Semua Bab Menjadi Ibu Pengganti Anak Kembar Milyuner Tampan: Bab 91 - Bab 100

115 Bab

Kemenangan

Jhon keluar dari ruang sidang diiringi beberapa partner junior. Lazimnya pemenang, dia segera dikerumuni para pendukung untuk sekedar mengucapkan selamat. Dan Caroline adalah satu diantaranya. "Selamat atas kemenangannya, Westwood. Kau sudah menyelamatkan perusahaan ayahku," ujarnya senang. Di negara kapitalis seperti Amerika, class action jadi salah satu hal yang ditakuti perusahaan farmasi. Biasanya, setiap ada produk atau obat yang rilis di pasaran, para pengacara senior dari perusahaan lawan akan segera mencari celah untuk menyerang. Dengan insting bak predator, mereka bakal menemukan segala hal mencurigakan, dan membujuk para korban agar bersedia mengajukan tuntutan hukum. Konsumen yang biasanya tidak tahu apa-apa, akan mengiyakan saja sebab diiming-imingi uang ganti rugi yang cukup besar. Padahal, jika gugatan menang pun, mereka hanya dapat sekian persen dari yang dijanjikan. Pemenang sesungguhnya adalah pihak pengacara. Itu se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-04
Baca selengkapnya

Dimana Pikiranmu?

Julia sontak menjauh, matanya mendelik sebal. "Apa maksudnya merepotkan? Bagaimana mungkin seorang ayah bicara begitu?" Jhon mengumpati kebodohannya. Lagi-lagi salah bicara. Sejak hamil, mood Julia sukar diprediksi. Cepat sekali berubah, seperti cuaca di luar sana. Salah-salah bicara, Julia bisa uring-uringan seharian. "Maaf Sayang, aku cuma takut dirimu terlalu lelah. Siapa tahu bayinya kelewat aktif." Raut muka Jhon yang penuh kekhawatiran berhasil membuat Julia tergelak. "Astaga, mana ada janin bergerak pada umur dua bulan. Nanti setelah enam bulan ke atas barulah mereka seperti pemain bola." Bukannya tenang, Jhon malah bergidik. Memikirkan seorang bocah bertumbuh dan bergerak-gerak di dalam sana, bisa bikin merinding. Meski berstatus ayah dua anak, ini kali pertama dia mendampingi kehamilan istri sepenuhnya. Saat bersama Vivienne dulu, dia tak banyak terlibat. Bukannya enggan, hanya saja sang mantan leb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-04
Baca selengkapnya

Aku Menahan Diri

Mungkin karena pengaruh hormon, Julia dipenuhi emosi hebat sampai tubuhnya bergetar. Selena terkesiap melihatnya. "July, kumohon tenanglah. Emosi berlebihan tak bagus untuk kehamilan. Kau tahu itu, kan?" ujarnya memelas. "Kalau sudah tahu, kenapa masih ke sini?" Tolonglah... biarkan aku sendiri."Usai bicara dengan nada memelas, Julia tak tahan lagi. Dia terduduk lemas, sampai-sampai Selena datang memapah. Dia mengibaskan tangan mantan pengacara itu, lalu berkata penuh kesungguhan. "Pergilah dari sini. Aku tak mau punya hubungan apapun dengan kalian."Saoirse yang berdiri sekitar dua meter jauhnya, mendengus kesal. "Dasar lemah! Bagaimana mau bertahan, kalau mengatur emosi saja tak bisa?""Aunty, cukup! Kau mau lihat putrimu celaka?""Oh, aku tak cukup hebat untuk jadi ibunya. Kau lihat sendiri, Julia bahkan mengusirku terang-terangan.""Hentikan, Aunty. Aku menyesal membawamu kemari. Tadi kita suda
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-04
Baca selengkapnya

Emosi

Tiga minggu berselang, Jhon nyaris tak terlihat di rumah. Ketika Julia bangun, suaminya sudah pergi. Sebaliknya, saat Jhon pulang, dia sudah tidur. Kadang, pria Westwood itu mendadak sudah di kota lain saja. Semua ini bikin perasaan Julia jadi tak menentu. Terkadang was-was, curiga, bahkan juga merindukan suaminya setengah mati. Hormon kehamilan benar-benar menyiksa. Pada saat inilah, Selena yang dulunya sudah dihapus dari daftar hidupnya, mendadak punya peranan penting. "Hai July, kupikir kau tak datang kontrol hari ini," ujarnya saat Julia muncul di rumah sakit pagi ini. Julia ingin abai, tapi perhatian Selena bikin dia tak sanggup melakukan hal tersebut sepenuh hati. "Tentu saja aku datang. Kehamilan ini sangat berarti untukku."Senyum lebar terbit di bibir Selena. "Aku sungguh iri. Hidupmu amat sempurna." Kemudian, dia mengalihkan percakapan. "Bagaimana? Kau suka makanan yang kukirim semalam?""Lumayan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

Berteman Lagi

Pesan suaminya terdengar ambigu di telinga Julia. Di satu sisi, seperti memberi kebebasan. Di sisi lain, seolah mengabaikannya begitu saja. Makna kedua-lah yang diterima benak Julia. "Oh, jadi begitu sekarang? Katakan padanya, aku juga tak peduli kalau dia tak pulang-pulang. Pria macam apa yang pergi begitu saja hanya karena sedikit perdebatan. Dasar!"Kepala pelayan makin menunduk, tak berani membantah apalagi mengiyakan. Gesturnya bikin Julia sadar betapa kekanak-kanakan dirinya saat ini. Karenanya, dia tak lagi memperpanjang masalah dan fokus pada makanan yang rasanya makin hambar di mulut. Akhirnya, ketika kesabarannya sudah makin tipis menghadapi menu yang tersaji, Julia meletakkan sendok lalu menandaskan isi gelasnya. "Lain kali, masaklah sesuatu yang menggugah selera," ujarnya sebelum beranjak ke taman belakang. Hijaunya daun dan pohon perdu membantunya lebih rileks.Julia membuang nafas kasar. Enta
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

Ambil Saja Bekasku

"Selena memang punya selera yang bagus."Julia bergumam sebelum merebahkan diri di atas ranjang.Dia membolak-balik posisi tidurnya beberapa kali sebelum akhirnya terlelap. Ketika malam sudah sangat larut, barulah terasa kehadiran seseorang di sisinya. "Kenapa lama sekali pulang?" ujarnya serakJhon yang baru hendak berbaring, berkata lirih, "maaf mengganggu tidurmu, Sayang.""Tak apa. Aku tahu kau sibuk. Tidurlah."Jhon mematuhi perintah sang istri. Niatnya tidur sambil memeluk Julia harus batal sebab wanita yang tengah hamil itu kegerahan. Keesokan paginya, Jhon bangun lebih lama dari biasa. Julia berjinjit pelan lantaran takut membuatnya terjaga. Sayangnya, naluri waspada sudah mengakar kuat. Jhon yang tadinya lelap, langsung bangun akibat pergerakan kecilnya. "Selamat pagi Sayang," ujarnya tersenyum. Julia berhenti di tempat, berbalik ke belakang, dan menatap sang suami frustasi. "Kena
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

Pengkhianatan

Ternyata Selena naik pitam juga mendengar tudingan Julia. Wajahnya yang selalu terlihat ramah belakangan ini, mendadak kaku. "Memangnya kau tak menelan sisa kunyahan orang? Hmph! Baru sebentar hidup enak, kau langsung lupa diri." Tentu saja tak ada bantahan yang keluar dari mulut Julia sebab kalau dipikir-pikir lagi, dirinya memang mendapatkan sisa-sisa Vivienne. Jadi apa bedanya dengan Selena? Raut mukanya yang meragu ternyata mendapat perhatian Selena sepenuhnya. Perlahan, mantan pengacara itu mendekat. Kini, selimut yang pura-pura dipakai menutup tubuhnya, dibiarkan terjatuh. Ini jelas provokasi. Bagaimana mungkin tubuh hamilnya bisa bersanding dengan badan mulus ramping Selena? Rasa minder memenuhi Julia, perlahan mencekik hingga dia sesak nafas. "Pergi, jangan mendekatiku," ujarnya beringsut. "Kenapa Julia? Tak siap menerima kenyataan bahwa aku jauh lebih baik darimu?"
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-06
Baca selengkapnya

Video Panas

Tangan Julia mendadak dingin. Namun begitu, dia masih membuka kanal berita tersebut. Rupanya, Selena benar-benar penuh persiapan. Selain gambar ada juga cuplikan video yang disorot dari belakang. Dalam video, tampak Selena sedang bercinta dengan liar. Sudut pengambilan yang tepat disertai posisi Woman on top, membuat orang tak akan sadar bila Jhon sebenarnya dalam keadaan lelap. Video dan gambar tak senonoh ini menuai beragam komentar, terutama dari pemuja selangkangan. [Wow! Hot Mama][Sebagai pria, aku bisa bilang bahwa Jhon bajingan beruntung][Mana nomor gadisnya? Tolong! Aku kepanasan]Ada juga komentar yang menyudutkan dirinya dan keluarga Westwood. [Aku muak dengan drama mereka. Kemarin istrinya yang berulah, sekarang suaminya pula][Dasar manusia kecoak. Semuanya menjijikkan][Aku yakin istrinya perempuan tolol]... Semua komentar ini sangat menyakitkan, sampai Julia tak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-06
Baca selengkapnya

Perdebatan Kedua Bocah

Ketika malamnya Jhon pulang ke rumah, tanpa kata pembuka, Julia langsung menodongnya dengan berita pembunuhan yang gempar di media sosial. "Jhon, bagaimana mungkin Vivienne jadi terseret?" ujarnya ketakutanEkspresi wajahnya bikin Jhon urung ke kamar mandi. Pria itu bergegas duduk di sisi Julia dan merangkul bahunya. "Sepertinya, Vivienne cemburu."Usai berkata demikian, Jhon menjelaskan lebih jauh informasi yang dia dapat dari sumber rahasia. Ternyata, Vivienne murka dengan kehamilan Selena. Kemudian dia mengajak partner in crime-nya itu ketemu, guna membahas segala sesuatu. Pada saat inilah keduanya bertengkar hingga terjadi kekerasan fisik. Pada salah satu kesempatan, Vivienne yang terpojok meraih pisau buah lalu menikamnya ke perut Selena berkali-kali. Tak butuh waktu lama, wanita yang digosipkan sedang hamil itu, tersungkur dan meregang nyawa. "Ya, Tuhan... ."Julia kehabisan kata-kata. Sekujur tubuhny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-06
Baca selengkapnya

Bertindak Seperti Bajingan

"Aku tak habis pikir dengan anak-anak. Ada saja perdebatan mereka." Ketika si kembar sudah pergi ke sekolah, Jhon memulai pembicaraan. Saat ini, dia dan Julia tengah bersantai di gazebo yang letaknya di taman belakang. Kecipak air ditambah tiupan angin semilir, membuat suasana jadi nyaman dan santai. "Biasalah Jhon, namanya juga bocah. Sebagai orang tua, kita harus lebih banyak sabar. Tak selamanya juga mereka jadi anak-anak."Meski tak menyahut kata-kata sang istri, Jhon nampak setuju. Diam-diam dia menyesap jus buah yang disiapkan untuk menemani bincang-bincang mereka. "Kau tak ke kantor, Jhon? Sepertinya beberapa hari kemarin, kesibukanmu tak habis-habis."Jhon menatap wajah istrinya penuh rasa bersalah. Sepertinya, dia memang ditakdirkan jadi suami yang tak bisa diandalkan. Dulu, saat Vivienne hamil, dia juga sibuk dengan segala urusan pekerjaan. Begitu pula sekarang, saat Julia mengalami hal serupa. "Hari ini,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status