All Chapters of Terpaksa Menjadi Istri Kedua Bos Arogan: Chapter 11 - Chapter 20
29 Chapters
BAB 11 Kekesalan Yuni dan Kedua Anaknya Karena Ulah Arthur
"Ibu tiri kamu tidak mau menandatangani surat untuk operasi ayah kamu," jelas Arthur. "Apa! tega sekali dia," Geram Ayra. "Sebenarnya apa yang membuat ibu tiri mu tidak mau menandatangani surat iniz pasti kamu tahu kan?" tanya Arthur. "Mereka hanya ingin uang saya saja mas," lirih Ayra. "Jadi selama ini kamu bekerja hanya untuk diberikan kepada mereka?" tanya Arhur. "Ya mas, jika saya tidak memberi mereka uang, mereka akan menyusahkan saya jika ayah saya tidak berada dirumah," "Uang itu akan mereka gunakan untuk apa?" "Untuk kesenangan mereka pak, makanya saya selalu menyembunyikan gaji saya separuh, dan mereka juga tidak tahu jika saya adalah seorang sekretaris, kalau mereka tahu pasti mereka akan meminta lebih banyak uang lagi kepada saya," jelas Ayra. "Tanda tanganilah surat-surat ini, agar ayah kamu bisa segera diobati," "Baiklah pak," Ayra pun menandatangani berkas-berkas itu,lalu Arthur mengirimkannya kembali ke rumah sakit. "Sekarang kamu pergilah istirahat, besok kit
Read more
BAB 12 Tidak Mempunyai Hati Nurani.
Arthur dan Ayra sudah kembali ke Indonesia, Arthur benar-benar menepati janjinya, setelah pekerjaan mereka selesai dia membawa Ayra pulang untuk bertemu dengan Ayahnya. "Ayah," panggil Ayra, matanya sudah tergenang air mata yang siap terjun kapan saja. Namun Baskara sang ayah tidak menyahut, bahkan matanya pun masih setia terpejam. "Kamu disini saja ya temani ayah kamu, saya akan menemui dokter," ucap Arthur. Ayra menganggukkan kepalanya sebagai jawaban ucapan Arthur. Air matanya pun kini sudah turun membasahi pipinya, "Ayah, kenapa ayah masih saja memejamkan mata ayah? Ayra sudah pulang yah." "Ayah ayo lah bangun, apa ayah tidak mau melihat Ayra." Ayra kini sudah terisak, menangis melihat keadaan ayahnya. Brak.... Mayumi membuka pintu ruangan Baskara dengan kasar, mereka masuk keruangan itu dengan tertawa, tidak terlihat sedikit pun kesedihan di wajah mereka. "Oh ternyata kamu sudah pulang anak sial," ucap Yuni yang langsung memarahi Ayra. "Kemana aja kelian? kena
Read more
BAB 13 Egois
Arthur kembali kerumahnya, ia tidak melihat keberadaan Adelia. Art Arthur melihat kepulangan Arthur, ia pun menyambut kedatangan Arthur, "Tuan sudah kembali," "Dimana Adelia bi?" "Nyonya lagi keluar tuan, katanya ada arisan dengan teman-teman sosialitanya," "Apa tuan mau saya buatkan kopi atau tuan ingin makan?" "Buatkan saja saya kopi, dan letakkan di ruang kerja saya bi," "Baik tuan," Arthur pergi menuju kamarnya, ia melihat sekeliling kamarnya, namun ada sesuatu yang ia lihat diatas meja rias Adelia. "Ternyata dia sudah tidak menyembunyikan ini lagi, dia secara terang-terangan tidak ingin memiliki anak," gumam Arthur. Arthur melihat obat yang sama ia lihat sebelum ia bertengkar dengan Adelia, yaitu obat pencegah kehamilan. Di bawah guyuran air shower yang dingin Arthur mendinginkan kepalanya, ia merasa isi kepalanya sangat panas memikirkan Adelia, namun saat ia memejamkan matanya, ia melihat bayang-bayang Ayra yang tersenyum dan berinteraksi dengan seorang anak. "Come on
Read more
BAB 14 Berterus Terang
Seminggu telah berlalu, ayah Ayra sudah sadar dari komanya, Baskara merasa senang karena anaknya sudah kembali dengan selamat dari perjalanan bisni, namun ada yang mengganggu hati dan pikirannya, istri dan kedua anak tirinya tidak ada di rumah sakit dari semenjak ia siuman dari koma."Ayra, apa atasan kamu tidak marah kalau kamu selalu libur?" tanya Baskara."Tidak ayah, atasan Ayra sendiri yang memberi izin untuk menemani ayah, lagi pula hari ini ayah akan pulang dari rumah sakit,""Baik sekali atasan kamu, dia sudah membiayai biaya rumah sakit ayah dan dia juga mau memberimu izin libur kerja,""Itu karena Ayra adalah calon istri saya pak," ucap Arthur yang tiba-tiba sudah berada di dalam ruang rawat Baskara."Apa calon istri?" tanya Baskara."Iya ayah, mas Arthur adalah calon suami Ayra,""Bagaimana bisa atasan kamu menikahi kamu Ayra?""Maafkan saya pak ini terlalu mendadak, tetapi saya dan Ayra sudah sepakat, jika saya membiayai seluruh pengobatan bapak, maka Ayra akan menikah den
Read more
BAB 15 AkuTidak Ada Melakukan Itu
"Ayra, kenapa di depan rumah kita banyak orang?" tanya Baskara."Ayra gak tahu ayah, Ayra juga baru ini pulang kerumah," jawab Ayra."Ayra turun dulu ya mas, ayah, Ayra lihat dulu mereka siapa dan cari siapa,"Arthur mengantarkan Ayra dan Baskara sampai di depan rumah mereka, namun mereka melihat begitu banyak pria yang bertubuh kekar dan berpakaian preman di depan rumah Ayra. Rumah itu merupakan rumah peninggalan ibu Ayra untuk Ayra, makanya ibu tiri dan saudara tirinya mendapatkan surat tanah itu di kamar Ayra."Maaf bapak-bapak ini siapa?" tanya Ayra dengan sopan."Kamu siapa?" tanya salah satu dari pria itu."Saya Ayra pemilik rumah ini,"Mereka membuka map yang mereka bawa dan melihat foto yang ada diberkas itu mirip dengan Ayra."Rumah ini akan kami sita karena kamu tidak membayar pinjaman kamu,""Apa, disita? pinjaman?" tanya Ayra yang merasa bingung."Ya, Rumah ini kami sita, dan kamu harus membayar uang pinjaman itu sekarang juga, jika kamu tidak membayarnya maka rumah dan ta
Read more
BAB 16 Terbongkar
"Tega sekali mereka kepadamu, sekarang mereka dimana? tanya Arthur. "Aku tidak tahu, terakhir aku melihat mereka...." Ayra Tampak berfikir. "Ah, terakhir aku melihat mereka ketika di rumah sakit ketika aku baru pulang dari London dan aku melihat mereka habis berbelanja yang banyak," lanjut Ayra. "Jadi mereka menggadaikan rumahmu untuk berfoya-foya demi kesenangan mereka dengan alasan pengobatan ayah kamu," Ayra hanya mengangguk. "Ya sudah kalau mereka pulang kamu bicarakan dengan mereka, kalau dalam 3 hari mereka tidak pulang, saya yang akan berbicara dengan orang-orang tadi, sekarang saya mau ke kantor, kamu besok saja masuk kantor." "Iya." Ayra mengantar Arthur kedepan menuju mobilnya dan masuk kembali kedalam rumahnya setelah mobil Arthur tak terlihat lagi. Ayra masuk kedalam kamarnya untuk menyimpan pakaiannya yang masih tersusun rapi di dalam koper. Katika Ayra masuk ke dalam kamarnya betapa terkejutnya Ayra melihat kamarnya yang begitu berantakan, seperti habis kema
Read more
BAB 17 Manis
Hari ini Arthur akan mengajak Ayra untuk membeli gaun pengantin dan cincin untuk pernikahan mereka. Arthur berencana akan menikah Ayra lusa."Ayra saat makan siang nanti saya mau mengajak kamu makan siang dan setelah itu kita pergi membeli gaun dan juga cincin," ucap Arthur."Baik pak," "Ayra ini kita disini hanya berdua, panggil saya dengan sebutan mas," "Tapi pak ini di kantor, kita harus seperti atasan dan bawahan,""Ck, terserah kamu," rajuk Arthur yang kembali ke meja kerjanya.Tiga jam telah berlalu, waktu untuk istrihatpun tiba, Ayra sedang membereskan berkas-berkasnya yang berantakan di meja."Ayra kamu sudah siap?" tanya Arthur yang berjalan ke arah Ayra."Sudah," Ceklek"Mas Arthur," panggil Adelia yang datang kekantor Arthur dan langsung memeluk Arthur.Ayra yang melihat Arthur dengan istrinya tertunduk, hatinya terasa teriris sedikit ketika melihat Arthur di peluk oleh istri Arthur. Namun ia menutupinya dengan bersusah payah agar Arthur dan Adelia tidak mengetahuinya."A
Read more
BAB 18 Bertengkar
"Akhirnya kamu tidak tertunduk dan menangis lagi," ucap Arthur seperti tidak terjadi sesuatu dengan mereka.Arthur menekan tombol angka 1 pada lift. "Mulai sekarang jika kita berdua seperti ini di kantor saya mau kamu memanggil saya mas, dan satu lagi kamu jangan menutup apapun dari saya, saya tidak suka kebohongan." Ayra menganggukkan kepalanya.Setelah sampai di lantai satu, Arthur segera keluar dari lift, dan di ikuti oleh Ayra dari belakang. Ayra sebenarnya merasa deg-degan dengan Arthur yang tiba-tiba menciumnya secara tiba-tiba, namun karena lift yang digunakan Arthur adalah lift khusus untuk CEO, Ayra merasa lega, tidak mungkin ada orang yang berani menggunakan lift itu juga."Kita akan makan siang terlebih dahulu, setelah itu kita memebeli baju dan cincin, dan kembali kekantor lagi," ucap Arthur.Ayra hanya mengangguk karena memang benar-benar tidak bisa mengatakan apapun."Kenapa kamu dari tadi hanya menganggukkan kepalamu? apakah karena ciuman saya tadi membuat kamu bungk
Read more
BAB 19 Tidak Ada Pilihan Lain
Zean mengajak Ayra makan siang di sebuah restoran yang tidak jauh dari kantornya, karena Zean sengaja agar Ayra tidak terlambat masuk kantor kembali."Ayra, kamu sejak kapan bekerja di kantor itu?" tanya Zean."Semenjak lulus kuliah gue udah bekerja disitu, dari jadi karyawan biasa hingga sekarang menjadi sekretaris," jawab Ayra."Hebat dong kamu sudah menjadi sekretaris, lalu bagaimana dengan pasangan kamu setelah putus dari Kenzo apa sudah menemukan yang tepat?" tanya Zean.Ayra menggelengkan kepalanya, "Aku sebentar lagi akan menikah.""Apa kamu akan menikah? tapi kenapa kamu menggelengkan kepala dan ternyata kamu mau menikah?" tanya Zean yang merasa bingung dengan Ayra.Ayra tersenyum kecut memandangi Zean dengan air mata yang sudah tergenang di ujung matanya yang siap jatuh kapan saja."Aku akan menikah Zean,""Kenapa wajah kamu seperti tidak bahagia seperti itu?" tanya Zean."Itu hanya perasaan kamu saja Zean, sudah ayo cepat, aku mau kembali kekantor," "Ya sudah, ayo kita lanju
Read more
BAB 20 Bersikap Manis
"Ya, saya mengenal Zean, Zean Wicaksana Raka," jawab Arthur."Ah iya, namanya sama dengan mas Arthur, berarti Zean adalah adik mas Arthur?" tanya Ayra."Hemm... dia adik saya, adik kandung,""Oh, tapi kenapa dia tadi tidak masuk kesini ya, ini kan kantor mas Arthur,""Dia tidak mau menginjakkan kakinya kesini karena dia tidak mau saya suruh bekerja.""Tapi Zean itu dari sekolah bekerja kok, dia kerja di bengkel, eh bukan kerja, tapi dia pemilik bengkel itu," jelas Ayra."Ya dia tidak mau bekerja di perusahaan, dia lebih senang dengan mesin-mesin dan oli," celetuk Arthur."Oh begitu,""Apakah kamu mempunyai hubungan khusus dengan Zean?" "Tidak, saya dan Zean adalah teman kuliah, dia berteman dengan mantan pacar saya, tapi gak tahu sekarang mereka masih berteman dekat atau enggak,""Sudah lah jangan bahas dia lagi, ayo temani saya makan siang, dan setelah itu kita ke butik."Ayra menganggukkan kepalanya dan mengambil tasnya kembali.Seperti biasa Arthur selalu berjalan di depan deluan,
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status