Home / Rumah Tangga / Aku Ingin Bercerai, Pak CEO! / Chapter 291 - Chapter 300

All Chapters of Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!: Chapter 291 - Chapter 300

318 Chapters

Haris - Alma : Mengancam

Setelah beberapa hari, Alma memilih berangkat kerja meski kakinya yang terkilir masih sedikit sakit. Dia juga tidak mau lagi membeli kopi di seberang karena takut terjadi hal buruk lagi seperti kemarin. “Apa kakinya sudah sembuh?” tanya teman kerjanya saat melihat Alma datang. “Sudah lumayan. Lagi pula kerjaanku juga bukan angkat benda-benda berat, jadi tidak masalah berangkat,” jawab Alma sambil memulas senyum. Teman Alma itu mengangguk. Siangnya seperti hari-hari sebelumnya, Alma ikut berjualan produk secara live bersama staf Risha. Namun, ada yang berbeda kali ini. Tiba-tiba saja banyak komentar hinaan yang berterbangan di layar saat mereka melakukan live. Alma sempat terdiam karena terkejut, tapi setelahnya berusaha tenang. Staf Risha juga syok, tapi mencoba bersikap biasa dan melanjutkan live sesuai alur. Akan tetapi karena baik Alma atau staf itu tidak ada yang membalas dan merespon komentar buruk dan hanya menanggapi penonton yang menanyakan soal skincare, membuat
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Haris - Alma : Ketulusan Dan Ketakutan

Rico syok tak karuan. Dia melihat Haris masih terus mengetuk kaca jendela mobil tapi dia tidak mau keluar. “Sialan, kenapa dia bisa tahu,” gerutu Rico. Rico panik dan takut. Dia segera menginjak pedal gas untuk kabur, tapi karena terburu-buru, Rico tidak sadar di depan ada Alma sehingga hampir saja menabrak Alma. Alma terkejut ketika melihat mobil itu melaju, beruntung tangannya langsung ditarik Risha sehingga tidak sampai tertabrak. Haris sangat terkejut karena Rico berusaha kabur. Untung saja saat itu ada sopir mobil box My Lily yang melihat lalu segera memundurkan mobilnya sampai membuat mobil Rico menabrak mobil itu. “Sialan!” gerutu Rico. Dia buru-buru keluar untuk kabur, tapi sayangnya ada satpam Risha yang langsung mencegahnya. “Mau ke mana kamu?” Satpam langsung meringkus Rico. “Lepaskan!” Rico hendak memberontak, tapi satpam menahan kedua tangannya di belakang. Haris sangat terkejut Rico hampir menabrak Alma. Dia langsung menghampiri Alma. “Kamu baik-baik saja, kan
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Andre - Mahira : Papamu Nikah Lagi

Suasana di ruang makan saat sarapan pagi itu cukup suram. Bu Mira makan dengan kepala tertunduk tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Itulah yang dirasakan Andre. Dia yakin ada sesuatu yang mengganggu pikiran ibunya. "Papa kamu mau nikah lagi." Akhirnya keluar juga suara Bu Mira. Ekspresinya datar, mungkin hanya dibuat-buat saja. Andre sudah tahu akan hal itu jadi dia hanya mencebikkan bibir saja. Hanya suara gumaman kecil yang keluar dari mulutnya. "Kamu kok nggak kaget, Ndre?" tanya Bu Mira keheranan. "Sudah tahu, Ma. Kemarin kami ketemu waktu aku pergi menemani Pak Tama di Jogja." Andre menyuapi dirinya dengan sesendok nasi plus sedikit lauk lalu mengunyahnya dengan pelan. "Oh, jadi kamu juga sudah ketemu sama calonnya papa kamu?" Andre mengangguk pelan. Diraihnya gelas berisi air putih lalu menenggaknya hingga habis. "Iya, tapi wanita itu rada sinting." "Rada sinting gimana?" tanya Bu Mira penasaran. "Ya sedikit nggak waras aja, Ma." "Kenapa kamu bisa bilang g
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Andre - Mahira : Gadis Gila

Andre mematung di tempat. Di hadapannya, Mahira tampak panik, dengan air mata berlinang. Tanpa diduga, gadis itu berlari ke arahnya, mencengkeram tangannya erat. "Tolong aku ... selamatkan aku dari sini," suara Mahira bergetar, hampir seperti bisikan, tetapi cukup keras untuk membuat Andre mendengar jelas. Andre menatap gadis itu, lalu mengarahkan pandangannya ke pria yang berdiri di ujung ruangan dengan setelah jas hitam dan rangakaian bunga melati yang menggantung di lehernya. Ya tentu saja pria itu adalah Dendi, ayahnya sendiri. Dunia seakan berhenti berputar untuk sesaat. Andre tahu betul riwayat ayahnya yang sering menikah, meninggalkan ibunya, dan sekarang berencana menikahi gadis yang berdiri gemetar di sebelahnya. Andre begitu muak dengan pria itu. "Mahira," kata Andre pelan, berusaha melepaskan cengkeraman tangan Mahira. Tetapi gadis itu menggenggam tangannya semakin erat. Matanya yang berlinang air mata membuat Andre tak sanggup berkata-kata lebih jauh. Tatapan D
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Andre - Mahira : Bawa Pulang

Andre menekan rem mobilnya dengan geram ketika mereka sampai di depan rumahnya. Dia menoleh ke Mahira yang duduk dengan tenang di sebelahnya. Perempuan itu tampak tenang, seolah situasi ini biasa saja baginya. Andre menarik napas dalam sebelum keluar dari mobil dan berjalan ke pintu rumah. Saat pintu terbuka, Bu Mira berdiri di sana dengan alis terangkat. "Andre, siapa ini?" tanya ibunya, dengan nada terkejut bercampur curiga. Andre mendesah berat. "Ini Mahira, Ma. Panjang ceritanya." Dia menceritakan secara singkat apa yang terjadi. Mulai dari bagaimana Mahira melarikan diri dari pernikahan dengan Dendi hingga keputusan Andre untuk membawanya ke sini. Ibunya mendengarkan dengan wajah yang semakin tegang, lalu menatap Mahira dengan tajam. "Andre, kembalikan anak ini ke rumahnya sekarang juga," tegas Bu Mira. "Enggak mungkin, Ma. Aku mau bawa dia ke polisi saja," jawab Andre datar. Mahira yang sejak tadi diam, tiba-tiba membuka mulut. "Jangan! Tolong jangan bawa aku ke po
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Andre - Mahira : Ribut Malam-malam

Rumah Andre malam itu sebenarnya sudah sunyi, tapi Bu Mira dan Mahira masih ada di ruang tengah untuk menonton televisi. Namun, beberapa saat kemudian kedamaian itu terusik ketika terdengar ketukan keras dari pintu depan. "Apa itu Andre pulang? Kok nggak langsung masuk?" gumam Bu Mira, bangkit dari kursi. Bu Mira berjalan menuju pintu, tetapi sebelum membukanya, Mahira tiba-tiba menyusul dengan wajah bingung. "Bentar, Tante. Aku lihat dulu siapa," ujar Mahira sambil melirik ke jendela kecil di dekat pintu. Ketika Mahira mengintip, dia langsung membeku. "Tante, itu si Pak Dendi!" bisiknya dengan nada panik. "Dendi? Ngapain dia di sini malam-malam begini?" tanya Bu Mira heran. Namun sejurus kemudian dia menyadari kalau kedatangan Dendi tentu saja untuk menjemput Mahira. "Jangan dibuka, Tante! Dia pasti mau maksa aku pergi. Dia juga pasti nggak datang sendirian," jawab Mahira sambil melongok ke luar memastikan Dendi tidak membawa orang lain. Sementara itu, ketukan pintu
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Andre - Mahira : Pergi

Setelah bicara berdua, Bu Mira dan Andre kembali ke ruang tengah untuk menemui Mahira. Karena hari sudah malam, Bu Mira meminta Mahira untuk istirahat. "Ini sudah malam, Mahira kamu bisa tidur di kamar Andre malam ini," kata Bu Mira. Andre menghela napas berat. "Terus aku tidur di mana, Ma? Di dapur?" Mendengar itu, Mahira langsung bangkit dari sofa. "Tante, nggak usah repot. Aku tidur di luar saja, di ruang TV. Nggak apa-apa kok." Andre melirik Mahira dengan sinis. "Ya, bagus kalau sadar diri. Sana tidur di luar." Mahira hanya tersenyum kecut. Dia berpamitan pada Bu Mira untuk beristirahat di depan TV. Tanpa sepatah kata lagi, Mahira merebahkan diri di sana, mencoba tidur meski hatinya gelisah. Sementara Bu Mira memelototi Andre yang sudah keterlaluan memperlakukan Mahira dan bersungut masuk ke dalam kamarnya. Andre, meski kesal, merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Namun, ia memilih mengabaikannya dan masuk ke kamar. Malam semakin larut tetapi Andre yang se
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Andre - Mahira : Membuat Masalah

Sepanjang perjalanan ke kantor Andre dan Mahira sama-sama diam. Sampai di kantor Andre mengantar Mahira ke ruang OB dan berbicara sebentar dengan salah seorang karyawan di sana. Andre meminta Mahira untuk ikut mengerjakan pekerjaan OB, sementara dia pergi menemui Adhitama. "Kenapa baru datang?" tanya Adhitama yang keheranan. Karena tidak biasanya Andre terlambat ke kantor seperti ini. Andre terlihat merasa bersalah. "Maaf, Pak. Ada masalah tadi pagi." Adhitama mengangkat alis. "Masalah apa?" Andre menceritakan semuanya secara singkat. Setelah mendengar penjelasan itu, Adhitama bertanya, "Sekarang gadis itu di mana?" Andre menghela napas. "Saya minta OB kantor untuk kasih dia kerjaan. Setidaknya dia tidak terlunta-lunta menggelandang di jalan dan bermanfaat di sini." Adhitama hanya mengangguk tanpa berkomentar lebih jauh. Sementara itu Mahira sibuk menyapu lantai. Meski pekerjaannya sederhana, dia merasa senang karena setidaknya dia tidak merasa seperti beban. Saat selesa
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Andre - Mahira : Diusir Dari Rumah

Mahira sejenak ragu, tetapi akhirnya menerima uang pemberian Andre itu. "Terima kasih," ucapnya pelan sebelum pergi meninggalkan gedung Mahesa. Berjalan keluar gedung, hati Mahira mulai was-was dan bingung. Kalau dia pulang, sudah pasti dirinya akan dimarahi oleh ayahnya atau lebih parahnya akan diserahkan kembali pada si tua bangka Dendi. Tetapi, jika dia tidak pulang, ke mana dia harus pergi. Setibanya di rumah, Mahira langsung disambut dengan teriakan keras dari ayahnya. "Kamu ke mana saja, hah? Kenapa kamu nggak pulang-pulang? Kenapa malah kabur? Kamu mau bikin papa celaka?" cecar laki-laki paruh baya itu. Mahira lantas mencoba menjelaskan. "Aku cuma mau cari tempat aman, Pa. Aku nggak mau dipaksa nikah sama Pak Dendi." Namun, Salman - ayah Mahira tidak mau mendengar. "Kamu pikir kamu siapa? Kalau bukan karena aku, kamu nggak akan hidup sampai sekarang!" Emosi Mahira memuncak. "Tapi Pa, aku ini anak papa bukan alat buat bayar hutang. Hutang itu kesalahan Papa sendiri
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Andre - Mahira : Melamar Pekerjaan

Kepercayaan diri Mahira menghilang dan menguap entah ke mana saat datang ke perusahaan tempatnya ingin melamar pekerjaan yang ternyata milik Risha.Gadis itu membeku bak arca purba saat wanita yang anaknya dia jahili di Jogja tersenyum sambil memegang CV di tangan. Hilang sudah harapan Mahira mendapat pekerjaan sebagai host live di sana."Coba jelaskan mengenai dirimu secara singkat!" pinta Risha. Mahira menelan ludah susah payah. Sepertinya dia baru saja menenggak setengah botol air mineral sebelum masuk ke ruang wawancara, tapi entah kenapa kini tenggorokannya terasa kering."Saya ..., saya mudah belajar, energik dan suka anak kecil," ucap Mahira asal. Dia terlalu grogi sampai tidak yakin dengan jawabannya sendiri.Salah satu staf My Lily yang ikut melakukan wawancara tampak kaget, tapi dia heran mendapati Risha yang duduk di sebelahnya malah tersenyum. "Suka anak kecil? Apa maksudmu menggoda anak kecil?" tanya Risha.Mahira kaget, dia diam tak membalas pertanyaan Risha dan kini
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
PREV
1
...
272829303132
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status