Semua Bab Kembalinya Istri yang Dikhianati: Bab 11 - Bab 20

25 Bab

11) Membalas Hal yang Sama

BREAKING NEWS"Mengejutkan! Inilah sosok putri kandung Prasetyo Raharja yang Selama Ini Disembunyikan""Cantik, Anggun, dan Berprestasi: Intip Profil Lengkap Clara Queenza Raharja! Putri Pertama Prasetyo Raharja""Pertama Kalinya Muncul di Publik Setelah Menikah, Kemanakah Putri Prasetyo Raharja Selama Ini?""Cantik dan Tampan! Pasangan Clara dan Adam Tengah Ramai Diperbincangkan: Perjodohan Sejak Kecil?""Masih Menjadi Misteri, Penyebab Pernikahan Clara dan Adam Tidak Dipublikasikan!""Telah Menjadi Besan! Keluarga Fahreza dan Raharja Siap menggelar Resepsi Pernikahan Putra dan Putri Mereka"***Clara menutup portal berita di ponselnya. Tersenyum kecil melihat sebagian berita berisi dengan hal-hal positif tentang dirinya. Syukurlah, kejadian buruk dan hujatan di kehidupan lalu tidak lagi terulang di kehidupannya sekarang. "Sibuk banget, kenapa sih?" Adam yang saat ini tengah libur, memilih duduk di samping
Baca selengkapnya

12) Gosip Hangat

Tring tring tringNotifikasi dari aplikasi lovegram, membuat Rania mengerutkan kening. Tidak biasanya ia mendapat notifikasi beruntun saat tidak mengunggah apapun di aplikasi tersebut. Rania yang telah membaik, segera membuka aplikasi tersebut, guna melihat notifikasi yang cukup mengusiknya sedari tadi. DegRasa terkejut dan takut begitu mendominasi. Terlebih setelah ia melihat notifikasi dari salah satu postingan yang juga telah dibagikan oleh beberapa akun gosip. Bagaimana mungkin foto dirinya dan Andra tadi malam tersebar begitu saja?"Enggak mungkin. Bagaimana bisa ini terjadi? Seharusnya bukan begini kan? Seharusnya yang ada diposisi sekarang adalah Clara, bukan aku," gumamnya. Saat tengah kalut dengan pikirannya sendiri. Ia dikejutian dengan dering ponselnya. Di sana tertera nama sang mama yang tengah menelpon. Sudah dapat ia duga, kemungkinan terburuk adalah mamanya telau mengetahui berita ini. ***"Halo Ma," sapany
Baca selengkapnya

13) Adam Tahu

"Maksud Kakak apa?" tanya Rania pada akhirnya. "Saat itu aku takut jika mama dan papa masih sibuk. Lalu, soal tante Rena, kami memang sangat dekat. Namun, aku sungkan jika terlalu banyak merepotkan tante.""Oh iya? Bukannya waktu itu ...." belum sempat Clara melanjutkan perkataannya, tetapi lebih dulu dipotong oleh Vina."Clara cukup! Apa yang dibilang oleh Rania memang benar. Lagian sudahlah, masalah ini mama kira cukup sampai di sini aja. Jangan diperpanjang! Untuk kamu Clara, mama tahu sampai sekarang kamu masih sulit menerima kami, tapi tolong jangan selalu mengusik Rania dengan pertanyaan-pertanyaan kamu yang seolah memojokkan dia seperti itu.""Mengusik? Bahkan aku bela-belain waktuku untuk menjaga Rania di sini. Aku sampai menahan lapar, karena khawatir tidak ada yang menjaga Rania. Apa hanya karena aku khawatir dengan dia, dan mengintrogasi dia dengan laki-laki ini, mama bilang aku mengusik?" Adam yang berada di samping istrinya itu mengu
Baca selengkapnya

14) Jadi Manajer

Seperti yang telah disepakati sebelumnya, hari ini Clara akan mulai bekerja di perusahaan milik papanya, Raharja Group. Meskipun sebenarnya ia enggan untuk posisi yang dipilihkan, yaitu sebagai seorang manajer. Terlebih manajer pemasaran. Dia, hanya takut, jika posisinya yang cukup tinggi itu akan menjadi bahan gunjingan bagi karyawan lain. Hal ini juga sempat ia utarakan kepada sang papa juga suaminya. Namun, respon mereka justru berbeda dari yang ia bayangkan. Papanya menjawab, jika posisi manajer sudah sangat pantas baginya yang merupakan putri keluarga Raharja, lulusan S2 luar negeri, dan memiliki pengalaman dalam bidang marketing. Lalu, respon sang suami juga hampir mirip dengan papanya, ia berkata jika seharusnya sebagai putri pertama keluarga Raharja dia harus bisa membuktikan jika memang pantas dan bisa berada di posisi atas. Jawaban dari mereka berdua sebenarnya memang tidaklah salah. Karena, ini juga salah satu keinginannya. Hanya saja, ia pikir, bisa b
Baca selengkapnya

15) Rencana Jahat

"Ada apa Clara?" tanya Prasetyo dengan heran. Pasalnya masih sepagi ini, dan diapun baru masuk ke ruangan. Namun, kenapa Clara justru datang menemuinya? Apakah putrinya itu mengalami kesulitan. "Emm, ada yang ingin aku bicarakan dengan Papa, sekalian paman Roni juga," ucapnya seraya duduk di kursi yang berseberangan dengan tempat duduk Prasetyo.Sedangkan Roni, ia masih diam, dan berdiri di samping atasannya itu. Segera Clara menyerahkan sebuah map yang sedari tadi ia bawa kepada Prasetyo. Bukanya langsung dibuka, Prasetyo sendiri justru hanya memegang map itu dan menatap putrinya. Hal itu tentu saja membuat Clara merasa bingung. "Apa kamu menemui kesulitan?""Bukan itu Pa, tapi Clara ingin minta izin untuk melakukan beberapa perombakan terkait promosi Resort terbaru kita.""Oh iya? Kenapa? Bukannya detail pembukaan dan promosi sudah baik, lalu apa yang ingin kamu tambahkan lagi?""Setahu aku, Resort itu belum selesai pembangun
Baca selengkapnya

16) Rapat

"Aku tidak mengerti, kenapa bu Clara justru mengubah konsep yang sudah kita rancang sedari dulu, bahkan saat Resort baru saja dibangun. Apa dia tidak tahu bagaimana susahnya kita merancang ini semua?"Pagi ini, para staf di Divisi Pemasaran dibuat heran dengan tindakan manajer mereka. Bisik-bisik ketidaksukaan mereka akan keputusan sepihak ini, bahkan telah sampai di telinga Ratih. Baru saja perempuan itu meninggalkan ruangan staf–bahkan belum sampai 15 menit, tetapi ia terus menerima laporan seperti ini. Sedangkan itu, di ruangan para staf Divisi Pemasaran, mereka terus saja melayangkan ketidaksukaan dengan tindakan Clara. Hingga tanpa sadar, jika Ratih kini telah berdiri di belakang mereka. Tentu saja ia dapat mendengar kata-kata mereka yang kurang pantas jika ditujukan oleh atasan sekaligus putri dari pimpinan. "Ehem." Ia pun berdehem, untuk mengalihkan perhatian mereka. Benar saja, seketika mereka pun diam. Meskipun dalam diamnya, tetap menunjukkan r
Baca selengkapnya

17) Sifat yang Mirip

Kembali, mereka terlihat saling pandang, sebelum akhirnya salah satu dari mereka berbicara, "Saya pribadi setuju dengan usul bu Clara. Sebelumnya kita memang teledor dengan tidak memerhatikan setiap sisi dengan detail. Menurut saya, apa yang disampaikan oleh bu Clara, adalah ide yang bagus.""Ya, saya juga setuju.""Saya juga.""Kami juga setuju."Mendengar mereka yang menyetujui pendapatnya, membuat Clara tidak bisa lagi menahan senyum. Akhirnya, rencana yang ia pikiran dari kemarin, bisa diterima dengan baik. Meskipun harus melalui pro dan kontra terlebih dahulu. "Baiklah, terima kasih semuanya. Nanti tim dari Divisi Pemasaran akan membuat ulang konsep pembukaan Resort ini, juga dana tambahan yang harus kita keluarkan. Untuk selanjutnya, saya akan membahas konsep ini bersama pak Roni, dan akan kami informasikan lebih lanjut." Hampir semuanya tampak mengangguk, tanda setuju, kecuali satu orang yang berada di ujung meja. ©©©©©©
Baca selengkapnya

18) Bibit Pelakor

"Yaudah ayo, gue penasaran banget soalnya." Segera Vania dan Rania melangkah mendekati kerumunan itu. "Permisi, tolong beri jalan dong." Tanpa sadar badan Vania terdorong seorang perempuan di sampingnya. Hal itu tentu saja sempat membuat Rania ikut oleng. "Lo kalau jalan lihat-lihat dong. Kalau gue jatuh terus muka gue lecet gimana? Lo mau ganti rugi sama Brand Ambassador yang udah endorse gue!" bentak Vania kepada seseorang itu. Hal ini tentu saja membuat kerumunan seketika hening, dan menjadikan ketiganya pusat perhatian. "Yaelah, Mbak. Namanya juga tempat ramai pasti ada aja yang kedorong. Lebay banget sih. Lagian, situ baru pertama kali minta foto artis ya? Makanya norak banget. Cuma kedorong dikit aja juga.""Lo benar-benar ya! Lo enggak tahu siapa gue?""Udah stop! Bisa enggak, jangan berantem di sini? Gue di sini karena mau menyapa kalian, bukan malah mendengarkan keributan kalian." Mendengar itu, kini semua kembali menatap ke a
Baca selengkapnya

19) Batalnya Kerja Sama

"Apa? Kontrak saya dibatalkan?"Saat ini Vania dan manjernya tengah bertemu dengan dua orang perwakilan dari Raharja Group. Ratih, asisten manajer divisi pemasaran juga salah seorang dari staf divisi keuangan. Karena, setiap kerja sama dengan publik figur atau hal-hal yang berhubungan dengan promosi dan pemasaran, akan melaluinya terlebih dahulu. Tentunya setelah mendapat izin dari manajer. "Kenapa? Bukannya kita sudah sepakat untuk tanda tangan kontrak hari ini?""Sekali lagi kamu mohon maaf Mbak Vania. Namun, ini sudah menjadi keputusan perusahaan. Ada beberapa hal yang kami pertimbangkan kembali, dan keputusannya adalah mengakhiri kerja sama kita.""Enggak bisa gitu dong. Ini namanya tidak profesional. Saya bisa saja memviralkan sikap buruk perusahaan kalian.""Bu Ratih, apa tidak bisa dipertimbangkan lagi? Alasan ini benar-benar tidak masuk akal. Saya rasa Vania cukup kompeten untuk bekerja sama dengan Raharja Group dalam mempromosik
Baca selengkapnya

20) Makan Malam

"Kamu apa-apaan sih. Mama baru aja mau pergi dengan Rena, ini juga demi kamu. Sekarang, kenapa malah kamu nyuruh mama datang ke sini," ucap Vina saat ia baru saja memasuki ruang VIP di sebuah Restoran yang telah dipesan Rania. "Duduk dulu Ma. Ada hal penting yang harus kita bahas, dan ini enggak bisa ditunda.""Yaudah cepetan. Kamu mau bahas apa?""Rencana kita untuk melemahkan promosi dan citra Resort papa, semuanya gagal total." Satu kalimat yang membuat Vina tertegun. Matanya terbelalak, seolah tidak percaya dengan perkataan putrinya."Gagal total gimana maksud kamu?""Mereka membatalkan kerja sama dengan Vania, juga konsep dari Resort yang diubah keseluruhannya.""Gimana bisa? Padahal sebentar lagi seharusnya Resort sudah selesai kan? Lalu, kenapa mereka membatalkan proyek ini untuk Vania?"Rania menghela napasnya perlahan. Ia mulai menceritakan semuanya kepada sang mama. Berdasarkan penjelasan dari Vania juga seseo
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status