Semua Bab Bukan Istri Pengganti Yang Sebenarnya : Bab 11 - Bab 20
22 Bab
Bab 11
Malam yang terus beranjak mengantarkan pada pagi dingin nan sejuk, dalam tidur lelapnya Alara mulai mengerjapkan mata berusaha untuk segera sadar, ketika Alara dapat merasakan di dalam kamar ada aktivitas yang tengah di lakukan oleh seseorang."Apa tidurmu nyenyak sayang?" Tanya Chakra menyadari jika Alara mulai terbangun.Kesadaran yang tadinya belum sepenuhnya terkumpul, tapi ketika suara yang di kenalnya terdengar. Seketika membuat Alara melebarkan matanya dan langsung bangkit dan duduk dengan menyandarkan punggungnya di headboard, cukup terkejut dengan kehadiran Chakra."Mas kenapa kamu disini?, dan sejak kapan?, lalu susternya kemana?" Alara langsung memberikan Chakra rentetan pertanyaan."Tenanglah sayang, kenapa kamu terlihat begitu panik. Lagi pula meskipun aku kesini itu bukanlah masalah." Kata Chakra dengan masih fokus mengganti pampers Zevanya."Aku kesini saat aku merasa tidak bisa tidur sayang, sepertinya aku sangat rindu dengan putriku setelah beberapa hari aku tidak terl
Baca selengkapnya
Bab 12
"Bukankah kamu sekarang suaminya, kenapa bisa kamu tidak mengetahui kemana istrimu pergi!" Kata Sarah ketus pada Chakra, yang kini semuanya tengah menunggu kabar dari dokter tentang keadaan Alara."Maaf Ma." Jawab Chakra yang hanya bisa mengucapkan kata maaf, karna ia pun juga bingung harus bersikap seperti apa karna belum terbiasa dengan keadaan dan situasi yang begitu cepat berbeda.Setelah mengomeli Chakra, Sarah kembali mengeluarkan ponselnya lalu mencoba menghubungi ulang menantunya itu. Tapi sama halnya seperti sebelumnya Alora belum kunjung mengangkat telpon darinya, membuatnya semakin di terpa kekhawatiran.Di tengah kekalutan dua keluarga, seorang dokter keluar dari dalam ruangan dimana Alara tengah di tangani, dan Chakra adalah orang pertama yang langsung menghampiri dokter laki-laki itu dengan raut wajah kekhawatiran."Bagaimana dengan keadaannya Dok?" Tanya Chakra langsung pada dokter."Pendarahan yang di alami pasien cukup banyak, pasien mengalami komplikasi dan sekarang
Baca selengkapnya
Bab 13
"Aku mau mengambil ponselku sebentar." Kata Alora pada Damian, dan sebuah anggukan menjadi jawaban singkat.Alara bergegas berdiri menuju dimana mobilnya terparkir, setelah mengambil ponsel Alara kembali menutup pintu dan mulai menyalakan benda pipih itu sembari melangkah menuju tempat dimana Damian berada, satu persatu pesan dan panggilan telpon yang tidak terjawab Alora lihat sampai dimana Alora langsung panik dan reflek memanggil Damian."Dam, Damiaan!" Panggil Alora panik.Damian yang mendengar panggilan Alora seketika langsung menoleh dan berlari ke arah Alora yang tampak begitu panik dengan masih melihat kearah ponselnya."Ada apa Ra!?" Tanya menjadi turut panik."AYO KITA BALIK DAM, KAK ALARA MASUK RUMAH SAKIT DAN KEADAANNYA KRITIS." Alora seketika menarik lengan kekar Damian untuk segera masuk ke dalam mobilnya, dan Damian langsung menurutinya.Damian dengan cepat langsung menghidupkan mesin mobil, setelah mobil menyala Damian menjalankan mobil itu dengan kecepatan cukup tingg
Baca selengkapnya
Bab 14
Ketika Alora hendak menuju ke dapur, sayup-sayup terdengar suara Zevanya menangis cukup kencang, bahkan suara dari beberapa orang yang tengah mencoba menenangkan pun terdengar cukup riuh ketika Zevanya tidak kunjung terdiam. Niat Alora yang hendak ke dapur akhirnya di urungkannya, dengan melawan rasa takut yang pasti akan menghadapi sosok Chakra, ia mengesampingkan terlebih dahulu rasa takut itu dan memilih untuk membelokkan langkahnya ke arah kamar kakaknya.Setelah mengetuk pintu beberapa kali, Alora langsung saja masuk dan seketika semua yang tengah berusaha menenangkan Zevanya menoleh dan menatap ke arah Alora, tidak luput dengan Chakra meski itu hanya sekilas."Kamu belum tidur nak?" Tanya Sarah ketika melihat kedatangan Alora."Belum Ma, tadinya aku ingin ke dapur dan nggak sengaja denger Zevanya nangis, apa dia lagi rewel banget ya Ma?" Jawab Alora lalu bertanya keadaan Zevanya."Iya, entah kenapa dia rewel sekali padahal dia sudah nyusu bahkan popok dan semua bajunya udah di
Baca selengkapnya
Bab 15
"Lihatlah kak, kamu pasti akan merasa senang ketika melihat jika putrimu secantik ini, kenapa kamu malah memilih untuk menyerah kak apakah selama ini aku trus mengalah pada kakak itu masih belum cukup." Gumamnya memandangi wajah Zevanya.Ketika Alora hendak kembali ke kasur untuk melanjutkan tidur, tiba-tiba saja ia merasa ketika perutnya berbunyi karna lapar dan membuat Alora mengurungkan niatnya untuk kembali tidur."Sepertinya aku harus makan, kenapa tiba-tiba aku lapar di jam segini." Gumamnya pada dirinya sendiri memutuskan untuk ke dapur.Namun, Alora tidak langsung ke dapur begitu saja karna ia menimbang-nimbang apakah Zevanya akan di tinggal sendirian dan itu tidak mungkin di lakukannya, sampai akhirnya Alora memutuskan untuk segera menggendong Zevanya lalu ia bawa ke dapur agar perasaannya bisa tenang selama ia tinggal memasak.Seulas senyuman di bibir Alora tampak begitu indah melengkung, ketika ia berhasil menidurkan Zevanya dalam stroller. Merasa jika Zevanya sudah aman Al
Baca selengkapnya
Bab 16
"Udah pesan tempatnya kan?" Tanya Chakra pada Arco assisten pribadinya."Sudah pak, kalau boleh tau kenapa tiba-tiba minta pindah tempat pak?" Jawab Arco lalu bertanya alasan Chakra ingin pindah tempat."Ada dua hal yang harus aku lakukan dalam satu waktu dan tempat, oh ya apa pak Arka sudah datang Co?" Kata Chakra bertanya soal meeting yang akan berlangsung."Sudah pak, mari ke atas pak Arka sudah datang bersama asistennya." Arco mempersilahkan Chakra untuk ke lantai dua dimana sebuah tempat sudah ia pesan.Ketika Chakra dan Arco mulai meniti tangga, terdengar pintu cafe kembali terbuka dari setelah ia masuk dan terdengar suara beberapa perempuan tengah mengobrol ringan tengah menuju ke arah tempat dimana menyediakan kursi lebih dari dua."Jangan lupa sisain satu kursi buat Alora." Ucap salah seorang perempuan itu ketika mereka satu-persatu mulai menduduki kursi.Chakra yang sudah menginjakkan kakinya di lantai atas seketika menghentikan pergerakannya ketika mendengar seseorang menye
Baca selengkapnya
Bab 17
Chakra menghentikan mobilnya tidak jauh dari dimana mobil Alora dan Damian berhenti, tampak keduanya segera turun dan melangkah bersama ke arah taman. Ia pun tidak tinggal diam dan bergegas keluar mobil lalu mengendap-endap mengikuti kemana perginya Alora dan Damian.Hal yang pertama Chakra lihat apa yang Damian lakukan yaitu menghampiri seorang penjual ice cream keliling lalu membeli dua ice cream dan salah satunya Damian berikan pada Alora yang langsung menerimanya dengan senyuman dan ucapan terimakasih. Sesuatu yang cukup sederhana namun, mampu membuat perasaan tidak suka tiba-tiba muncul dan di rasakan Chakra.Setelah mendapatkan ice cream, Damian dan Alora menghampiri sebuah kursi taman dan keduanya duduk disana. "Alora." Panggil Damian lembur, lalu Alora menoleh menatapnya.Cukup lama keduanya saling mengunci tatapan, dan Damian dapat menangkap sorot kesedihan dari mata Alora yang mulai mengembun. "Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Damian, suaranya terdengar lebih lembut. Mendenga
Baca selengkapnya
Bab 18
Pagi hari saat Sarah telah menyelesaikan ritual paginya, ia keluar kamar dan seketika semerbak dari lezatnya sebuah kue yang baru matang memanjakan indra penciumannya."Siapa pagi-pagi begini sudah membuat kue, perasaan para pelayan tidak ada yang aku suruh untuk membuat kue." Gumam Sarah bertanya-tanya.Ketika Sarah hendak pergi menuju ke dapur, tanpa sengaja ia berpapasan dengan salah satu pelayan. Tidak tahan akan rasa penasarannya ia memilih untuk bertanya pada pelayan itu."Bi siapa yang lagi masak kue pagi-pagi gini?" Pertanyaan Sarah berhasil menghentikan langkah pelayan itu yang hendak mengerjakan tugasnya membersihkan rumah."Oh itu non Alora nyonya, entah tiba-tiba pagi buta udah semangat banget buat kue." Jawab pelayan itu."Alora?" Ucapnya tampak tidak percaya."Iya nyonya, non Alora coba nyonya ke dapur tadi kebetulan saya di suruh mencicipinya dan enak banget rasanya." Jelas pelayan itu cukup semangat."Yaudah aku kesana dulu kalau gitu." Sarah bergegas menuju dapur deng
Baca selengkapnya
Bab 19
"Meskipun kamu bersikap menyebalkan seperti ini, itu tidak akan membuat Alara kembali padamu Chak. Ingat dia sudah tidak ada maka ikhlaskan kepergiannya, jangan menyakiti yang lain hanya karna kamu merasa tersakiti." Adiyatma seketika bersuara kala ia tidak dapat lagi menahan kekesalannya, dan ia menekankan setiap kata-kata yang keluar.Tangan kekar Chakra terlihat mengepal erat saat mendengar perkataan dari papanya yang cukup memancing emosinya, ia tiba-tiba langsung berdiri mengeratkan rahangnya menahan emosi yang ingin segera meledak."Papah bisa berbicara seperti itu, karna belum pernah kehilangan seseorang yang paling berharga di hidup papah. Maka jangan pernah bicara seolah-olah papah pernah merasakannya." Ucap Chakra tidak kalah menekan kan setiap kata-katanya.Setelah mengatakannya Chakra langsung melenggang pergi keluar rumah, sedangkan Adiyatma yang terpancing emosi hendak menyusul putranya itu tapi Sarah cepat-cepat mencegahnya."Sudahlah, mungkin Chakra begitu karna belum
Baca selengkapnya
Bab 20
Tidak terlalu lama untuk Alora memasukkan semua bajunya ke dalam koper karna baju-baju miliknya tidak terlalu banyak, ketika ia hendak memasukkan pouch yang berisi perhiasannya tanpa sengaja sebuah kalung terjatuh ketika pouch itu tidak tertutup sempurna.Seketika perhatiannya teralih pada kalung itu, dan Chakra yang kebetulan baru keluar dari dalam kamar mandi tanpa sengaja melihat ke arah kalung yang terjatuh. Dari dimana tempat dia berdiri Chakra merasa mengenal pada kalung itu, dan buru-buru ia menghampiri Alora sebelum dia masukkan kembali ke dalam pouch."Dari mana kamu mendapatkan kalung itu?" Tanya Chakra berdiri tepat di samping Alora yang masih duduk di lantai.Alora mendongak menatap ke arah Chakra. "Ini punyaku sendiri, kenapa?" Alora berbalik bertanya, mata lentik itu mulai memperhatikan ekspresi Chakra dalam-dalam.Tidak menghiraukan pertanyaan Alora, Chakra mulai merendahkan tubuhnya meraih kalung yang berada di genggaman Alora. Lalu ia kembali menegakkan tubuhnya melih
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status