Beranda / Romansa / Dinikahi Ayah Tiri / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab Dinikahi Ayah Tiri: Bab 41 - Bab 50

71 Bab

Mesra #1

Asma mengerang di dalam tidurnya saat mendengar suara gaduh yang berasal dari luar kamarnya. Gadis itu mendengus, dirinya baru saja tertidur dua jam yang lalu karena Dika yang rewel. Semalam adik tirinya itu tidak kunjung tidur. Padahal dia sudah menyusuinya cukup lama.Dengan setengah hati Asma bangun dari tidurnya. Mencepol rambut panjangnya asal dan merapikan dasternya yang berantakan karena baru selesai menyusui. Kedua matanya masih terasa lengket untuk dibuka. Tapi Asma memaksakan diri untuk bangun dan melihat apa yang terjadi di luar kamarnya.Asma lalu keluar dari kamarnya dengan langkah gontai. Tujuannya saat ini adalah dapur, tempat dimana suara gaduh itu berasal.Sampai di sana, gadis itu melihat sosok bapak sambungnya yang tengah sibuk di depan kompor. Entah apa yang tengah dimasak oleh pria itu. Karena pandangan Asma terhalangi oleh punggung lebar Basuki."Bapak.. " panggil Asma pelan yang kemudian berjalan mendekati pria itu. Suaranya
Baca selengkapnya

Mesra #2

Di siang hari yang terik, Asma baru saja selesai mencuci pakaian kotor yang menumpuk karena dua hari tidak dicuci. Kini gadis itu tengah menjemur pakaiannya di belakang rumah.Angin yang berhembus sepoi-sepoi tak membuat Asma merasa kepanasan di bawah terik matahari. Sehingga membuat dirinya merasa senang-senang saja untuk menyelesaikan pekerjaannya.Baru saja Asma menjemur setengah jemurannya, tiba-tiba saja Basuki datang dengan bertelanjang dada. Pria itu baru pulang dari sawah dan langsung mandi.Asma bersemu melihat tubuh atletis bapak sambungnya yang menawan. Apalagi didukung dengan wajahnya yang tampan. Kulit Basuki memang sedikit gelap dibanding dirinya karena pria itu sering berada di bawah terik matahari. Tapi hal itu justru membuat penampilan Basuki semakin sexy."Bapak udah makan siang?" tanya Asma sembari menjemur baju milik Basuki. Gadis itu berusaha bersikap tenang saat pria itu mendekatinya."Nanti saja, selesai bantu kamu
Baca selengkapnya

Demam #1

Hujan lebat terus mengguyur desa tempat Basuki tinggal. Selama dua hari dua malam, hujan tak kunjung reda. Membuat beberapa warga memilih untuk tetap diam di dalam rumah.Berbeda dari warga yang lain, Basuki nekat menerobos hujan untuk melihat keadaan padinya yang ada di sawah. Diguyur hujan selama 48 jam pasti akan berdampak buruk pada tanamannya.Dan benar saja, saat sampai di sawah Basuki melihat tanaman padinya roboh di beberapa bagian. Pria itu menghela napas berat melihatnya. Jika hujan tak kunjung reda, Basuki khawatir jika tahun ini mereka akan mengalami gagal panen.Tanaman padi yang roboh akan mengalami kerusakan pada batang dan kerontokan bulir gabah. Hal tersebut dapat terjadi pada jenis padi yang memiliki batang panjang. Jika terjadi pada tanaman padi yang baru saja berbulir, dapat menyebabkan perkembangan bulir yang tidak maksimal. Hal itu karena penyaluran unsur hara yang tidak sempurna."Basuki.. " seru seorang bapak-bapak yang usi
Baca selengkapnya

Demam #2

Bukannya merasa bersalah, Basuki justru tersenyum kecil. Omelan Asma tidak membuatnya merasa kesal. Pria itu justru merasa senang karena tandanya gadis itu benar-benar khawatir terhadap dirinya. Basuki tidak akan menolak seluruh perhatian yang Asma berikan untuknya.Asma menarik napasnya dalam-dalam melihat respon Basuki yang hanya diam saja. Sudahlah, lebih baik kali ini dia tidak perlu memperpanjang masalah ini. Toh, Basuki juga sudah pulang dalam keadaan yang baik-baik saja."Ya udah, sekarang Bapak langsung ke belakang aja. Biar Asma siapin air hangat buat Bapak mandi." suruh Asma yang tak ingin Basuki berlama-lama dalam keadaan basah kuyup. Bisa-bisa pria itu terserang demam.Basuki tak membantah sama sekali. Pria itu langsung menuruti apa yang Asma perintahkan. Dia juga sudah merasa bergidik karena hawa dingin yang menusuk sampai ke tulangnya sejak tadi.Melihat Basuki yang sudah pergi, Asma lantas menutup pintu rumahnya. Gadis itu lalu memb
Baca selengkapnya

Manja #1

Asma menghela napas pelan begitu melihat Basuki yang tertidur di dalam pelukannya. Setiap Asma hendak bangun, pria itu akan semakin mengeratkan lilitan tangannya pada pinggang Asma. Alhasil, gadis itu tidak dapat pergi kemana pun.Selain tangannya yang tidak mau melepaskan pelukannya, mulut pria itu juga tidak kunjung melepaskan puncak dadanya. Membuatnya merasa kebas karena terlalu lama menyusui bayi besar itu.Hari mulai beranjak malam ketika Asma mendengar tangis bayi yang ada di kamar sebrang. Sepertinya Dika terbangun dari tidurnya karena guntur yang terdengar cukup kencang. Padahal biasanya adiknya itu tidak gampang terbangun.Asma yang merasa khawatir karena terlalu lama meninggalkan Dika sendirian di kamarnya, mencoba untuk melepaskan lilitan tangan Basuki pada pinggangnya. Namun lagi-lagi dengan sengaja pria itu mengeratkan pelukannya."Pak.. lepasin dulu. Asma mau liat Dika." ujar Asma mencoba bersabar. Menghadapi bayi besar yang super manja ini memang membutuhkan kesabaran.
Baca selengkapnya

Manja #2

Asma mendengus pelan dan berjalan menuju sisi ranjang Basuki yang lain. Gadis itu lalu mendudukkan dirinya di tepi ranjang sembari menyusui Dika.Dapat Asma rasakan ranjang yang dia duduki sedikit bergoyang. Lalu tak lama kemudian, dia merasakan kedua tangan yang menyusup di antara sisi tubuhnya. Dan berakhir memeluk perut datarnya."Kenapa nggak tidur lagi?" tanya Asma yang menyadari siapa pelakunya.Basuki menggeleng di balik punggung Asma. Pria itu mencari posisi nyaman dengan merapatkan diri ke arah anak sambungnya itu."Bapak mau makan?" tanya Asma menawarkan makanan untuk Basuki. Yang lagi-lagi dibalas gelengan oleh pria itu."Nggak mau makan. Pahit." jawab Basuki cemberut.Asma tersenyum tipis. Hal seperti ini memang sudah biasa terjadi jika sakit. Lidah kita akan terasa pahit setiap merasakan makanan. Bahkan air saja rasanya bisa tidak enak jika diminum.Tapi hal tersebut hanya berlangsung beberapa hari saja. Masalah ini akan sembuh sendiri seiring dengan kondisi tubuh yang mu
Baca selengkapnya

Pagi yang Manis #1

Asma terbangun dari tidur lelapnya begitu mendengar kicauan burung yang bertengger di jendela kamarnya. Ketika dia membuka matanya untuk pertama kali, hal yang dia lihat adalah wajah Basuki yang berada tepat di depannya. Kantuk yang sempat mendera Asma seketika lenyap. Iris beningnya yang sembab karena baru bangun tidur seketika membelalak. "P-Pak.. " cicit Asma terkejut bukan main. Siapa yang tidak terkejut ketika baru saja bangun tidur sudah ada seorang pria dengan senyum manis yang terpatri di bibirnya, tengah menatap kalian? "Pagi, Sayang." sapa Basuki dengan ceria. Masih dengan posisinya tidur menyamping menghadap Asma. Dengan sebelah lengannya yang digunakan sebagai sanggahan. Asma yang mendapatkan sapaan manis itu, serta menyadari posisi mereka saat ini seketika tersipu. Kedua pipi tembamnya memerah, bagai tomat yang siap dipetik. "P-Pagi.. " balas Asma malu-malu. Jujur saja dia masih belum terbiasa berhadapan dengan bapak sambungnya dengan kondisi seperti ini. Wajah banta
Baca selengkapnya

Pagi yang Manis #2

Dibaliknya posisi Asma hingga kini berganti menghadap dirinya. Lalu ditangkupnya kedua pipi gadis itu dengan lembut. Tanpa kata dan hanya lewat tatapan mata, keduanya seakan tengah berbicara. Mereka sama-sama tersenyum saat menyadari akan perasaan yang sama. Setelah cukup lama saling pandang tanpa suara, Basuki akhirnya tak dapat lagi mengelak. Didorongnya tubuh mungil Asma hingga berakhir berbaring di atas ranjangnya. Dengan kedua kaki yang masih menjuntai di lantai. Jantung Asma berdebar keras menanti akan apa yang terjadi selanjutnya. Apalagi melihat bapak sambungnya yang tengah melepaskan kaos yang dia kenakan. Basuki berjalan pelan dengan iris gelap yang tengah mengamati Asma. Gairahnya seketika memuncak melihat seorang gadis muda nan cantik tengah berbaring di atas ranjangnya. Dikungkungnya tubuh mungil Asma dengan kedua lengan kekarnya. Jarak wajah mereka masih begitu jauh karena Basuki belum merendahkan tubuhnya. Tapi debaran di jantung mereka berdua sudah seperti gender
Baca selengkapnya

Tamu Tak Diundang #1

Setelah dua hari hanya berbaring di atas tempat tidur tanpa melakukan apapun, Basuki akhirnya sembuh dari demamnya. Pria itu sudah mulai beraktivitas seperti biasa.Sembari menunggu sarapan yang Asma buat siap, Basuki menghabiskan waktunya bersama putranya yang semakin aktif. Dika memang sudah bisa berdiri sendiri. Namun untuk berjalan, dia masih butuh pegangan.Duduk bersila di ruang tengah, Basuki tertawa kecil melihat bagaimana Dika belajar berjalan sendiri. Beberapa kali bayi laki-laki itu terjatuh setiap baru berjalan dua sampai tiga langkah.Namun bukannya menyerah, Dika akan kembali berdiri dan mencoba berjalan lagi. Sungguh hanya dengan melihatnya saja, Basuki merasa sangat senang.Basuki merasa bersyukur dengan kehadiran Dika, dia bisa mengobati laranya yang ditinggal oleh mendiang istrinya. Awalnya memang dia berpikir akan terasa berat merawat Dika seorang diri.Namun Tuhan menghadiahkan malaikat cantik yang dengan senang hati mau merawat
Baca selengkapnya

Tamu Tak Diundang #2

"Dika sudah tidur?" tanya Basuki mengintip dari ambang pintu kamar Asma. Dia sengaja tidak masuk karena tidak ingin mengganggu putranya yang sedang ditidurkan oleh Asma.Asma yang setengah berbaring lantas menoleh dan mengangguk. Gadis itu beranjak sembari merapikan kancing bajunya. Dan pergerakannya itu diperhatikan dengan intens oleh Basuki."Bapak mau berangkat sekarang?" tanya Asma melihat tampilan Basuki yang tampak rapi.Pria itu mengenakan baju navy berlengan pendek dengan bawahan celana bahan panjang. Rambutnya disisir rapi dengan aroma wangi yang menguar dari tubuhnya. Pria itu terlihat semakin menawan dengan penampilannya yang rapi."Iya. Yanto sudah menunggu Bapak di luar." jawab Basuki mengangguk. Rencananya mereka akan pergi ke kecamatan membeli beberapa pupuk untuk memperkuat padi mereka. Mengingat beberapa hari lalu sempat diterjang angin ribut.Asma manggut-manggut tanpa suara. Yang membuat suasana di antara mereka berubah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status