All Chapters of Skandal Panas: Dari Musuh, Jadi Butuh: Chapter 41 - Chapter 50

113 Chapters

Bab 41. Surat Wasiat dan Pengusiran

“Tolong jaga sikap Anda, Nyonya!” Orion segera menangkis tangan Ameera yang hendak menampar Ama. Ia lalu melirik ke arah sang istri, wanita itu hanya diam saja seolah tak terganggu dengan tingkah si ibu tiri yang sedikit anarkis.Orion tahu jika Ama pasti belum bisa menerima kepergian Akbar. Dan, inilah waktunya ia sebagai seorang suami selalu berada di sisi sang istri. Karena bagaimanapun juga, Ama sekarang menjadi tanggung jawabnya.“Kamu!” Suara Ameera terdengar penuh benci padanya. “Kamu pasti sudah berkomplot dengan wanita sialan itu, kan, buat mengambil alih semua harta suamiku?” Wanita tua berteriak keras sambil menunjuk-nunjuk ke arahnya. Orion menyeringai lebar. Ia tidak tahu jika akan ada masa di mana ia berurusan dengan seorang serakah seperti Ameera. Lelaki itu sama sekali tak gentar dipelototi oleh wanita tersebut. Baginya, melindungi Ama sekarang jauh lebih penting dari segalanya.“Mau berkomplot atau tidak, itu bukan urusan Anda. Yang terpenting sekarang Anda harus me
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Bab 42. Gugatan

Desas-desus di perusahaan itu pun langsung berembus kencang setelah kedatangan Karina dan Ameera dalam rapat pemegang saham. Siapa sangka jika selama ini, Ameera diam-diam mengambil beberapa persen saham milik Akbar tanpa sepengetahuan pemiliknya.Bukankah Ameera sangat licik?Wanita itu begitu pandai dalam mengatur siasat hingga selama hidup dengan Akbar, pria tua itu tak pernah memergokinya. Ameera begitu leluasa menggerogoti sedikit demi sedikit harta milik ayah Amalthea, apalagi pada saat sang suami sakit.Jadi, tidak heran jika Ameera kini bisa duduk bersama dengan para pemegang saham di ruangan rapat tersebut. Baginya, 5% yang diberikan oleh mantan suaminya itu adalah sebuah penghinaan. “Jadi, apa kita bisa mulai sekarang rapatnya?” Ameera menyeringai penuh kemenangan di hadapan Ama, atau mantan anak tirinya.***Hal ini sempat membuat Ama terkejut ketika mengetahui nama mantan ibu tirinya itu berada dalam daftar. Namun, wanita muda itu selalu pandai dalam mengatur ekspresi waj
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Bab 43. Tumbal Orion

Rapat hari itu pun diakhiri dengan kemenangan Ameera. Ama kembali ke ruangannya dalam keadaan shock. Ia yang dibantu jalan oleh Orion sampai tak habis pikir. “Bagaiman bisa nenek lampir itu memiliki saham sebanyak itu? Padahal, aku yakin ayah tak mungkin memberikan semua itu secara sukarela.” Ama bergumam dengan tatapan kosong.Kini, ia berada di ruangannya bersama sang suami. Setelah rapat, ia langsung menyuruh Toro yang dibantu Farah untuk menyelidiki Ameera lebih dalam lagi.Selama ini, Ama tidak pernah tahu jika ibu tirinya akan menggerogoti harta mereka sampai sebanyak itu. Untung ketahuan sekarang, kalau besok-besok? Bisa habis semua saham miliknya. “Apa yang sedang kamu pikirkan, Sayang?” Orion memeluknya dari belakang.Ama menghela napas dan membiarkan tubuhnya bersandar di dada bidang sang suami. Tatapannya lurus ke balik jendela besar di mana pemandangan kota tersaji dari gedung pencakar langit miliknya. “Aku gak nyangka jika wanita itu bisa memiliki saham di perusahaan b
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Kamu Cerai, Aku Beri

Orion masih berdiri diam di depan sebuah cafe. Ia terlihat ragu antara masuk, atau kembali ke mobilnya. Akan tetapi, janjinya kepada sang istri untuk membantu membuat ia harus berada di tempat tersebut.“Kenapa harus menggunakan cara seperti ini, sih?”Ketika ia masih dalam kebimbangan, sebuah panggilan masuk ke ponselnya. Nama Karina langsung menyapa penglihatan Orion. Lelaki itu mendecih sebelum menarik napas, dan membuangnya.Orion lantas menempelkan ponsel pintar itu ke samping telinga. “Hm….”“Apa yang kamu lakukan di pintu, Rion?” Suara Karina terdengar menyapa gendang telinganya. Orion lalu mendongak, melemparkan pandangan ke sekitar. Di sana, tepatnya di dekat jendela wanita itu duduk. Karina bahkan melambaikan tangan riang ke arahnya. Ia pun segera mematikan panggilan itu dan masuk ke dalam cafe.“Hai!” sapa Karina ramah. Wanita itu bahkan menyambutnya dengan berdiri dari kursi ketika ia datang.Orion hanya menunduk, kemudian menarik kursi tepat di depan kakak tiri sang istr
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Bab 45. Cemburu

Karina sudah besar kepala jika Orioni akan bersedia menjadi pasangannya. Orang bodoh mana, sih, yang akan menolak uang? Tidak ada. Jadi, ia yakin lelaki di hadapannya pasti akan setuju bercerai dengan Amalthea.Kematian ayah tirinya memang tidak dinyana. Namun, berkat itu semua, ia dan Ameera bisa segera mendapatkan hak mereka atas harta tersebut. Pria tua itu memang terlalu bodoh hingga percaya begitu saja pada ibunya. Menyerahkan beberapa aset kekayaan kepada Ameera tentu saja bagaikan memancing ikan di kolam yang dangkal. Tanpa perlu dipancing, tinggal serok semua ikan akan menjadi miliknya.Edrick? Karina tersenyum menyeringai. Ia muak dengan pria bodoh dan kere itu. Sejak lama, ia memang tak memiliki perasaan pada mantan tunangan dari Amalthea. Ia menggunakan Edrick hanya sebagai batu loncatan saja.Selain bodoh, Edrick juga bukan tipe Karina sehingga membuatnya ilfil jika dekat-dekat dengan pria tersebut. Herannya, bagaimana bisa Ama merajut cinta selama bertahun-tahun dengan
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Bab 46. Tunas 12

“AMALTHEA!” “Arkh!” Belum sempat Ama dipeluk oleh Orion, sebuah tangan lebih dulu menariknya dilanjut dengan sebuah tamparan keras mendarat di pipi. Belum selesai sampai disitu saja, kini dirinya sudah didorong hingga bagian bokongnya mengenai tepian meja, dan jatuh terduduk di lantai dalam posisi terjungkal. “KARINA!” “APA?” Karina membentak balik Orion. Ia menatap benci ke arah lelaki di hadapan. Namun, sedetik kemudian tatapan itu berubah menjadi luluh. Kepala wanita itu menggeleng, lalu menatap lelaki yang disukainya dengan tatapan memelas. “Aku gak mau kamu nikah sama Ama, Rion. Harusnya, aku!” Karina menunjuk dirinya sendiri. “Aku… yang kau sebutkan dalam ijab qobul kemarin, bukan dia!” Tangannya lalu menunjuk benci pada Amalthea. “Gak ngerti aku sama jalan pikiranmu!” Orion tidak memedulikan bagaimana tatapan Karina padanya sekarang. Tujuan ia adalah menolong istrinya yang kini tengah meringis kesakitan. “Kamu gak apa-apa, Mal?” tanyanya khawatir sambil memeriksa
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

Bab 47. Kak Candy

Beberapa tahun silam, Ama kecil sedang berada di taman dekat rumahnya. Gadis kecil yang berkepang dua terlihat merenung, padahal hari sudah menjelang maghrib. Namun, gadis itu memutuskan untuk tetap diam seolah tak peduli akan keadaan sekitar yang mulai sepi.Banyak mitos mengatakan jika waktu sudah mendekati maghrib, orang tidak boleh bermain di taman tersebut karena terkenal angker. Akan tetapi, entah keberanian Ama yang begitu besar, atau memang gadis kecil itu tidak tahu akan mitos tersebut.“Woi, balik! Ini udah mau gelap!” Tiba-tiba dari arah depan seorang anak lelaki yang lebih tua dari Ama datang. Pemuda tersebut berdecih ketika gadis kecil itu mengabaikannya. Jersey yang dikenakan pun sudah basah oleh keringat maka dari itu, ia ingin bergegas pulang. Namun, niatan untuk pulang ke rumah urung terlaksana ketika di tengah jalan, justru bertemu dengan gadis kecil yang aneh. Ama yang masih sibuk dengan dunianya memilih abai. “Hiks!” Ia justru menunduk sambil mengusap wajahnya ya
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

Bab 48. Kebablasan

“Cowoklah!” Ama menjawab merotasikan kedua bola matanya malas. “Namanya Kak Candy.” Bibir itu mengulas senyum penuh rindu. “Waktu itu, jika aku tak bertemu dengan dia, mungkin sekarang kita tak mungkin bersama, Rion.” Ama tidak bohong. Berkat lelaki kecil itu, ia merasa berharga. Walaupun ibunya tidak menginginkan kelahirannya. Namun, Ama tidak peduli, dan tetap menjalani kehidupan selanjutnya, walau tanpa kasih sayang dari mereka.Senyuman sang istri sepertinya membuat Orion semakin dilanda penasaran. Orion mengernyitkan dahi. “Tunggu dulu! Kata kamu cowok?”“Emang cowok.” Ama menatap Orion serius.“Kok, namanya Kak Candy?” “Oh, itu.” Ama mengangguk-angguk, kembali mengulas senyum karena ingat akan bocah yang mengenakan jersey dulu. “Waktu itu, aku gak tau namanya siapa. Jadi, aku kasih nama aja Candy.” Dia terkikik setelahnya.“Aneh.”“Eh, siapa yang aneh? Aku?” Ama menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi tak terima. “Cih! Kamu pasti gak akan pernah mengerti bagaimana perasaanku
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more

Bab 49. Mertua Minta Momongan

Orion baru saja selesai mandi setelah barbeque-an bersama istri. Ama sendiri tengah berada di luar. Katanya sih ada yang menelpon. Jadi, lelaki itu sendirian di kamar.Sambil bersantai di kursi balkon yang menghadap ke arah lautan, lelaki itu jadi teringat akan pembicaraannya dengan si istri. “Permen kaki, yah?” Orion mengelus dagunya dengan ekspresi berpikir layaknya detektif. “Kok, aku ngerasa familiar ya, dengan cerita Amal.”Orion terus menggali ingatan masa kecilnya. Sambil mengetuk bibir dengan jari, ia teringat masa lalu. Waktu itu, selesai main bola bersama dengan teman-teman, ia pernah bertemu dengan gadis kecil yang aneh, kemudian kejadian di belakang gudang kosong.“Eh, apa yang dimaksud oleh Amal itu aku?” Tangannya menunjuk dirinya sendiri dengan shock. Mata Orion terlihat membelalak dengan semua ingatan masa lalunya. “Jadi, gadis itu Amal?” Senyum Orion lalu mengembang lebar tatkala takdir sudah mempertemukan mereka sejak kecil. Sebuah kebetulan yang sangat menyenang
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more

Bab 50. Fix, Kamu hamil.

Orion menatap cemas istrinya. Lelaki itu menggigit bibirnya dengan tatapan khawatir. “Nak….”“Pah, bukan kami bermaksud untuk menunda momongan,” sergah Orion cepat sebelum Erik kembali bicara. “Tapi, Papa tahulah aku dan Ama ini masih ingin menikmati masa-masa pacaran.”Orion berusaha memberikan alasan yang masuk akal. Ia tersenyum kaku ketika Erik melihatnya dengan ekspresi sulit dibaca. Namun, ia tahu jika raut wajah ayahnya sudah seperti ini, maka bisa dipastikan pria paruh baya tersebut tengah berpikir.Ia kembali melanjutkan, “Papa tahu sendiri aku dan Ama tidak berpacaran sebelum menikah. Jadi, aku harap Papa bisa bersabar!” pinta Orion dengan sangat.Hening.Suasana di ruang tamu itu yang tadinya penuh canda dan tawa, kini berubah mencekam. Tidak ada di antara tiga orang itu mau membuka mulut hingga beberapa waktu. Sampai akhirnya, Eriklah yang memulai.Pria paruh baya yang masih terlihat tampan di usia tuanya, tampak menghela napas sebelum menatap sang anak. Erik yang duduk b
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status