Hujannya akan turun sampai beberapa jam ke depan, pulang rumahku dulu, oke?" Xander menatap Pauline. Gadis itu mengangguk sambil mengusap kedua bahunya. "Iya, Kak. Udaranya sangat dingin..." "Kau kedinginan, hm?" Xander menatapnya lekat. Laki-laki itu menepikan mobilnya, ia langsung melepaskan mantel tebal yang ia pakai dan memakai pada Pauline. "Pakailah," ujar Xander dengan wajah cemas. Hanya anggukan kecil yang Pauline berikan sebagai jawaban. Gadis itu kembali memperhatikan Xander yang kini melajukan mobilnya lagi. Ekspresi cemas yang terlukis di wajah Xander membuat Pauline bertanya-tanya, apa kiranya yang membuat Xander selalu ingin menunjukkan pada Pauline bahkan ialah laki-laki yang cocok untuknya. Beberapa menit kemudian, mobil hitam itu sampai di kediaman Xander. R
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 489. (PAULINE STORY) Xander sang Ahli Mengejutkan

Rasa hangat menyelimuti, Pauline menarik selimut tebal dan lembut itu hingga menutupi lehernya. Gadis itu mengubah posisinya meringkuk ke arah Xander yang duduk di sampingnya, laki-laki yang memangku laptop itu menatap Pauline dan tersenyum. "Pulas sekali dia tidur," gumam Xander mengusap pipi Pauline dengan lembut. Gerakan lembut jemari itu membuat Pauline perlahan-lahan membuka kedua matanya berat. Seperti mengigau, gadis itu mendongak menatap Xander dengan mata kiyip dan menepuk bantal di sampingnya. "Tidur di sini, Kak," ujarnya dengan suara berat dan lemas. "Kak..." "Kau yakin?" Xander tersenyum tipis. Alih-alih menjawab, Pauline kembali memejamkan kedua matanya dan memeluk lengan Xander. Tentu saja hal ini menyenangkan untuk Xander, laki-laki itu langsung berbaring dan membiarkan lengannya dipeluk hangat oleh Pauline. Diam-diam Xander mengusap wajah cantik itu, perasaan Xander menjadi hampa saat ia mengingat gadis ini selalu membatasi dirinya. Namun, tiba-tiba suara ket
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 490. (PAULINE STORY) Kecupan yang Mengesankan

Sementara Pauline di dalam kamar, gadis itu terbangun saat menyadari ia tertidur tidak di kamarnya. Namun ia masih berbaring di atas ranjang besar dan nyaman itu. Bahkan Pauline masih memeluk bantal milik Xander dan diam mengerjapkan kedua matanya seolah mengumpulkan kesadarannya. Sampai pintu kamar terbuka dan tampak Xander masuk ke dalam sana. Laki-laki itu tersenyum manis pada Pauline. "Hai, Sayang ... kau sudah bangun?" sapanya dengan senyuman manis. Pauline menoleh dan ia mengangguk. Namun masih malas membuka mulut dan bangun, hingga Xander berjalan mendekatinya dan naik ke atas ranjang. Laki-laki itu mengusap gemas pucuk kepala Pauline dan mendekatkan wajahnya mengecup pipi Pauline sampai gadis itu menatapnya. Kedua mata Pauline menyipit seketika. "Kenapa main kecup-kecup!" serunya. "Kenapa memangnya? Mau protes, hm?" Xander semakin mendekatkan wajahnya. Pauline tersenyum dan mendorong wajah laki-laki itu. Ia tahu, Xander bukan orang lain yang harus ia beri peringatan wa
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more
PREV
1
...
474849505152
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status