Meskipun Bu Hari beberapa kali memanggil namanya dengan embel-embel Bapak atau Kapten yang selalu membuat ia risih, Galuh tetap menyimak keseluruhan cerita tentang bagaimana Gendis mengidamkan seorang bayi karena merasa kesepian. "Jadi, itu anak Saya?" gumam Galuh masih setengah tak percaya. Alis Bu Hari bertautan, sama hal nya dengan sang suami yang kini memandang Galuh heran. Apa pria muda di depannya ini meragukan kesetiaan istrinya sendiri? Begitulah pikir Pak Hari. "Tunggu dulu, Apa Kapten nggak percaya sama Bu Gendis?" tanya Bu Hari mulai kehilangan antusiasmenya. Ekspresi Bu Hari berubah, tak ada lagi senyum pada wajah wanita itu, yang ada hanya pandangan menyelidik membuat Galuh menghela napas. "Iya Bu, karena sempat ada berita miring sebelumnya kalau istri Saya memiliki seorang seli —" "Astaghfirullah, Saya saja lho ndak percaya kalau Bu Gendis perempuan ndak bener. Anaknya santun, baik, ndak pelit sudah gitu dia sangat bertanggung jawab dengan gelar yang disandan
Baca selengkapnya