Home / Rumah Tangga / Aku Ingin Bercerai, Pak CEO! / Chapter 301 - Chapter 310

All Chapters of Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!: Chapter 301 - Chapter 310

318 Chapters

Andre - Mahira : Suka Berbohong?

Adhitama memandang Andre yang sedang memberikan stampel di beberapa berkas yang sudah dia tanda tangani.Sebagai atasan yang sudah lama bersinggungan dengan Andre, Adhitama merasa kasihan terutama dengan nasib percintaan sekretarisnya itu.Adhitama masih menatap Andre, hingga pemuda itu menyadari dan bertanya.“Apa ada yang salah dari penampilan saya hari ini, Pak?”Adhitama menggeleng pelan, dia masih santai duduk bersandar di kursi empuknya sambil mengawasi.“Apa kamu tahu? Gadis pecicilan itu melamar kerja di perusahaan istriku,” ucap Adhitama."Gadis pecicilan yang mana, Pak?"Adhitama menyipitkan mata mendengar balasan dari Andre. Pria itu tidak menjawab tapi dengan ekspresi wajahnya saja bisa membuat Andre sadar posisi."Apa Mahira?" kata Andre."Menurutmu? Memangnya ada gadis lain yang dekat denganmu," ujar Adhitama."Maaf Pak kami tidak dekat, kami hanya orang asing yang bertemu di waktu yang tidak tepat." Andre berbicara cepat seolah takut Adhitama berpikiran yang bukan-bukan
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Andre - Mahira : Somasi

Mahira tidak berani berbohong, dia akhirnya mengaku pada Risha bahwa dirinya sudah seminggu diusir dari rumah orangtuanya. “Saya beberapa hari belakangan menumpang di kos teman, tapi dia kemarin kena marah ibu kos, saya tidak enak dan pergi pagi tadi,” ucap Mahira. “Lalu jangan bilang kamu tidak punya tempat tinggal dan ingin tidur di sini?” terka Risha. Mahira tertunduk lesu. “Saya bisa tidur di lantai,” ucapnya. Miris hati Risha mendengar ucapan Mahira, nadanya juga terdengar sangat putus asa. Sebagai sesama wanita dia tak tega ingin mengusir Mahira dari sana. “Malam ini kamu aku izinkan tidur di kantor, besok aku akan minta bagian keuangan memberikan sebagain gajimu dulu supaya kamu bisa mencari tempat tinggal,” ujar Risha. Mahira seketika mengangkat kepala dan kaget, matanya yang merambang berubah berbinar terang. “Sudah jangan sedih! Semua masalah pasti bisa dilewati.” Risha bicara sambil menepuk pundak Mahira memberi kekuatan. Mahira seketika merasa bersalah, dia teringa
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Andre - Mahira : Mengancam

Setelah menutup panggilannya ke Adhitama, Andre bergegas keluar kamar. Dia membuat Bu Mira yang sedang membereskan meja kaget. “Mau ke mana?” tanya Bu Mira sambil meletakkan gelas kembali ke meja. “Aku mau keluar sebentar, menemui Mahira,” jawab Andre. Andre mengambil kunci mobil lalu pergi. Dia sudah keluar dari pintu hendak memakai sepatu kembali, tapi Bu Mira mencegahnya lebih dulu. “Memang kamu mau menemui Mahira di mana?” tanya Bu Mira khawatir. “Mahira ada di kantor bu Risha.” Bu Mira diam mematung, dia bingung untuk apa malam-malam Mahira berada di kantor Risha. “Mama tenang saja, masalah somasi yang aku terima ini akan aku selesaikan,” ucap Andre meyakinkan. Sebelum pergi dia meraih tangan wanita yang melahirkannya itu untuk berpamitan. Andre masuk mobil lalu menyalakan mesin, dia buru-buru pergi ke kantor My Lily mencari keberadaan Mahira. Sedangkan Bu Mira hanya bisa diam memandang mobil Andre menjauh. ** Di kantor My Lily yang masih berupa ruko, Mahira
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Andre - Mahira : Gara-gara Kamu

Mahira menatap Andre dengan wajah tegang. Tega sekali dia mengancam seperti itu. Namun Mahira menyadari kalau dia dan Andre saat ini memang sama-sama dalam posisi terdesak."Jangan, aku mohon! Aku tidak sudi nikah sama bapak kamu itu. Mending aku jadi perawan tua dari pada nikah sama tua bangka!" ujar Mahira. "Kalau begitu kamu harus ikut apa kataku." Wajah Andre tak kalah tegangnya. Mahira merasa kasihan juga dengan pemuda itu. Karena dirinyalah Andre sekarang terkena masalah seperti ini. Pak Dendi mensomasi Andre dengan tuduhan sudah membawa kabur dirinya. Padahal dia sendiri yang ingin kabur dari pernikahan itu."Aku mendapat masalah ini gara-gara kamu!" tunjuk Andre, mengingatkan Mahira atas semua kericuhan ini. "Hidupku yang udah tenang bersama mamaku tiba-tiba kacau lagi gara-gara pria itu,” imbuhnya.Mahira mencebik lalu menekuri ujung kakinya. "Iya, aku tahu. Tidak usah diungkit-ungkit terus.Andre menggeleng melihat tingkah Mahira kemudian menyodorkan ponselnya ke gadis itu
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Andre - Mahira : Nasib Karyawan Baru

Risha menekuk tangan ke depan dada sambil menggelengkan kepala, dia benar-benar kesal sekaligus kasihan ke Mahira karena tahu apa yang dialami oleh gadis itu."Maaf, Bu Risha semalam saya tidur terlalu malam dan …," ucap Mahira takut-takut sambil berdiri dan merapikan rambut dan pakaiannya yang sedikit berantakan.Mahira mengelap pipi yang sepertinya sedikit basah karena air liurnya. Rasanya malu sekali apalagi semua orang menatap ke arahnya. Ada yang berbisik dan ada yang terang-terangan tertawa kecil. Risha menghela napas, lalu berkata,”Sebaiknya kamu bersih-bersih dulu, setelah itu kamu ke ruanganku." Mahira mengangguk cepat, wajahnya pucat. Ketakutan mulai menjalar di hatinya. Jangan-jangan dirinya akan dipecat oleh Risha, padahal dia juga belum benar-benar bekerja di sana. Mahira ketakutan dan terus memikirkan kemungkinan yang terjadi sambil berjalan ke kamar mandi. Mahira sadar, hari-hari yang akan dilewatinya pasti akan sangat melelahkan, apalagi setelah kedatangan Andre, in
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Andre - Mahira : Memiliki Bakat

Semua orang kaget karena Risha tiba-tiba saja muncul, dan salah satu staf langsung menjelaskan situasinya pada Risha.“Setelah keluar dari ruangan Bu Risha, Mahira bukannya bekerja atau siap-siap live, tapi malah bermain ponsel. Kami mencoba menegur, tapi dia malah banyak alasan." Risha menatap Mahira dengan tatapan yang sulit diartikan. Suasana menjadi hening seketika. Semua staf menunggu apa yang akan dilakukan Risha. Namun, Risha tidak marah. Ia hanya menghela napas panjang. “Semua kembali ke pekerjaan masing-masing. Aku tidak mau ada keributan di kantor. Fokus pada pekerjaan kalian!” Para Staf mengangguk menaati ucapan Risha lalu kembali ke tempat masing-masing, sedangkan Mahira terlihat menunduk. Gadis itu merasa apapun yang dia lakukan sepertinya selalu salah di mata orang lain. “Mahira,” Risha berkata sambil menatap langsung sang lawan bicara, “Kamu harus tahu kalau semua orang yang bekerja di My Lily adalah orang baik. Tapi jangan jadikan kebaikan orang lain sebagai alasa
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Andre - Mahira : Sedikit Kecewa

Mahira duduk di mejanya dengan gelisah setelah melakukan live. Dia mencoba fokus pada pekerjaan lain, tetapi pikirannya terus melayang ke percakapannya dengan Andre semalam.Hingga sore tiba saat jam kantor hampir selesai, Mahira masih saja gelisah. Dia seharusnya sudah pulang ke kos Santi seperti apa yang sudah dia bilang ke temannya itu. Namun, Andre belum juga memberi kabar.Mahira hanya takut kalau Andre tiba-tiba datang saat dia sudah pergiMahira lantas memeriksa ponselnya untuk yang kesekian kali, tetapi tetap tidak ada pesan atau panggilan masuk dari Andre. Wajahnya tampak murung dan beberapa staf mulai memperhatikan sikapnya yang tidak biasa. Akhirnya, dengan perasaan cemas yang memuncak, Mahira memutuskan untuk menghubungi Andre terlebih dahulu. Ia membuka kontaknya dan menekan tombol panggil. “Kamu di mana?” tanya Mahira begitu panggilan tersambung. Suara Andre terdengar datar di seberang telepon. “Maaf, aku belum sempat menghubungimu. Aku sudah selesai berkonsultasi d
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Andre - Mahira : Apa Dia Menangis?

Mahira memandangi layar ponselnya dan hendak membaca pesan yang masuk. Namun, lagi-lagi ponsel itu berbunyi dan kini nama sang mama tertera di sana.Mahira mengernyit, bertanya-tanya kenapa ibunya menelepon malam-malam begini.“Halo,” sapa Mahira."Mahira, kamu ada di mana? Papa kamu dibawa ke kantor polisi."Detak jantung Mahira berpacu. Dia melompat dari tempat tidur, jemarinya gemetar dengan ponsel yang masih berada di dekat telinga."Kenapa, Ma? Masalah apa?""Pak Dendi melaporkan papamu. Katanya soal penipuan."Tatapan mata Mahira menerawang dengan ekspresi tak percaya.Pak Dendi? Penipuan? Apa yang sebenarnya terjadi? Kepala Mahira dipenuhi pertanyaan. Meski begitu, dia menyadari satu hal, ini pasti ada hubungannya dengan gagalnya pernikahan antara dirinya dengan si tua bangka itu.“Aku akan segera pulang ke rumah, Mama jangan panik,” ucap Mahira. Dia bergegas mengambil jaket tipisnya lalu keluar kos sambil memesan taksi daring.Beberapa saat kemudian Mahira sampai di rumah, di
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Andre - Mahira : Cemas

Bu Mira tak peduli dengan larangan Andre. Wanita paruh baya itu memilih turun untuk menghampiri Mahira."Mahira, kenapa kamu di sini malam-malam? Kenapa kamu nangis?" tanya Bu Mira lembut, suaranya penuh perhatian.Mahira kaget. Dia menoleh dan hanya bisa terdiam. Gadis itu menunduk, lalu menghapus air matanya dengan punggung tangan. "Eh, Tante kok ada di sini?"Bu Mira mengambil tempat duduk di samping Mahira. "Iya tadi tante ke ATM, itu di sana,” tunjuk Bu Mira ke Bank yang letaknya tak jauh dari minimarket.“Tante sama Andre. Dia ada di mobil lagi nungguin," imbuh Bu Mira. Kali ini sambil menunjuk ke arah mobil Andre yang terparkir tak jauh dari mereka."Kamu belum jawab pertanyaan tante. Kamu kenapa?" tanya Bu Mira.Belum sempat Mahira menjawab. Andre terlihat turun dari mobill dan berjalan ke arah mereka."Kenapa lagi kamu?" tanya Andre sedikit ketus, tapi ikut duduk di samping Mahira.Mahira menundukkan wajah. "Papaku ditangkap polisi," jawabnya pelan. "Katanya karena laporan P
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Andre - Mahira : Fakir Miskin

Lain di mulut lain di hati. Meski terlihat tak peduli, nyatanya Andre tidak benar-benar bisa mengabaikan Mahira. Malam itu, meskipun memaksakan diri untuk tidur, pikiran Andre tetap berkelana, memikirkan Mahira dan apa yang mungkin sedang terjadi.Pagi harinya, Andre bangun dengan perasaan yang masih sama. Namun, dia tetap berusaha untuk tidak memperlihatkan perasaannya kepada siapapun, termasuk ibunya.Andre bangkit dari tempat tidur dengan mata berat. Ponselnya tergeletak di meja dengan layar hitam tanpa notifikasi baru. Dia memegangnya lagi, ragu sejenak sebelum mengetik pesan lain untuk Mahira.[Kalau kamu butuh bantuan, bilang aja.]Setelah mengirim pesan itu, Andre termenung, berharap balasannya kali ini datang.Namun, keheningan tetap mengisi ruang kamarnya. Andre mendesah berat, merasa bersalah tapi masih enggan mengakui."Apa aku harus ke sana langsung?" gumamnya. Pikiran tentang Mahira di kos seorang diri terus menghantui Andre.***Matahari baru saja muncul, memancarkan sin
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more
PREV
1
...
272829303132
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status