Semua Bab Perjanjian Sebelum Cerai : Bab 101 - Bab 110

115 Bab

Bab 101. Sombong

"Syifa, aku ingin bicara denganmu lebih lama," ucap Ryan."Aku rasa sudah tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi," ucap Sabrina seraya berusaha melepaskan tangan dari Ryan.Sabrina sampai merasa kesakitan karena Ryan menggenggam tangannya dengan kuat, ia jadi teringat kepada Athar kembali. Andai ada lelaki itu di sini pasti ia tidak akan membiarkan Ryan melakukan hal seperti ini kepada Sabrina."Ryan lepaskan, tanganku sakit!" ucap Sabrina.Ryan merasa kesal karena Sabrina terus berusaha lepas darinya, dulu Sabrina adalah wanita yang lemah lembut dan selalu tersenyum manis padanya sehingga membuat ia jatuh cinta. Namun, kini Sabrina terlihat berbeda seakan tak ingin dekat dengannya.Ryan mengira jika Sabrina berubah karena kini sudah tahu bahwa dia adalah anak orang kaya, padahal Sabrina seperti itu, tidak mau dekat dengan Ryan karena luka hati yang pernah Ryan buat belum sepenuhnya sembuh dan Sabrina tidak mau berususan dengan lelaki itu lagi."Aku tahu sekarang kamu anak orang kay
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-05
Baca selengkapnya

Bab 102. Bunga Mawar Merah

Sabrina mengusap pergelangan tangannya yang terasa sakit karena Ryan, pertemuannya dengan mantan suami membuat ia sangat kesal. Ia sudah berusaha menyembuhkan luka hati karena pengkhianatan Ryan dan hinaan dari Dina dulu, tetapi kini luka itu sedikit tersenggol karena ucapan Ryan tadi."Ya, dulu aku selalu dihina orang, dipandang sebelah mata, dianggap anak yang tak jelas asal-usulnya. Hanya Athar yang mau berteman baik denganku, tapi sekarang setelah tahu aku anak orang kaya semua orang mendekat. Bahkan dia-mantan suamiku yang tak tahu malu ingin kembali," ucap Sabrina.Janda cantik itu jadi teringat dengan Athar, telponnya belum diangkat dan pesannya belum di balas. Ia menghela nafas memandangi nomor lelaki tampan itu dan memikirkan pertanyaan yang ia ucapan kemarin."Apa pertanyaanku pada Athar salah?" gumam Sabrina.Sabrina mencoba menelpon Athar kembali, tetapi panggilan itu tetap tidak diangkat membuat janda cantik itu menghela nafas dan meletakkan ponselnya."Sudahlah, mungkin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-06
Baca selengkapnya

Bab 103. Ungkapan Cinta

"Athar Aku pikir kamu marah sama aku," ucap Sabrina seraya berjalan cepat kearah Athar.Lelaki tampan itu tersenyum lalu memberikan buket bunga mawar merah yang besar itu kepada Sabrina, dengan perasaan sangat senang Sabrina menerima buket bunga yang ternyata cukup berat dan agak sulit ia pegang."Kenapa kamu gak angkat telpon dan tidak membalas pesan dariku?" tanya Sabrina."Sengaja, Aku ingin ngeprank kamu setelah itu pulang memberikan kejutan untuk kamu," ucap Athar."Yah kamu sukses nge-prank aku dan terima kasih untuk kejutan ini, cuma kamu yang ingat ulang tahun aku hari ini bahkan aku sendiri pun hampir lupa," ucap Sabrina.Wanita itu tersenyum sangat manis, ia mencium bunga mawar yang diberikan oleh Athar. Merupakan rasa kesal karena Ryan dan Reyhan kemarin, sementara Athar terus memandangi Sabrina dalam-dalam.Satu hari berapa jauh dari wanita cantik itu membuat Athar merasa sangat rindu, ia juga resah saat mendapat laporan dari orang kepercayaannya jika Sabrina didatangi dua
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

Bab 104. Sudah Lama

"Huh ... Dia melarang aku untuk dekat dengan Syifa pasti karena ingin memiliki Syifa dan harta yang kini wanita itu punya!" ucap Ryan.Dari kejauhan lelaki itu terus memantau apa yang dilakukan Athar, ia akui cara Athar mengungkapkan perasaannya cukup romantis dan ia tidak pernah melakukan hal seperti itu kepada Syifa sebelumnya.Ryan hanya bisa melihat dari kejauhan, sehingga tidak tahu apa jawaban yang diberikan Sabrina kepada Athar. Ia terus mengumpat menyebut nama Athar dan Syifa, tidak rela melihat mereka berdua bahagia karena kehidupannya kini sudah hancur dan ia sudah tidak punya apa-apa lagi di kampung selain rumah peninggalan ibunya. "Mereka nggak boleh bahagia sedangkan aku menderita, Athar tidak boleh memiliki Syifa," ucap Ryan. Ucapan lelaki itu ternyata didengar oleh seseorang yang juga sedang memperhatikan Athar dan Sabrina dari kejauhan. Orang itu lantas menepuk bahu Ryan hingga membuat lelaki tersebut terkejut."Kamu sedang membicarakan mereka? Apakah kamu kenal siap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

Bab 105. Dicelakai

Athar menambah kecepatan mobil yang sedang ia bawa untuk melihat apakah mobil di belakangnya benar-benar sedang mengejarnya, ternyata kecurigaannya benar mobil itu pun ikut menambah kecepatan dan terus mengejar mobil Athar."Siapa orang itu, apa yang ingin dia lakukan?" gumam Athar.Dua mobil itu terus kejar-kejaran di jalan raya, tidak peduli dengan pengendara lain yang merasa tidak nyaman dan beberapa kali terdengar bunyi klakson. Hingga akhirnya Athar melewati area yang cukup sepi dari kendaraan, mobil itu pun menyalip mobil Athar dan menghalangi jalan sehingga mobil Athar terpaksa berhenti."Apa mau orang ini?" gumam Athar.Lelaki tampan itu keluar dari mobil yang terkejut melihat orang yang keluar dari mobil yang sejak tadi membuntutinya, ternyata orang itu adalah Ryan mantan suami Sabrina. "Kamu rupanya! Apa maumu sampai mengejar ku seperti ini?" tanya Athar."Aku mau kamu mati, agar tidak ada yang menghalangi aku untuk mendapatkan Syifa kembali," ucap Ryan."Jangan mimpi, Syi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-08
Baca selengkapnya

Bab 106. Penjara

"Athar, kamu sudah bangun?" tanya Sabrina terkejut."Bahkan jika aku sudah mati pun akan bangkit kembali mendengar ucapanmu," ucap Athar."Kamu mengerjai ku ya! Kamu pura-pura koma biar aku khawatir ya!" ucap Sabrina seraya memanyunkan bibirnya."Aku tidak pura-pura, tadi aku memang baru sadar karena efek obat bius," ucap Athar.Athar menggelengkan kepala dengan lemah melihat tatapan Sabrina yang nampak tak percaya dengan ucapannya, sementara Satria tertawa kecil melihat keadaan tersebut. Mendengar tawa Satria membuat Sabrina menengok kearah saudara kembarnya itu dan sadar jika yang sedang mengerjainnya itu adalah saudara kembarnya sendiri."Ya aku memang membohongi mu, Athar tidak koma dia hanya belum sadar karena pengaruh obat bius. Aku sengaja berbohong karena ingin mendengar kejujuranmu, tapi ternyata Athar juga ikut mendengar hal itu," ucap Satria."Kak Satria keterlaluan!" ucap Sabrina masih merajuk."Kalau gak gitu kamu gak akan pernah jujur, lagipula bagus kan kalau sudah begi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-08
Baca selengkapnya

Bab 107. Pengejar Athar

Keesokan harinya, Athar sudah diperbolehkan untuk pulang karena sebenarnya ia tidak terlalu luka terlalu parah, lelaki itu masih diberi kesempatan untuk istirahat oleh Satria. Namun, karena tidak terbiasa berdiam diri di rumah akhirnya ia pun masuk kerja. "Kamu ini gimana sih, bukannya istirahat malah kerja. Apa kak Satria yang masak kamu buat kerja?!" tanya Sabrina.Wanita cantik itu langsung datang ke perusahaan saat tahu Athar bekerja, ia khawatir jika kondisi Athar masih lemah. Namun, dipaksa untuk bekerja oleh kakaknya. "Aku udah baik-baik aja, Syifa. Bukan Satria yang maksa, dia justru memberikan aku kesempatan untuk istirahat. Akan tetapi, aku nggak betah di rumah nggak ngapa-ngapain jadi lebih baik kerja," ucap Athar."Tapi kan kamu habis dioperasi, Athar! Gimana nanti kalau sakit lagi," ucap Sabrina."Kan yang dioperasi cuma bagian perut yang ditusuk, yang lainnya nggak sakit. Lagi pula aku bawa obat dari dokter kok, jadi nggak usah khawatir ya, Sayang!" ucap Athar.Sabrin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-09
Baca selengkapnya

Bab 108. Curhat

Sabrina memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Lidya, sementara Lidya yang tidak tahu jika Sabrina sedang membicarakan diri sendiri masih merasa santai."Saya yah kalau belum punya suami, terus pak Athar melamar saya. Gak akan banyak pikir saya pasti terima," ucap Lidya."Alasannya?" tanya Sabrina."Kenapa tanya alasan lagi, bukannya udah jelas terlihat pak Athar itu udah perfect banget, dia itu lelaki idaman semua wanita. Ganteng, punya jabatan yang oke, gak genit sama perempuan, gak sombong, Soleh, kalau jadi suami pasti bisa bikin bahagia," ucap Lidya."Sesempurna itu Athar di mata kalian, dia itu manusia biasa yang punya kekurangan," ucap Sabrina."Ya semua manusia gak ada yang sempurna dan punya kekurangan juga kelebihan, tapi kekurangan pak Athar sedikit dan hampir tak terlihat, sementara kelebihannya banyak dan membuat para wanita dengan mudah terpesona padanya," ucap Lidya.Telinga Sabrina merasa panas saat Lidya terus memuji orang yang kini selalu ada dalam pikirannya, Sabrina
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

Bab 109. Tak Sabar

Sabrina begitu terkejut saat masuk ke dalam ruangan Athar, lelaki itu sedang tidak memakai baju dan memeriksa bekas lukanya. Ia berjalan cepat dan duduk di samping Athar, meringis melihat bekas luka yang di tutup perban itu."Apa jahitannya bermasalah?" tanya Sabrina."Enggak, cuma sedikit gatal aja," ucap Athar seraya menarik kemeja berusaha untuk memakai nya kembali."Jangan bohong, sini aku lihat! Mungkin perbannya harus di ganti," ucap Sabrina."Memang iya, nanti setelah pulang kerja aku akan ke rumah sakit untuk ganti perban," ucap Athar."Kalau masih sakit harusnya gak masuk dulu, kamu bandel sih!" ucap Sabrina.Athar tersenyum mendengar ocehan wanita cantik tersebut, ia sama sekali tidak marah justru senang karena ocehan itu menandakan jika Sabrina mengkhawatirkan dirinya."Besok gak usah kerja dulu, aku akan bilang ke kak Satria," ucap Sabrina."Tapi banyak file penting yang harus aku bereskan, Syifa!" ucap Athar."Bisa di kerjakan di rumah kan! Nanti berkasnya juga bisa di ki
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

Bab 110. Meminta Restu

"Tidak tahu makanya lebih baik kamu datang dulu, mereka pasti terkejut karena tahunya kita hanya bersahabat," ucap Sabrina."HM ... Baiklah, besok aku akan bertemu kedua orang tuamu!" ucap Athar."Sekarang kamu istirahat dulu, oh iya ini salep yang untuk luka dari dokter aku simpan di kamarmu ya!" ucap Sabrina.Tanpa menunggu jawaban dari lelaki tampan itu Sabrina pun berjalan menuju kamar Athar, ia membuka pintu kamar yang tak di kunci. Begitu masuk kedalam kamar ia terkejut melihat fotonya yang di cetak besar menjadi penghias kamar itu.Athar menyusul langkah Sabrina dan hanya bisa terdiam di depan pintu kamar, saat melihat Sabrina terpaku memandangi fotonya sendiri di kamar itu."Apa ini alasannya kamu selalu mengunci kamar ini saat aku tinggal di sini dulu?" tanya Sabrina."Iya," jawab Athar singkat."Tapi waktu itu aku pernah masuk, foto ini tidak ada," ucap Sabrina."Aku sembunyikan di dalam lemari agar kamu tidak tahu," ucap Athar.Sabrina menghela nafas, lalu meletakan salep d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status