Home / Romansa / Aku Juga Keturunan Jenderal / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Aku Juga Keturunan Jenderal: Chapter 51 - Chapter 60

690 Chapters

Bab 51

Salju pertama berhenti setelah dua jam berlalu.Intan masih mengenakan pakaian berwarna putih dengan bunga putih di kepalanya. Intan terus mengenakan pakaian berwarna putih di kediaman karena dia berbakti pada ayah dan ibunya selama tiga tahun dan tidak pernah mengenakan pakaian warna lain.Perilaku Intan masih sama seperti di Kediaman Jenderal, sama sekali tidak terburu-buru dan memberi salam setelah memasuki ruangan, "Aku beri salam pada Nyonya Besar Brina."Kemudian membungkuk pada Nyonya Selen dan sedikit menundukkan kepalanya.Nyonya Besar Brina bangkit dan melangkah maju untuk menggenggam tangannya, kemudian melihat bahwa wajah Intan masih seputih salju dan terlihat bersemangat, dia bahkan terlihat lebih baik daripada saat berada di Kediaman Jenderal.Nyonya Besar Brina merasa tenang, tapi rongga matanya kembali memerah saat mengingat apa yang dia alami di Kediaman Jenderal, "Intan, apakah kamu baik-baik saja?""Nyonya Besar Brina tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja," ujar I
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

Bab 52

Intan tidak bisa menahan dirinya untuk tersenyum saat melihat sikap cemas dan gelisah Nyonya Selen, "Tidak apa-apa, katakan saja."Intan akan meninggalkan ibu kota malam ini dan Selen akan terus datang setiap hari kalau masalah ini tidak diselesaikan hari ini, semua ini dilakukan agar tidak memperburuk keadaan karena Selen yang memohon untuk bertemu dengan Intan tapi tidak diberi izin untuk memasuki kediaman.Intan mengetahui bahwa Nyonya Besar Diana tidak menyukai Nyonya Selen, selain karena tidak bisa melahirkan putra, keluarganya juga tidak berkuasa dan maharnya sedikit, yang sama sekali membuat Nyonya Selen tidak memiliki keagungan seperti seorang wanita bangsawan.Nyonya Selen tidak sungkan-sungkan terhadap Intan dan juga tidak memiliki sikap seperti seorang kakak ipar, jadi dia menceritakan semua hal padanya.Air mata Nyonya Selen mengalir dengan deras tanpa henti, Nyonya Selen mengatakan bahwa semua tamu dan tentara yang diundang melarikan diri, semua orang menyalahinya, termasu
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

Bab 53

Intan menatap tatapan mata Nyonya Selen yang putus asa, dia seperti ketakutan terhadap masalah saat Kediaman Jenderal menceraikannya.Nyonya Selen menangis dan segera menggunakan saputangan untuk menutup mulutnya, lalu kembali berkata setelah beberapa saat berlalu, "Intan, aku benar-benar tidak membohongimu. Ibu merasa bahwa Kediaman Jenderal sudah tidak seperti dulu lagi dan sudah menjauh dari kalangan orang terkenal di ibu kota. Ibu menunjukkan banyak ketidakpuasannya padaku saat aku yang mengurus kediaman dan juga bilang kalau aku yang merupakan menantu pertama sama sekali tidak punya keagungan seorang menantu pertama, serta juga bilang kalau dia menyesal menyuruh suamiku menikahiku.""Aku berbeda denganmu, aku tidak bisa kembali ke keluargaku jika diceraikan, aku bahkan akan dimarahi dan dihina oleh mereka karena telah menghancurkan pernikahan adik dan keponakan perempuanku. Aku hanya bisa meninggal di Kediaman Jenderal sebelum diceraikan dan bahkan tidak bisa pergi ke biara."Inta
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

Bab 54

Intan tidak tidur setelah Nyonya Besar Brina dan Nyonya Selen pergi, saat ini sudah senja dan dia akan pergi saat langit sudah gelap, jadi tidak masalah jika dia tidak tidur.Intan tiba-tiba merasa lucu saat teringat dengan cerita Nyonya Selen tentang pernikahan Rudi.Ternyata seperti inilah orang yang disukai oleh Rudi.Hanya saja orang yang disukai Rudi sama sekali tidak membuatnya bahagia, sebaliknya malah mempermalukan Kediaman Jenderal, bahkan semua tamu pernikahan juga pergi, hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.Linda ....Intan mengucapkan nama ini di dalam hatinya, rasa benci dan amarah yang berusaha untuk ditekan melonjak keluar seperti gelombang ombak yang besar.Kalau dia tidak haus akan pujian dan membantai seluruh Desa Panri, seluruh Keluarga Bangsawan Belima juga tidak akan dibantai sampai habis.Intan tidak pernah membenci Linda, tidak peduli jika Linda merebut suaminya atau menghinanya. Intan tetap menghormatinya terhadap kontribusi Linda kepada negara karena bisa m
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

Bab 55

Guntur dan Intan beristirahat dengan baik di malam hari, Intan sangat berhati-hati saat bepergian di luar, dia bangun di pagi hari dan pergi mandi, kemudian menutupi wajahnya dengan kain hitam dan terus menempuh perjalanan.Perjalanan ini tentu saja sangat sulit dan juga dingin. wajah Intan terasa kasar karena terpaan angin meski sudah ditutupi dengan kain hitam.Intan berkaca di depan cermin perunggu saat akan tidur, melihat wajah yang pada awalnya terasa lembut dan basah, kini berwarna merah dan pecah-pecah, Intan mengeluarkan sebotol minyak biji teh dan mengoleskan di wajahnya.Bukan karena agar dia tetap cantik, tapi karena wajahnya akan terasa sakit jika benar-benar pecah.Dia telah tiba di Manuel pada pagi kelima setelah berangkat.Hanya saja hal yang membuat Intan merasa khawatir adalah dia sama sekali tidak melihat pasukan yang mengangkut bahan pangan di jalanan. Dengan kata lain Raja Aldiso merasa bahwa dia sudah pasti menang dan tidak perlu terus menerus mengirimkan bahan pan
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

Bab 56

Intan menunggangi kuda dan mengikuti Alfred, hatinya tenggelam saat melihat api unggun yang semakin menjauh.Manuel pada awalnya memiliki 300 ribu pasukan, Kota Uldi memberi 100 ribu pasukan, jadi totalnya mencapai 400 ribu pasukan.Dikhawatirkan 200 ribu pasukan juga tidak cukup berdasarkan pengamatan Intan saat ini.Raja Aldiso telah merebut kembali 23 kota dari Manuel sepanjang perjalanannya dan hanya tersisa dua kota sekarang. terlihat jelas bahwa dia telah mengorbankan banyak tentara.Tentara barisan depan dan jenderal berdiri di kedua sisi kamp setelah mereka sampai di depan kamp komandan, Intan melirik mereka yang juga mengenakan baju besi yang rusak, wajah yang kasar dan gelap, serta janggut yang diikat.Terdapat beberapa jenderal yang berdiri dari kejauhan dan menatap mereka dari jarak yang kurang dari 30 meter di luar kamp komandan. Intan mengenal salah satu dari mereka, namanya adalah Teddi Salim yang merupakan mantan anak buah ayahnya. Paman Teddi bahkan pernah menggendongn
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

Bab 57

Baru pada saat ini Intan merasakan rasa lelah di sekujur tubuhnya, dia duduk di pinggir meja dengan kedua kaki yang gemetar dan tidak memedulikan etika lagi.Mungkin dia sedikit tidak bisa bertahan karena sudah lama tidak bepergian dengan terburu-buru seperti ini.Raja Aldiso tersenyum sampai menunjukkan gigi putihnya saat melihat tindakan Intan, "Kamu pasti sangat lelah, ya? Kamu sudah bepergian selama berapa hari?""Lima hari," ujar Intan sambil menghela napas. "Aku baik-baik saja, tapi kudaku benar-benar kelelahan.""Hebat sekali!" Raja Aldiso menunjukkan ekspresi kagum dan berteriak pada orang di luar, "Beri makan kuda dan siapkan makanan!"Terdengar suara yang keras di luar, "Baik!"Intan segera bertanya, "Apakah Raja tidak mau menyusun strategi lebih dulu? Atau mengutus orang untuk mengirim pesan ke ibu kota secepatnya dan meminta Kaisar untuk mengirim bala bantuan?"Raja Aldiso menyandarkan punggungnya di meja peta dan jari Raja Aldiso yang panjang mengetuk kakinya, kemudian ber
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

Bab 58

Intan merasa sangat kagum dengan analisis Raja Aldiso.Hanya orang yang telah lama berada di medan perang mengetahui betapa tidak masuk akalnya membuat pihak musuh menyerah hanya dengan membakar bahan pangan. Apalagi itu juga merupakan masalah perbatasan yang telah menemui jalan buntu selama beberapa tahun terakhir, yang membuat kedua negara terus berperang dalam skala kecil maupun besar dan telah berada dalam kekacauan selama belasan tahun terakhir.Selain itu Biromo bukannya tidak memiliki bahan pangan, cukup antarkan lagi setelah membakar itu semua dan sama sekali tidak perlu menyerah. Paling tidak mereka hanya akan menarik kembali pasukannya dan menghentikan perang, pasukan Negara Runa tidak perlu menyerang Biromo."Jadi masalahnya apa?" tanya Raja Aldiso.Intan tidak menyembunyikan apa pun lagi, lagi pula Raja Aldiso sudah mengutus orang untuk menyelidiki hal ini dan cepat atau lambat akan mengetahuinya, "Linda membantai seluruh Desa Panri."Raut wajah Raja Aldiso langsung berubah
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

Bab 59

Istilah menyiapkan makanan terdengar sangat mewah.Hanya saja sebenarnya hanya terdapat dua potong kue kering dan dua potong daging kering, semua ini mudah dibawa ke medan perang dan sebagian besar digunakan sebagai ransum sebelum berperang.Tentu saja para pasukan bisa mendapat semangkuk bubur yang panas setelah ditempatkan di sini, tapi saat ini sudah sangat larut dan kompor di kamp militer hanya bisa dinyalakan sekali sehari dan sama sekali tidak ada alasan untuk menyalakan kompor deminya seorang.Hanya saja mereka tetap merebus seteko air panas untuknya, setidaknya Intan bisa menghangatkan tubuhnya setelah meminum ini.Tenda kecil yang baru saja dibangun memiliki alas yang tebal, berat dan kotor. Terdapat beberapa bagian yang ditutup dengan lapisan kain yang tebal, Intan mengulurkan tangan untuk menyentuh dan mengetahui bahwa terdapat darah di alasnya.Orang yang membawa Intan masuk adalah seorang prajurit muda yang tinggi dengan alis yang tebal dan janggut yang berantakan, dia ber
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

Bab 60

Intan mendengar ini dan berpikir bahwa Ranto dan yang lain pasti sudah datang, jadi dia segera berkata, "Cepat bawa aku ke sana."Darius membawa Intan ke bagian belakang dan Intan melihat beberapa sosok yang akrab dari kejauhan.Dia memegang Tombak Bunga Persik, lalu terbang dengan menggunakan teknik meringankan tubuh dan berteriak dengan keras, "Ranto, Wandi, Sherli, Marsila!"Mereka berempat mendongak dan melihat seseorang sedang terbang di utara dengan Tombak Bunga Persik di tangannya. Salah seorang pemuda berpakaian hijau memegang pedang dan terbang ke udara, kemudian melakukan beberapa gerakan.Terlihat gerakan pedang itu secepat kilat, Tombak Bunga Persik muncul dan menghilang, rumbai merah itu seperti sebuah kembang api yang membuat orang-orang tercengang, ilmu pedang tombak mereka sangat hebat.Keduanya mendarat di tanah dan pemuda berpakaian hijau itu mendengus, "Kamu sedikit lambat sekarang.""Ranto, ilmu pedangmu jauh lebih bagus daripada sebelumnya," ujar Intan sambil menat
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more
PREV
1
...
45678
...
69
DMCA.com Protection Status