Qairo duduk tidak tenang di kafe rumah sakit. Ia sudah menunggu Keyla selama dua jam. Ia terus menata meja agar terlihat rapi dan enak dipandang ketika Keyla datang. “Kak,” “Eh, Key, kamu udah istirahat.” “Maaf ya lama.” “Gak papa. Duduk, Key,” Qairo menarik kursi untuk Keyla. “Makasih, kak.” “Kamu mau makan apa?” “Aku minum aja, kak, aku udah makan kok.” “Oh gitu.” Setelah memesan, Qairo terus menatap Keyla dengan full senyuman. Keyla yang melihat itu keheranan sendiri. “Kakak kenapa?” “Key, aku bawa kabar baik buat kita.” “Apa, kak?” Qairo mencondongkan badannya ke meja, “Mama bilang akan mempertimbangkan untuk terima kamu.” Keyla mengernyit, “Terima aku? Sebagai.... apa?” “Menantu.” “Oyah?” tanya Keyla tak percaya. “Iya. Aku udah ngomong sama mama tadi. Katanya kita cuma perlu dapet restu om Pras dan Arial, karena mereka papa dan kakak kamu. Itu selagi kamu belum ketemu sama orang tua kandung kamu.” Wajah Keyla berubah mendung, “Aku kayaknya gak
Last Updated : 2024-10-08 Read more