Semua Bab WANITA YANG KALIAN HINA MISKIN ITU MERTUAKU: Bab 21 - Bab 30

41 Bab

H-1 acara

BAB 21"Aduh, maaf ya, jadi ketahuan deh kalau itu asli. Gimana? Sudah percaya kan sekarang?" Aku tersenyum sinis saat Mbak Hilda melihat nota belanjaanku dengan Mas Farhan. Ibu-ibu yang berada di warung Mbak Siti pun hanya bisa melongo menyaksikan itu semua. Termasuk Mbak Hilda yang sudah memainkan bibirnya ke kanan dan ke kiri. Aku sih cuek saja, masa bodo orang itu mau menanggapinya seperti apa. "Wah, ternyata itu asli ya Mbak Sof, bagus-bagus lagi barang nya." Mbak Siti memuji barang yang sudah kubeli itu. Apa yang dikata Mbak Siti itu memang benar, kualitas barang yang aku beli memang bagus, makanya nggak heran kalau harganya bisa mahal begitu. "Halah, baru juga segitu doang. Nanti nih ya kalau suamiku sudah resmi menjabat jadi manajer aku juga pasti akan membeli perabotan yang lebih mahal dari pada yang Mbak Sofia beli.""Oh ya? Hemm, bagus deh kalau begitu. Aku tunggu kabar pembelian perabotannya ya, Mbak. Jangan lupa perlihatkan juga nota nya biar gak kita kira nyicil. Oke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Hari H pun tiba

BAB 22Kini, di tanganku dan Mas Farhan sudah ada tiga paperbag. Yah, kami baru saja membeli baju untuk persiapan acara besok. Meski pada awalnya mas Farhan dan juga Ibu sempat menolak sebab melihat price tag yang memang terbilang mahal tapi pada akhirnya mereka menerima sebab aku yang terus memaksa. Bukan tanpa sebab aku membujuk mereka untuk tidak protes, kan besok adalah hari penting bagi keluarga kecilku ini. Masa iya mau menyambut hari bahagia aku membiarkan mereka berpenampilan biasa saja? Aku dan Papa sudah memastikan besok adalah hari yang penuh dengan kejutan. Apalagi untuk para tetangga yang absurd dan super julid Ibu mertuaku itu. Hah, tidak sabar rasanya menanti hari esok. Setelah kamu bertiga makan malam di rumah makan lesehan, baik aku, Mas Farhan, dan juga Ibu akhirnya memutuskan untuk pulang. Kami harus mempersiapkan fisik untuk acara besok. Ditambah lagi pagi-pagi sekali kami harus dirias sebab aku sudah memesan jasa seorang MUA ternama di kota ini untuk membuat pen
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Manajer baru

BAB 23"Mari Mbak Siti, kita pergi dulu ya." Aku hanya berpamitan dengan Mbak Siti. Tidak aku hiraukan manusia-manusia yang sukanya menghina itu. Biarlah nanti mereka kejang-kejang setelah tau semua kebenarannya. Percuna aku koar-koar sekarang toh mereka akan tetap menyangkal. "Oh iya Mbak Sof, hati-hati," ucap Mbak Siti. Aku rasa hanya Mbak Siti yang sedikit waras di kampung ini. Aku hanya mengangguk sembari tersenyum. Selama di perjalanan, aku tidak hentinya-hentinya menyunggingkan senyum karena sebentar lagi kebenaran akan terkuak. Sepuluh menit berlalu, mobil yang kita tumpangi akhirnya sampai juga di lobi kantor Papa. Dan ternyata di sini sudah ramai para karyawan yang juga turut menghadiri pesta yang tentunya mereka membawa keluarga mereka masing-masing "Ayo Bu, Mas, kita turun." Aku mengajak Ibu dan Mas Farhan untuk turun karena Papa sudah menghubungi kalau beliau sudah berada di dalam. Mas Farhan dan Ibu mengangguk. Mereka mengikutiku yang turun terlebih dahulu. Tangan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Kita itu gak selevel, Mbak

BAB 24Mulai hari ini Papa menyerahkan perusahaan ini untuk kamu dan Farhan kelola." Aku berdiri dan baru saja aku berjalan tiga langkah ke arah panggung tiba-tiba terdengar seperti suara berdebam. Dan selanjutnya terdengar teriakan dari arah belakang. Aku pun turut menoleh untuk melihat apakah gerangan yang terjadi. "Lho, Bu Saras? Kok malah pingsan?" Aku seketika nyeletuk seperti itu. Ya … gimana ya, lha aku merasa lucu aja gitu. Seharusnya yang pingsan itu kalau gak Mas Farhan kan ya Ibu. Secara mereka yang mendapatkan kejutan lha ini kok tapi malah Bu Saras yang pingsan. Hadeh …."Ini gara-gara kamu Mbak Sof. Ibu sampe pingsan begini. Kalau ada terjadi sesuatu sama Ibu aku gak akan memaafkanmu Mbak Sof!" Tiba-tiba saja Lusi berbicara sembari menatapku tajam. Lha kok malah jadi dia yang ngegas? Dan lagi kenapa nyalahin aku? Memangnya aku salahnya apa? Tepok jidat deh. "Kenapa aku? Salahku apa? Kamu aneh deh Mbak Lusi. Oh aku tahu, Ibu kamu shock saat tau ternyata aku adalah anak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Gak malu naik mobil hasil uang haram?

BAB 25"Kenapa malah mau jagain aku? Kan aku ini cuma orang miskin, Mbak. Kita gak selevel. Dan orang miskin ini cuma bisa ngerugiin Mbak lho. Persis seperti kata Mbak tadi. Lagian Mbak juga jijik kan buat deket-deket sama aku yang katanya punya duit hasil dari jual diri dan simpanannya Om-Om senang?""Eh … itu, anu … em ….""Itu anu ap sih, Mbak? Kalau ngomong itu yang jelas dong. Kenapa Mbak Hilda tiba-tiba berubah jadi gagu gitu sih? Bukannya Mbak Hilda itu paling kenceng ya kalai soal menghina dan mencaciku juga keluargaku?""Eh i-itu aku sebenarnya karena kena hasutan dari Bu Saras, Bu Maemunah sama Bu Salamah saja, Sof. Sebenarnya aku tuh gak tau apa-apa." Aku mengangguk-anggukan kepala tanda mengerti. "Oh jadi karena mereka. Berarti kalau merks menghasut Mbak Hilda buat cemplung sumur atau potong urat nadi Mbak Hilda bakalan kena hasutan mereka juga?" Aku menatap tajam wajah Mbak Hikda yang sudah tampak pias. Rasakan! Kmu pikir aku akan terima begitu saja pendekatan dirimu te
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Tetangga gak punya otak

BAB 26"Bu Saras dan Lusi yang terhormat. Apakah kalian tidak salah meminta tumpangan pada kami? Kami ini orang miskin lho, Bu, Lus. Kalian kan orang kaya, pakai dong mobil kalian, ups lupa kalau kalian kan gak punya mobil ya. Eh saya gak saranin kalian menumpang pada kami si miskin ini. Sebab apa? Sebab mobil yang kami tumpangi ini hasil jual diri sama Om-Om senang yang ada di depan kalian saat ini. Ups uang haram lho Bu. Gak malu mau naik mobil hasil dari uang haram?""Aku gak peduli dari mana uangmu berasal tapi yang jelas aku dan Lusi mau ikut naik di mobilmu dan pulang. Sebagai tetangga yang baik kamu harus mau menumpangi kami." Sumpah demi apa? Aku sampai melongo mendengar ucapan Bu Saras. Cih, definisi orang tidak punya malu ya seperti ini. "Ya ampun, Bu Saras. Kupikir Ibu sudah gak punya rasa malu kali ya. Selama ini Ibu selalu menghina kami lho dan sekarang minta tumpangan sama orang yang selalu kalian hina? Menjijikkan!""Terserah kamu mau ngomong apa. Yang jelas untuk kali
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Pinjam 10 juta dong

BAB 27"Enak aja ngatain saya nggak punya otak. Kamu tuh yang nggak punya sopan santun sama orang tua. Sama tetangga tuh harusnya saling membantu. Katanya kaya masa iya bayarin makanan begini aja gak bisa sih?"Geram sekali rasanya menanggapi Bu Maemunah yang aku rasa dirinya agak sinting. Mana ada orang ngehina tapi minta dibayarkan belanjaannya. Tidak habis pikir aku bisa-bisanya punya tetangga begitu semua bentukannya. "Halah, Bu, saya sopan mah lihat-lihat orang nya. Kalau sama Bu Maemunah mah saya rasa nggak perlu lah pake sopan-sopan segala. Tadi apa kata Bu Mae? Sama tetangga harus saling membantu? Katanya orang kaya, kok masih minta bantuan sama orang miskin hem? Gak malu ngejilat ludah sendiri, Bu?""Oalah, dasar kurang ajar ini anak. Beraninya melawan orang tua. Kualat kamu sama orang tua!" u? berang Bu Maemunah. "Halah! Sama situ mah nggak bakalan kualat Bu Mae! Yang ada saya akan mendapatkan pahala karena berhasil melawan Bu Maemunah dan membela keluarga saya yang selalu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Itu rumah kita bukan Lusi

BAB 28(Pov author) "Memangnya Mbak mau pinjam berapa sih? Dan untuk apa?""Aku mau pinjam sepuluh juta saya, Mbak. Buat bayar cicilan rumah dan juga mobil. Pasti Mbak punya dong ya. Bagi Mbak Sofia seorang anak pemilik perusahaan uang sepuluh juta kan hanya sedikit. Iya kan?""Apa, Mbak? Coba ulangi sekali lagi?" Wajah Hilda yang tadinya tampak berbinar kembali menunjukkan raut masamnya. "Ck, kamu gak mendadak jadi tuli kan Mbak Sof?""Oh telingaku masih sangat-sangat normal kok, Mbak.""Lha terus kenapa suruh ulangi lagi? Kan gak budek?""Masalahnya untuk yang satu itu lain hal, Mbak.""Maksudnya lain hal gimana?""Kan Mbak Hilda kaya. Suaminya atasan di perusahaan lho masa iya uang sepuluh juta gak ada sih?" Sofia benar-benar memberikan ucapan menohok pada lawannya satu persatu. Yah, Sofia benar-benar ingin memberikan shock terapi pada mereka. "Oh kalau aku mah jangankan sepuluh juta, Mbak. Bahkan, satu milyar pun aku punya." Mendadak wajah Mbak Hilda kembali berbinar saat mende
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Siapa tikus perusahaan?

BAB 29"Ya ampun bisa-bisanya ngaku-ngaku begitu. Logika saja lah, Bu, Mas. Gaji dia sebagai staff di kantor Papa itu aja cuma mentok empat sampai lima juta. Sedangkan rumah itu dua lantai dengan desain dan interiornya itu yang kualitas nomor satu. Bukannya aku mau menghina atau gimana. Enggak sama sekali, tapi kalau dilogika apa dia mampu membangun rumah sebesar dan semewah itu? Kecuali kalau dia korupsi secara dia itu staf bagian keuangan."Membicarakan perihal korupsi entah kenapa batin Sofia tersentil. Ia seolah-olah memikirkan apa yang baru saja dikatakannya tadi. "Hah, nanti saja lah aku tanyakan sama tim audit. Meski aku yakin Papa sudah sebaik mungkin menghandle semua urusan kantor tapi tidak ada salahnya jika aku kembali mengecek kan?" batin Sofia. "Eh Sayang, kok malah ngelamun? Jadi kita ngeliat ke sebelah?" Suara Farhan membuyarkan lamunan Sofia. Ia menatap pria itu lekat. "Iya jadi dong, Mas. Heheheh, yaudah yuk, udah siap kan? Ibu mau ikut?" Bu Marini menggeleng semba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Rahasia Lusi

BAB 30 Dan saya peringatkan kalau saya tidak pernah main-main dengan ucapan saya. Jika di antara kalian ada yang berlaku curang maka saya gak akan segan-segan untuk memberi hukuman yang setimpal buat orang itu.""Apakah ucapan saya bisa dimengerti?" tanya Sofia lagi pada para karyawannya. Lusi yang sejak tadi mendengarkan Sofia berbicara hanya bisa mencebik dan menggerutu dalam hatinya. "Bisa, Bu," jawab para karyawan serempak. "Bagus. Jika di antara kalian ada yang mengetahui adanya kecurangan di kantor ini. Harap segera memberitahu saya maupun suami saya. Bagi yang bisa berkata jujur akan ada reward dari saya secara pribadi. Paham semua?""Paham, Bu.""Yasudah sekarang kalian bisa kembali ke ruangan kalian masing-masing dan selamat bekerja." Para karyawan pun membubarkan diri mereka masing-masing. Sementara itu Lusi juga turut kembali ke meja kerjanya sembari menggerutu. "Huh cuma ngomong begitu saja sampai harus mengumpulkan semua karyawan. Dasar si Sofia lagaknya udah sok ban
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status