Semua Bab Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan: Bab 161 - Bab 170
172 Bab
Emiku
Alaric dan Emily kembali ke apartemen setelah menempuh perjalanan hampir satu jam. Mereka tidak pulang ke rumah karena sedang berada di mood yang buruk. “Kamu baik-baik saja, kan?” tanya Alaric saat melihat Emily baru saja keluar dari kamar mandi. Emily terkejut mendengar suaminya kembali menanyakan itu. Dia pun mencoba tersenyum untuk melegakan hati suaminya. Emily masih tak menyangka jika Alaric akan memilih mengabaikan Anya. Awalnya Emily berpikir jika Alaric akan masuk air untuk menolong Anya seperti drama-drama yang biasa ditontonnya, tapi siapa sangka semua itu salah, suaminya bersikap sebaliknya. “Aku baik-baik saja, kamu jangan cemas,” ucap Emily sambil mengusap lengan Alaric. Alaric memulas senyum lantas mengecup kening Emily dengan lembut. “Aku sudah memesan makanan, ayo makan!” ajak Alaric sambil menggenggam telapak tangan Emily. Mereka pun makan bersama, tapi Emily terlihat banyak diam sejak kejadian tadi, mungkin karena dia masih memikirkan Anya. Wanita itu lemah l
Baca selengkapnya
Belum Tahu Tujuannya
“Apa yang harus aku lakukan ke Anya?”Billy mengerutkan alis mendengar pertanyaan Alaric.“Memangnya kamu mau melakukan apa? Maksudku, kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu? Kamu tahu, pertanyaanmu ini bikin orang salah paham.”Billy benar-benar keheranan dengan maksud ucapan Alaric.Alaric menghela napas kasar. Seharian dia tak bisa fokus bekerja karena cemburunya Emily akibat kemunculan Anya.“Hubunganku dengan Emi bisa terancam jika Anya terus muncul di hadapanku. Apalagi akhir-akhir ini Emi gampang sekali marah dan berpikiran negatif,” ujar Alaric menjelaskan.“Terus, kamu maunya gimana? Kita tidak tahu apa sebenarnya niatan Anya muncul mencarimu. Tidak mungkinkan tiba-tiba kamu bilang ke dia agar menjauhimu? Bagaimana jika ternyata dia tak ada maksud mendekatimu lagi? Bukankah kamu malah seperti terlalu percaya diri jika dia mau mengejarmu lagi?”Billy tak ingin berspekulasi dulu karena sejauh ini Anya hanya menemui Alaric tanpa memperlihatkan niat dan alasan menemui Alaric.
Baca selengkapnya
Mendapat Masalah
Emily sempat menghentikan langkah sesaat saat melihat siapa yang menunggunya, hingga akhirnya berjalan dengan cepat menghampiri orang yang sudah menunggunya.“Emily!”Emily melebarkan senyum ketika melihat wajah-wajah wanita hebat yang dikenalnya beberapa waktu lalu. Akhirnya wanita-wanita yang ditemuinya di penjara, sekarang sudah bebas dan mendatanginya di kantor.“Kapan kalian bebas?” tanya Emily senang akhirnya bisa menepati janji membantu mereka keluar dari penjara.“Pagi tadi,” jawab Susi, wanita yang mencuri ayam hanya buat makan.“Kami langsung ke sini,” timpal Ira, wanita yang mencuri di minimarket.“Bagaimana dengan Leha?” tanya Emily.“Ya, Leha bilang ga usah dikeluarkan, dia juga dihukum ga lama, terus udah biasa keluar-masuk penjara,” jawab Ira.Emily hanya membentuk huruf O menggunakan bibir.Febry yang berdiri di belakang Emily hanya mendengarkan pembicaraan atasannya itu karena tidak kenal dengan dua wanita yang sedang ditemui.“Oh ya, aku ada rapat. Bagaimana kalau ka
Baca selengkapnya
Hanya Muak
“Maaf, maaf.” Susi panik sampai langsung berdiri untuk meminta maaf. Bahkan Susi mengambil tisu untuk membantu membersihkan rok milik wanita yang terkena dagingnya. “Sudah, tidak apa-apa.” Wanita itu ternyata Anya. Dia mundur saat Susi ingin membersihkan roknya. Fandy dan Ira berdiri melihat hal itu, mereka juga panik melihat Susi mengotori pakaian orang. Di sisi lain Emily baru saja selesai membahas pekerjaan dan baru berpamitan dengan klien. Emily melihat Susi sedang berusaha membersihkan pakaian seorang wanita. Emily pun mendekat untuk menghampiri dan menanyakan apa yang terjadi. “Aku benar-benar minta maaf,” ucap Susi karena panik jika wanita itu marah karena dia tak sengaja mengotori pakaian wanita itu. “Sudah, tidak usah dibersihkan. Aku tidak apa-apa,” ucap Anya yang seperti enggan disentuh Susi. “Ada apa ini?” tanya Emily yang muncul di belakang Anya. Anya membalikkan badan, terkejut melihat Emily di sana. Emily sama terkejutnya karena bertemu dengan Anya. “Itu, aku
Baca selengkapnya
Masih Mual
Alaric buru-buru turun dari mobil saat menjemput Emily. Siang tadi dia mendapat informasi dari Fandy kalau Emily sakit, tapi karena dia sedang menemui beberapa klien secara bergantian karena jadwal yang padat. Alaric belum bisa menemui istrinya itu, hanya sempat berbalas pesan.“Kenapa kamu tergesa-gesa?” tanya Emily saat melihat Alaric berjalan cepat ke arahnya yang baru saja keluar dari lift.“Bagaimana kondisimu?” tanya Alaric langsung menyentuh kening Emily untuk mengecek suhu tubuh istrinya itu.Staff yang melihat hal itu langsung menunduk karena tak ingin menganggu.Emily pun sangat terkejut, tak biasanya Alaric menunjukkan perhatian di tempat umum, membuatnya agak malu.“Aku baik-baik saja,” jawab Emily sambil menurunkan tangan suaminya dari kening.“Kamu yakin?” tanya Alaric memastikan lagi meski Emily sudah mengatakan kondisinya saat berbalas pesan dengannya siang tadi.“Iya, tadi ‘kan sudah aku bilang. Aku hanya telat makan, lalu makan mie, jadi lambungku tidak beres. Ini sa
Baca selengkapnya
Keracunan Mie?
Sudah dua hari semenjak Emily muntah. Dia tidak terlalu memikirkan karena mual setelah menggosok gigi, selebihnya dia baik-baik saja.Sama seperti pagi itu. Emily muntah setelah menggosok gigi, hal itu membuat Alaric cemas karena tiap pagi saat mandi, istrinya pasti muntah.“Emi, kamu serius tidak sakit? Sudah dua hari ini kamu terus muntah ketika mandi?” tanya Alaric saat istrinya itu baru saja keluar dari kamar mandi.Emily menatap Alaric yang sangat mencemaskannya. Seperti biasa dia melebarkan senyum lantas membalas, “Aku ga panas atau demam, Al. Tapi memang gara-gara makan mie waktu itu, tiap merasakan pasta gigi rasanya mau mual dan muntah.”“Jangan-jangan mienya waktu itu kadaluarsa, ya? Makanya aku jadi mual berkepanjangan? Kalau keracunan, tapi aku ga sakit?”Emily malah berpikiran sampai ke sana, tapi juga aneh karena merasa baik-baik saja.Alaric menyentuh kening istrinya, dingin karena Emily baru saja mandi.“Bagaimana kalau ke rumah sakit untuk memeriksa kondisimu? Kalau m
Baca selengkapnya
Kecewa
Emily bingung mendengar pertanyaan sang bibi. Dia ingin mengecek kalender di ponsel, tapi malah lebih dulu mendapat pesan.Sashi memperhatikan Emily yang hanya diam, hingga kemudian bertanya, “Emi, kamu ingat kapan terakhir datang bulan?”Emily terdiam sesaat, lantas memandang sang bibi yang menunggu jawaban darinya.“Bibi, tiba-tiba saja aku ada urusan. Bisakah nanti aku datang lagi untuk memastikan?” tanya Emily sambil tersenyum ke sang bibi.Sashi melihat senyum terpaksa di wajah keponakannya itu. Dia pun hanya mengangguk karena merasa urusan Emily lebih penting.“Iya, hubungi Bibi kapan pun. Kalau tidak, nanti Bibi datang ke rumahmu, ya.”Emily mengangguk masih sambil tersenyum, lantas pergi dari ruangan bibinya itu.Emily berjalan sambil memandang ponselnya. Bahkan jemari-jemari lentiknya tampak mencengkram benda pipih itu, hingga langkahnya terhenti saat melihat siapa yang berlari ke arahnya.“Bagaimana? Apa kata Bibi?” tanya Alaric saat sudah berdiri di depan Emily.Emily tampa
Baca selengkapnya
Billy Kesal
“Kamu membuat kesalahan lagi, Al? Aku sudah pusing mengingatkamu, bagaimana bisa kamu tidak mendengarkanku?”Billy mengamuk Alaric karena kesal temannya itu lagi-lagi membuat masalah.“Bisakah berhenti menyalahkanku dan bantu aku mencari solusi untuk bisa bicara dengan Emi?”Alaric datang ke apartemen untuk mencari solusi tapi Billy malah menyalahkan yang membuatnya kesal.“Kamu memang pantas disalahkan. Bibirku ini sudah menasihatimu berkali-kali, tapi telingamu tidak mau mendengarkan! Sekarang terserah kamu mau melakukan apa, aku sudah kesal menasihatimu!” geram Billy kemudian pergi ke dapur mengambil minum.Alaric benar-benar tidak tahu harus bagaimana, semua yang dilihat Emily hanya salah paham.“Foto itu tidak benar. Memang Anya menemuiku, tapi--” Alaric ingin menjelaskan tapi Billy memotong dengan cepat.“Kamu sudah salah dengan menemuinya!” Billy menoleh Alaric sambil menuang jus ke gelas.“Aku tidak menemuinya!” teriak Alaric frustasi. Hilang sudah wibawa dan sikap dinginnya k
Baca selengkapnya
Berusaha Menemui
“Kamu yakin Emily ke sini?” tanya Alaric saat menemui Fandy di depan gedung perusahaan milik Claudia bekerja.“Iya, Tuan. Tadi saya mengikuti Nona ke sini, lalu sampai detik ini belum ada tanda-tanda Nona keluar dari sana,” jawab Fandy sejak tadi berjaga di depan perusahaan Claudia.Alaric menatap gedung itu, lantas mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Claudia karena ingin memastikan apakah Emily benar di sana.Di ruangan Claudia. Wanita itu sudah memesan makanan dan minuman. Dia bahkan menyiapkan semuanya agar Emily bisa mulai makan.“Makan dulu, ya.” Claudia memberikan perhatian karena Emily terlihat masih sangat sedih.Emily masih diam, rasanya tak berselera sama sekali, apalagi kepalanya mendadak sangat pusing.”Kamu belum tahu apa benar hamil atau tidak. Juga belum tahu apakah foto itu benar atau tidak. Boleh kalau kamu mau menenangkan diri, tapi jangan sampai kamu tidak makan lalu membuatmu sakit,” ujar Claudia sambil memberikan sendok di tangan Emily.Emily menoleh Claudia, wa
Baca selengkapnya
Belum Berhasil
Claudia menoleh ke Emily yang sejak tadi diam sambil menyandarkan kepala di pintu mobil. Dia kasihan ke Emily, tapi yang bisa menyelesaikan masalah Emily hanya sahabatnya itu sendiri.“Emi, maaf. Apa yang aku lakukan semata-mata untuk kebaikanmu,” gumam Claudia dalam hati.Claudia melirik spion, memperhatikan mobil yang berjalan di belakangnya, hingga dia akhirnya menepi membuat Emily terkejut.“Ada apa, Claud?” tanya Emily saat menyadari jika sahabatnya itu menepikan mobil.“Sepertinya ada kendala di mesinnya,” jawab Claudia berpura agar bisa berhenti lantas melaksanakan rencana yang sudah disepakatinya dengan Alaric.Emily hendak melepas seatbelt, tapi Claudia langsung mencegah.“Kondisi tubuhmu sedang ga fit, kamu tunggu di sini saja, aku hanya mau mengecek mesinnya saja,” ucap Claudia meyakinkan.Emily tak merasa curiga, dia terlalu lelah untuk mencurigai tindakan temannya itu. Emily pun memilih kembali menyandarkan kepala di tepi pintu.Claudia lega karena Emily tak curiga. Dia p
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status