Semua Bab Rahasia di Balik Cadar Istriku: Bab 11 - Bab 20

24 Bab

11: POV Alinda Tasifa

Ditinggal oleh kedua orang tua saat usiaku masih belia bagaikan neraka yang kurasakan. Hidup serba pas-pasan masih membuatku bertahan. Tapi ketika harga diri dan kehormatanku dihempas jatuh, saat itulah aku kehilangan semangat untuk hidup. Pamanku, sosok yang seharusnya melindungiku pengganti Ayah justru membuatku menderita. Kehormatanku dirampas secara paksa, tak cukup sampai disitu, baj*ingan itu mencari keuntungan dengan menjual diriku. Harga diriku memang sudah tidak ada apa- apanya lagi. Hampir 2 bulan aku mengalami siksaan itu, barulah terbebas ketika bertemu seorang Dokter. Dr. Indra namanya. Awalnya kusangka dunia memang sudah gila karena uang bisa mengatur semuanya. Akhirnya pandangkanku berubah tentang itu ketika bertemu Dr. Indra. Menjadi wanita kuat dan tegar ternyata tak semudah itu. Terlepas dari siksaan Paman Bram tidak juga membuatku bahagia. Bayangan-bayangan malam kelam yang sempat kulalui berhasil mengusik mental dan jiwaku. Aku mengalami trauma yang hampi
Baca selengkapnya

12: Pov Melati Adista

Aku, Melati AdistaBagiku, Biantara Narendra adalah lelaki rupawan berhasil memikat hatiku dari awal sekolah menengah atas, berlanjut kejenjang kuliah. Sayang, komunikasi kami terputus, hingga beberapa bulan lalu kami bertemu kembali. Rasa cinta yang semula ada kini bersemi kembali bak lagu yang pernah didendangkan. Namun rasa itu menjadi kecewa ketika aku mengetahui Bian telah menikah. Dan aku tak terima itu semua. Aku pantas bahagia bersama lelaki yang paling mengerti akan diriku. Tapi ternyata Bian tak selemah yang aku kira, ia bisa melewati godaan yang kuberikan. Bahkan Bian tanpak marah ketika aku berlaku argesif padanya. Namun, bukan Melati Adista namanya jika tidak memiliki sejuta cara untuk mengikat Bian kembali. Apa pun caranya akan kulakukan. Mengatakan bahwa rumah peninggalan Papa dan Mama disita karena terlilit hutang pada Alex. Tentu saja itu semua tidak benar, hanya berupa kebohongan agar aku lebih dekat dengan Bian. Seperti dugaanku, akhirnya Bian masuk ked
Baca selengkapnya

13: Pov Biantara Narendra

Terhitung seminggu semenjak perdebatan singatku dengan Melati. Jika dihitung lamanya Melati menginap bersama aku juga Alinda, mungkin sudah hampir satu bulan.Perlakuan dinginku pada Melati bukan semata-mata karena desakan Alinda seperti yang dituduhkan Melati. Murni semua itu keinginanku, karena aku sadar imanku tak sekuat itu jika berlama- lama di dekatnya.Satu satunya cara agar berjalan seperti semestinya aku harus menghindar.Satu hal yang belum bisa kulakukan yaitu menyuruh Melati untuk segera mengunsi kekosan atau kontrakan yang jauh dari jangkauan Alex.Tapi Melati mengatakan ia belum siapa menjalankan seperti itu, masih takut bertemu dengan Alex. Aku tak terlalu mempermasalahkan itu, meskipun benar apa yang dikatakan Alinda.Kami butuh privasi dari orang luar. Meskipun bagiku Melati bukan orang asing lagi tapi tidak dengan Alinda. Mungkin saja Alinda masih terasa asing pada Melati."Mas berangkat dulu ya sayang!" pamitku pada Alinda sambil mengecup keningnya lama.Alinda bala
Baca selengkapnya

14: Menyadarkan Dan Membongkar Kebusu*kan

#BismillahRahasia Dibalik Cadar Istriku 14Mataku mengerjab sambil memijit dahi pelan sebab terasa sakit apalagi saat mengingat apa yang terjadi beberapa jam yang lalu.Mengingat sikap Melati kali ini membuatku sungguh muak padanya. Murahan! Mungkin binatang har*am lebih mulia dibandingkan kelakuanya.Untung Alinda cepat datang, jika tidak entah apa yang terjadi? Mengingat istriku itu aku segera mencarinya. Memang setelah kejadian tadi aku tertidur karena kelelahan."Aman Bun, Allhamdulilah. Alin bisa mengatasinya." Saat melangkah kekamar mandi di dalam kamar ini aku mendengar suara Alinda berbicara sepertinya dengan Bunda."Terimakasih ya Bun! Untung dari awal Alin sudah memberi tahu Bunda tentang kedekatan Mas Bian sama temanya itu. Mungkin insting seorang istri ya Bun, karena dari awal Alin sudah mencium bau-bau tidak enak."Aku menatap punggung Alinda tak menyangka ternyata ia telah memberi tahu Bunda tentang kedatangan Melati kerumah ini.Padahal aku telah mengatakan padanya ag
Baca selengkapnya

15: Melati Pergi

#BismillahRahasia Dibalik Cadar Istriku 15Beberapa saat ruang tamu yang diisi empat orang manusia terasa tak berpenghuni pasalnya satu pun dari mereka tak ada yang mau membuka suara.Namun, selang menit kemudian terdengar suara isakan Melati. Bisa kulihat setengah merangkak ia mendekati kearahku, hingga kini posisinya tepat sejajar dengan lututku.Menepis kasar tangan Melati ketika ia ingin menyentuhku. Kali ini kesalahan Melati sudah tidak bisa diterima oleh kepala dingin."Bi! Tolong jangan seperti ini. Aku benar-benar khilaf!" Mendengus muak melihat Melati masih mencoba membela diri."Aku tahu. Karena dalam otakmu hanya berisi kesalahan demi kesalahan, kamu terus beralasan semua itu khilaf. Jadi, aku tahu kali ini kamu juga khilaf," kataku berang."Jadi kamu uda memaafkan kesalahan aku kan Bi?"Bunda dan Alinda langsung menoleh kearahku, seolah mereka juga penasaran menunggu jawaban dariku."Kata maaf tidak bisa merubah apa yang telah kamu lakukan, menjijikan sekali. Bahkan melih
Baca selengkapnya

16: Tidak Bisa Punya Anak?

#BismillahRahasia Dibalik Cadar Istriku 16Terhitung angka pernikahanku dengan Alinda sudah menginjak angka satu tahun. Pahit dan manisnya telah kami tempuh dan kami lalui bersama.Semenjak kepergian Melati dari rumah kala itu, aku tidak pernah lagi mendengar kabar dan bertemu denganya. Tentu saja aku bersyukur, tidak akan ada lagi pengusik rumah tangga kami.Satu hal yang belum terwujud yaitu seorang anak diantara aku dan Alinda. Mungkin jika sudah kami miliki, kebahagiaan kami akan sempurna.Pagi ini aku dan Alinda telah bersiap kerumah sakit untuk mengecek kesehatanku dan Alinda. Apakah aku atau Alinda terjadi sesuatu pada kesuburan kami. Atau bisa jadi keduanya.Bunda mengengam tangan Alinda erat seolah menguatkan. Memang akhir pekan Bunda sering menginap disini, tentu saja aku dan Alinda senang mendengarnya. Sebab dari awal kami telah mengajak Bunda untuk tinggal satu rumah, tapi beliau menolak karena tidak bisa meninggalkan rumah masa kecilku itu. Karena terlalu banyak kenanga
Baca selengkapnya

17: Hami*l?

#BismillahRahasia Dibalik Cadar Istriku 17"Tunggu! Dia keponakan saya. Biarkan saya yang akan mengurusnya!"Menepis kasar tangan itu ketika ia ingin menggapai Alinda. Dengan cepat kumasukan Alinda ke dalam mobil."Jangan pernah befikir untuk menyakiti istri saya," tekanku berapi-api sambil melayangkan tatapan tajam padanya. Jika tidak mengingat kondisi Alinda sudah kuhajar ia habis-habisan."Istri?"Tanpa memperdulikan raut terkejut dari Bram aku segera melajukan mobil ke rumah sakit.Setelah sampai aku langsung membawanya keruangan Dr. Indra, tapi ternyata Dr. Indra tidak ada melainkan seorang Dokter muda."Tolong periksa istri saya Dok, dia mengalami sesak nafas," pintaku padanya.Dokter itu mengganguk kemudian menarik masker menutupi wajahnya, tidak ada senyum terukir disana hingga terkesan angkuh. Pantaskah aku mengatakan ia Dokter yang sombong?."Anda istrinya?" pertanyaanya membuyarkan lamunanku. Mengganguk singkat, kemudian duduk dihadapanya tanpa diminta.Sebelum itu sempat
Baca selengkapnya

18: Fakta Bahagia Dan Mengejutkan

"Selamat Pak, Bu. Kandungannya sudah jalan satu minggu. Karena masih sangat mudah jauhi dari beraktivitas membuat Ibunya kelelahan ya!."Sejenak aku mematung dengan mata berkaca - kaca seolah tak percaya. Benarkah ini nyata atau mimpi, jika ini mimpi biarlah selamanya seperti ini."Mas.." panggil Alinda dengan mata berkaca - kaca.Alinda mengengam tanganku, kehangatan yang diberikanya membuatku sadar bahwa ini nyata."Allahamdulilah! Terimakasi sayang!" ucapku dengan rasa senang ambil menc*iumi seluruh wajah Alinda."Terimakasih kembali Mas."Setelah diberi obat dan penjelasan terkait kesehatan Alinda bersama calon anak kami. Aku dan Alinda segera pulang. Sudah tidak sabar ingin memberi tahu Bunda berita bahagia yang sudah lama kami tunggu - tunggu."Apa? Ham*il!" kata Bunda berteriak girang sejurus kemudian beliau langsung memeluk Alinda sambil membisikan ucapan terimakasih.Aku ikut tersenyum haru dan bahagia, kini keluarga kami benar benar telah lengkap tinggal menunggu kelahiran
Baca selengkapnya

19: Mencari Solusi

Mas! Aku lihat kamu akhir - akhir ini sering melamun deh! Kenapa?. Seharusnya senang karena ngak lama lagi keluarga kita akan lengkap," ucap Alinda. Berhasil membuyarkan lamunanku.Menampilkan senyuman kemudian mendekat pada Alinda. "Mas ngak sedang melamun, cuma kepikiran sama tugas kantor yang akhir - akhir ini menumpuk," kataku menyakinkan Alinda, benar saja Alinda mengganguk percaya.Padahal aku sedang memikirkan Pamanya, Bram Wijaya. Selain memukirkan ucapan sekaligus fakta yang ia katakan aku juga berfikir bagaimana membuat ia tidak pernah bertemu dengan Alinda.Meskipun itu mustahil apalagi setelah mendengar ancamanya ketika di lobi kantor tadi. Dari penampilanya sosok Bram tak pernah main - main dari apa yang ia katakan.Tapi setidaknya jika Bram dan Alinda bertemu jangan sekarang, setidaknya sampai anak kami nanti lahir kedunia.Aku tak mau kondisi Alinda memburuk dan berakibat fatal pada calon anak kami. Apalagi dengan kondisi Alinda seperti yang dikatakan Dr. Indra.Sangat
Baca selengkapnya

20: Penuh Kejutan

Aku menatap kearah Dr. Liona dengan perasaan kesal luar biasa. Bukanya tadi ia membawaku kesini untuk makan dan juga berdiskusi masalalu Alinda.Tapi hampir 10 menit berlalu ia tak kunjung buka suara, ia makan dengan tenang tanpa mengubris siapa pun. Termasuk menawarkanku untuk ikut makan juga tidak. "Allhahdulilah! Sudah selesai." Aku semakin kesal ketika Dr. Liona memandangiku tanpa rasa bersalah atau merasa tidak enak. Padahal ia makan sudah sangat lama walaupun hanya menghabiskan nasi goreng yang ukuranya tak seberapa."Kenapa tidak bicara? Apa perlu saya lebih dulu bersuara?""Saya punya adab. Menghormati ketika orang makan." Dr. Liona mengganguk singat seolah tak peduli."Yang saya ketahui Alinda mengalami trauma berat akibat masalalunya. Setahu saya sudah hampir beberapa tahun yang lalu Alinda keluar dari masa pengobatanya, karena sudah clear.. Intinya Alinda telah sehat berhasil melalui masa traumanya dengan baik. Lalu apa lagi yang perlu dipermaslahkan?""Dokter ingat saat s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status